59 kedua jenis alat tangkap tersebut rata-rata 6 orang. Armada kapal yang
digunakan rata-rata di bawah 30 Gross Tonage GT. Setelah didapatkan beberapa data yang didapatkan dari hasil wawancara seperti besar biaya melaut,
lama melaut, daerah tangkapan dan harga ikan kakap dan kerapu. Kemudian dilakukan beberapa standarisasi baik itu standarisasi produksi, standarisasi effort
dan biaya untuk mendapatkan hasil data yang sesuai.
6.1 Data Produksi Ikan Kerapu dan Ikan Kakap
Untuk mendapatkan nilai produksi kakap dan kerapu yang sebenarnya maka dilakukan standarisasi produksi, dimana produksi kakap dan kerapu
terhadap total tangkapan dari alat tangkap jaring insang hanyut dan jaring trammel net, adapun standarisasi ini di adopsi dari Anna. S 2003, sebagai
berikut :
∏
= ⎥
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎢ ⎣
⎡ −
=
− m
1 -
t 1
n 1
pt ht
it i
1,2 i
h h
h h
.………………………………………………6-1
Setelah diketahui proporsi produksi ikan kakap dan kerapu, maka akan diketahui data terhadap kedua spesies tersebut terhadap total alat tangkap. Proses
dekomposisi untuk menentukan produksi ikan demersal di Selat Madura dilakukan dengan perhitungan persamaan di bawah ini :
it ij
ijt
h h
φ
=
…………….……………………………………………………………6-2a
∏ ∑
=
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
=
3 1
1 -
n 1
i ij
ij
h h
t
φ
……..………………………………………………………….6-2b
Maka produksi spesies i oleh alat tangkap j pada periode t adalah :
it 3
1 1
- n
1 i
ij ijt
h h
h h
⎥ ⎥
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎢ ⎢
⎣ ⎡
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
=
∏ ∑
= t
…………..……………………………………………..6-3
60 Kemudian didapatkan total produksi perikanan demersal setelah dilakukan
dikomposisi adalah :
∑∑
=
i j
ijt t
h hD
……………………….…………………………………………….6-4
Adapun penjelasan dari persamaan di atas adalah sebagai berikut: dimana dimisalkan bahwa catch dari jenis ikan i oleh alat tangkap j pada periode
t sebagai h
ijt.
Dimana h
ijt
adalah proporsional terhadap jumlah spesies i yang diproduksi secara total pada periode t. Untuk menentukan proporsi yang tepat,
maka digunakan rataan geometrik antara rasio dari produksi jenis ikan i oleh alat tangkap j dengan total produksi dari jenis ikan i, sehingga nantinya akan
didapatkan nilai total produksi ikan demersal pada tahun ke t dimana di peroleh dari jumlah produksi dari jenis ikan i oleh seluruh alat tangkap j. Maka dari hasil
penelitian didapatkan untuk produksi ikan kerapu dan kakap dengan alat tangkap jaring insang hanyut dan jaring trammel net, dan dilakukan standarisasi maka
diperoleh total produksi seperti pada Tabel-11 berikut:
Tabel 11. Analisis Data Produksi
Produksi Ton Share Trammel Net Ton
Share Jaring Insang Hanyut Ton
Tahun Kerapu Kakap
Kerapu Kakap
Total Produksi
Kerapu Kakap Total
Produksi Grand
Total
1991 277,00 309,40 3,26
27,50 30,76 23,50
42,40 65,90 96,66
1992 492,90 474,80
15,50 35,20 50,70
75,10 72,30 147,40
198,10 1993 569,20
905,10 0,10 95,10 95,20 0,40
385,90 386,30 481,50
1994 292,90 703,60
11,70 1,00 12,70 4,90
79,40 84,30 97,00
1995 264,10 281,80 4,50
22,30 26,80 119,30
87,10 206,40 233,20
1996 1420,80 444,10 14,90 20,90 35,80 0,00 127,80 127,80
163,60 1997 1651,10 174,80
620,40 13,00 633,40 4,80 60,00 64,80 698,20
1998 2660,20 237,10 961,80
23,00 984,80 7,80 109,80 117,60
1102,40 1999 34,20
153,80 0,00
5,20 5,20 54,40
104,00 158,40
163,60 2000 503,00
713,60 16,30 3,60 19,90
42,50 162,60 205,10
225,00 2001 1850,20 932,60
136,50 15,20 151,70 33,20 94,50 127,70
279,40 2002 120,30
259,90 26,50 0,00 26,50
62,80 223,90 286,70
313,20 2003 348,40
506,10 26,50 0,00 26,50
59,10 121,50 180,60
207,10 2004 405,00
386,30 31,00 3,80 34,80
25,20 111,30 136,50
171,30 2005 828,40
962,30 0,00 1,90 1,90 128,20
23,60 151,80 153,70
Total 11717,70 7445,30 1868,96 267,70 2136,66 641,20 1806,10 2447,30 4583,96
Sumber data : diolah dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur
Hasil standarisasi produksi didapatkan bahwa produksi jenis ikan kakap dan kerapu memiliki trend produksi dari tahun 1991-2005 yang terus menurun
61 dari hasil tangkapan kedua alat alat tangkap jaring insang hanyut dan jaring
trammel net, dimana pada tahun 1998 produksi mengalami lonjakan kenaikan yang tertinggi selama 15 tahun terakhir sebesar 1102,40 ton setelah tahun
tersebut trend terjadinya penurunan sumberdaya ikan kakap dan kerapu. Dari hasil standarisasi juga didapatkan bahwa jaring insang hanyut memiliki efektifitas
penangkapan yang lebih baik bila dibandingkan dengan jaring trammel net dalam melakukan penangkapan jenis ikan kakap dan kerapu.
