dan perasaan senang terhadap suatu hal. Hal ini sesuai dengan pendapat Abror 1993: 112 yang menyatakan bahwa gejala konasi diwujudkan dalam bentuk
kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan. Apabila siswa mempunyai minat atau ketertarikan dalam belajar, maka siswa tersebut akan berusaha untuk
tekun dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
4.2.1.4 Minat Siswa Ditinjau dari Semua Unsur yang Mempengaruhi
Berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh, minat siswa terhadap pembelajaran IPA-fisika bilingual berdasarkan seluruh unsur yang mempengaruhi
termasuk dalam kategori sedang. Sebanyak 93 responden atau 45.59 dari sampel yang mempunyai nilai pada interval 90 X
≥ 110 sehingga berada pada kategori sedang. Hasil ini terpaut sedikit dengan jumlah siswa yang termasuk
dalam kategori tinggi dengan nilai pada interval 110 X ≥ 130, yaitu sebanyak 87
responden atau 42.65. Hal ini berarti bahwa ketertarikan siswa dalam mempelajari IPA-fisika dengan bilingual tergolong biasa saja, tidak terlalu
antusias juga tidak terlalu mengacuhkan. Seperti penjelasan sebelumnya, minat dipengaruhi oleh unsur kognisi,
emosi dan konasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa minat siswa berdasarkan unsur kognisi berada pada kategori tinggi, dengan pengertian bahwa
pengetahuan siswa dalam memahami apa-apa mengenai pembelajaran IPA-fisika dengan bilingual sudah tinggi. Seperti yang telah diketahui bahwa minat tidak
hanya terdiri atas unsur kognisi saja, ini mempunyai arti bahwa pemahaman tentang bilingual saja tidak cukup untuk menimbulkan minat belajar terhadap
siswa. Terdapat unsur emosi yang menyangkut perasaan senang atau tidak senang
seorang siswa terhadap sesuatu yang nantinya akan direfleksikan sebagai kemauan dan tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran IPA-fisika bilingual yang ditinjau dari seluruh unsur termasuk
dalam kategori sedang. Hal ini mempunyai arti bahwa siswa yang sudah mampu memahami apa itu pembelajaran IPA-fisika bilingual dan mengetahui apa saja
manfaat yang ditimbulkan, secara otomatis akan berusaha menekuni mata pelajaran dan terpacu untuk lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dari
uraian di atas bisa disimpulkan bahwa minat merupakan suatu rangkaian darip proses kognisi, emosi dan konasi. Untuk menimbulkan suatu minat, seorang siswa
harus mengenali terlebih dahulu objek tersebut, kemudian baru memutuskan apakah ia senang atau tidak, selanutnya perasaan senang tersebut akan
menimbulkan dorongan untuk melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Abror 1993: 112 yang menyatakan bahwa konasi merupakan tindak lanjut unsur
kognisi dan emosi yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan pengertian tersebut bisa dikatakan bahwa
minat juga berpengaruh terhadap belajar siswa, sesuai yang dikemukakan oleh Slameto 2010: 57, apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan maksimal. Karena tidak ada daya tarik baginya, siswa menjadi enggan untuk belajar sehingga cenderung tidak
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
4.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa terhadap Pembelajaran IPA- Fisika Bilingual