uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi siswa, dalam hal ini perasaan senang atau tidak senang, dapat mempengaruhi minat siswa terhadap
pembelajaran IPA-fisika bilingual. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ahmadi 2009: 111 bahwa emosi akan mempengaruhi kejiwaan sehingga dapat
berpengaruh kemauan dan perbuatan hingga pada pembentukan pribadi siswa. Pendapat lain diungkapkan oleh Abror 1993: 112 yang menyatakan bahwa minat
akan menimbulkan kemauan yang nantinya akan menentukan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang nantinya juga berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran.
4.2.1.3 Minat Siswa Ditinjau dari Unsur Konasi
Berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh, minat siswa terhadap pembelajaran IPA-fisika bilingual berdasarkan unsur konasi termasuk dalam
kategori sedang. Sebanyak 93 responden atau 45.59 dari sampel yang mempunyai interval nilai 38.25 X
≥ 46.75 sehingga berada pada kategori sedang. Hasil tersebut terpaut sedikit dengan jumlah siswa dengan kategori tinggi
yaitu sebanyak 70 responden atau 34.31 mempunyai nilai pada interval 46.75 X
≥ 55.25. Hal ini mempunyai arti bahwa kebanyakan siswa telah mempunyai kemauan untuk belajar IPA-fisika bilingual dengan pengetahuan yang dimiliki
terhadap segala sesuatu mengenai IPA-fisika bilingual dengan segala perasaan yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, secara garis besar diperoleh fakta bahwa mereka yang menyukai pembelajaran IPA-fisika cenderung akan
berusaha lebih aktif dalam pembelajaran. Mereka tidak segan untuk berpartisipasi,
bertanya dan melakukan apa saja untuk lebih memahami materi. Siswa akan berusaha mencari tahu tentang materi IPA-fiska bilingual apabila mengalami
kesulitan, baik melalui buku, internet, bahkan berdiskusi dengan teman lain. Tidak sedikit juga siswa yang mengikiti les atau tambahan pelajaran IPA-fisika dan
bahasa Inggris untuk lebih mendukung dalam proses pemahaman materi IPA- fisika bilingual. Karena siswa menyukai IPA-fisika bilingual maka mereka
mempunyai kemauan. Kemauan yang dimiliki oleh siswa inilah yang akan berujung pada suatu tindakan. Seperti yang disampaikan oleh Ahmadi 2009:
123, kemauan merupakan dorongan dari dalam sadar yang menimbulkan kegiatan terarah untuk mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Sebagian siswa masih ada yang merasa penggunaan bilingual pada pembelajaran IPA-fisika sangat memberatkan, hal ini ditunjukkan dengan masih
ada siswa yang digolongkan mempunyai kecenderungan minat yang rendah. Hal tersebut membuat mereka menjadi malas dalam mengikuti pembelajaran. Tidak
adanya ketertarikan siswa dalam mempelajari IPA-fisika bilingual menyebabkan tidak adanya motivasi untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pencapaian
tujuan pembelajaran. Karena tidak mempunyai motivasi atau dorongan belajar maka siswa akan kesulitan dalam memahamai materi pelajaran IPA-fisika
bilingual. Seperti dinyatakan oleh Hamalik 2005: 28, bahwa belajar yang efektif adalah belajar yang didasari oleh dorongan atau motivasi murni yang berasal dari
diri sendiri. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa konasi merupakan unsur minat yang dapat mempengaruhi tindakan siswa dalam mempelajari IPA-fisika
bilingual. Konasi atau gejala kemauan siswa sangat ditentukan oleh pengetahuan
dan perasaan senang terhadap suatu hal. Hal ini sesuai dengan pendapat Abror 1993: 112 yang menyatakan bahwa gejala konasi diwujudkan dalam bentuk
kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan. Apabila siswa mempunyai minat atau ketertarikan dalam belajar, maka siswa tersebut akan berusaha untuk
tekun dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
4.2.1.4 Minat Siswa Ditinjau dari Semua Unsur yang Mempengaruhi