Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

6 peneliti menggunakan metode fenomenologi untuk mengetahui pemaknaan kegiatan kepemudaan bagi mereka yang hidup dan berdinamika di masyarakat. Melalui penelitian fenomenologi, fenomena peran kepemudaan sebagai central phenomenon Creswell, 1998. Fenomenologi yang dikedepankan oleh Hussler dalam Hadiwijoyo, 1998 menyatakan bahwa pengalaman merupakan alat untuk mencari kebenaran terhadap dunia sekitar manusia, karena di dalam kehidupannya manusia selalu berhubungan dengan dunia di luarnya. Oleh karena itu di dalam fenomenologi, proses pemaknaan terhadap fenomena menjadi subyek utama penelitian, yang dalam penelitian ini adalah bagaimana orang muda katolik memaknai peran, fungsi, dan tugasnya sebagai salah satu bagian Gereja di saat mereka dihadapkan pada permasalahan kehidupan. Hal ini dapat muncul karena adanya suatu proses refleksi atas pengalaman-pengalaman kegiatan yang pernah dirasakan oleh orang muda katolik sehingga memunculkan suatu sikap tersendiri sebagai salah satu wujud dari pemaknaan mereka. Penelitian ini memakai subyek dengan batasan tertentu yang telah ditetapkan sejak awal. Subyek yang diwawancara adalah para OMK yang aktif. Subyek dipilih minimal saat ini sedang masuk dalam struktur keanggotaan pengurus, baik itu tingkat lingkungan, wilayah, maupun paroki, dan atau selalu membantu serta mengambil peran di kepanitiaan pada acara-acara rutin yang diselenggarakan gereja, misal; Natal dan Paskah. Dengan melihat adanya suatu rasa takjub di mana masih adanya orang muda yang peduli dan berperan demi eksistensi orang muda Gereja meskipun dengan benturan kepentingan, serta kesemrawutan kehidupan sosial, peneliti ingin 7 melihat proses pemaknaan mereka sehingga masih tetap berkegiatan. Melalui penelitian inilah mereka dapat merefleksikan secara menyeluruh mengenai proses pemaknaan mereka akan pengalamannya sehingga memunculkan suatu gairah tertentu yang menyebabkan mereka tetap menghidupi komunitas kepemudaan. Sehingga peneliti dapat mengetahui pemaknaan orang muda untuk tetap eksis sebagai penggerak kaum muda Gereja.

B. Rumusan Masalah

Apa dan bagaimana orang muda katolik OMK yang aktif memaknakan kegiatan kepemudaan Gereja?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pemaknaan OMK yang aktif atas pengalaman-pengalaman berkegiatan mereka pada Gereja.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis a. Sebagai penyajian fakta-fakta dan pengetahuan tentang deskripsi pengalaman berkegiatan orang muda katolik pada kegiatan Gereja. b. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang sosial dan pendidikan agama tentang proses pemaknaan kegiatan Gereja oleh orang muda katolik terkait dengan proses tugas perkembangan. 2. Manfaat Praktis 8 a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refleksi bagi semua orang muda untuk dapat memahami kegiatan kepemudaan, dan adanya kesadaran akan kehidupan serta penghargaan yang lebih pada orang muda yang lain, sehingga memunculkan rasa solidaritas antar orang muda. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi bagi masyarakat agar semakin memahami eksistensi orang muda Gereja di dalam masyarakat, baik dalam bidang sosial maupun pendidikan agama. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini peneliti berusaha menjelaskan hal-hal yang dapat menjadi pemahaman teoritis akan suatu aktivitas pengalaman terkait dengan kegiatan- kegiatan kepemudaan Gereja oleh OMK dan konsep-konsep atau komponen apa yang harus ada agar suatu pengalaman dapat disebut sebagai pemaknaan akan pengalaman; pola dan struktur yang ada di dalam kegiatan kepemudaan; penjelasan mengenai definisi dan batasan keaktifan, Orang Muda Katolik beserta aspek kepemudaan menurut kesepakatan yang telah diakui, setelah itu masuk ke peran kepemudaan Gereja dan peran dalam kehidupan sehari-hari baik aktual maupun ideal; serta di akhir bab ini adalah pertanyaan dari penelitian ini.