0.00 500.00
1000.00 1500.00
2000.00 2500.00
3000.00
19 91
19 93
19 95
19 97
19 99
20 01
20 03
20 05
Tahun Ton
Ikan Kerapu Ikan Kakap
Gambar 16. Produksi Ikan Kerapu dan Ikan Kakap di Selat Madura
Produksi secara keseluruhan dari jenis alat tangkap yang beroprasi di Selat Madura di dapatkan tend produksi yang berfluktuasi dan kecenderungan
mengalami kenaikan pada tiga tahun terakhir. Ada dua kali lonjakan produksi yang besar ikan kerapu yakni di tahun 1998 sebanyak 2660.20 ton dan tahun
2001 sebanyak 1850,20 ton. Produksi ikan kerapu pada tahun 2005 sebesar 828,40 ton. Produksi ikan kakap mengalami fluktuasi, dimana produksi terbesar
terjadi pada tahun 2005 sebanyak 962,30 ton. Bila dilihat dari grafik bahwa alat tangkap jaring insang hanyut dan jaring trammel net per tahun, maka didapatkan
bahwa dari kedua alat tangkap tersebut spesies yang lebih dominan ditangkap adalah ikan kakap bila dibandingkan dengan ikan kerapu. Total produksi ikan
dari periode 1991-2005, bila dibandingkan antara total produksi ikan kerapu dan ikan kakap maka akan diperoleh bahwa produksi ikan kerapu lebih banyak
dibandingkan ikan kakap, dimana produksi total ikan kerapu sebesar 11.717,70 ton sedangkan total produksi ikan kakap sebesar 7.445,30 ton. Untuk
62 mengetahui jumlah produksi ikan kerapu per alat tangkap dapat dilihat pada
Gambar-17 berikut ini :
0.00 200.00
400.00 600.00
800.00 1000.00
1200.00
19 91
19 93
19 95
19 97
19 99
20 01
200 3
20 05
Tahun To
n
Share Produksi Jaring Insang
Hanyut Share Produksi
Trammel Net
Gambar 17. Produksi Ikan Kerapu Berdasarkan Alat Tangkap
Dari Grafik-17 produksi ikan kerapu berdasarkan alat tangkap didapatkan bahwa produksi ikan kerapu dengan alat tangkap jaring insang hanyut selama
15 tahun memiliki efektifitas penangkapan yang lebih baik dibandingkan dengan alat tangkap jaring trammel net. Sedangkan untuk alat tangkap trammel net
mengalami lonjakan produksi terbesar pada tahun 1998 sebesar 961,80 ton dan pada tahun 2005 tidak ada produksi ikan kerapu dari alat tangkap jaring trammel
net. Alat tangkap jaring insang hanyut pada tahun 1996 tidak menghasilkan produksi ikan kerapu, sedangkan produksi ikan kerapu tertinggi terjadi pada
tahun 2005 sebanyak 128,20 ton. Untuk trend tangkapan ikan kerapu untuk alat tangkap jaring trammel net kecenderungan mengalami penurunan, walaupun
pada tahun 1998 sempat mengalami lonjakan produksi yang tertinggi, sedangkan untuk alat tangkap jaring insang hanyut trend produksi kecenderungan
mengalami kenaikan. Produksi ikan kakap berdasarkan alat tangkap dapat dilihat pada Gambar-18 berikut ini :
63
0.00 50.00
100.00 150.00
200.00 250.00
300.00 350.00
400.00 450.00
19 91
19 93
19 95
19 97
19 99
20 01
20 03
20 05
Tahun Ton
Share Produksi Jaring Insang Hanyut
Share Produksi Jaring Trammel Net
Gambar 18. Produksi Ikan Kakap Berdasarkan Alat Tangkap
Produksi ikan kakap berdasarkan alat tangkap, didapatkan bahwa efektifitas alat tangkap jaring insang hanyut lebih baik dari pada jaring trammel
net. Hal ini dibuktikan dengan tingkat produksi jaring insang hanyut yang lebih baik dari pada jaring trammel net. Produksi tertinggi dari kedua alat tersebut
terjadi pada tahun 1993, untuk produksi ikan kakap dengan alat tangkap jaring insang hanyut sebanyak 385,9 ton dan produksi jaring trammel net sebanyak
95,1 ton. Untuk trend produksi ikan kakap didapatkan bahwa produksi mengalami gejala penurunan produksi. Untuk hasil produksi tahun 2005 dimana
untuk jaring insang hanyut sebanyak 23,6 ton dan produksi jaring trammel net sebanyak 1,9 ton.
6.2 Standarisasi Unit Effort