stratum ini kurang memerlukan cahaya atau tahan naungan toleran
c. Stratum C : Terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 4-20 m, tajuknya
kontinyu. Pohon-pohon dalam stratum ini rendah, kecil, banyak bercabang.
Disamping ketiga strata pohon itu terdapat pula strata perdu-semak dan tumbuh-tumbuhan penutup tanah, yaitu :
a. Stratum D : Lapisan perdu dan semak, tingginya 1-4 m.
b. Stratum E : Lapisan tumbuh-tumbuhan penutup tanah ground cover,
tingginya 0-1 m.
D. Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII
Dalam mendorong tercapainya kondisi hutan yang mampu berfungsi secara optimal, produktif, serta dikelola dengan efektif dan efisien
Departemen Kehutanan akan mengembangkan sistem silvikultur intensif dalam pemanfaatan sumberdaya hutan Silvikultur
adalah cara-cara
penyelenggaraan dan pemeliharaan hutan, serta penerapan praktik-praktik pengaturan komposisi dan pertumbuhan hutan Departemen Kehutanan,
2004. Sistem TPTII adalah regime silvikultur hutan alam yang
mengharuskan adanya tanaman pengkayaan pada areal pasca penebangan secara jalur, tanpa memperhatikan cukup atau tidaknya anakan yang tersedia
dalam tegakan tinggal. Keunggulan dari Tebang Pilih dan Tanam Indonesia Intensif TPTII adalah Departemen Kehutanan, 2005:
a. Kontrol pengelolaan baik oleh perusahaan sendiri, maupun pihak luar
lebih efisien, mudah dan murah b.
Pada awal pembangunannya telah menggunakan bibit dengan jenis yang terpilih dan pada rotasi berikutnya telah menggunakan bibit dari hasil
pemuliaan, sehingga produktivitasnya bisa meningkat 5 kali, kualitas produk lebih baik.
c. Target produksi lebih bisa fleksibel bergantung pada investasi tanaman
kayu, produk metabolisme sekunder.
d. Keanekaragaman hayati, kondisi lingkungan lebih baik.
e. Kemampuan perusahaan meningkat.
Dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan Sistem Silvikultur Intensif ini hampir sama dengan pelaksanaan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur
TPTJ hanya saja perbedaannya terletak pada limit diameter pohon yang ditebang dan juga jalur tanam untuk permudaannya. Dalam Sistem Silvikultur
TPTII yaitu pohon-pohon yang ditebang yaitu pohon-pohon komersil yang berdiameter 50 cm keatas, sedangkan Sistem Silvikultur TPTJ pohon yang
ditebang adalah pohon komersil yang berdiameter 40 cm keatas. Pada sistem TPTJ jalur tanam selebar 10 m yang merupakan jalur bebas naungan harus
bersih dari pohon-pohon yang menaungi dan pada jarak 1,5 m masing-masing dari kiri kanan sumbu jalur tanam harus lebih bersih dari semak belukar jalur
bersih selebar 3 m, dan pada jalur tanam tidak boleh dilewati alat berat, kecuali pada pinggir jalur sebelum ada tanaman. Jalur bersih sama sekali tidak
boleh dilewati angkutan kayu. Dalam Sistem Silvikultur TPTII jalur tanam hanya berupa jalur bebas naungan selebar 3 m dimana di tengah jalur tanam
tersebut terdapat sumbu tanam untuk anakan semai permudaan seperti terlihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Jalur tanam
Gambar 1. Metode Penanaman dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII
Jarak antar titik tanam
2,5 m
2,5 m
17 m Jalur
kotor
3 m Titik
tanam
E. Pemanenan Kayu