35
A. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumen sebagai data pelengkap yang nantinya akan dijabarkan di bab
selanjutnya.
1. Wawancara
Teknik wawancara yang dipakai adalah wawancara yang mendalam depth interview. Hal ini bertujuan agar keterangan yang diperoleh lebih
lengkap dan mendalam. Proses pengumpulan data menurut Creswell 1998 mengikuti pola “zig-zag”. Peneliti ke lapangan mencari informasi,
kemudian menganalisis data yang diperoleh, kembali ke lapangan lagi untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak, menganalisa data dan
seterusnya. Proses pengambilan data yang diperoleh berupa rekaman wawancara yang diubah dalam bentuk verbatim.
2. Dokumen
Dokumen adalah data yang diproduksi subjek. Data ini menampilkan keterangan tertulis, gambar, maupun foto yang dapat dijadikan bukti adanya
kegiatan-kegiatan atau berlangsungnya momen-momen tertentu. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini digunakan sebagai data pelengkap untuk
memberikan gambaran tentang aktivitas subjek penelitian serta setting penelitian. Dokumen dalam penelitian ini menampilkan data statistik kegiatan
subjek penelitian yang disertakan di lampiran dan ulasan dalam bentuk deskripsi yang dipaparkan di bab IV.
36
B. Analisis Data
Menurut metode analisa dan interpretasi data yang paling sering digunakan adalah modifikasi metode Stevick-Colaizzi-Keen dari Moustakas 1994:
1. Memulai dengan deskripsi tentang pengalaman peneliti terhadap
phenomenon .
2. Mencari pernyataan mengenai bagaimana individu mengalami
phenomenon tersebut, membuat daftar dari pernyataan-pernyataan tersebut
horizonalization dan perlakuan tiap pernyataan dengan seimbang
memiliki nilai yang sama, dan mengembangkan daftar dari pernyataan yang tidak berulang nonrepetitive atau tidak tumpang tindih
nonoverlaping. 3.
Pernyataan kemudian dikelompokkan ke dalam unit makna-makna meaning units
, buat daftar dari unit-unit ini dan menuliskan deskripsi dari tekstur deskripsi tekstural dari pengalaman, yaitu apa yang terjadi,
disertai contoh-contoh verbatim. 4.
Peneliti kemudian merefleksikan berdasarkan deskripsinya sendiri dan menggunakan imaginative variation atau deskripsi struktural, mencari
semua makna yang memungkinkan dan perspektif yang divergen, memperkaya kerangka pemahaman dari fenomena, dan membuat deskripsi
dari bagaimana phenomenon dialami. 5.
Peneliti kemudian membuat deskripsi keseluruhan dari makna dan esesnsi dari pengalaman.
37
6. Dari deskripsi tekstural-struktural individu, berdasarkan pengalaman tiap
partisipan, peneliti membuat composite textural-structural description dari makna-makna dan esensi-esensi pengalaman, mengintegrasikan semua
deskripsi tekstural-struktural individual menjadi deskripsi yang universal dari pengalaman yang mewakili kelompok responden secara
keseluruhan.
G. Keabsahan Data atau Verifikasi Data
Setelah tahap-tahap analisa data maka perlu dilakukan verifikasi data yaitu dengan membagikan salinan deskripsi kepada subjek agar subjek dapat
memberikan masukan atau tambahan masukan atau pembetulan. Kemudian dari situ peneliti dapat merevisi lagi pernyataan sintesanya. Setelah verifikasi selesai,
maka peneliti merevisi kembali pernyataan sintesanya. Proses ini disebut intersubjective validity
, yaitu menguji kembali testing out pemahaman peneliti dengan pemahaman subjek melalui interaksi sosial timbal balik back-and-forth
Creswell, 1998. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISA DATA,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan pelaksanaan penelitian, temuan penelitian beserta analisa data, berikut interpretasi dan pembahasannya.
Peneliti memulai dari pemaparan tentang deskripsi faktual Gereja, deskripsi subyek penelitian, analisa data secara tematik, sintesa data, kemudian diakhiri
dengan pembahasan.
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode fenomenologis. Metode ini menuntut data paparan pengalaman yang didapatkan benar-benar apa adanya,
jujur, dan mencapai kedalaman. Maka dari itu peneliti berusaha untuk sebaik mungkin berbaur dengan subjek penelitian agar tidak ada batas lagi diantara
peneliti dengan subjek penelitian. Hubungan kedua pihak ini dibuat sedekat mungkin sampai peneliti berusaha masuk menjadi bagian kepengurusan di
beberapa komunitas. Harapannya adalah adanya rasa saling percaya, keterbukaan, dan temuan fakta sebanyak mungkin dari semua proses yang
dilakukan. Pelaksanaan penelitiannya sendiri berlangsung di sepanjang tahun 2009 sampai Mei 2010.
Proses wawancara menyesuaikan dengan waktu luang subjek penelitian. Asumsinya adalah bahwa proses eksplorasi benar-benar all out dan