74
Tabel 20. Kondisi Sumberdaya saat MSY,MEY dan OA. Solusi Bioekonomik Tanpa Pencemaran
Keterangan MEY Open
Access MSY Effort
Trip 12.913.785,11 25.827.570,21
23.471.798,06
Produksi Ton 2.040,14 2.531,87
2.557,64
Biomass Ton
3.839,14 2.382.24
2.648,01
TR Juta Rupiah
55.965,55 69.454,80
70.161,73
TC Juta Rupiah
34.727,42 69.454,80
63.119,75
Rente Juta Rupiah
21.238,13 7.041,98
Sumber data diolah dari : Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur.
Berdasarkan Tabel-20 di atas maka didapatkan bahwa kondisi sumberdaya ikan saat MSY effort sebanyak 23.471.798,06 trip dan produksi
MSY sebesar 2.557,64 Ton sedangkan rente saat MSY sebesar Rp. 7.041,98 juta. Saat kondisi MEY, dimana untuk effort sebesar 12.913.785,11 trip dan
kondisi produksi sebanyak 2.040,14 ton dan rente saat MEY sebesar Rp. 21.238,13 juta. Dalam kondisi open access maka diperoleh nilai effort
sebesar 25.827.570,21 trip dan produksi sebanyak 2.531,87 ton dan rente saat open access sebesar Rp. 0 artinya bahwa nelayan akan terus menangkap ikan
hingga tidak mendapatkan keuntungan. Saat kondisi open access jumlah produksi melebihi dari pada jumlah biomass yang ada di perairan Selat Madura,
dimana jumlah biomass saat open access sebesar 2.382,24 ton.
6.6 Pengelolaan Sumberdaya yang Optimal Baseline
Sumberdaya perikanan merupakan aset kapital yang dalam pengelolaannya secara optimal juga memerlukan pendekatan kapital. Dengan
demikian dibutuhkan pertimbangan aspek intertemporal dalam analisisnya. Pada pendekatan kapital, biaya korbanan oppurtunity cost untuk mengeksploitasi
sumberdaya pada saat ini diperhitungkan melalui perhitungan rente ekonomi optmal optimal rent yang seharusnya didapat dari sumberdaya perikanan, jika
sumberdaya tersebut dikelola secara optimal Anna. S,2003. Dalam penelitian ini pengelolaan sumberdaya ikan secara optimal
didekati dengan menggunakan persamaan-persamaan yang juga digunakan dalam penelitian Anna. S, 2003. Dengan memberlakukan Pontryagins Maximum
Principle, tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan yang optimal diperoleh dari Modified Golden Rule sebagai berikut :
75
δ π
π =
∂ ∂
∂ ∂
+ ∂
∂ H
E x
H x
E x
H x
x F
, ,
, ,
……………………………………………………6-17
Adapun secara eksplisit ditulis sebagai :
[ ]
c x
F qxp
x x
cF x
x F
− +
∂ ∂
…………………………………………………………6-18
Dimana Fx adalah pertumbuhan alami dari stok ikan,
x E
x H
∂ ∂
, ,
π
adalah rente marjinal akibat perubahan biomass,
H E
x H
∂ ∂
, ,
π
rente marjinal akibat perubahan produksi. Parameter ekonomi dan biologi ditentukan oleh
besaran c biaya per unit effort, p harga ikan,
δ
discount rate dan q yang merupakan koefisien penangkapan. F
’
X
t
adalah produktivitas marjinal dari biomass yang merupakan turunan pertama Fx terhadap x. Persamaan di atas
menghasilkan x optimal yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat tangkapan dan upaya yang optimal. Model di atas akan dapat membantu untuk
mengetahui rente dari sumberdaya perikanan yang merupakan hasil dari perkalian antara harga produk ikan dengan tangkapan optimal dikurangi biaya
dari tingkat upaya optimal, atau :
t t
t t
E c
H H
P −
= π
……………………………………………………………6-19 Dengan menggunakan fungsi biologi Gompertz, diperoleh nilai optimal dari
sumberdaya perikanan melalui persamaan berikut ini :
{ }
ln ln
= −
− +
− δ
c pqx
x x
k cr
r x
k r
……………………………………………….6-20
Dengan mengunakan
asumsi market discount rate sebesar 12,81persen
maka dapat dilakukan perhitungan mengenai kondisi optimal sumberdaya dengan menggunakan alat analisis Maple 9.5, maka akan diperoleh nilai optimal
biomass, produksi dan input yang optimal sebagai berikut x = 4857,54 ton, h= 810,97 ton dan E= 4.057.107,38 trip. Dari hasil analisis dengan discount rate
yaitu 12,81 persen sepanjang tahun diperoleh sebagai berikut :
76
0.00 200.00
400.00 600.00
800.00 1000.00
1200.00 1400.00
1600.00 1800.00
1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Tahun To
n
Produksi Aktual Produksi Lestari
Produksi Optimal 12.81
Gambar 20. Perbandingan Produksi Aktual, Produksi Lestari dan Produksi Optimal dengan Discount Rate 12,81 persen
Dari Gambar-20 dapat dilihat bahwa produksi aktual rata-rata masih berada di bawah produksi optimal, hanya ada satu tahun produksi aktual berada
di atas produksi optimal yaitu tahun 1998, sedangkan produksi lestari terhadap produksi optimal didapatkan ada tiga tahun dimana produksi lestari berada di
atas produksi optimal yaitu tahun 1991, 1997 dan 1998, dan rata-rata produksi lestari terhadap produksi optimal masih berada dibawah produksi optimal.
Perhitungan produksi optimal dengan discount rate 10,58 persen, diperoleh nilai optimal biomass, produksi dan input yang optimal sebagai berikut
berikut x = 4872,05 ton, h= 785,33 ton dan E= 3.917.127,40 trip. Berdasarkan Gambar-21 diperoleh hasil, bahwa produksi aktual dari tahun 1991-2005
rata-rata masih berada dibawah produksi optimal dengan discount rate 10,58 persen, hanya ada satu tahun yaitu tahun 1998 dimana produksi aktual berada di
atas produksi optimal. Berdasarkan gambar yang sama juga didapatkan bahwa rata-rata produksi lestari masih berada dibawah produksi optimal, hanya ada
empat tahun dimana produksi lestari berada di atas produksi optimal yaitu tahun 1991,1992, 1997 dan 1998. Perbandingan antara nilai produksi aktual, produksi
lestari dan produksi optimal dengan discount rate 10,58 persen sebagai berikut:
77
0.00 200.00
400.00 600.00
800.00 1000.00
1200.00 1400.00
1600.00 1800.00
1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Tahun To
n
Produksi Aktual Produksi Lestari
Produksi Optimal 10.58
Gambar 21. Perbandingan Produksi Aktual, Produksi Lestari dan Produksi Optimal dengan Discount Rate 10,58 persen
Tabel 21. Analisa Produksi Optimal Sumberdaya Ikan
Tahun Produksimt Prod.
Lestari Produksi Opt 12.81
Produksi Opt 10.58
1991 96.66 824.36
810.97 785.33
1992 198.10 804.16 810.97
785.33 1993 481.50 463.54
810.97 785.33
1994 97.00 250.97
810.97 785.33
1995 233.20 229.69 810.97
785.33 1996 163.60 359.44
810.97 785.33
1997 698.20 840.75 810.97
785.33 1998 1102.40 1629.44
810.97 785.33
1999 163.60 250.02 810.97
785.33 2000 225.00 226.16
810.97 785.33
2001 279.40 346.02 810.97
785.33 2002 313.20 164.17
810.97 785.33
2003 207.10 250.99 810.97
785.33 2004 171.30 227.84
810.97 785.33
2005 153.70 161.33 810.97
785.33 Sumber : diolah dari data Dinas Kelautan dan Perikanan
Dari Tabel-21 Perbandingan penggunaan discount rate dengan nilai 12,81 persen dan 10,58 persen, dimana untuk nilai biomass optimal penggunaan
discount rate 10,58 persen mendapatkan nilai yang lebih besar yaitu x = 4872,05 ton sedangkan untuk discount rate 12,81 persen yaitu x = 4857,54
78 ton. Produksi optimal saat discount rate 12,81 persen sebesar h= 810,97 ton
sedangkan untuk discount rate 10,58 persen diperoleh h= 785,33 ton dan untuk nilai effort optimal didapatkan nilai discount rate 12,81 persen lebih besar dari
discount rate 10,58 persen dimana untuk discount rate 12,81 persen nilai E= 4.057.107,381 trip dan discount rate 10,58 persen nilai E= 3.917.127,395 trip.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai discount rate, maka akan mengakibatkan produksi semakin
besar dan stok semakin menurun dan effort semakin meningkat artinya discount rate yang besar akan mengakibatkan sumberdaya ikan semakin besar
diekploitasi dan pada akhirnya sumberdaya semakin cepat terdegradasi.
6.7 Estimasi Depresiasi Sumberdaya Interaksi Perikanan-Pencemaran