79
Grafik 4.3: Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa
Dari grafik 4.3 terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas siswa yang pada kondisi awal 65,33  dan  target  yang  ditetapkan  oleh  peneliti  72,  setelah  dikenakan  tindakan
meningkat  menjadi  76,63.  Dari  seluruh  hasil  rata-rata  kelas  dan  pencapaian  KKM menunjukkan  bahwa  terjadi  peningkatan  pada  variabel  prestasi  belajar  dan  terbukti
bahwa  media
audio-visual
dapat  meningkatkan  prestasi  belajar  siswa  kelas  I  pada mata pelajaran IPS.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Keaktifan Siswa
Siklus I yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan pada tanggal 18,19,20 April 2013 mengenai materi peristiwa penting dalam keluarga menggunakan media
audio- visual
. Dari analisis setiap pertemuan dalam siklus I tersebut sudah ada peningkatan,
58 60
62 64
66 68
70 72
74 76
78
Kondisi awal Target
Siklus 1 65.33
72 76.63
80
dalam pertemuan I sudah ada banyak siswa yang aktif menanyakan materi yang ada pada  video.  Pada  pertemuan  ke  2  ada  6  siswa  yang  berani  maju  kedepan  untuk
menceritakan peristiwa atau pengalaman penting yang pernah dialami bersama teman atau  bersama  keluarga.  Pada  pertemuan  ke  3  sudah  lebih  banyak  lagi  siswa  yang
berani bertanya tentang materi pada guru, dan menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan video, dari mulai gambar, tulisan, dan lagu yang ada pada video.
Hasil  dari  wawancara  guru  kelas,  guru  mengatakan  bahwa  keaktifan  siswa sangat  meningkat,  yang  sebelumnya  mereka  hanya  diam  saja  dalam  mendengarkan
materi,  sekarang  sudah  berani  bertanya  pada  guru  ataupun  teman.  Menurut  guru penggunaan media
audio-visual
sangat membantu dalam proses pembelajaran, siswa menjadi lebih tertarik. Bahkan pada pertemuan berikutnya ada 4 siswa yang awalnya
duduk  di  belakang  meminta  untuk  pindah  duduk  di  depan.  Siswa  juga  sudah  berani untuk maju kedepam kelas untuk bercerita.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada  pelaksanaan siklus  I,  terlihat  ada  peningkatan  dari  variabel  keaktifan.  Setelah  dilakukan
perhitungan  dari  hasil  observasi  keaktifan  terjadi  peningkatan  yang  awaln`ya  hanya memiliki  rata-rata  indikator  1  hanya  4,65,  untuk  indikator  2  hanya  5,38,  dan  untuk
indikator 3 hanya 5,30, serta rata-rata dari keseluruhan indikator hanya 5,11, setelah dilakukan  tindakan  pada  siklus  I  mengalami  peningkatan  dari  indikator  I  meningkat
menjadi 7,23, indikator 2 meningkat menjadi 8,23. Dan untuk indikator 3 meningkat menjadi  7,19.  Rata-rata  dari  keseluruhan  indikator  meningkat  menjadi  7,50.  Dilihat
dari rata-rata siswa yang aktif sudah melampaui target yang ditetapkan oleh peneliti.
81
Awalnya  peneliti  mempunyai  target  rata-rata  keaktifan  untuk  indikator  I 6,75,indikator  2  6,75,  dan  untuk  indikator  3  5,95,  rata-rata  dari  keseluruhan
indikator untuk target yang ditetapkan oleh peneliti 6,50, tapi ternyata setelah siklus I berjalan hasil keaktifan siswa melampaui target yang ditetapkan oleh peneliti.
Gambar 4.1: Hasil Cerita Pendek Siswa
Menurut Dimyati dan Mudjiono 2004:62 untuk menimbulkan keaktifan siswa dalam  belajar  guru  dapat  menggunakan  media  dalam  pembelajaran,  serta  guru  juga
harus memberikan tugas secara individu atau kelompok. Pada kegiatan pembelajaran tersebut, guru sudah menggunakan media untuk menyampaikan meteri pembelajaran,
media yang digunakan oleh guru adalah media
audio-visual
yang menayangkan video yang  berisi  gambar-gambar  kongkrit  tentang  peristiwa  penting  yang  pernah  dialami
dalam keluarga. Menurut Suryosubroto 2002:71 siswa dikatakan aktif apabila siswa berbuat  sesuatu  untuk  memahami  meteri  pelajaran,  pengetahuan  dipelajari,  dialami,
dan  ditemukan  oleh  siswa,  kemudian  siswa  mengkomunikasikan  hasil  pikirannya. Dilihat  dari  pendapat  Suryusubroto  dan  dari  hasil  cerita  pendek  dari    siswa  yang
82
ditunjukkan pada gambar 4.1 dilihat bahwa selain menggunakan media
audio-visual
, guru  juga  mengemas  kegiatan  pembelajaran  dengan  meminta  siswa  untuk
menceritakan pengalaman lucu yang pernah dialami oleh siswa sendiri dalam bentuk tertulis. Hal tersebut mampu membuat siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas dan
siswa  mampu  mengkomunikasikan  hasil  dari  pikiran  dan  pengalamannya  dalam bentuk tertulis.
