Pengolahan Data Teori-teori yang mendukung
tulisan 4.
Siswa tidak tahu
menggunaka n buku teks
4. Dilatih oleh guru
cara menggunakan teks,
dibenarkan dan dikoreksi
Konteks 1.
Pengalaman siswa
keliru
2. Bahasa
sehari-hari berbeda
3. Teman
diskusi keliru 1.
Dihadapkan pada pengalaman baru
sesuai konsep fisika
Matematika
2. Dijelaskan
perbedanya dengan contoh-contoh
3. Mengungkapkan
hasil dan dikeritisi guru
Cara mengajar
1. Hanya
ceramah dan menulis
2. Langsung ke
bentuk Matematika
3. Tidak
mengungkap kan
miskonsepsi siswa
4. PR tidak
dikoreksi 5.
Model analogi
6. Model
praktikum 7.
Model diskusi
8. Non multiple
inteligen-ces 1.
Variasi, dirangsang dengan
pertanyaan 2.
Mulai dengan
gejala nyata baru rumus
3. Guru memberi
kesempatan siswa mengungkapkan
gagasan
4. Dikoreksi cepat
dan ditunjukan salahnya
5. Ditunjukkan
kemungkinan yang salah konsep
6. Diungkapkan
hasilnya dan
dikomentari 7.
Diungkapkan hasilnya
dan dikomentari
8. Multiple
intelligences
Berdasarkan teori di atas dapat dikatakan miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang
diakui oleh para ahli. Penyebab miskonsepsi bisa terjadi oleh siswa itu sendiri, guru atau pengajar, buku teks, konteks, dan
cara mengajar. Miskonsepsi dapat diatasi dengan cara menunjukkan kemungkinan yang salah konsep dari hasil
pengerjaan siswa. Menurut Berg 1991: 10, miskonsepsi adalah
kesalahan dalam hubungan antar konsep. Disamping istilah misconceptions peneliti juga dapat menggunakan alternative
frameworks, altenative, conceptions, atau chlidren theories. Ketiga istilah ini digunakan untuk menghindari label salah dan
untuk menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa seringkali merupakan bagian dari suatu teori siswa yang dengan
sendirinya cukup logis dan lumayan konsisten, walaupun tidak cocok dengan pendapat ilmuwan dan peristiwa-peristiwa fisika.
Istilah-istilah tersebut juga digunakan untuk menunjukkan bahwa “kebenaran” dalam ilmu tidak mutlak menurut filsafat
ilmu sekarang, maka peneliti tidak mau menggunakan label benar atau salah.