Berdasarkan teori di atas dapat dikatakan miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang
diakui oleh para ahli. Penyebab miskonsepsi bisa terjadi oleh siswa itu sendiri, guru atau pengajar, buku teks, konteks, dan
cara mengajar. Miskonsepsi dapat diatasi dengan cara menunjukkan kemungkinan yang salah konsep dari hasil
pengerjaan siswa. Menurut Berg 1991: 10, miskonsepsi adalah
kesalahan dalam hubungan antar konsep. Disamping istilah misconceptions peneliti juga dapat menggunakan alternative
frameworks, altenative, conceptions, atau chlidren theories. Ketiga istilah ini digunakan untuk menghindari label salah dan
untuk menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa seringkali merupakan bagian dari suatu teori siswa yang dengan
sendirinya cukup logis dan lumayan konsisten, walaupun tidak cocok dengan pendapat ilmuwan dan peristiwa-peristiwa fisika.
Istilah-istilah tersebut juga digunakan untuk menunjukkan bahwa “kebenaran” dalam ilmu tidak mutlak menurut filsafat
ilmu sekarang, maka peneliti tidak mau menggunakan label benar atau salah.
Menurut Osborne dan Freybeg dalam Suharnan, 2005: 34 ciri-ciri miskonsepsi dapat diringkaskan sebagai
berikut. a
Miskonsepsi sulit sekali diperbaiki, b
Seringkali „sisa‟ miskonsepsi terus menerus menganggu. Soal-soal yang sederhana dapat dikejakan, tetapi soal
yang sedikit sulit, miskonsepsi muncul lagi, c
Seringkali terjadi regresi, yaitu siswa yang sudah pernah
mengatasi miskonsepsi,
beberapa bulan
kemudian salah lagi, d
Dengan ceramah yang bagus, miskonsepsi tak dapat dihilangkan atau dihindari,
e Siswa, mahasiswa, guru, dosen, maupun peneliti dapat
kena miskonsepsi, f
Guru dan dosen pada umumnya tidak mengetahui miskonsepsi yang lazim antara siswanya dan tidak
menyesuaikan poses
belajar mengajar
dengan miskonsepsi siswanya,
g Kebanyakan cara remidial yang dicoba, belum berhasil.
Berdasarkan teori di atas dapat dikatakan miskonsepsi adalah kesalahan hubungan antar konsep.
Miskonsepsi sangat sulit diperbaiki, dengan ceramah
yang bagus miskonsepsi tidak dapat dihilangkan atau dihindari.
h. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Ika Lailatul Rohma pada tahun 2013, yang berjudul
“Miskonsepsi Siswa dalam menyelesaikan soal materi bangun datar segi empat
kelas V11 SMP Negeri 34 Semarang tahun ajaran 20132014 ”.
Miskonsepsi yang dialami siswa kelas V11-H SMP Negeri 34 Semarang pada materi bangun datar segi empat. Miskonsepsi
yang terjadi pada masing-masing subjek penelitian ini beranekaragam.
Diantaranya adalah
kesalahan konsep
klasifikasional, korelasional, dan teoritik. Penelitian tersebut relavan yang dilakukan oleh
peneliti yaitu membahas tentang miskonsepsi pada materi bangun datar segi empat. Penelitian tersebut membahas
pembelajaran Matematika SMP, sedangkan penelitian ini membahas pembelajaran Matematika SD materi pengolahan
data modus, median, mean, diagram garis, batang dan lingkaran dan mencari jenis-jenis miskonsepi yaitu kesalahan
klasifikasional, korelasional, dan teoritik. Persamaanya penelitian tersebut membahas tentang miskonsepsi dalam
pembelajaran Matematika, untuk perbedaanya pada materi dan pembelajaran untuk tingkatan SMP.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Petra Daimana Febrine Setyaning Tyas pada tahun 2013, yang
berjudul “Tingkat Miskonsepsi pada aspek Bilangan di
Kalangan Siswa Baru SMP N 2 Wonosobo tahun ajaran 20132014
”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tingkat miskonsepsi pada aspek bilangan cacah, bilangan bulat,
pecahan sebenarnya, bilangan bulat, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat serta bilangan bulat negatif, FPB
dan KPK, pecahan, pengoprasian sifat distribusif pada aspek penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, operasi
campuran bilangan pecahan dalam pemecahan masalah. Penelitian tersebut relavan yang dilakukan oleh peneliti
yaitu membahas tentang miskonsepsi pada materi bilangan. Penelitian tersebut membahas pembelajaran Matematika SMP,
sedangkan penelitian ini membahas miskonsepsi pembelajaran Matematika SD materi pengolahan data modus, median, mean,
diagram garis, batang dan lingkaran. Persamaanya penelitian tersebut membahas tentang miskonsepsi dalam pembelajaran
Matematika, untuk perbedaanya pada materi dan pembelajaran untuk tingkatan SMP.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Diana Budi Ratna Sari pada tahun 2006, dengan judul
“Identifikasi
miskonsepsi tentang kemagnetan pada siswa kelas X SMA Gama Yogyakarta
”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi miskonsepsi pada konsep 1 pengertian magnet, 2
interaksi benda yang didekatkan dengan magnet, 3 jenis-jenis benda magnetik, 4 magnet buatan, 5 sifat-sifat magnet, 6
magnet bumi, 7 medan magnet, 8 garis gaya magnet, 9 elektromagnektik, 10 gaya Lorenz.
Penelitian tersebut relavan yang dilakukan oleh peneliti yaitu membahas tentang miskonsepsi. Penelitian tersebut
membahas miskonsepsi tentang pembelajaran Matematika materi kemagnetan pada kelas X SMA, sedangkan penelitian
ini membahas miskonsepsi pembelajaran Matematika SD materi pengolahan data modus, median, mean, diagram garis,
batang dan lingkaran. Persamaanya penelitian tersebut membahas
tentang miskonsepsi
dalam pembelajaran
Matematika, untuk perbedaanya pada materi dan pembelajaran untuk tingkatan SMA.
1. Kerangka Berfikir
Matematika merupakan pembelajaran yang berhubungan dengan ide, struktur, dan hubungan yang logis dari suatu konsep-konsep abstrak.
Siswa Sekolah Dasar yang salah konsep atau miskonsepsi akan berpengaruh
bagi keberlanjutan
pembelajarannya untuk
jenjang
selanjutnya. Miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika dapat dilihat dengan siswa mengerjakan soal, kesalahan konsep siswa atau langkah-
langkah pengerjaan siswa. Maka peneliti bermaksud untuk mengungkap miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika materi pengolahan data pada
siswa kelas V1, tujuannya dilakukan penelitian ini untuk mencari jenis dan faktor penyebab miskonsepsi. Analisis miskonsepsi siswa dilakukan
dengan uji tes tertulis dan wawancara untuk menemukan jenis miskonsepsi dan faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa. Hasil tes selanjutnya
dianalisis dengan meneliti hasil pengerjaan siswa yang mengalami kesalahan konsep pada soal Matematika materi pengolahan data untuk
dijadikan subjek terpilih dan dilakukan wawancara. Dari hasil wawancara tersebut, selanjutnya dianalisis dengan mendiskripsikan hasil wawancara
tersebut dan untuk membuktikan kebenaran bahwa siswa tersebut memang mengalami miskonsepsi atau tidak mengalami miskonsepsi.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk
memahami suatu fenomena dalam konteks sosial, secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara
peneliti dengan fenomena yang diteliti. Penelitian kualitataif muncul karena adanya realitas sosial. Tujuan dilakukan penelitian kualitatif untuk
menemukan sifat atau pengalaman seseorang yang tersembunyi di balik fenomena yang kadang merupakan sesuatu yang sulit untuk diketahui atau
dipahami. Penelitian kualitatif harus terjun langsung dan harus mengenal subjek penelitian yang bersangkutan secara personal. Semaksimal
mungkin pemisah antara peneliti dengan subjek yang diteliti harus dihilangkan atau diminimalisasi agar peneliti dapat benar-benar
memahami sudut pandang dan perasaan subjek penelitian dengan optimal Fatchan 2001: 22. Penelitian tersebut nantinya akan menghasilkan data
deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan masalah
miskonsepsi di SD Negeri Ngablak Sleman terutama pada siswa kelas V1
28
yang berkaitan dengan meteri pengolahan data modus, median, mean, diagram garis, batang dan lingkaran.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Ngablak Turi Sleman yang beralamat di jalan Turi Sleman. Alasan peneliti
memilih SD Negeri Ngablak Sleman sebagai tempat penelitian karena dari hasil wawancara dengan guru kelas, peneliti
menemukan permasalahan yang terdapat di SD tersebut yaitu miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika materi pengolahan
data, sehingga peneliti akan melakukkan penelitian.
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 20152016 bulan Januari. Sebelum melakukan penelitian, peneliti
meminta ijin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah SD Negeri Ngablak Sleman dan selanjutnya wawancara pada guru kelas V1.
Peneliti melakukan pengumpulan data pada bulan Januari hari Kamis tanggal 08 sampai Sabtu 27 Januari. Peneliti mengolah data
dan menganalisis data pada bulan Febuari, setelah itu peneliti menyusun laporan selanjutnya dikonsultasikan pada dosen
pembimbing, dan direvisi oleh peneliti dari bulan Febuari sampai