Nawawi dan Martini dalam Saifuddin Azwarv, 2008: 4, validitas merupakan penerjemahaan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut dengan pengukuran yang
reliabel reliable. Dilakukannya uji validitas akan memberikan kevalidan tinggi dari nilai soal, setelah soal diperiksa dan
selanjutnya dihitung menggunakan validitas manual. Hasil menunjukkan kevalidan dari semua pengerjaan soal siswa kelas
V1. Nilai untuk kelompok tinggi yang telah dihitung menggunakan rumus validitas menghasilkan nilai 0,33. Nilai
untuk kelompok rendah yang telah dihitung menggunakan rumus validitas menghasilkan nilai 1,2. Selanjutnya dari data
kelompok tinggi dan kelompok rendah dihitung berdasarkan rumus validitas hasilnya menunjukkan tingkat kesalahannya 9
dan dk 16, diketahui t tabel untuk uji satu pihak one tail test = 1,860. Harga t hitung = 2,6 t tabel = 1,860 t hitung = 0 =
Valid. Berdasarkan hasil validitas di atas, menunjukkan
kevalidan dari semua soal tes yang dibuat peneliti. Sebagai bahan pertimbangan kelayakan instrumen, selanjutnya peneliti
melakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilihat dari uji coba soal tes yang telah diujikan sebelum melakukan uji soal
penelitian. Hasil uji reliabilitas menghasilkan nilai 4,19. Jadi
interval koefisien reliabilitas soal-soal dalam taraf sangat tinggi. terlampir
2. Pedoman Wawancara
Menurut Ahmadi 2014: 118, pedoman wawancara ialah sebuah daftar pertanyaan yang diselediki dalam proses
suatu wawancara. Pedoman wawancara dipersiapkan agar dapat meyakinkan bahwa pada dasarnya informasi yang sama
diperoleh dari sejumlah orang dengan mencakup materi yang sama. Pedoman ini memberikan topik-topik atau bidang-
bidang subjek
dimana pewawancara
bebas untuk
mengembangkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan membentangkan atau menghilangkan subjek-subjek
khusus. Pewawancara masih bebas membuat suatu percakapan di dalam suatu bidang subjek khusus dalam menyusun kata-
kata pertanyaan secara sepontan, dan membuat suatu gaya percakapan, tetapi harus fokus pada suatu subjek khusus yang
telah ditentukan sebelumnya. Pedoman wawancara ini disusun untuk memudahkan peneliti untuk melakukan wawancara
secara dalam dan tidak memberikan pedoman wawancara yang terlalu luas. Pedoman wawancara setelah tersusun selanjutnya
dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing
sebelum diwawancarakan kepada guru dan subjek siswa terpilih. Tujuan
wawancara adalah untuk memastikan terjadinya miskonsepsi pada siswa dalam materi pengolahan data beserta mencari jenis
miskonsepsi dan faktor penyebab miskonsepsi. Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan pada siswa, selanjutnya ditulis di
buku tulis oleh peneliti secara sistematis. Tabel di bawah ini adalah tabel pedoman wawancara terhadap guru kelas dan
subjek terpilih : Tabel 3.4 Pedoman wawancara
Responden Pertanyaan Pertanyaan
untuk guru 1.
Apa saja yang dipersiapkan oleh guru agar siswa mudah memahami konsep
materi pengolahan data kelas V1? 2.
Apa saja teknik yang dipakai oleh guru agar siswa bisa mengerjakan soal
Matematika dengan baik? 3.
Bagimana guru memberikan metode kepada siswa untuk bisa mengikuti
pembelajaran Matematika? 4.
Media apa saja yang digunakan guru ketika
pembelajaran Matematika
berlangsung? 5.
Apakah guru
mengoreksi hasil
pekerjaan siswa
untuk materi
pengolahan data kelas V1 per minggu atau per bulan?
6. Bagaimana guru menyikapi siswa yang
belum menguasai materi pengolahan data
modus,median,mean,diagram batang,garis
dan lingkaran
serta bagaimana
guru menolong
siswa tersebut?
7. Teknik apa saja yang dipakai guru
untuk siswa agar dapat memahami konsep Matematika dengan baik?
8. Bagaimana guru menyusun soal-soal
pengolahan data kelas V1 sesuai dengan tingkat kriteria kesulitannya,
yang disesuaikan dengan kemampuan siswa di kelas tersebut?
Pertanyaan untuk
siswa 1.
Bagaimana persiapan siswa pada saat menghadapi pelajaran Matematika?
2. Apakah siswa belajar terlebih dahulu
sebelum belajar Matematika di sekolah? 3.
Apa saja yang dilakukan di sekolah dan di rumah, untuk bisa mengikuti dan
memahami konsep-konsep Matematika yang diberikan guru?
4. Bagaimana cara siswa untuk memahami
materi pengolahan
data modus,median,mean,diagram
batang garis dan lingkaran pada saat guru
menjelaskan di kelas? 5.
