71 dilihat pada Tabel-18. Berdasarkan Tabel-18 didapatkan bahwa jumlah rata-rata
bahan pencemaran BOD pertahun yang masuk ke perairan Selat Madura sebesar 1634681.61 tontahun. Jumlah rata-rata bahan pencemaran COD
pertahun sebesar 2407614.75 tontahun dan jumlah rata-rata bahan pencemaran TSS per tahun sebesar 1486880.25 tontahun. Besarnya pencemaran yang
masuk ke perairan membuat kondisi stok setiap tahun terus berubah mengikuti jumlah bahan pencemaran yang masuk ke perairan.
Tabel 18. Jumlah Pencemaran Yang Masuk Ke Selat Madura Tahun
BOD TonTahun
COD TonTahun
TSS TonTahun
1991 1981525,82 2055133,43
1714588,02 1992 2869585,98
3920889,87 2431442,82
1993 1589041,79 2077595,14
1126043,19 1994 1754444,26
2200146,77 1108417,07
1995 1916179,12 2641244,87
1210588,02 1996 1410826,54
2321072,73 1304307,68
1997 1281979,48 2227140,10
1739069,81 1998 1475880,55
2497789,22 1510489,26
1999 1195170,94 2149876,65
1552594,82 2000 1179782,58
2108502,67 1419728,00
2001 1413808,46 2510767,57
1817304,84 2002 1400271,12
2497216,84 1135905,20
2003 1610093,55 2262382,93
1214963,94 2004 1592774,18
2109136,89 1494748,99
2005 1848859,74 2535325,53
1523012,06
Sumber : BTKL, PU Pengairan Jawa Timur, PT.Pelindo III,Bapeldal Jawa Timur
6.5 Estimasi Sustainable Yeild
Setelah tahapan awal sebelumnya dengan mengetahui terlebih dahulu parameter biologi, dengan menggunakan parameter biologi tersebut maka kita
dapat mengetahui nilai tangkapan lestari serta melakukan perbandingan dengan hasil tangkapan aktual. Adapun perbandingan produksi aktual dengan produksi
lestari tanpa pencemaran dapat dilihat pada Tabel-19 di bawah ini :
72
Tabel 19. Perbandingan Produksi Aktual dengan Produksi Lestari tanpa Pencemaran
Tahun Produksimt EffortTrips Sus Yieldmt
Gompertz Sus Yieldmt
Schafer
1991 96,66 4130564,89
824,36 820,98
1992 198,10 4019825,31
804,16 801,03
1993 481,50 2230492,97
463,54 463,00
1994 97,00 1180928,40
250,97 250,89
1995 233,20 1078430,24
229,69 229,63
1996 163,60 1710544,25
359,44 359,20
1997 698,20 4220779,90
840,75 837,14
1998 1102,40 9070483,46
1629,44 1594,80
1999 163,60 1176345,97
250,02 249,94
2000 225,00 1061488,79
226,16 226,10
2001 279,40 1644359,80
346,02 345,81
2002 313,20 765680,60
164,17 164,15
2003 207,10 1181006,67
250,99 250,90
2004 171,30 1069564,57
227,84 227,78
2005 153,70 752212,66
161,33 161,30
Sumber data diolah dari : Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur.
Dari Tabel-19 didapatkan bahwa sebagian besar nilai produksi aktual masih berada di bawah nilai sustainable yield dengan fungsi Gompertz dan
Schaefer. Hal ini berarti bahwa nilai produksi tidak melebihi produksi lestari yang juga berarti bahwa produksi untuk ikan kakap dan kerapu tidak mengalami
kegiatan tangkap berlebih over fishing. Namun ada beberapa tahun yang produksi aktual telah melebihi dari pada produksi lestari yaitu pada tahun 1993,
1995 dan 2002, dimana untuk tahun 1993 produksi aktual sebesar 481,50 ton atau melebihi produksi lestari yang sebesar 463,54 ton untuk fungsi Gompertz
dan produksi lestari sebesar 463,00 ton untuk fungsi Schaefer. Produksi aktual pada tahun 1995 sebesar 233,20 atau melebihi produksi lestari dari fungsi
Gompertz yang sebesar 229,69 ton dan fungsi Schaefer sebesar 229,63 ton, sedangkan pada tahun 2002 produksi aktual sebesar 313,20 ton atau melebihi
dari produksi lestari dengan fungsi Gompertz yang sebesar 164,17 ton dan fungsi Schaefer sebesar 164,15 ton. Produksi aktual tertinggi terjadi pada tahun
1998 dimana produksi aktual pada saat itu berjumlah 1102,40 ton, sedangkan untuk produksi lesatri fungsi Gompertz sebesar 1629,44 ton dan produksi lestari
fungsi Schaefer sebesar 1594,80 ton.
