sedang berlangsung, guru sering menggunakan „slang‟ bahasa Inggris yang kurang dimengerti siswa, guru sering mencoba metode mengajar yang membuat
siswa merasa terbebani dan penampilan fisik guru bau badan, dll. Guru merupakan fasilitator dalam proses pembelajaran. Proses belajar mengajar terjadi
antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Apabila relasi antara guru dan siswa terjalin baik, maka
proses belajar mengajar juga berjalan baik. Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa guru termasuk di dalamnya relasi antara guru dengan siswa merupakan faktor
yang mempengaruhi minat sisiwa terhadap pembelajaran IPA-fisika bilingual. Apabila siswa nyaman dan suka kepada gurunya, maka siswa akan senang
terhadap mata pelajaran yang diampu guru tersebut. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Seker 2011 yang menyatakan bahwa siswa akan nyaman berada di
kelas apabila ia mempunyai relasi yang baik dengan guru. Sebaliknya, apabila siswa kurang senang terhadap gurunya, maka siswa akan malas dalam mengikuti
mata pelajaran yang diampu guru tersebut.
4.2.2.7 Teman
Berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh dari analisis angket, sebanyak 74.18 responden menyatakan bahwa teman merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap minat dalam mengikuti pembelajaran IPA-fisika bilingual. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa relasi yang terjalin antar siswa akan
mempengaruhi minat dan proses belajar di dalam kelas. Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara, keberadaan teman,
terlebih teman sekelas, sangat mempengaruhi siswa dalam belajar. Siswa yang
berteman dengan siswa pandai dan rajin cenderung akan terbawa dan terpengaruh menjadi rajin, ditunjukkan dengan saling berdiskusi tentang materi pelajaran dan
mau bersaing sehat dalam hal perolehan nilai. Sebaliknya, siswa yang berteman dengan siswa malas biasanya akan terpengaruh juga menjadi malas dan acuh
dalam pembelajaran. Suasana kelas yang kondusif juga akan mendukung proses pemahaman materi pelajaran, sebaliknya, apabila suasana kelas gaduh maka akan
membuat suasana kurang nyaman untuk belajar. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Seker 2011 yang menyatakan bahwa dukungan dari lingkungan
sekolah, termasuk teman, yang mau menghargai dan mendukung segala aktivitasnya akan memberikan pengaruh positif dan menjadi pemberi semangat
dalam belajar. Berdasarkan observasi yang dilakukan, terdapat siswa yang mau
membantu dan berdiskusi dengan siswa yang belum memahami pelajaran IPA- fisika bilingual. Namun ada juga siswa yang kurang peduli terhadap temannya
terkesan pelit sehingga ia kurang disenangi oleh siswa yang lain. Siswa yang bertingkah laku tidak wajar, seperti: sering usil terhadap teman, suka menyendiri,
dll, biasanya cenderung dikucilkan oleh siswa yang lain sehingga proses belajar pun tidak berjalan dengan kondusif. Latar belakang prestasi siswa dalam berteman
juga berpengaruh terhadap minat siswa dalam mempelajari IPA-fisika bilingual. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa keberadaan teman merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap pembelajaran IPA- fisika bilingual. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik 2005: 125, keberadaan
teman penting untuk mendorong dan menumbuhkan minat dalam belajar karena
teman bisa diajak berdiskusi dan bisa memberikan bantuan ketika mengalami kesukaran. Apabila relasi antar siswa baik maka proses pembelajaran akan
berjalan baik pula.
4.2.2.8 Media Massa