tetap. Jadi tujuan utamanya untuk mendapatkan pekerjaan dan memperoleh uang yang banyak.
C. Alasan Sosial
Adanya migrasi Suku bangsa Nias selain dari faktor geografis, ekonomi, juga dipengaruhi oleh faktor pribadi migran itu sendiri. Artinya seorang migran
Nias Niha Sikoli melakukan migrasi karena dipengaruhi oleh hubungan antara migran dengan kondisi sosial di lingkungan tempat tinggal migran. Hubungan
antara migran dengan kondisi sosial tempat tinggalnya dapat berupa hubungan positif dan hubungan yang negatif. Hubungan positif yaitu hubungan yang
memberikan suatu keuntungan bagi si migran, sedangkan hubungan negatif adalah hubungan yang merugikan si migran atau ketidakserasian migran dengan
penduduk di lingkungan tempat tinggal asalnya. Faktor sosial yang dapat digolongkan dengan hubungan positif yaitu
adanya pandangan masyarakat suku bangsa Nias terhadap orang yang melakukan migrasi ke seberang, bahwa orang yang merantau mukoli dianggap telah
mempunyai pengalamanwawasan yang lebih luas, mempunyai harta dan uang banyak. Hal ini terlihat bila ada migran yang kembali ke Nias dengan penampilan
yang relatif lebih baik dari penduduk setempat. Di desanya migran tersebut menceritakan pengalamannya kepada teman-teman maupun anggota keluarganya
terutama bagi golongan usia produktif untuk mencoba ikut merantau. Alasan lainnya lebih bersifat sosial adalah sebagai angkatan kerja yang
masih muda, migran menyebutkan bahwa pekerjaan pertanian terutama buruh tani sebagai pekerjaan yang melelahkan dan bisa merusak penampilan karena
Universitas Sumatera Utara
harus berhadapan dengan tanah dan sengatan matahari. Pekerjaan perkebunan rakyat yang dikerjakan secara manual, jauh dari sentuhan teknologi sebagai
lambang modern. Pekerjaan ini tidak membutuhkan pendidikan dan keterampilan khusus. Setiap orang bisa melakukannya, sehingga nilai sosialnya rendah di mata
anggota komunitas. Penilaian yang tidak seimbang terhadap pekerjaan pertanian khususnya
buruh tani, mendudukkan kelompok ini pada lapisan sosial yang rendah di masyarakatnya. Menurut migran, posisi ini mengurangi aksesnya terlibat aktif
dalam kelompok-kelompok sosial seperti karang taruna, remaja masjid, kepanitiaan perayaan keagamaan, dan sebagainya. Penilaian status ini juga terlihat
pada posisi tempat duduk ketika menghadiri perayaan atau pesta. Orang yang dipandang mempunyai status lebih tinggi seperti tokoh agama, guru atau
pedagang diberi tempat duduk di depan. Migran merasa ada perubahan penilaian terhadap status mereka setelah bekerja di kota. Kasus paling nyata saat mudik,
apabila menghadiri rapatpertemuan sering dimintai pendapat berdasarkan pengalaman di kota. Dengan adanya pegalaman migran yang sukses dapat
mempengaruhi seseorang untuk melakukan migrasi.
D. Alasan Lingkungan