38
V. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
5.1. Karakteristik Selat Madura
Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi paling timur di Pulau Jawa dengan posisi geografis 110°54 - 115°57 BT dan 5° 371 - 8°48 LS, Sebagian
besar Provinsi Jawa Timur dilewati oleh dua aliran sungai yaitu Begawan Solo dan Kali Brantas, untuk Kali Brantas aliran airnya akan bermuara di Selat
Madura, Dimana sebelumnya Sungai Brantas membelah menjadi dua sungai besar yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong. Provinsi Jawa Timur memiliki luas
wilayah 157.922 Km
2
dan memiliki luas perairan mencapai 110.000 Km
2
dengan jumlah pulau sebanyak 74 pulau. Selat Madura merupakan salah satu wilayah
perairan provinsi Jawa Timur yang memiliki lokasi diapit oleh dua pulau yaitu Pulau Jawa dan Pulau Madura. Dan ada 11 kabupaten kota yang memiliki akses
pemanfaatan di Selat Madura yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten
Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo.
Tabel 3. Sungai-Sungai Besar yang ada di Jawa Timur dan Bermuara di Selat Madura beserta Besaran Debit Air.
No Nama Sungai
Kota Kabupaten Debit Air
m3dt
1 Kali Surabaya
Surabaya 36,294
2 Kali Porong
Sidoarjo 5
3 Kali Rejoso
Pasuruan 14,148
4 Kali Kramat
Perbatasan Pasuruan-Probolinggo 51,644
5 Kali Pekalen Condong Probolinggo
10,031 6 Kali
Rondo Ningo
Probolinggo 0,949
7 Kali Sampean
Bondowoso 12,836
8 Kali Kemuning
Pamekasan 7,2683
Total Debit Air 138,1703
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Jawa Timur, 2005
Karakteristik oceanografi, Selat Madura memiliki ombak yang relative tenang, dan aliran ombak perairan Selat Madura memiliki pola aliran air dari timur
ke barat dan sebaliknya, sehingga daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki potensi baik untuk daerah penangkapan ikan atau pun untuk
transportasi laut Internasional. Berdasarkan karakteristik sumberdaya perikanan, faktor oseanografis dan ekologis status sumberdaya dan nelayan, maka
39 pengelolaan sumberdaya perikanan di Provinsi Jawa Timur dibedakan dalam 4
area, yaitu : 1 Wilayah Perairan Laut Jawa
2 Wilayah Perairan Selat Madura 3 Wilayah Perairan Selat Bali, dan
4 Wilayah Perairan Samudera Indonesia Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005
Berdasarkan perwilayahan daerah tangkapan di Propinsi Jawa Timur tersebut di atas maka Selat Madura termasuk dalam pengelolaan wilayah 2 dua. Dengan
posisi yang sangat strategis dan kondisi lingkungan yang mendukung maka secara langsung Selat Madura memberikan peranan penting dalam
perekonomian Jawa Timur dari segi sumberdaya yang dipunyai, selain itu juga Selat Madura memberikan konstribusi dalam sektor transportasi baik itu
penyeberangan dari dan ke Surabaya-Madura dan daerah-daerah lain di Indonesia, Selat Madura selama ini juga di manfaatkan sebagai sarana
transportasi ekspor-impor Indonesia dari wilayah Jawa Timur. Besarnya pemanfaatan Selat Madura memicu degradasi lingkungan yang ada semakin
besar. Saat ini terjadinya pencemaran di perairan Selat Madura menjadi kendala bagi Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan peta wilayah BAKOSURTANAL dengan skala area 0-4 mil maka didapatkan bahwa luas Selat Madura sebesar 6.622 km
2
. Adapun untuk luas wilayah berdasarkan skala 4-12 mil sebesar 4.341 km
2
, dan luas wilayah berdasarkan skala 0-12 mil sebesar 36.027 km
2
. Adapun luas wilayah perairan di Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan sebagaimana Tabel 4. Wilayah Perairan
Jawa Timur Berikut ini :
Tabel 4. Wilayah Perairan Jawa Timur. LUAS AREA km
2
NO WILAYAH PERAIRAN
0 – 4 mil 4 – 12 mil
0 – 12 mil
1 Laut Jawa
8.376 27.650
36.027 2 Selat
Madura 6.622
4.341 10.962
3 Propinsi bagian selatan
5.042 6.494
11.536 Total
= 20.040
38.485 58.525
Proporsi luas 412 mil = 34,2
Sumber : Dianalisi dari peta dasar perairan laut BAKOSURTANAL sheet No. 49 Jawa Timur dan Sheet No.50 Bali Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa
Timur, 2001
40 Wilayah perairan Selat Madura saat ini mengalami tekanan berat atau
terjadi degrdasi lingkungan akibat dampak pembangunan di sekitar Selat Madura. Besarnya eksploitasi sumberdaya di pesisir Selat Madura serta
pesatnya laju pencemaran yang terjadi, yang secara teknis masuknya pencemaran dipengaruhi oleh masukan limbah baik domestik atau dari penduduk
setempat maupun industri yang ada di sekitar Selat Madura, sehingga hal tersebut mengakibatkan penurunan kualitas fisik lingkungan perairan dan
produktivitas ekosistem dapat turun ke titik terendah environmental degradation. Saat ini yang timbul dalam kehidupan masyarakat sekitar Selat
Madura terjadinya penurunan kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada sumberdaya alam di Selat Madura.
Indikasi terjadinya penurunan sosial-ekonomi dapat dilihat dengan semakin menurunya tangkapan para nelayan dan seringnya terjadi konflik antar nelayan
antar daerah. Padatnya jumlah penduduk di pesisir Selat Madura juga memberikan dampak yang kurang baik saat ini, pembuangan limbah domestik
tampak melakukan proses daur ulang menimbulkan percepatan terhadap proses pencemaran di Selat Madura.
Perairan Selat Madura secara fisiografis bisa digambarkan sebagai perairan yang berbentuk setengah cawan setengah cekungan. Hasil penelitian
Puslitbang Geologi Kelautan di perairan Selat Madura 1995 diacu dalam Salahuddin.M 2007, kondisi perairannya mempunyai bentuk fisiografi yang
landai, dengan dicirikan mulai dari kedalaman 10 m, 20 m, 30 m menerus ke arah timur hingga mencapai kedalaman 90 m, kemudian dilanjutkan ke tepian
laut dalam di Laut Bali dengan kedalaman mulai dari 200 m.
5.2. Sumberdaya Ikan Selat Madura