Iklim Penutupan Lahan KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Berdasarkan Peta Tanah Pulau Kalimantan skala 1 : 1.000.000 dari Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor Tahun 1993, areal kerja IUPHHK PT. Erna Djuliawati memiliki jenis tanah pemberian nama jenis tanah berdasarkan SK Mentan No. 837KptsUm111980 antara lain adalah latosol 44 dan podsolik merah kuning 56.

D. Hidrologi

Areal PT. Erna Djuliawati meliputi 5 Daerah Aliran Sungai DAS, yaitu : DAS Salau + 4.922 ha, DAS Seruyan + 84.721 ha, DAS Kaleh + 8.836 ha, DAS Manjul + 74.655 ha, dan DAS Salau Hulu + 11.072 ha. Adapun sungai-sungai besar yang mengalir melalui kawasan UM adalah: S. Manjul, S. Seruyan dan S. Salau. Adapun kondisi morpometri DAS selengkapnya tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Morpometri Sungai Di Areal PT. Erna Djuliawati No Nama Sungai Luas Lebar sungai Debit Sifat arus aliran secara umum Luas Daerah Tangkapan Panjang Jalur Terpanjang ha Km m m 3 dt 1 Sungai Salau 4.922 20 35 27.48 Lambat 2 Sungai Seruyan 84,721 52 45 586.63 Lambat 3 Sungai Kaleh 8.836 26 20 58,08 Lambat 4 Sungai Manjul 74.655 58 35 367,17 Lambat 5 Sungai Salau hulu 11.072 29 25 52,48 Lambat Sumber : Pengukuran lapangan Tahun 2000 PT.Erna Djuliawati

E. Iklim

Berdasarkan Peta Agroklimat Pulau Kalimantan skala 1 : 3.000.000 dari Lembaga Penelitian Tanah Bogor Tahun 1979, keadaan iklim di areal kerja UM PT. Erna Djuliawati menurut Klasifikasi Schmidt dan Ferguson sebagian besar wilayahnya termasuk tipe hujan A 0 - 14,3 dan sedikit tipe hujan B 14,3 - 33,3. Dengan mengacu pada data curah hujan dari Stasiun Pengamat Curah Hujan di Kecamatan Nanga Pinoh selama 10 tahun 1991-2000, dapat diperoleh angka curah hujan rata-rata per tahun sebesar 3.599 mm dengan rataan jumlah hari hujan 238 hari. Suhu udara rata-rata adalah 26,4 o C dengan kisaran suhu bulanan antara 26,1 – 29, 7 o C. Suhu udara yang tergolong rendah umumnya terjadi pada bulan Januari sampai dengan April dan suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Oktober. Kelembaban udara rata- rata bulanan adalah sebesar 85, dengan kisaran antara 83 - 87. Kelembaban udara terendah terjadi antara bulan Agustus sampai September dan tertinggi pada bulan Maret.

F. Penutupan Lahan

Input analisa dan identifikasi kondisi penutupan lahan atau vegetasi adalah hasil penafsiran dan pemeriksaan citra landsat oleh Badan Planologi Kehutanan, Departemen Kehutanan No. 421VIIPeta-12002 tanggal 19 November 2002. Berdasarkan hasil pemeriksaan citra landsat adalah sebagai berikut : 1. Areal berhutan Virgin Forest : 66.166 Ha 37,7 2. Areal bekas tebangan LOA : 74.872 Ha 40,7 3. Areal bukan hutan : 16.122 Ha 8,7 4. Tertutup awan : 31.056 Ha 16,9 Jumlah 184.206 Ha 100 Penafsiran pada areal yang tertutup awan TA dilakukan sendiri dengan metode analisis dan identifikasi perbandingan dengan peta hasil topografi dan cruising yang dilakukan oleh PT. Erna Djuliawati, peta citra landsat sebelumnya dan sumber peta kerja lainnya. Hasil identifikasi dihitung ulang secara planimetris dengan hasil sebagai berikut: 1. Area berhutan Virgin Forest : 9.936 Ha 32,0 2. Areal bekas tebangan LOA : 16.948 Ha 54,6 3. Areal bukan hutan : 4.172 Ha 13,4 Jumlah 31.056 Ha 100 Sehingga kondisi akhir penutupan atau vegetasi adalah sebagai berikut : 1. Area berhutan Virgin Forest : 72.102 Ha 32,0 2. Areal bekas tebangan LOA : 91.820 Ha 54,6 3. Areal bukan hutan : 20.284 Ha 13,4 Jumlah 184.206 Ha 100

G. Flora dan Fauna

Dokumen yang terkait

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Analisis komposisi jenis dan struktur tegakan di hutan bekas tebangan dan hutan primer di areal IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

0 14 110

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Petubahan KOihposisi Dan Struktut Tegakan Hutan Produksi Alam Dengan Menggunakan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Ema Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 15 229

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Perkembangan tegakan pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) (Di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 11 232

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Struktur, Komposisi Tegakan dan Riap Tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada Areal Bekas Tebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif

0 2 160

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30