Migrasi dan Perubahan Masyarakat
Migrasi selalu melibatkan perubahan-perubahan dalam beberapa sub- sistem lain dalam masyarakat. Perpindahan dalam ruang ditentukan oleh beberapa
perubahan, atau terjadi bersamaan dengan datangnya perubahan, atau terjadi bersamaan dengan datangnya perubahan. Migrasi dapat dikategorikan sebagai
mata rantai dalam proses perubahan masyarakat. Migrasi mempunyai saling hubungan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses perubahan. Misalnya, migrasi
bisa mengakibatkan perubahan pendapatan dan perubahan pendapatan juga dapat menyebabkan migrasi. Biasanya selalu ada korelasi antara mobilitas geografis
perubahan pendapatan bisa menjadi salah satu unsurnya, dan kedua proses sosial itu tidak dapat dipisahkan. Orang-orang mungkin berpindah, karena perubahan-
perubahan dalam kedudukan sosial mereka; dan perubahan-perubahan dalam kedudukan sosial mungkin diakibatkan oleh mobilitas geografis. Dalam hal ini
dapat dikemukakan, bila telah terjadi mobilitas maka subsistem-subsistem yang lainnya akan ikut berubah. Oleh karena itu alasan suku bangsa Nias melakukan
migrasi ke Kota Medan khusunya Kampung Susuk alasannya antara lain:
A. Alasan Geografis
Sebagian besar areal tanah di Kabupaten Nias adalah areal pertanian. Dari areal pertanian atau perkebunan mereka diubah menjadi lokasi perumahan
penduduk, disamping itu banyak penduduk yang tidak lagi mengerjakan lahan pertanian atau kebunnya, karena dirasakan hasil yang tidak memuaskan dan
ketiadaan tenaga kerja yang mengelola lahan tersebut. Dengan kenyataan demikian banyak penduduk yang enggan untuk mengerjakan lahan pertanian
Universitas Sumatera Utara
mereka dan mencari pekerjaan disekitar daerah tersebut, namun karena alternatif mata pencaharian di desa mereka tidak tersedia oleh karena itu, beberapa
penduduk terutama di golongan usia produktif mencari pekerjaan di luar desa. Alternatif kota yang dipilih adalah kota yang dekat dengan pulau Nias
dan pastinya menjanjikan pekerjaan yang lebih layak tentunya. Kota tersebut mereka pilih adalah Kota Medan, karena lokasinya yang tidak terlalu jauh, sama-
sama masih dalam satu pulau Sumatera, hanya menyeberang lewat sibolga, mereka sudah sampai di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan
merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia selain daripada Jakarta, Bandung, Surabaya. Jadi tidak heran banyak suku bangsa Nias yang bermigrasi ke Kota
Medan dengan harapan mendapat kehidupan yang lebih baik dengan cara mencari pekerjaan di luar dari pekerjaan bertani dan berkebun. Tidak heran suku bangsa
Nias ada yang berhasil di perantauan ada juga yang makin buruk dari keadaan sebelumnya di kampung Pulau Nias. Semua itu tergantung dari keterampilan
yang mereka punya sebagai bekal di kota besar.
B. Alasan Ekonomi
Keterbatasan lapangan kerja mengakibatkan penduduk usia produktif melakukan migrasi ke daerah-daerah lain dari Kabupaten Nias yang bekerja
sebagai tukang becak di Kota Medan. Oleh karena tingkat pendidikan penduduk yang rendah, sebagian besar penduduk hanya mencari pekerjaan-pekerjaan di
sektor informal, sementara di Kabupaten Nias sebagai suatu Kabupaten yang baru berkembang, lapangan pekerjaan yang baik bersifat formal, seperti sektor
pemerintahan dan sektor swasta, maupun informal belum banyak tersedia
Universitas Sumatera Utara
sehingga tidak dapat menurunkan angka pencari kerja di Kabupaten Nias dari tahun ke tahun selain itu juga pasca-tsunami yang membuat Pulau Nias belum
tertata rapi dari segi perekonomiannya. Pada sektor informal, lapangan pekerjaan yang banyak tersedia di
Kabupaten Nias hanya terbatas pada pekerjaan sebagai buruh tani, pedagang kaki lima dan tukang becak yang bersifat subsisten. Dari pernyataan tersebut maka
mereka memilih bermigrasi ke kota besar dan memilih Kota Medan untuk dijadikan sebagai alternatif kota bermigrasi dan juga karena jaraknya yang dekat
dari Pulau Nias dan menurut mereka di sana cukup menjanjikan kehidupan yang lebih baik daripada sebelumnya. Di kota besar seperti Kota Medan mereka dapat
memeperoleh pekerjaan yang lebih menjanjikan seperti banyakya terdapat pabrik- pabrik, bisa juga berdagang, tukang becak, ataupun wirausaha lainnya. Dengan
banyaknya pekerjaan yang menjanjikan mereka maka mereka berpikir ekonomi juga akan lebih bertambah. Selain itu juga hasil studi yang dilakukan Naim dalam
Mulyadi, 2002 atas suku Minangkabau mengungkapkan adanya kecenderungan suku Minangkabau untuk bermigrasi telah berakar dan melembaga dalam sistem
sosial suku bangsa tersebut, dan ditemukan bahwa keputusan bermigrasi ditentukan oleh faktor-faktor yang menekan di daerah asal dan faktor sosial
budaya. Setelah keputusan itu dibuat baru ditentukan kemana arah berimigrasi yang akan dituju. Penelitian Suharso dalam Mulyadi, 2002 memperkuat
pendapat adanya kaitan antara migrasi dengan aspek ekonomi; dikatakannya bahwa sebagian orang bermigrasi dikarenakan tidak memiliki tanah dan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
tetap. Jadi tujuan utamanya untuk mendapatkan pekerjaan dan memperoleh uang yang banyak.
C. Alasan Sosial