Pada tahap ini, guru membantu siswa untuk mampu melakukan sesuatu dan  mengaplikasikan  konsep dalam  situasi  tertentu.  Pada  komprehensi  ini
pembaca menginterpretasikan makna  yang tersurat dalam bacaan atau wacana dengan menggunakan intuisi dan imaginasi siswa.
4 Menganalisis Pada  tingkat  ini  siswa  diharapkan  mampu  memisahkan  konsep  ke
dalam  beberapa komponen  dan  menghubungkan  satu  sama  lain  untuk memperoleh  pemahaman  atas  konsep  tersebut  secara  utuh.  Mengkaji  ulang,
membedakan,  menunjukan,    memisahkan,  menghubungkan  dan  memecahkan informasi  maupun  ide  pokok  dalam  bacaanwacana  menjadi  cara  untuk
menganalisis sebuah bacaanwacana. 5 Sintesis
Pada  tahap  ini  siswa  diharapkan  mampu  merangkai  atau  menyusun kembali komponen-komponen dalam rangka menciptakan arti atau pemahaman
atau struktur baru. 6 Evaluasi
Pada  tahap  ini  siswa  diharapkan    mampu  mengevaluasi  dan  menilai sesuatu berdasarkan norma, acuan atau kriteria. Guru dapat memberikan tugas
untuk menguraikan,  mengemukakan  dan  merangkum  informasi  yang  ada dalam bacaan atau wacana dengan pertanyaan terkait isi bacaan.
d. Penilaian Kemampuan Membaca
Nurgiyantoro  2013:  377-378  menyatakan  bahwa  ada  dua  macam  tes kompetensi  membaca  yaitu  tes  kompetensi  membaca  dengan  merespon  jawaban
dan  tes  kompetensi  membaca  dengan  mengkonstruksi  jawaban  sendiri.  Tes
kompentensi  membaca  dengan  merespon  jawaban  digunakan  untuk  mengukur kemampuan  peserta  didik  dengan  cara  memilih  jawaban  yang  disediakan  oleh
pembuat soal. Biasanya soal yang digunakan berbentuk pilihan ganda. Dalam soal jenis wacana prosa sebaiknya kita tidak boleh menayakan hal  yang sudah umum
diketahui  tanpa  membaca. Soal  yang  dapat  ditanyakan  antara  lain  tema,  gagasan pokok,  gagasan  penjelas,  makna  tersurat  dan  tersirat,  bahkan  juga  makna  istilah
atau ungkapan. Jika wacana yang diteskan agak panjang, satu wacana dapat dibuat menjadi beberapa soal, namun harus ada kejelasan perintah.
Menurut  Nurgiyantoro  2013:  383-385 wacana  dialog  yang  dapat digunakan  sebagai  tes  kompetensi  membaca adalah pembicaraan  atau  rekaman
telepon  dan  berbagai  bentuk  dialog  lain  yang  melibatkan  berbagai  orang  dalam berbagai profesi. Bahan  tes  yang diambil dari teks kesastraan tidak jauh  berbeda
dengan  wacana  yang  bukan  kesastraan.  Pada  teks  kesastraan  sering  dikaitkan dengan  unsur-unsur  intrinsik  pembangun  teks. Wacana  surat  yang diujikan
sebaiknya  dibatasi  pada  berbagai  surat  resmi.  Hal  yang  dapat  ditanyakan  dalam soal  antara  lain  terkait  dengan  komponen  pendukung,  isi  pesan,  masalah  makna
dan  ungkapan.  Sebuah  surat  resmi,  tabel,  dan  iklan  atau  bentuk  yang  lain  dapat dibuat  menjadi  sesuatu atau  beberapa  soal  tergantung  kompleksitas  wacana
tersebut. Pada
tes jenis
mengkonstruksi jawaban,
peserta ujian
harus mengemukakan  jawaban  sendiri  dengan  mengkreasikan  bahasa  berdasarkan
informasi  yang  diperoleh  dari  wacana  yang  diteskan.  Menurut  Burhan Nurgiyantoro  2013:  389  ada  dua    macam  pertanyaan  dalam  tes  kompetensi
membaca  dengan  mengkonstruksi  jawaban  yaitu  pertanyaan  terbuka  dan  tugas
menceritakan  kembali.  Agar  lebih  efektif  dan  efisien  peneliti  menggunakan  tes kompetensi membaca yang berbentuk merespon jawaban berupa pilihan ganda.
2. Jenis-jenis Teks a. Pengertian Teks