44
mahasiswa fakultas sastra sebuah PTS di Jogjakarta. Kegiatan sehari-harinya adalah kuliah, mengurusi Pendampingan Iman Anak paroki, dan memberikan
les-les privat bahasa Inggris pada anak sekolah. Kartini berada di rumah hanya saat malam hari ketika semua tugas dan kegiatannya di luar telah selesai.
Sejak SMA Kartini telah tergabung dalam kepengurusan PIA. Sudah lebih dari 3 periode kepengurusan telah ia bantu sampai ia sekarang masuk
tahun keempat studi S1nya. Ketertarikannya pada PIA berawal dari minat dan kesukaan pada dunia anak-anak. Keterlibatan Kartini di lingkup yang lebih
besar paroki sudah ia cita-citakan sejak awal masuk dalam keanggotaan Mudika lingkungan. Baginya, Gereja merupakan salah satu milik orang muda,
maka dari itu ia berusaha sebaik-baiknya memberikan kontribusi melalui potensi yang dimiliki. Pada waktu-waktu tertentu ia juga menyempatkan untuk
membantu PIA lingkungan atau meramaikan kegiatan-kegiatan Mudika wilayah.
3. Widodo nama samaran
Widodo adalah seorang OMK yang berumur 26 tahun. Ia merupakan pekerja seni freelance yang tinggal daerah Gedong Kiwo. Widodo bersama
ketiga adiknya hidup dengan kedua orang tuanya yang bekerja sebagai PNS. Jam kerja Widodo cukup tinggi, hanya 2-3 hari ia menyempatkan tidur di
rumah. Sebagian waktunya ia habiskan untuk survey assessment terkait dengan promosi usahanya. Saat ini Widodo sedang menekuni bidang
advertising training bersama rekan-rekan seprofesi dengan mengibarkan
nama Holicare Foundation. Waktu luang yang ada ia gunakan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menyambangi komunitas-komunitas Gereja ataupun OMK secara personal. Widodo juga selalu menyempatkan membantu event Gereja terutama yang
berbau kesenian. Peran serta dan kontribusi Widodo sangat besar bagi Gereja secara
umum maupun Paroki Pugeran secara khusus. Usahanya untuk membantu komunitas-komunitas kaum muda dalam meregenerasi kepengurusan banyak
menuai hasil yang positif. Ide-ide yang disumbangkan begitu sangat bermanfaat. Kemampuannya dalam berorganisasi telah diakui banyak orang
dan dimanfaatkan dengan baik. Potensi Widodo di bidang seni telah ia terapkan pada acara-acara non-liturgis Gereja maupun di kegiatan sosial
kemasyarakatan secara umum. Bagi Widodo, berkegiatan untuk Gereja adalah salah satu bentuk atau cara ia dalam memuji Tuhan.
D. TEMA-TEMA
1. Tema-tema dasar pengalaman berkegiatan untuk Gereja
Uraian di bawah ini adalah bentuk kategorisasi sebagai tema dasar hasil pengalaman-pengalaman OMK ketika berkegiatan untuk
Gereja. Tema ini merupakan hasil olah data subjek dan dibuat secara struktural. Kemudian hal tersebut menjadi bentuk sistematika analisa
fenomenologis dalam penelitian ini dengan menyertakan kutipan asli pernyataan para subjek sebagai hasil penelitian.
46
a. Kebutuhan Akan Perkembangan Diri
Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang diagendakan Gereja adalah ajang untuk mencoba tantangan peran, tugas,
tanggung jawab dalam suatu posisi tertentu. Kesempatan ini menjadi sarana untuk belajar mengembangkan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki setiap OMK agar menjadi individu yang lebih baik. Berikut ini adalah keinginan subjek yang diungkapkan
dalam pernyataannya.
i Kebutuhan aktualisasi dan perkembangan diri
Adanya kesadaran dan keinginan berperan aktif ketika berkegiatan untuk Gereja. Harapan subjek adalah mengembangkan
talenta, mengaktualisasikan diri secara penuh serta dapat berkreasi dalam setiap kesempatan-kesempatan yang ada. Berikut ini adalah
beberapa pernyataan dari subjek tentang kebutuhannya akan aktualisasi dan perkembangan diri.
“...menginginkan adanya sebuah keseimbangan bahwa saya harus menggunakan diri saya kekuatan yang saya punyai
untuk digunakan supaya bisa berguna…“Tn, 7-23 “…aku merasa bahwa aku mungkin ini duniaku untuk bisa
mengembangkan diri…” Ir, 14 “…dapat berperan lebih baik lagi dalam perkembangan
diri…dapat katakanlah mengaktualisasi diri, memberdayakan diri…” Tn, 122-126
“…ya paling tidak punya semangat, jiwa-jiwa kreatiflah… ya bisa berekspresi, mampu menggagas…” Fj, 112-117
“Ingin berkarya bahwa aku ini ya mampu lah Bisa menggagas yang namanya liturgis, dalam arti aku ini ya
belum pernah, ingin menunjukkan diriku sendiri bahwa aku bisa…” Fj, 163-172
47
“…mendapatkan porsi yang cukup untuk berkreasi di lingkungan.” Tn, 518-523
Subyek mempunyai harapan untuk bisa meningkatkan diri, belajar hal baru, mendapatkan ilmu baru, serta belajar menjadi
seorang Pendamping Iman Anak PIA yang baik dalam memahami anak-anak dan perkembangannya.
“…mungkin akan lebih aku tingkatkan lagi bagaimana sebuah pengalaman bagaimana aku meningkatkan lagi…”
Ir, 59-61 “Disitu aku bisa banyak belajar hal-hal baru tentang ya yang
berhubungan dengan anak-anak…” Ir, 98-99
ii Kebutuhan sosialisasi diri
Subjek memiliki keinginan mencari teman, kesadaran untuk bekerjasama antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling
mengenal karakter. Harapannya yaitu sebuah kekompakan agar terwujud dinamika yang lebih hidup di komunitas. Alasan diatas
diungkapkan subjek lewat pernyataan-pernyataan berikut ini.
“Pada awalnya alasan saya sangat sederhana, ingin mendapatkan teman yang banyak. Jadi pada saat awal-awal
saya mulai berkegiatan di mudika itu ingin mendapatkan teman…” Tn, 1-4
“…Ketika aku masuk ke kepengurusan Mudika, aku merasa bahwa aku mungkin ini duniaku untuk bisa mengembangkan
diri bisa share sama temen-temen. Yang pasti karena seiman juga…” Ir, 14-15
“…kita bekerja sama dalam beberapa kegiatan ya memang ada itu kesadaran diri sendiri…” Tn, 41-47
“…kemudian kalau perasaan saya seneng banget karena dapat mengenal karakter dari banyak sekali kaum muda
yang terlibat…” Tn, 122-126 “…mempunyai tujuan yang lebih penting lagi yaitu adanya
kekompakan dan kerja sama dari kaum muda, PIA, remaja