Validitas Indikator Keaktifan Validitas dan Reliabilitas

57 Peneliti kemudian memutuskan untuk menambah aspek yang disarankan oleh dosen dalam rubrik psikomotor tersebut, kerena pada awalnya peneliti hanya membuat 2 aspek saja dalam rubrik penilaian psikomotor dan akhirnya peneliti menggunakan 3 aspek untuk menilai psikomotor siswa. Hasil validasi dari kepala sekolah, beliau mengatakan aspek yang dibuat dalam rubrik-rubrik penilaian tersebut sudah sesuai dengan indikatornya, dan dapat digunakan untuk menilai afektif, psikomotor, dan produk. Hasil dari guru, beliau mengatakan bahwa aspek dalam penilaian psikomotor dan afektif sudah sesuai dengan indikator yang dibuat, tetapi beliau juga menyarankan untuk aspek penilaian produk yang digunakan untuk menilai karangan siswa perlu ditambah satu aspek lagi yaitu kerututan cerita, kerena menurut beliau bahwa ketika siswa menulis cerita sudah jelas tapi belum tentu runtut, maka aspek tersebut bisa ditambahkan dalam penilaian produk. Atas saran guru tersebut peneliti kemudian menambahkan satu aspek dalam penilaian produk yaitu keruntutan cerita, lalu setelah menambah satu aspek yang disarankan oleh guru, peneliti kemudian melakukan validasi lagi dengan guru dan guru menyatakan rubrik penilaian untuk psikomotor sudah valid. Peneliti menggunakan empat aspek untuk menilai psikomotor.

3.5.1.4 Validitas Indikator Keaktifan

Pada indikator keaktifan peneliti menggunakan validitas experts judgement yang sebelumnya untuk indikator keaktifan telah diputuskan bersama dengan teman sejawat yang sama-sama meneliti variabel keaktifan. Peneliti melakukan experts 58 judgement kepada tiga tenaga ahli, yaitu kepada dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling di PGSD Universitas Sanata Dharma, kepala sekolah SD N Mancasan, kepada guru kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Hasil validitas dari dosen, beliau mengatakan bahwa lembar observasi dan indikator yang sudah dibuat bisa digunakan untuk observasi keaktifan, tapi dalam ketiga indikator tersebut harus ada penjabarannya ketika melakukan observasi jadi, observasi bisa lebih maksimal. Setelah itu peneliti menjabarkan indikator tersebut dan divalidasikan kembali kepada dosen, beliau mengatakan bahwa lembar observasi keaktifan tersebut sudah valid dan dapat digunakan untuk penelitian tentang keaktifan siswa. Hasil validitas untuk kepala sekolah, beliau memberi komentar bahwa untuk indikator keaktifan yang telah kami putuskan bersama menurut beberapa sumber tersebut sangat baik. Indikator tersebut sudah layak jika digunakan untuk meneliti atau mengukur tingkat keaktifan siswa karena dapat diamati secara langsung, tapi kepala sekolah berpesan supaya dalam proses pembelajaran guru harus memancing siswa agar menunjukkan indikator yang akan diamati. Hasil validitas untuk guru, beliau juga mengatakan indikator tersebut juga sudah baik jika digunakan untuk meneliti atau mengukur tingkat keaktifan siswa karena menurut beliau terkadang banyak siswa yang berani bertanya, tapi ketika diminta untuk mengerjakan tugas, siswa banyak yang tidak mengerjakan, maka untuk indikator ketiga mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, beliau menilai sangat baik karena indikator tersebut dapat mengukur keaktifan siswa pada saat diminta untuk mengerjakan tugas. 59

3.6 Teknik Pengumpulan Data