Hasil Data Skor Uji Instrumen

N20 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 9,25 N20 hanya kurang teliti dalam menghitung median, pada awal proses benar dan akhir jawaban salah, jadi kemungkinan tidak terjadi miskonsepsi N21 4 4 2 3 2 3 4 1 2 6,25 N21 hanya kurang teliti dalam menghitung modus dan median, jadi kemungkinan tidak terjadi miskonsepsi

B. Pembahasan

Penelitian ini berjudul miskonsepsi yang dialami siswa kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman pada materi pengolahan data modus, median, mean, diagram garis, batang, dan lingkaran. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif diskriptif, instrumen yang digunakan peneliti adalah tes tertulis dan wawancara untuk mendektesi miskonsepsi siswa, mencari jenis miskonsepsi siswa, dan mencari faktor penyebab miskonsepsi siswa. Penelitian yang dilakukan pertama adalah membuat kisi-kisi soal instrumen mata pelajaran Matematika materi pengolahan data. Kisi-kisi soal uji tes tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh pak Arif dan Pak Beni Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma agar soal tersebut layak untuk diujikan ke SD. Dosen validasi memberikan komentar dan saran untuk kisi-kisi soal yang dibuat peneliti, selanjutnya peneliti merevisi kisi-kisi soal yang divalidasi dua dosen tersebut. Setelah peneliti selesai merevisi kisi-kisi soal lalu diujikan di SD Negeri Triharjo Sleman. Sebelum melakukan penelitian peneliti menguji soal tes ke SD Negeri Triharjo Sleman terlebih dahulu. Peneliti meminta ijin kepada bapak kepala sekolah SD Negeri Triharjo untuk melakukan uji tes tertulis pada siswa kelas V1 yang berjumlah 31 siswa. Pada hari Kamis tanggal 11 Desember 2014 peneliti menguji soal tes tertulis yang berjumlah 10 soal mata pelajaran Matematika materi pengolahan data, selanjutnya soal tersebut diperiksa dan dihitung menggunakan validitas manual untuk mengetahui kevalidtan dari soal tersebut. Tujuanya agar soal tersebut valid dan layak untuk diuji cobakan untuk penelitian. Peneliti menghitung menggunakan validitas manual dan hasilnya valid semua untuk 10 soal yang dibuat peneliti, karena siswa kelas V1 SD Negeri Triharjo Sleman rata-rata bisa mengerjakan soal yang dibuat oleh peneliti, setelah hasil menunjukkan kevalidan dari semua soal, peneliti tinggal melakukan penelitian. Peneliti memilih SD Negeri Ngablak Sleman untuk melakukan penelitian karena dari hasil wawancara pada tanggal 05 Januari 2015 dengan guru kelas V1 adanya miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika materi pengolahan data dalam menyajikan diagram batang dan menghitung mean, maka peneliti tertarik untuk mendektesi miskonsepsi siswa kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman dan mencari jenis dan faktor penyebab miskonsepsi tersebut. Peneliti sebelumnya meminta ijin terlebih dahulu kepada bapak kepala sekolah SD Negeri Ngablak Sleman untuk melakukan penelitian, selanjutnya wawancara dengan guru kelas V1 dalam pembelajaran Matematika materi pengolahan data. Peneliti menganalis miskonsepsi dengan uji soal tes tertulis yang berjumlah 10 soal untuk 21 siswa. Peneliti menganalisis jawaban siswa dengan memeriksa hasil pekerjaan siswa dalam proses pengerjaan yang tidak sesuai dengan konsep Matematika dalam materi pengolahan data menjadi tolak ukur untuk menentukan subjek terpilih dan dilakukan wawancara untuk membuktikan apakah subjek terpilih tersebut memang mengalami miskonsepsi. Pada hari Kamis tanggal 08 Januari 2015 peneliti melakukan uji tes tertulis di ruang kelas V1 SD Negeri Ngablak selama 2 jam atau 120 menit. Setelah selesai melakukan uji tes tertulis peneliti memeriksa hasil jawaban siswa yang jawabanya salah konsep akan menjadi subjek terpilih untuk dilakukan wawancara. Tujuan wawancara tersebut untuk memastikan bahwa subjek tersebut mengalami miskonsepi atau tidak mengalami miskonsepsi. Peneliti mendapatkan 3 subjek terpilih yaitu N11, N12, dan N14 berdasarkan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa yang salah konsep dalam menyajikan diagram batang. Kemudian dari hasil subjek terpilih dilakukan analisis subjek apakah memang terjadi miskonsepsi pada 3 subjek tersebut. Hasil analisis subjek dilakukan dengan wawancara untuk membuktikan kebenaran apakah subjek tersebut memang mengalami miskonsepsi. Dari hasil menunjukkan hanya ada 2 subjek N12 dan N14 yang mengalami miskonsepsi dalam menyajikan diagram batang pada soal nomer 1b, indikator 7.1.1 menyajikan data dengan menggunakan diagram frekuensi batang, lingkaran, dan garis dengan benar. Hasil wawancara dengan N11 hanya mencontek konsep pengerjaan N12. Faktor penyebab miskonsepsi terhadap subjek N12 dan N14 tersebut, karena belajar konsep Matematika secara mandiri dalam menyajikan diagram dan tidak bertanya konsep yang benar dengan guru kelas. Jenis kesalahan konsep kedua subjek tersebut adalah konsep klasifikasional.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam penyajian diagram batang adalah sebagai berikut. 1. Siswa SD Negeri Ngablak Sleman mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika materi pengolahan data. Miskonsepsi yang dialami siswa adalah konsep menyajikan diagram batang. Ada 2 subjek siswa yang mengalami miskonsepsi dalam menyajikan diagram batang dari 21 siswa. Penyajian diagram batang terbalik antara nama orang dan berat badan, dan dalam penyajian diagram terlalu banyak. Jenis kesalahan konsep dalam penyajian diagram batang adalah konsep klasifikasional. 2. Faktor penyebab kedua subjek tersebut mengalami miskonsepsi dalam menyajikan diagram batang adalah subjek tersebut belajar konsep secara mandiri, pemahaman subjek dalam menyajikan diagram batang terbalik antara nama orang dan berat badan, dan dalam menyajikan diagram batang terlalu banyak. 68