73 Dari Tabel-19 dan Gambar-19 didapatkan bahwa produksi aktual
mengalami fluktuasi dan kecenderungan produksi aktual mengalami penurunan pada tahun-tahun terakhir. Pada tahun 2005 produksi aktual turun menjadi
153,70 ton dari tahun 2004 sebelumnya yang sebesar 171,30 ton. Kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Timur pada saat ini memfokuskan
agar di perairan Selat Madura tingkat over fishing dapat ditekan seminimal mungkin walaupun ada beberapa tahun yaitu tahun 1993, 1995 dan 2002 masih
mengalami over fishing. Perhitungan estimasi tersebut masih belum memasukkan dampak pencemaran yang terjadi di Selat Madura, sehingga
perhitungan tersebut masih perlu dilengkapi dengan faktor pencemaran yang terjadi di Selat Madura. Pencemaran yang terjadi di Selat Madura diperkirakan
akan memberikan dampak terhadap produksi ikan, terutama terhadap tingkat pertumbuhan dari pada ikan, stok ikan dan carrying capacity yang ada, yang
kesemuanya merupakan faktor biologi dari pada ikan untuk dapat berkembang biak. Dari tabel dan grafik juga tergambarkan bahwa produksi aktual terus
menurun, sedangkan effort terus meningkat dari kedua alat tangkap yaitu jaring trammel net dan jaring insang hanyut. Menurunnya hasil tangkapan berdasarkan
hasil wawancara bahwa stok ikan yang ada di perairan semakin berkurang, hal ini ditandai dengan beberapa hal seperti: semakin menurunnya hasil tangkapan
dan semakin jauh area tangkapan fishing ground nelayan.
Perbandingan Produksi Aktual dengan Sustainable Yield Gomperts dan Schaefer
0.00 200.00
400.00 600.00
800.00 1000.00
1200.00
19 91
19 93
19 95
19 97
19 99
20 01
20 03
20 05
Tahun MT
Produksi Aktual Sus Yield Gomperts
Sus Yield Schaefer
Gambar 19. Perbandingan Produksi Aktual dengan Sustainable Yield fungsi Gompertz dan Schaefer
Hasil perhitungan berdasarkan tiga rezim pengelolaan yaitu pada saat Maximum Sustainable Yield MSY, Open Acces OA dan Maximum Economic
Yield MEY maka diperoleh hasil sebagai berikut:
74
Tabel 20. Kondisi Sumberdaya saat MSY,MEY dan OA. Solusi Bioekonomik Tanpa Pencemaran
Keterangan MEY Open
Access MSY Effort
Trip 12.913.785,11 25.827.570,21
23.471.798,06
Produksi Ton 2.040,14 2.531,87
2.557,64
Biomass Ton
3.839,14 2.382.24
2.648,01
TR Juta Rupiah
55.965,55 69.454,80
70.161,73
TC Juta Rupiah
34.727,42 69.454,80
63.119,75
Rente Juta Rupiah
21.238,13 7.041,98
Sumber data diolah dari : Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur.
Berdasarkan Tabel-20 di atas maka didapatkan bahwa kondisi sumberdaya ikan saat MSY effort sebanyak 23.471.798,06 trip dan produksi
MSY sebesar 2.557,64 Ton sedangkan rente saat MSY sebesar Rp. 7.041,98 juta. Saat kondisi MEY, dimana untuk effort sebesar 12.913.785,11 trip dan
kondisi produksi sebanyak 2.040,14 ton dan rente saat MEY sebesar Rp. 21.238,13 juta. Dalam kondisi open access maka diperoleh nilai effort
sebesar 25.827.570,21 trip dan produksi sebanyak 2.531,87 ton dan rente saat open access sebesar Rp. 0 artinya bahwa nelayan akan terus menangkap ikan
hingga tidak mendapatkan keuntungan. Saat kondisi open access jumlah produksi melebihi dari pada jumlah biomass yang ada di perairan Selat Madura,
dimana jumlah biomass saat open access sebesar 2.382,24 ton.
6.6 Pengelolaan Sumberdaya yang Optimal Baseline