Kebijakan dan Implikasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

93 Dari Gambar-27 dan Gambar-28 didapatkan bahwa akibat faktor pencemaran, sumberdaya ikan demersal di perairan Selat Madura mengalami depresiasi. Berdasarkan kedua gambar di atas dan dengan perhitungan menggunakan discount rate 12,81 dan 10,58, didapatkan bahwa terjadi penurunan present value saat tanpa pencemaran dengan present value dengan faktor pencemaran BOD, COD dan TSS. Sedangkan present value terendah diakibatkan oleh adanya faktor pencemaran TSS, hal ini berarti bahwa pencemaran TSS memberikan pengaruh yang lebih tinggi dari pada pencemaran BOD dan COD. Dari kedua gambar diatas juga memperlihatkan bahwa besaran depresiasi dengan discount rate 12,81 dan 10,58, saat tanpa pencemaran dan dengan pencemaran BOD meningkat 718,41. Sedangkan peningkatan besaran depresiasi saat tanpa pencemaran dan dengan pencemaran COD meningkat sebesar 2532,56 . Peningkatan besaran depresiasi saat tanpa pencemaran dan dengan pencemaran TSS meningkat sebesar 2959,83 .

6.8 Kebijakan dan Implikasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Kekayaan sumberdaya dan letak yang strategis perairan Selat Madura mendorong berbagai pihak terkait stakeholders memanfaatkan semua potensi yang ada secara berlebihan. Konflik antar nelayan merupakan salah satu akibat semakin tertekannya perairan Selat Madura karena banyaknya pemanfaatan di perairan ini. Konflik yang menjadi bahaya laten di perairan ini terus berlangsung dan dapat berakibat terhadap degradasi lingkungan. Degradasi sumberdaya pesisir di Selat Madura, telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, antara lain: deforestasi hutan mangrove, rusaknya terumbu karang, kegiatan tangkap ikan berlebih overfishing, meningkatnya laju pencemaran, berkembangnya erosi pantai, semakin luasnya reklamasi pantai yang mengorbankan habitat pantai. Tingginya pencemaran yang mengakibatkan naiknya laju degradasi dan depresiasi dari sumberdaya ikan yang ada di Selat Madura perlu ditekan. Banyaknya kepentingan akan pemanfaatan ruang di perairan Selat Madura merupakan pemicu terhadap banyaknya tingkat pencemaran yang masuk ke Perairan Selat Madura. Banyaknya tingkat pencemaran yang cenderung meningkat setiap tahunnya memberikan dampak terhadap menurunya jumlah stok ikan di perairan. 94 Dilihat dari sumber pencemaran berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan bahwa pemicu pencemaran yang masuk ke perairan selat Madura berasal dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri, kegiatan transportasi, dan kegiatan pertanian. Dari kegiatan rumah tangga kondisi perairan Selat Madura terjadi di seluruh Kabupaten pesisir di Selat Madura, hal ini terlihat dari banyaknya kondisi perairan di setiap pintu air tiap-tiap muara terutama di Kota Surabaya yang berbusa yang merupakan tanda bahwa kondisi perairan mengandung banyak detergen. Kegiatan industri sering mengakibatkan tercemarnya perairan dari limbah yang dihasilkan terutama di Kota Surabaya. Hal ini terlihat dari banyaknya temuan dari para petugas penyidik pegawai negeri sipil lingkungan. Banyak metode atau teknik yang dilakukan oleh para industri nakal dalam membuang limbah yang di hasilkan ke perairan seperti membuang langsung limbah industri ke perairan pada malam hari, membocorkan tempat penambungan limbah agar limbah dapat merembes dan masuk keperairan dan membuat saluran langsung menuju ke perairan. Kompleksnya permasalahan pencemaran di Selat Madura dan untuk menjaga agar kondisi sumberdaya ikan di perairan tersebut tetap lestari, maka diperlukan beberapa pendekatan dalam menangi permasalahan, menurut Kusumastanto.T 2005 ada 4 pendekatan yaitu Pendekatan ekosistem, Pendekatan Sosial Ekonomi dan Budaya, Pendekatan Sosial Politik, dan Pendekatan Hukum dan Kelmbagaan. Adapun pendekatan-pendekatan dalam menyelesaikan masalah di selat Madura adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Ekosistem

• Melakukan reboisasi hutan mangrove di sepanjang pesisir Selat Madura sebagai upaya penanggulangan pencemaran secara alamiah. • Melakukan upaya pencegahan dengan pengurangan beban pencemaran dengan cara, pembuatan tempat pengolahan limbah bagi industri dan rumah tangga. • Melakukan kegiatan Prokasih Program kali Bersih untuk mengurangi pencemaran. • Tidak melakukan pembuangan limbah pencucian mesin kapal ke laut. • Melakukan monitoring kondisi kualiatas air di DAS daerah aliran sungai secara berkala. 95 • Pemantauan jumlah tangkapan ikan sesuai dengan JTB yang sudah ditetapkan. • Tidak melakukan reklamasi pantai yang mengorbankan habitat pesisir. • Tidak melakukan pembuangan air lumpur panas PT. Lapindo Brantas ke laut tanpa pengolahan water treatment terlebih dahulu Kasus dan Kondisi Terkini.

2. Pendekatan Sosial Ekonomi dan Budaya

• Melakukan penerapan instrumen ekonomi seperti pajak kepada industri yang akan membuang limbah ke perairan. Dimana pajak yang dipungut dari industri di peruntukkan untuk pembiayaan penanggulangan pencemaran dengan membuat tempat pengolahan limbah terpadu. • Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan untuk masyarakat di kawasan pesisir Selat Madura, sehingga dapat menimbulkan kepedulian masyarakat akan lingkungan pesisir. • Menanamkan pemahaman akan pentingnya perairan Selat Madura dari potensi yang dimiliki dengan melalui nilai-nilai budaya yang sudah ada di masyarakat pesisir. • Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya ikan yang ada. • Melakukan pembagian wilayah tangkapan untuk menghindari terjadinya konflik yang dapat mengakibatkan terdegradasinya sumberdaya ikan.

3. Pendekatan Sosial Politik

• Penyusunan perencanaan pembangunan pesisir secara terpadu antara daratan dan laut. • Penyusunan kebijakan pengelolaan tangkapan ikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor pencemaran dan faktor yang lain yang dapat memberikan pengaruh agar mendapat data stok ikan yang sesuai dan kebijakan yang tepat. 96 • Penyusunan perencanaan pembangunan Propinsi Jawa Timur dengan mengintegrasikan antar sektor dan wilayah.

4. Pendekatan Hukum dan Kelembagaan

• Menjalankan hukum yang telah ditetapkan dengan baik untuk menunjang pembangunan wilayah pesisir di Selat Madura. • Pembentukan kelembagaan yang tediri dari berbagai perwakilan sektor yang memiliki keterkaitan dengan pemanfaatan perairan Selat Madura dan memiliki tujuan memberikan perhatian yang lebih serius akan kondisi perairan di Selat Madura. 97

VII. KESIMPULAN DAN SARAN