37
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian validitas perlu dilakukan
untuk mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan pengukuran Azwar, 1997. Suatu tes atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran
dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Pada penelitian ini menggunakan metode validitas isi. Validitas isi
merupakan validitas yang diestimasi menggunakan pengujian terhadap isi tes dengan cara analisis rasional atau professional judgement, untuk
melihat sejauh mana isi tes tersebut menunjukkan atribut yang diukur, sehingga tes tersebut relevan dan tidak keluar dari tujuan pengukuran
Azwar, 1997. Professional judgment dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang tersebut, dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen
pembimbing skripsi. Sebelum uji coba skala, peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing agar aitem-aitem yang disusun tepat dan
mencakup keseluruhan aspek yang hendak diukur. Validitas isi dapat dilihat pada blue print yang terdapat pada lampiran.
38
2. Seleksi Aitem
Penelitian ini menggunakan data penelitian terpakai try out terpakai. Seleksi aitem dilakukan untuk memilih aitem-aitem yang valid
untuk diteliti. Menurut Hadi 2005 penelitian terpakai atau uji coba try out terpakai merupakan uji coba yang hasilnya sekaligus digunakan
sebagai sebagai data penelitian. Penelitian uji coba terpakai memiliki kelebihan dalam hal mempersingkat waktu pelaksanaan. Menurut Hadi
gangguan yang timbul dari pertanyaan – pertanyaan butir yang tidak
sahih serta waktu yang lama untuk menjawab metodologi dapat dipertanggungjawabkan karena kondisi dialami secara merata oleh semua
subjek, asalkan jumlah butir cadangan tambahan mengambil waktu yang masih proporsional. Namun demikian, penggunaan uji coba try out
terpakai terpakai juga memiliki kelemahan, yaitu kemungkinan dari variabel yang hendak diukur dapat kehilangan salah satu aspek. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan banyaknya aitem-aitem yang gugur akibat rendahnya daya beda aitem.
Alasan utama peneliti menggunakan data penelitian terpakai karena melihat karakter pekerjaan part time yang berbeda
– beda. Beberapa tempat kerja hanya mempekerjakan karyawannya sebatas pekerjaan itu
saja. Sedangkan di Dagadu, garda depan yang bekerja masih dikenai tugas dan tanggung jawab kegiatan di luar pekerjaan yang cukup banyak.
Seleksi aitem dilakukan berdasarkan pada daya diskriminasi aitem, yaitu sejauh mana aitem dapat membedakan individu yang memiliki atau
39
tidak memiliki atribut yang sedang diteliti Azwar, 1997. Perhitungan diskriminasi aitem dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor aitem
dengan skor aitem total sehingga didapatkan koefisien korelasi aitem total r
ix
yang disebut dengan indeks daya beda aitem. Besarnya koefisien item total bergerak dari angka 0 sampai dengan
1 dengan tanda positif atau negatif. Semkain baik daya beda item maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1. Koefisien yang
mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif menunjukkan daya beda aitem yang tidak baik. Seleksi aitem dapat menggunakan batasan r
ix
lebih besar atau sama dengan 0,3 yang artinya bahwa semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 menunjukkan daya beda yang
memuaskan. Namun, apabila dengan batasan tersebut banyak terdapat aitem yang gugur, dapat menggunakan batasan r
ix
≥ 0,25. Maka dari itu, pada penelitian ini kriteria pemilihan aitem dengan menggunakan batasan
r
ix
≥ 0,25 dan 0,3. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa variabel motivasi berprestasi
memiliki jumlah aitem awal sebanyak 25 aitem. Setelah dilakukan seleksi aitem terdapat 2 aitem yang gugur. Dengan demikian aitem yang
digunakan untuk mengolah data penelitian pada variabel motivasi berprestasi sejumlah 23 aitem.
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa variabel manajemen waktu memiliki aitem awal sebanyak 30 aitem. Setelah dilakukan seleksi aitem
terdapat 4 aitem yang gugur. Dengan demikian aitem yang digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
untuk mengolah data penelitian pada variabel manajemen waktu sejumlah 26 aitem.
Tabel 3 Sebaran Aitem Skala Motivasi Berprestasi
Setelah Seleksi Aitem Aspek
Sebaran Aitem Total
Bobot Favorable
Unfavorable
Memilih tugas dengan kesulitan
sedang 1, 11
6 , 15, 22
4 17, 39
Tekun 2, 12, 20
7, 16 5
21, 74 Tanggung jawab
terhadap kinerja 3, 13
8, 17, 23 4
17, 39 Membutuhkan
umpan balik 4
9, 18, 24, 25 5
21, 74 Kreatif-inovatif
5, 14, 21 10, 19
5 21, 74
Total Aitem 11
12 23
100 Keterangan :
Aitem yang gugur ditandai dengan angka yang dicetak tebal
Tabel 4 Sebaran Aitem Skala Manajemen Waktu
Setelah Seleksi Aitem Aspek
Sebaran Aitem Total
Bobot Favorable
Unfavorable
Menetapkan tujuan dan
prioritas 1, 7, 13, 19,
25 4, 10, 16, 22,
28 10
38, 46 Mekanisme
Perencanaan dan penjadwalan
2, 8, 14, 20,
26
5, 11, 17, 23,
29 8
30, 77 Preferensi untuk
terorganisasi 3, 9, 15, 21,
27
6, 12, 18, 24,
30 8
30, 77 Total Aitem
14 12
26 100
Keterangan: Aitem yang gugur ditandaai dengan angka yang dicetak tebal
41
3. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, ajeg, dan konsisten Azwar, 1997. Pada penelitian ini,
analisa reliabilitas skala menggunakan koefisien Alpha dari Cronbach dalam program SPSS 16 for Windows. Metode Alpha Cronbach
digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku, yang biasa diukur dengan skala Likert. Metode ini sangat
umum digunakan untuk mengevaluasi konsistensi internal Siregar, 2013 Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya, semakin tinggi pula
tingkat kepercayaan hasil pengukuran alat ukur tersebut bagi kelompok subjek yang diteliti.
Seleksi aitem dilakukan dengan cara melihat daya beda aitem r
ix
daya beda aitem tersebut digunakan untuk mendeteksi aitem-aitem yang kurang sahih. Daya beda aitem r
ix
berkisar dari 0,00 hingga 1,00. Apabila nilai r
ix
kurang dari 0,25 atau 0,3 maka aitem tersebut kurang sahih sehingga tidak layak untuk dijadikan aitem penelitian. Ketika aitem
yang kurang sahih tersebut digugurkan maka angka koefisien reliabilitas skala akan semakin meningkat.
Pada peneltian ini, skala motivasi berprestasi memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,869 dengan jumlah aitem sebanyak 25 aitem. Hal ini
menunjukkan bahwa alat ukur motivasi berprestasi memiliki reliabilitas yang baik. namun, setelah dilakukan seleksi aitem, aitem yang digunakan
sebanyak 23 aitem dengan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI