golongan ras, kebudayaan suku bangsa, dan keyakinan beragama, gender atau golongan jenis kelamin, dan umur. Berbagai tindakan diskriminasi terhadap
mereka yang tergolong minoritas, atau pemaksaan untuk merubah cara hidup dan kebudayaan mereka yang tergolong minoritas asimsilasi adalah pola-pola
kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat majemuk. Berbagai kritik atau penentangan terhadap dua pola yang umum dilakukan oleh golongan dominan
terhadap minoritas biasanya tidak mempan, karena golongan dominan mempunyai kekuatan berlebih dan dapat memaksakan kehendak mereka baik secara kasar
dengan kekuatan militer dan atau polisi atau dengan menggunakan ketentuan hukum dan berbagai cara lain yang secara sosial dan budaya masuk akal bagi
kepentingan mereka yang dominan. Oleh karena itu, dalam kasus di atas menandakan adanya kekuasaan yang dilakukan oleh suku bangsa Karo sebagai
kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas dalam hal ini suku bangsa Nias.
4.2.2. Perolehan Mata Pencaharian Sebagai Pengumpul Barang Bekas
Adaptasi ekonomi yang dilakukan oleh suku bangsa Nias selain daripada menjadi tukang becak juga melakukan sebagi tukang ’botot’ pengumpul
barang bekas. Adaptasi yang yang mereka lakukan dalam memperoleh barang bekas tukang butut dilakukan adalah untuk menambah pendapatan dalam
keluarga yang dilakukan para isteri selain daripada tukang cuci. Pengumpulan barang bekas sangat bermanfaat bagi mereka, karena bisa menghasilkan uang.
Terkadang anak-anak mereka juga ikut membantu mengumpulakan barang bekas. Anak-anak mereka membantu pada saat selesai pulang dari sekolah. Bagi mereka
Universitas Sumatera Utara
sangat menguntungkan, selain bisa membantu orang tua juga bisa membeli keperluan sekolah dan selebihnya untuk uang jajan mereka.
Mengumpulkan barang bekas yang mereka lakukan biasanya di wilayah kampus USU dan daerah Padang Bulan sekitarnya. Pekerjaan ini memang sangat
melelahkan bagi seorang wanita. Mereka harus keliling-keliling hanya untuk mencari barang bekas yang nantinya akan dikumpulkan dan dijual sehingga
menghasilkan uang. Mereka yang mengumpulkan barang bekas biasanya mulai mengumpulkan barang bekas mulai dari jam 8 delapan pagi. Pada saat jam
makan siang tiba mereka pulang untuk menaruh barang bekas yang mereka peroleh sudah cukup banyak dan berat. Sesampainya di rumah, mereka dapat
makan siang sambil beristirahat sejenak untuk mengumpulkan tenaga yang nantinya akan mereka perlukan untuk mencari barang bekas lagi hingga sore hari.
Barang bekas yang mereka kumpulkan bervariasi mulai dari bentuk botol minuman, kardus, besi, kaleng, kertas-kertas yang bisa di daur ulang, dan lain-
lain. Dalam satu hari bila semua barang sudah terkumpul, pada malam harinya mereka membersihkan dan memilah-milah barang yang mereka dapatkan dalam
satu harinya. Barang yang sudah terkumpul tersebut dipisahkan menurut jenis dan bentuknya sehingga mudah untuk mengelompokkannya. Setelah siap dibersihkan,
dipilah-pilah dan dikumpulkan dalam suatu tempat. Setelah semua sudah dibereskan baru mereka bisa melanjutkan istirahat dengan tenang. Keesokan
harinya mereka harus mengumpulkan barang bekas lagi dengan aktivitas yang sama dan seterusnya.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Perolehan Mata Pencaharian Sebagai Pembantu