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini mungkin belum sempurna, maka peneliti menuliskan keterbatasan-keterbatasan penelitian sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 3 subjek terpilih yang dilakukan 1 kali, peneliti kurang maksimal dalam mengeksplorasi miskonsepsi yang dialami ketiga subjek tersebut. 2. Berdasarkan hasil dari pemeriksaan pekerjaan semua siswa. Peneliti hanya menganalisis 3 pekerjaan siswa, sehingga kurang optimal dalam mengetahui miskonsepsi yang dialami semua siswa.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan yang diperoleh selama penelitian, peneliti akan memberikan saran sebagai berikut. 1. Bagi peneliti yang menggunakan instrumen wawancara, sebaiknya wawancara terhadap subjek terpilih dilakukan 3 atau 4 kali, sehingga peneliti dapat mengeksplorasi lebih jauh miskonsepsi yang dialami ketiga subjek tersebut. 2. Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang miskonsepsi dengan menggunakan metode peneltian kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data tes tertulis dan wawancara, sebaiknya menganalisis semua pekerjaan siswa agar peneliti lebih optimal untuk mengetahui siswa yang mengalami miskonsepsi. DAFTAR PUSTAKA Arikanto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta. Azwar. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Celeban. Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Rineka Cipta. Berg. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana. Bungin, Burhan. 2000. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media group. Hamalik. 1992. Piskologi Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika. Hudojo. 1987. Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Matematika. Jakarta : Pustaka Pelajar Celeban. Narbuko, Cholid. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara. Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta : Ar- ruzz. Putra, Nusa. 2011. Penelitian Kualitatif : Proses dan Aplikasi . Jakarta : Permata Puri Media. Petra. 2013. Tingkat Miskonsepsi pada aspek Bilangan di Kalangan Siswa Baru SMP N 2 Wonosobo. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Rohma. 2013. Miskonsepsi Siswa dalam menyelesaikan soal materi bangun datar segi empat kelas V11 SMP Negeri 34 Semarang. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. 70