yang telah ditetapkan dan terjadinya perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu konsep matematika dan mampu
menerapkannya dalam kehidupan.
2. Pemahaman konsep dan Kesalahan Konsep Matematika
1 Pemahaman Konsep
Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi Ratna, 2011:62.
Untuk memecahkan suatu permasalahan, dibutuhkan suatu aturan- aturan yang berorientasi pada suatu konsep-konsep yang diperoleh.
Rosser Ratna, 2011:63 mengungkapkan bahwa, konsep merupakan suatu abstraksi yang mewakili suatu objek, kejadian,
kegiatan atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Dalam pembentukan konsep, setiap orang mungkin akan
mempunyai konsepnya sendiri-sendiri tergantung pada stimulus dan pengalamannya yang diterimanya. Menurut Ausubel Ratna,
2011:64, konsep diperoleh melalui dua cara yaitu pembentukan konsep dan asimilasi konsep.
Konsep matematika
merupakan ide
abstrak yang
memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi apakah suatu objek tertentu merupakan contoh atau non contoh dari ide abstrak
tersebut Suwarsono dan Sugiarto, 2008:3. Pembentukan konsep dilakukan seperti belajar melalui penemuan. Proses pembentukan
konsep merupakan proses induktif. Dalam pembentukan konsep, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seseorang dihadapkan pada berbagai contoh maupun noncontoh dari suatu konsep kemudian melalui suatu proses, seseorang
menentukan aturan atau kriteria untuk konsep tersebut. Berlawanan dengan pembentukan konsep yang bersifat
induktif, asimilasi konsep dilakukan dengan memberikan definisi formal suatu konsep terlebih dahulu. Menurut Rosser Ratna,
2011:65, seseorang belajar melalui atribut-atribut kriteria konsep yang kemudian dihubungkan dengan gagasan-gagasan yang
relevan yang ada pada struktur kognitif mereka. Setelah definisi suatu konsep diberikan, contoh atau diskripsi contoh verbal dapat
digunakan untuk mengilustrasikan konsep tersebut. Ausubel Ratna, 2011:65 juga berpendapat bahwa karena definisi-dafinisi
serta atribut-atribut yang diperlukan disajikan dan bukan ditemukan, asimilasi konsep dapat menjadi satu contoh belajar
penerimaan bermakna. Konsep berkembang melalui suatu tingkatan-tingkatan
tertentu mulai menyebutkan contoh-contoh dari konsep hingga dapat menjelaskan dengan detail tentang atribut-atribut yang ada
pada konsep
tersebut. Klausmeier
Ratna, 2011:70
mengungkapkan bahwa adanya empat tingkatan pencapaian suatu konsep. Pertama, tingkat konkret yang ditunjukkan ketika
seseorang mengenal suatu objek dan dapat membedakan dengan objek lainnya dari stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya
yang selanjutnya menyajikan objek tersebut dalam suatu gambaran mental dan menyimpannya. Kedua, tingkat identitas dicapai ketika
seseorang memperhatikan, mendeskriminan, mengingat dan mengeneralisasi bahwa objek-objek pada kelas yang sama. Ketiga,
tingkat klasifikasi dimana seseorang yang mencapai tingkat ini mengetahui persamaan dari contoh-contoh berbeda. Keempat yaitu
tingkat formal dimana seseorang dapat memberi nama, mendefinisikan atribut-atribut kriterianya, mendeskriminasi dan
memberi nama atribut-atribut yang membatasi, dan memberikan contoh maupun non contohnya secara verbal.
Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pemahaman konsep yang berkaitan dengan materi garis
singgung lingkaran. Ciri pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa dapat mendefinisikan objek yang
dipelajari serta memberikan contoh dan non-contoh dari objek tersebut. Dalam mempelajari materi garis singgung lingkaran,
seorang siswa harus memahami konsep dari garis singgung terlebih dahulu setelah itu siswa dapat mempelajari konsep lainnya seperti
konsep dalam mengukur panjang garis singgung persekutuan dalam maupun garis singgung persekutuan luar dua buah
lingkaran. 2
Kesalahan Konsep Matematika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kesalahan konsep matematika yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan kesalahan konsep yang dilakukan siswa
berkaitan dengan materi garis singgung lingkaran. Siswa yang belum memahami konsep cenderung akan mengalami kesulitan
ketika diminta untuk mendeskripsikan objek yang dipelajari serta menyebutkan contoh dan non contoh dari objek tersebut.
Salah satu cara untuk mengatasi kesalahan konsep yang terjadi adalah dengan memberikan bimbingan belajar yang
disampaikan sekonkret mungkin sehingga siswa dapat lebih memahami
konsep yang
diajarkan. Penggunaan
media pembelajaran yang nyata dan dapat diotak-atik oleh siswa dapat
juga membantu untuk mengatasi kesalahan konsep yang dialami siswa. Untuk mengetahui kesalahan konsep yang dimaksud,
dibutuhkan suatu tes. Tes yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tes diagnostik.
3. Kesulitan Belajar Matematika