4.2.2 Prestasi Belajar
Pembelajaran IPS dalam siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan pada tanggal  18,19,20  April  2013.  Peneliti  mengambil  materi  peristiwa  penting  dalam
keluarga  yang  disajikan  dengan  menggunakan  media
audio-visual
.Pada  siklus  I  ini dalam  pertemuan  I  siswa  diajak  untuk  menyanyikan  lagu  Keluarga  Cemara  dan
melihat  video  tentang  peristiwa  penting  dalam  keluarga.  Dalam  pertemuan  2  siswa masih  melihat  video  yang  sama  dan  diminta  untuk  menceritakan  peristiwa  penting
dalam  keluarga  yang  pernah  dialami.  Pada  pertemuan  3  siswa  diajak  menyanyikan lagu  Naik  Delman,  dan  dihubungkan  dengan  materi  tentang  pengalaman,  kemudian
siswa mengerjakan soal evaluasi. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus 1 setelah dikenakan tindakan dengan
menggunakan
media  audio-visual
dan  setelah  dilakukan  perhitungan  dari  seluruh aspek afektif, psikomotor,kognitif,dan produk. Dari hasil perhitungan tersebut terjadi
peningkatan prestasi belajar yang pada kondisi awalnya siswa yang lulus KKM hanya
83
55,55  meningkat  menjadi  79,92.  Hasil  produk  siswa  berupa  karangan  tertulis sesuai dengan foto yang siswa bawa sendiri terlihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2: Hasil Karangan Siswa
Gambar 4.2 tersebut adalah hasil karangan siswa pada pertemuan ke 2. Siswa tersebut diminta  untuk  membuat  cerita  secara  tertulis  sesuai  dengan  peristiwa  yang  terjadi
dalam  foto,  yang  pernah  mereka  alami  bersama  dengan  keluarga.  Siswa  tersebut menceritakan  secara  runtut  dan  jelas  mulai  dari  pergi  bersama  dengan  saudara-
saudaranya  menggunakan  bus,  kegiatan  sesudah  sampai  di  pantai,  perasaan  ketika bermain dipantai. Tulisan siswa tersebut juga terlihat rapi dan bersih, mudah dibaca.
84
Hasil  nilai  karangan  dari  siswa  tersebut  adalah  95  dan  merupakan  salah  satu  hasil yang cukup baik dari antara siswa yang lainnya. Hasil yang diperoleh siswa tersebut
tidak hanya dilihat dari bahasanya, tetapi juga pemahamannya mengenai materi IPS, siwa  tersebut  dapat  mengutarakan  perasaan  senangnya  ketika  berlibur  bersama
keluarganya,  dan  siswa  tersebut  juga  mampu  mengidentifikasi  peristiwa menyenangkan  yang  pernah  dialami  bersama  keluarganya.  Siswa  tersebut  juga
mempunyai prestasi belajar yang baik dan lulus KKM. Menurut hasil wawancara dari guru  mengenai  siswa  tersebut,  beliau  mengatakan  bahwa  siswa  tersebut  memang
salah  satu  siswa  yang  berprestasi  dikelasnya  dan  tergolong  siswa  yang  rajin  dalam mengerjakan  tugas  yang  diberikan  oleh  guru.  Namun  ada  juga  siswa  yang  kurang
baik  dalam  menulis  karangan.  Hasil  karangan  siswa  yang  kurang  baik  terlihat  pada gambar 4.3.
85
Gambar 4.3: Hasil Karangan Siswa
Gambar 4.3 merupakan hasil karangan siswa  yang sulit dibaca, tulisannyapun terlihat  tidak  rapi  dan  kurang  bersih.  Siswa  tersebut  menceritakan  peristiwa  yang
terjadi  dalam  foto  kurang  runtut  dan  kurang,  siswa  tersebut  hanya  menceritakan perasaan  dia  ketika  diajak  jalan-jalan  oleh  ayah  dan  ibunya,  siswa  tersebut  tidak
menceritakan bagaimana dia bisa sampai di taman pintar, diakhir cerita siswa tersebut juga tidak menutup ceritanya dengan kegiatan akhir yang dia lakukan ditaman pintar.
Karangan  yang  dihasil  kan  siswa  tersebut  juga  ada  beberapa  kata  yang  masih  sulit
86
dibaca.  Siswa  tersebut  dalam  proses  pembelajaran  juga  kurang  aktif  hasil  keaktifan siswa  tersebut  dapat  dilihat  pada  tabel  4.4  pada  nomor  25  halaman  74.  Hasil
evaluasi  belajarnya juga  kurang memuaskan karena tidak lulus  KKM, hasil evaluasi belajarnya  juga  dapat  dilihat  pada  tabel  4.5  pada  nomor  25  halaman  76.  Kegiatan
pembelajaran  selama  3  hari  tersebut    siswa  juga  diminta  untuk  membuat  cerita pendek  tentang  pengalaman  pribadinya  yang  lucu.  Hasil  cerita  pendek  yang  dibuat
oleh siswa terlihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4: Hasil Cerita Pendek Siswa
Gambar  4.4  merupakan  hasil  cerita  pendek  dari  salah  satu  siswa  yang  cukup  baik, siswa tersebut menceritakan pengalamannya yang lucu secara runtut dan rapi, bersih
serta  mudah  dibaca,  dan  alurnya  juga  jelas.  Siswa  tersebut  menceritakan  peristiwa ketika dia terjatuh di kamar mandi dan sulit untuk berdiri, siswa tersebut menganggap
peristiwa  yang  dia  alami  merupakan  meristiwa  yang  lucu.  Hasil  karangan  siswa tersebut  sangat  rapi  dan  sangat  bagus,  untuk  usia  kelas  I  SD  bisa  menuliskan
karangan  yang  rapi  seperti  itu  merupakan  hasil  yang  luar  biasa,  tulisannya  yang
87
cukup jelas,  bahkan tidak kalah bagus  jika dibandingkan dengan tulisan siswa kelas VI  SD.  Menurut  hasil  wawancara  dari  guru  mengenai  siswa  tersebut,  guru
mengatakan bahwa siswa tersebut merupakan salah satu siswa yang cukup rajin, dan siswa tersebut juga pernah mengikuti lomba menulis tingkat kota untuk siswa kelas  I
SD. Tetapi ada satu siswa yang tulisannya tidak mudah dibaca dan kurang rapi. Hasil cerita siswa tersebut dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5: Hasil Cerita Pendek Siswa
Gambar  4.5  merupakan  salah  satu  hasil  cerita  dari  siswa  yang  kurang  rapi, cerita  tidak  runtut,  dan  tulisan  tidak  bersih.  Siswa  tersebut  mempunyai  nilai  produk
karangan  yang  kurang  baik.  Didalam  karangannya  siswa  tersebut  menceritakan peristiwa  yang  lucu  ketika  dia  digelitiki,  tetapi  siswa  tersebut  tidak  menyebutkan
siapa  yang  membuat  dia  tertawa  dan  yang  menggelitikinya.  Diakhir  ceritanya  siswa tersebut  langsung  menceritakan  peristiwa  yang  lain  lagi  dan  tidak  melanjutkan
ceritanya yang pertama, jadi karangan siswa tersebut terkesan tidak runtut. Hasil nilai
88
evaluasi  belajarnya  juga  kurang  baik  dapat  dilihat  pada  tabel  4.5  nomor  9  halaman 76.  Dilihat  dari  hasil  keseluruhan  yang  diperoleh  oleh  siswa  dalam  penelitian  ini
terbukti  bahwa jika siswa  aktif dalam  proses pembelajaran  maka prestasi  belajarnya juga  baik,tapi  ketika  siswa  kurang  aktif  dalam  proses  pembelajaran  maka  nilai
prestasinya  juga  cenderung  jelek.  Hal  tersebut  juga  didukung  dari  hasil  wawancara dari guru setelah proses pembelajaran, beliau mengatakan bahwa rata-rata siswa yang
aktif  dalam  pembelajaran  pasti  nilainya  lebih  bagus  daripada  yang  hanya  diam  saja dan tidak pernah bertanya ketika mempunyai  kesulitan. Dari keseluruhan  hasil  yang
diperoleh oleh siswa  terdapat  20 siswa  yang lulus  KKM  dengan persentase 76,92, dan  ada  6  siswa  yang  tidak  lulus  KKM  dengan  persentase  23,08.  Jumlah  siswa
yang mencapai KKM sudah melampaui target yang ditetapkan oleh peneliti. Awalnya peneliti  mempunyai  target  65,  setelah  dilakukan  tindakan  meningkat  menjadi
76,92.  Sehingga  dapat  disimpulkan  terjadi  peningkatan  pada  prestasi  belajar,  dan terbukti  bahwa  media
audio-visual
dapat  meningkatkan  keaktifan  siswa  pada  mata pelajaran IPS siswa kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan.