A. Peran Kepemudaan Orang Muda Katolik

1. Peran dan peranan

Menurut Baron Byrne 2005, peran adalah suatu set perilaku yang diharapkan dilakukan oleh individu yang memiliki posisi spesifik dalam suatu kelompok, dan merupakan deferensiasi fungsi di dalam kelompok. Orang- orang yang berbeda melakukan tugas-tugas yang berbeda dan diharapkan dapat mencapai hal-hal berbeda demi kelompok. Peran dapat membantu memperjelas tanggung jawab dan kewajiban anggota-anggotanya, jadi dalam hal ini peran sangat berguna. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Menurut Biddle Thomas dalam Suhardono, 1994, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Teori peran oleh Biddle Thomas dibagi dalam 4 golongan, yaitu: a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam dalam interaksi sosial b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut c. Kedudukan orang-orang dalam perilaku d. Kaitan antara orang dan perilaku Menurut Biddle Thomas dalam Suhardono, 1994, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Harapan tentang peran. Maksudnya adalah bahwa harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang perilaku-perilaku yang pantas yang seyogianya ditunjukkan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu. b. Wujud perilaku dalam peran. Maksudnya adalah bahwa peran diwujudkan dalam perilaku oleh aktor. Wujud ini nyata, bukan sekedar harapan. Perilaku nyata ini bervariasi, berbeda-beda dari satu orang ke orang lain. Peran dilihat wujudnya dari tujuan dasarnya atau hasil akhirnya, terlepas dari cara pencapaian tujuan atau hasil tersebut. Sarbin dalam Suhardono, 1994 menyatakan perwujudan peran role enactment dapat dibagi-bagi dalam golongan menurut intensitasnya. Intensitas ini diukur berdasarkan keterlibatan diri aktor dalam peran yang dibawakannya. Tingkat intensitas tertentu adalah keadaan dimana diri aktor saat tidak terlibat. Perilaku peran dibawakan secara otomatis 11 dan mekanistis. Tingkat tertinggi akan terjadi jika aktor melibatkan seluruh pribadinya dalam perilaku peran yang sedang dikerjakan. Menurut Soekanto 1983, peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seseorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya. Suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal berukut ini: a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. b. Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial. Menurut pendapat Ahmadi Supriyono 1991, peranan adalah suatu kompleks pengharapan manusia, caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Sedangkan peranan sosial merupakan pengharapan-pengharapan kemasyarakatan tentang tingkah laku dan sikap yang dihubungkan dengan status tertentu tanpa menghiraukan kekhususan orang yang mendukung status itu. Selain peranan sosial, dijelaskan juga peranan individual, yaitu pengharapan-pengaharapan tingkah laku di dalam status tertentu yang berhubungan erat dengan sifat-sifat khusus dari individu-individu itu sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

2. Aktif dan Keaktifan

Dalam American Psychology Assosiation Dictionary of Psychology 2007, aktif didefinisikan sebagai: a. Sekarang ini masih dalam kondisi berfungsiberjalan, atau memerankan beberapa aksi, secara terus menerus atau sementara waktu. b. Menggunakan sebuah efek atau pengaruh dalam suatu proses atau halbenda. Dari keterangan di atas, aktif dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana subjek dalam keadaan berfungsi semestinya dalam menjalankan suatu peran secara terus menerus atau sementara waktu. Selain itu pada diri subjek masih terdapatnya pengaruh dalam sebuah proses yang ada kegiatan. Sedangkan menurut Kartono Gulo 1987, keaktifan adalah istilah umum yang dikaitkan dengan kondisi yang selalu bergerak, eksplorasi, dan berbagai respon lainnya terhadap rangsangan sekitar. Menurut Tim Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia 1998, seseorang dikatakan aktif ketika ia melibatkan diri secara positif dalam kehidupan keluarga, Gereja, dan masyarakatnya. Hal ini terkait dengan aspek pengembangan kaum muda, yaitu: pengembangan kepribadian, katolisitas, kemanusiaan dan kemasyarakatan, kepemimpinan dan organisasi, serta intelektualitas dan profesionalitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI