Sintesa data pengalaman TEMA-TEMA

Skema. 1 Skema dinamika pengalaman berkegiatan OMK pada Gereja Kebutuhan - Perkembangan - Peran tempat - pengakuan Kesadaran - Potensi diri - Kepekaan akan lingkunagn Keinginan - Melayani - beriman Aktivitas kegiatan OMK Visi misi agenda Gereja 67 Agar pembahasan proses pembentukan identitas diri lebih dalam, konsep-konsep dimunculkan ke dalam tiga sub pembahasan dan dijelaskan lebih terperinci lagi melalui sub-sub yang lebih kecil. Pertama adalah kebutuhan; perkembangan diri, peran dan tempat, serta pengakuan. Kedua adalah kesadaran; diri, terkait dengan minat dan potensi, serta lingkungan, terkait dengan kepekaan terhadap masalah. Ketiga adalah keinginan; aktivitas beriman dan aktivitas melayani Gereja. Keempat adalah model status, jenis atau tahap identitas diri subjek penelitian. 1. Kebutuhan Aktivitas sehari-hari orang muda pada umumnya cukuplah padat. Sekolah, kuliah, bekerja, membantu orang tua, tugas rumah, organisasi kemsyarakatan, sosialisasi diri di masyarakat, dan lain-lain. Begitu juga Orang Muda Katolik OMK. Selain aktivitas-aktivitas tersebut, sebagai salah satu anggota kritiani, mereka juga mempunyai aktivitas-aktivitas sosial kemasyarakatan. Aktivitas tersebut merupakan bagian dari kegiatan yang ditawarkan Gereja dengan agenda-agendanya melalui lingkup lingkungan, wilayah, maupun paroki. Keterlibatan OMK dalam setiap kegiatan yang ada merupakan suatu bentuk usaha dalam rangka pemenuhan kebutuhan sebagai seorang pribadi yang terus berkembang dan menjadi diri yang lebih baik di tengah masyarakat. Kegiatan Gereja beserta wadah-wadah yang dibentuk, seperti; Pendampingan Iman Anak PIA, Mudika, 68 lektor, dan kelompok koor, dan lain-lain adalah sarana dimana kebutuhan tersebut dapat terakomodasi. a. Kebutuhan akan perkembangan diri OMK melakukan aktivitas dengan selalu mencoba mengikuti kegiatan-kegiatan baru yang menarik baginya. Mereka berusaha mengaktualisasikan dirinya secara penuh dalam setiap event yang diselenggarakan. Menurut mereka hal-hal seperti; kemampuan berkomunikasi dalam sebuah koordinasi rapat kepengurusan atau saat membaca kitab suci saat misa, latihan koor rutin, mengreasikan konsep acara, menggeluti bidang liturgis, terlibat dalam dunia anak-anak di sanggar seni, dapat menambah kemampuan dan mengembangkan diri mereka. Aktivitas di dalam komunitas Gereja selalu melibatkan banyak OMK. Pada awal terjun di kegiatan Gereja, OMK berharap dirinya dapat mengenal banyak orang dan dapat saling bekerjasama satu sama lain. Membina hubungan lebih erat antar OMK agar tercipta kekompakan adalah sebuah kebutuhan OMK untuk berafiliasi dan bersosialisasi diri dengan orang lain. Situasi yang dialami para OMK dalam usaha mengembangkan diri ini merupakan suatu proses pembentukan identitas. Ego, sebagai daya penggerak batin memiliki kapasitas untuk memilih dan mengintegrasikan bakat-bakat, kemampuan- kemampuan dan ketrampilan-ketrampilan dalam melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI