kenyataan bahwa Anda tetap positif Anda akan tahu bahwa apapun yang terjadi dalam hidup Anda, Anda dapat menghadapinya.
j. Hidup lebih bahagia: Percaya diri merupakan suatu fakta bahwa
Anda bahagia menjadi diri Anda sendiri dan tidak mencoba untuk menjadi orang lain. Jika Anda memiliki semangat berpikir positif,
Anda selalu mengantisipasi hidup bahagia, damai, tawa, kesehatan yang baik dan kesuksesan finansial.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Positif
Positive Thinking
Menurut Utami 2008:69 faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir positif adalah sebagai berikut :
a. Optimisme. Seseorang merasa yakin atas apa yang dilakukan dan
selalu melihat sisi terang dari segala sesuatu. b.
Kreativitas. Kemampuan individu untuk mengembangkan diri dan menciptakan segala sesuatu yang berbeda dari orang lain.
c. Percaya diri. Suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuannya
diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan, dapat merasa bebas untuk melaksanakan hal-hal
yang disukai dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan
mengenal kelebihan serta kekurangan.
Menurut Rohmayasari 2010:19 strategi dalam mengungkit kekuatan berpikir poitif dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Jadilah optimis dan mengharapkan hasil yang baik dalam segala
situasi b.
Cari alasan untuk tersenyum lebih sering c.
Visualisasikan hanya apa yang Anda inginkan terwujud d.
Libatkan diri Anda dalam kegiatan rekreasi menyenangkan e.
Baca dan kutipan yang inspirasional f.
Ikuti gaya hidup sehat. Olahraga setidaknya tiga kali seminggu
6. Mahasiswa BK sebagai calon guru BK atau konselor
Mahasiswa, yang di bagian awal telah disebutkan bahwa mereka adalah pribadi yang memasuki masa dewasa awal. Terlebih mahasiswa
yang menjadi objek penelitian ini adalah mahasiswa Bimbingan Konseling, yang pada saatnya nanti diharapkan menjadi Guru BK atau
Konselor. Tentunya mahasiswa BK dituntut untuk selalu berpikiran positif
sebagaimana disebutkan oleh Sukartini 2011 mengacu pada kode etik seorang konselor dalam buku Bimbingan dan Konseling Berbasis
Kompetensi, bahwa seorang konselor perlu memiliki kepribadian yang utuh dalam berpikir positif terhadap orang lain dan lingkungannya
Sukartini, 2011.
Dengan mengacu kode etik seorang konselor tersebut mahasiswa BK dituntut sejak masuk menjadi mahasiswa di semester pertama untuk
melatih kepribadian untuk selalu berpikir positif terhadap orang lain dan lingkungannya, sehingga kemampuan berpikir positif ini akan
menjadi kompetensi yang tertanam dengan baik dalam dirinya. Sebagai seorang guru BK atau konselor, tentu amat dituntut untuk
melihat sisi positif dari seseorang siswa atau klien. Guru BK perlu menampilkan kepribadian yang menyenangkan, bersahabat kepada
semua siswa dengan berprinsip “accept the person, change the
behaviour”. Sehingga Guru BK selalu beranggapan bahwa setiap siswa itu spesial.
B. Remaja Akhir