Apa saja teknik-teknik yang dilakukan siswa
dalam memahami
konsep pengolahan data?
6. Apakah siswa mempunyai cara yang
khusus dalam
mengerjakan menyelesaikan soal-soal Matematika?
7. Teknik apa saja yang digunakan siswa
untuk memahami konsep Matematika? 8.
Apakah siswa
belajar konsep
Matematika dengan bertanya pada teman,
guru atau
belajar secara
mandiri? 9.
Bagaimana caranya
agar bisa
konsentrasi dalam belajar Matematika baik di sekolah maupun di rumah?
10. Apa yang dilakukan untuk bisa
mengerjakan soal-soal
Matematika dengan tepat?
11. Apa yang dilakukan bila tidak bisa
mengerjakan soal Matematika atau terdapat kekeliruan dalam mengerjakan
soal Matematika?
F. Kredibilitas dan Transferabilitas
Kredibilitas dalam
penelitian kualitatif
berfungsi untuk
meyakinkan pembaca bahwa penelitian telah dilakukan dengan benar. Ada
lima teknik yang digunakan untuk mengecek kredibilitas diantaranya, 1 memperpanjang pengamaatan terus menerus dan triangulasi, 2
wawancara teman sejawat atau peer debrifieng, 3 analisis kasus negatif, 4 kecukupan referensial dan, 5 pengecekan anggota Ahmadi, 2014:
262. Menurut Ahmadi 2014: 276, pengertian transferabilitas adalah
aspek-aspek konvensional dan diharapkan untuk membuat pernyataan- pernyataan yang relatif tepat tentang validitas eksternal misalnya,
dinyatakan dalam bentuk batas-batas kepercayaan statistik, naturalis hanya dapat menentukan hipotesis yang sedang berjalan bersama-sama
dengan deskrepsi tentang waktu dan konteks yang ditemukan untuk dipakai sebagai pegangan.
Dalam kredibilitas ini peneliti memilih menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain ghoni dan Almanshur, 2012: 322. Teknik triangulasi ini memiliki beragam jenis, namun untuk
penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik atau yang sering disebut dengan triangulasi metode. Data dalam penelitian ini berupa tes
tertulis dan wawancara. Kedua data tersebut nantinya akan dilakukan analisis untuk mengetahui apakah subjek mengalami miskonsepsi atau
tidak. Setelah hasil tes tertulis dan hasil wawancara selesai dianalisis, kemudian dilakukan perbandingan antara kedua hasil analisis tersebut.
Tujuan membandingkan kedua data tersebut adalah untuk mengetahui lebih dalam masalah yang dialami oleh subjek dan untuk mempermudah
peneliti untuk mengambil kesimpulan. Peneliti melakukan penelitian secara bertahap sehingga data yang diperoleh sangat lengkap dan akurat.
Penelitian yang dilakukan adalah miskonsepsi pada pembelajaran Matematika kelas V1 pada materi pengolahan data. Penelitian ini akan
bermanfaat bagi peneliti lainya untuk mengenal miskonsepsi lebih dalam.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Juliansyah 2011: 163, teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk alat-alat statistik yang relevan
untuk digunakan dalam penelitian. Peneliti mengumpulkan data dengan uji soal tertulis dan wawancara, setelah data sudah terkumpul, peneliti
menganalisis data tersebut berdasarkan hasil tes dan wawancara. Analisis jawaban proses pengerjaan soal dijelaskan dengan wawancara oleh siswa
agar peneliti bisa mengetahui letak miskonsepsinya. Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalis.
Analisis data dalam penelitian ini membahas mengenai miskonsepsi pada pembelajaran Matematika siswa kelas V1 pada materi
pengolahan data. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap analisis data berikut ini dijelaskan oleh
sugiyono, 2010: 337 meliputi :
1. Reduksi Data
Menurut Malik 1992: 67, reduki data diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian,
pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Tujuan reduksi data ini untuk menentukan apakah siswa sudah memahami konsep atau belum
memahami konsep miskonsepsi. Data hasil penelitian ini kemudian dikelompokkan ke dalam kriteria-kriteria miskonsepsi
sehingga data yang diperoleh menghasilkan gambaran secara jelas mengenai siswa mana yang mengalami miskonsepsi.
2. Penyajian Data Hasil Tes dan Wawancara
Data yang sudah direduksi selanjutanya disajikan. Dalam penyajian data menggunakan hasil tes dan hasil wawancara dengan
siswa kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman pada materi pengolahan
data. Penyajian
data ini
bertujuan untuk
mengelompokkan siswa yang mengalami miskonsepi dan tidak mengalami miskonsepsi.
3. Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan dan disajikan tahap selanjutnya menarik kesimpulan dari data-data yang sudah
terkumpul. Kesimpulan yang di dapat diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang sudah dirumuskan sejak awal oleh peneliti yaitu