dalamnya terdapat berbagai jenis suku bangsa tanpa membedakan dengan yang lain, namun masih dalam aliran yang sama yaitu Kristen Protestan seperti GBI
Gereja Bethel Indonesia, GKPI Gereja Kristen Protestan Indonesia dan sebagainya.
4.1.2. Dalam Hubungan Sosial untuk Kegiatan Gotong-Royong
Adaptasi yang dilakukan bukan hanya dari bidang keagamaan saja melainkan juga dalam hubungan sosial untuk kegiatan gotong royong yang
dilakukan di Kampung Susuk. Dalam kegiatan gotong-royong suku bangsa Nias cukup ikut andil dalam mengambil bagian peran dalam gotong-royong di daerah
Kampung Susuk. Peran tersebut dapat berupa membersihkan parit-parit, menebang pohon besar di areal Kampung Susuk dan lain-lain. Dalam kegiatan
kebersihan bersama-sama, suku bangsa Nias juga mempunyai peranan dan fungsinya, walaupun tindakan mereka bagi masyarakat setempat masih kurang.
Alasannya kurang bagi masyarakat setempat, karena kebanyakan dari mereka masih ada yang tidak pernah berinteraksi dan sebagian ada juga yang sudah aktif
dalam kemasyarakatan di daerah Kampung Susuk. Acara gotong-royong bukan hanya dalam kegiatan menebang pohon dan
sebagainya, namun bisa dalam bentuk acara keagamaan ataupun dalam HUT Kemerdekaan RI. Dalam kegiatan ini semua warga bergotong-royong untuk
menyukseskan acara atau kegiatan. Saling bahu-membahu satu sama lain dan saling bekerja sama. Walaupun dalam sisi lain suku bangsa Karo sangat
membenci ataupun tidak menyukai kelakuan suku bangsa Nias, namun dalam hal
Universitas Sumatera Utara
bergotong-royong mereka cukup kompak untuk sama-sama mensukseskan suatu acara atau kegiatan.
Gotong-royong memang jarang dilakukan, namun bila ada waktu untuk gotong-royong para warga di Kampung Susuk semuanya ikut serta. Mereka yang
ikut bergotong-royong bukan hanya suku bangsa Karo ataupun Nias saja, melainkan suku bangsa lainnya yang ada di Kampung Susuk seperti suku bangsa
Minangkabau, Jawa, Tapsel, Aceh, dan Batak Toba. Dalam acara gotong-royong para bapak-bapak mempunyai peran yang besar dalam membersihkan atau yang
melakukan kegiatan gotong-royong, sedangkan bagian para isteri adalah membuatkan minuman teh dan makanan ringan. Adanya saling kerja sama
diantara mereka dengan sendirinya menciptakan suasana kebersamaan dan keakraban di dalamnya. Dalam kegiatan gotong-royong di Kampung Susuk bukan
hanya dilakukan oleh para orang tua saja melainkan juga dilakukan oleh para muda-mudi dari kelompok KMKS. Mereka juga mempunyai perhatian besar
terhadap kebersihan lingkungan di daerah Kapung Susuk.
4.1.3. Dalam Hubungan Sosial untuk Kegiatan Upacara PerkawinanAdat