17
δ π
π =
∂ ∂
∂ ∂
+ ∂
∂ h
h x
x h
x x
F ,
,
……………………………………………………………2-23
Dimana Fx adalah pertumbuhan alami dari stok ikan,
x h
x ∂
∂ ,
π
adalah rente marjinal akibat biomass,
h h
x ∂
∂ ,
π
adalah rente marjinal akibat perubahan produksi. Parameter ekonomi dan biologi ditentukan oleh besaran
c biaya per unit effort, p harga ikan,
δ
discount rate dan q merupakan koefisien tangkapan.
x F
x F
= ∂
∂
adalah produktivitas marjinal dari biomass yang merupakan turunan pertama dari Fx. Hasil dari persamaan diatas
menghasilkan
•
x
optimal yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat tangkapan dan upaya yang optimal. Dengan demikian maka dapat diketahui
rente sumberdaya perikanan yang merupakan hasil dari perkalian antara harga produuk ikan dengan tangkapan optimal dikurangi biaya dari tingkat upaya
optimal, atau :
∗ ∗
∗ ∗
− =
h c
h h
p x
…………………………………………………………………….2-24
2.5 Pengertian Pencemaran
Menurut Conrad dan Clark 1987; Perman et al 1996 diacu dalam Fauzi.A 2004 mengatakan bahwa sebelum tahun 1960-an, masalah
eksternalitas dianggap hal kecil dan bisa diselesaikan melalui negosiasi. Namun, setelah tahun 1960-an, para ahli melihat bahwa masalah ekternalitas adalah
masalah yang cukup serius dan tidak bisa dihindari sebagai konsekuensi dari hukum termodinamika, sehingga pada periode inilah perhatian yang serius
terhadap analisis ekonomi pencemaran. Menurut Parman 1996 diacu dalam Fauzi.A 2004 mengatakan bahwa
perspektif secara biofisik, pencemaran diartikan sebagai masuknya aliran residual residual flow yang diakibatkan oleh perilaku manusia, ke dalam sistem
lingkungan. Apakah residual ini mengakibatkan kerusakan atau tidak, tergantung pada kemampuan penyerapan absorptive capacity.
Selain itu, penting juga untuk membedakan antara pencemaran aliran flow pollution dan pencemaran stok stock pollution. Pencemaran aliran
merupakan pencemaran yang ditimbulkan oleh residual yang mengalir masuk ke
18 dalam lingkungan. Pencemaran ini tergantung dari laju aliran yang masuk ke
dalam lingkungan, artinya jika aliran berhenti, pencemaran juga akan berhenti. Contoh nyata dari flow pollution ini adalah kebisingan udara. Jika sumber
kebisingan dihentikan, yang berarti laju kebisingan juga berkurang, pencemaran kebisingan udara juga akan berhenti. Di sisi lain, pencemaran yang bersifat stok
stock pollution terjadi jika kerusakan yang ditimbulkan merupakan fungsi dari stok residual dan bersifat kumulatif. Akumulasi ini terjadi jika jumlah bahan
pencemar yang diproduksi melebihi kapasitas penyerapan lingkungan. Bahan- bahan logam berat yang masuk ke perairan, misalnya, akan terakumulasi dan
menjadi stock pollution. Demikian juga sampah yang tidak bisa diurai oleh mikroba akan terakumulasi dan menjadi stock pollution Fauzi, A. 2004.
Sumber pencemaran yang mencemari perairan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: a yang berasal dari darat land-based pollution; bdari kegiatan laut
marine-based pollution; dan c sumber pencemaran yang berasal dari udara atmospheric deposition. Sumber pencemaran yang berasal dari darat
merupakan sumber pencemaran yang berasal dari kegiatan yang dilakukan di darat seperti kegiatan rumah tangga domestik, kegiatan industri, dan kegiatan
pertanian. Kegiatan rumah tangga berasal dari perumahan, perkantoran, hotel, rumah sakit, dan lain-lain. Kegiatan ini menghasilkan limbah yang sangat
mempengaruhi tingkat kekeruhan, kandungan oksigen, serta kandungan bahan organik. Limbah yang berasal dari kegiatan industri tidak hanya mempengaruhi
tingkat kekeruhan, kandungan oksigen, dan kandungan bahan organik saja tetapi juga mengubah struktur kimia air yang disebabkan masuknya zat-zat anorganik.
Kegiatan pertanian juga merupakan salah satu sumber pencemaran yang berasal dari darat, limbah pertanian yang berasal dari sedimen akibat erosi
lahan, unsur kimia limbah hewani atau pupuk nitrogen dan fosfor, dan unsur kimia dari pestisida yang digunakan Dahuri, R. 2005
Berbagai kegiatan yang dilakukan di laut juga merupakan dapat merupakan sumber pencemaran, salah satunya adalah kegiatan transportasi
laut. Sedangkan pencemaran yang lain berasal dari udara berupa polusi yang disebabkan asap hasil pembakaran kegiatan industri, atau kendaraan bermotor.
Pollutan dari udara ini sangat berbahaya karena bersifat toksik. Salah satu contoh adalah peristiwa revolusi industri di inggris yang menyebakan
pencemaran bukan hanya dari limbah cair yang dihasilkan akan tetapi juga dari
19 asap hasil pembakaran kegiatan industri. Hal ini mengakibatkan pencemaran
pada sungai-sungai di inggris Dahuri, R. 2005. Menurut Fauzi. A 2005 mengatakan kerusakan lingkungan yang terjadi
baik pada ekosistem laut maupun ekosistem lainnya memang banyak dipicu oleh berbagai faktor. Namun, secara umum dua faktor pemicu yang cukup dominan
adalah kebutuhan ekonomi ekonomi driven dan kegagalan kebijakan policy failure driven. Dari sisi kebutuhan ekonomi, pola konsumsi yang tinggi telah
memicu permintaan yang tinggi terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam, yang pada gilirannya menyebabkan terjadinya environmental
stress. Dari sisi kebijakan, Opschoor 1994 diacu dalam Fauzi. A 2005, melihat
bahwa kerusakan lingkungan lebih dipicu oleh policy failure atau sering disebut sebagai
government failure. Kegagalan ini kemudian melahirkan mismanagement terhadap pengelolaan sumberdaya alam, termasuk sumberdaya
laut. Kebijakan ekonomi yang mengarah ke rent seeking behavior perilaku memburu rente ditambah dengan inefisiensi birokrasi menyebabkan institusi
publik tidak dapat diandalkan untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan kegiatan ekonomi yang merusak lingkungan.
Di era otonomi daerah, misalnya, dengan dalih untuk meningkatklan PAD, pemerintah daerah tidak jarang menerapkan kebijakan perpajakan yang distortif
yang pada akhirnya justru menambah beban lingkungan, karena pelaku ekonomi yang terkena biaya ekonomi tinggi akan mengompensasi biaya tersebut dengan
cara mengekstrak sumberdaya alam secara berlebihan dan tidak memikirkan kesinambungan sumberdaya alam itu sendiri Fauzi. A, 2005.
2.6 Depresiasi Sumberdaya Perikanan