89
Tabel 4.6: Indikator Pencapaian
No   Variabel Indikator
Deskriptor Kondisi
awal Target
Capaian Pencapaian
1 Keaktifan
Bertanya kepada guru dan atau
teman. Rata- rata turus
siswa yang bertanya pada
guru dan atau teman
4 ,65≈5
6,75≈ 7 7,23≈7
Mengemukakan gagasan dalam
diskusi. Rata
– rata turus siswa yang
mengemukakan gagasan dalam
diskusi 5,38
≈5 6,75≈ 7
8,23≈8
Mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru. Rata-rata turus
siswa yang mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru
5,30 ≈5
6,00≈ 6 7,
19≈7
Rata –rata
keaktifan dari 3 indikator.
5,11 ≈ 5
6,50 ≈6
7,50 ≈7
2 Prestasi
Nilai rata-rata kelas siswa
Nilai seluruh siswa dibagi
jumlah siswa 65,33
72 76,63
Nilai KKM yang diperoleh peserta
didik Persentase  siswa
yang  mencapai KKM
55,55 65
76,92
Dari  data  tabel  4.6  terlihat  bahwa  ada  peningkatan  dari  variabel  keaktifan yang  semula  pada  kondisi  awal  rata-rata  untuk  indikator1  4,65,  indikator  2  5,38,
indikator  3  5,30  dan  rata-rata  dari  keseluruhan  indikator  hanya  5,11  dan  peneliti
90
mempunyai target rata-rata untuk indikator 1 6,75, indikator 2 6,75, indikator 3 6,00,dan  rata-rata  dari  kesuluruhan  indikator  6,50.  Setelah  dilaksanakan  tindakan
siklus I terjadi peningkatan untuk indikator 1 rata-ratanya meningkat menjadi 7,23, indikator 2 menjadi 8,23, dan indikator 3 meningkat menjadi 7,19, untuk rata-rata
dari  keseluruhan  indikator  meningkat  menjadi  7,50.  Untuk  variabel  prestasi  belajar pada nilai rata-rata kelas yang kondisi semula hanya 65,33 meningkat menjadi 76,63
dan  untuk  pencapaian  KKM  dari  kondisi  awal  55,55  yang  lulus  KKM,  setelah dilaksanakan tindakan siklus I ada peningkatan mencapai 76,92.
Berdasarkan dari data hasil observasi keaktifan dan hasil prestasi belajar siswa yang  di  dapat  dari  siklus  I  tersebut,  mengalami  peningkatan  keaktifan  dan  prestasi
belajar.Oleh  sebab  itu  peneliti  memutuskan  bahwa  penelitian  pada  siklus  I  sudah berhasil dan tidak perlu melanjutkan pada siklus II.
91
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  pembahasan  yang  telah  diuraikan  pada  bab sebelumnya telah menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1  Penggunaan  media
audio-visual
dalam  upaya  meningkatkan  keaktifan  siswa pada  mata  pelajaran  IPS  kelas  I  semester  II  SD  Kanisius  Wirobrajan  terlihat
dalam proses pembelajaran  dengan menggunakan media
audio-visual
tersebut. Pada proses pembelajaran terlihat  siswa tertarik  pada video  yang ditayangkan,
sehingga  siswa  mempunyai  ketertarikkan  untuk  bertanya,  berdiskusi,  dan mengerjakan  tugas.  Dengan  menggunakan  media
audio-visual
tersebut  terlihat terjadi  peningkatan  keaktifan,  banyak  siswa  yang  bertanya  mengenai  materi
yang diputarkan dalam video tersebut.  Peningkatan keaktifan siswa juga dapat dilihat  dari  rata-rata  jumlah  turus  siswa  pada  setiap  indikator.  Pada  indikator
keaktifan  yang  pertama  untuk  rata-rata  jumlah  turus  siswa  sebelum menggunakan  media  audio-visual  adalah  4,65  meningkat  menjadi  7,23,  untuk
indikator kedua rata-rata jumlah turus siswa pada kondisi awal 5,38 meningkat menjadi  8,23, untuk  indikator ketiga rata-rata jumlah turus siswa pada kondisi
awal  5,30  meningkat  menjadi  7,19.  Dilihat  dari  hasil  peningkatan  keaktifan siswa  dapat  disimpulkan  bahwa  menggunakan  media
audio-visual
keaktifan
91