26
untuk dikerjakan. Kekompakan, kerja sama tim, serta kekeluargaan sangat dijunjung tinggi ketika bekerja sebagai Garda Depan karena perusahaan
memegang teguh budaya kekeluargaan. Dengan adanya berbagai kegiatan tersebut, kekompakan dan kekeluargaan dalam satu angkatan maupun dengan
atasan atau alumni Garda Depan semakin erat terjalin. Akan tetapi, di sisi lain waktu, tenaga, serta pikiran para Garda Depan pun juga terkuras untuk
mempersiapkan setiap kegiatan tersebut.
E. Dinamika Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Manajemen
Waktu pada Mahasiswa yang Bekerja Part Time sebagai Garda Depan di PT Aseli Dagadu Djokdja
Mahasiswa merupakan individu yang memasuki rentang usia transisi antara remaja akhir menuju masa dewasa awal emerging adulthood yaitu
antara 17 – 24 tahun yang menempuh pendidikan atau berkuliah di perguruan
tinggi. Sebagai mahasiswa, tentu saja mempunyai tuntutan tinggi untuk dapat menjalani kegiatan sebagai mahasiswa sebagaimana mestinya, seperti belajar
dengan tekun, serta mengerjakan tugas demi mencapai hasil prestasi yang memuaskan.
Mahasiswa yang ingin meraih prestasi tinggi tentu didasari oleh motivasi berprestasi dalam dirinya. Motivasi berprestasi merupakan dorongan
individu untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa standar atau ukuran keunggulan yang didapat dari
diri sendiri maupun prestasi orang lain Mc Clelland, dalam Martaniah 1984. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Individu yang memiliki motivasi berprestasi dalam dirinya akan berdampak pada perilaku atau tindakan yang berkaitan dengan pencapaian prestasinya.
Mereka akan memilih tugas dengan kesulitan sedang, tekun, memiliki tanggung jawab dan membutuhkan umpan balik terhadap kinerjanya, serta
inovatif McClelland, 1985. Sebaliknya, individu dengan motivasi
berprestasi rendah akan terlihat kurang tekun, kurang bertanggung jawab terhadap kinerjanya, kurang berusaha keras dalam menyelesaikan tugas, serta
kurang kreatif dan inovatif. Berdasarkan kesehariannya, terdapat mahasiswa yang tidak hanya
kuliah saja tetapi juga memutuskan untuk bekerja paruh waktu diluar kegiatan perkuliahannya. Mahasiswa yang bekerja tentu saja memiliki tuntutan yang
lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja. Mahasiswa bekerja perlu membagi waktu antara kuliah dan bekerja. Mereka perlu melakukan usaha
yang lebih demi menjaga dan mempertahankan prestasi akademiknya di tengah kesibukannya bekerja.
Para mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berdampak pula pada perilakunya. Mereka akan berusaha mengatur atau
mengelola waktunya dengan baik di tengah kesibukan bekerja dan kuliah. Hal ini disebut juga dengan kemampuan manajemen waktu. Manajemen waktu
merupakan pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol
atas waktu, selalu membuat prioritas atas kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat
28
kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan. Macan, 1994. Mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
akan berusaha mengelola waktu dengan baik, yaitu dengan menentukan tujuan dan prioritas, membuat perencanaan, serta membuat segala
kegiatannya menjadi terorganisasi sehingga tidak ada waktu yang terbuang
sia-sia.