Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
4
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia menunjukkan arah peningkatan. Peningkatan perbankan syariah ini dapat dilihat dari beberapa
indikator bank syariah yaitu aset, dana pihak ketiga DPK, pembiayaan dan laba yang didapat dalam menjalankan bisnis bank syariah. Berdasarkan laporan
perkembangan perbankan syariah tahun 2010 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, pertumbuhan aset bulan Desember 2006 dan Desember 2010 masing-
masing sebesar 27,97 dan 47,55. Jumlah aset masing-masing tahun sebesar Rp 26,7 triliun tahun 2006 dan tahun 2010 Rp 97,5 triliun.
Pertumbuhan dana pihak ketiga DPK pada bulan Desember 2006 dan Desember 2010 masing-masing sebesar 32,64 dan 45,46. Jumlah dana pihak
ketiga DPK sampai bulan Desember 2010, yaitu sebesar Rp 76 triliun. Pada Laporan Perkembangan Perbankan Syariah LPPS tahun 2010 yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia BI, menjelaskan bahwa dari sisi pendanaan perbankan syariah mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pada tahun 2010 pertumbuhan
dana pihak ketiga DPK yaitu sebesar 45,46, dibandingkan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga DPK tahun 2009 yaitu sebesar 41,84.
Penyebab meningkatnya jumlah dana pihak ketiga DPK salah satunya adalah imbal hasil perbankan syariah relative lebih menguntungkan dibandingkan imbal
hasil perbankan
konvensional. Selain
itu kegiatan
sosialisasi yang
memperkenalkan produk perbankan syariah yang bermacam-macam jenisnya mampu menarik perhatian nasabah. Penyebab yang paling utama adalah dampak
dari krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, dimana pada saat krisis ekonomi global tersebut perbankan syariah mampu memperlihatkan bahwa
5
perbankan syariah bias menghadapi krisis tersebut dan dapat menjaga kepercayaan para nasabahnya. Ini yang mengakibatkan pada tahun 2009
masyarakat cenderung lebih memilih untuk menyimpan dananya di bank syariah, sehingga pada tahun 2009 jumlah dana pihak ketiga DPK mengalami
peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, juga mengalami peningkatan yang cukup baik karena sudah mulai
membaik keadaan perekonomian nasional akibat dari imbas krisis ekonomi global di tahun 2008 lalu.
Pertumbuhan pembiayaan pada Desember 2006 dan Desember 2010 yaitu masing-masing sebesar 34,22 dan 45,41. Jumlah pembiayaan sampai bulan
Desember 2010, yaitu sebesar Rp 68,1 triliun. Pada Laporan Perkembangan Perbankan Syariah LPPS di tahun 2009 memaparkan, pertumbuhan jumlah
pembiayaan sedikit mengalami penurunan. Ini disebabkan karena adanya kehati- hatian perbankan syariah dalam menyalurkan pembiyaan ini, disebabkan
perbankan syariah belum percaya sepenuhnya akan kinerja beberapa sektor ekonomi, yang diakibatkan dari krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun
2008. Untuk menjaga agar perbankan syariah tidak terkena imbas dari krisis ekonomi global ini, maka perbankan syariah cenderung lebih hati-hati dalam
menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat. Terbukti pada tahun 2010 ketika perekonomian nasional telah membaik keadaannya dan dana yang dihimpun bank
syariah pada tahun 2010 mengalami peningkatan, maka terjadi peningkatan juga dalam pembiayaan.
6
Pertumbuhan laba tahun berjalan yang diterima pada Desember 2006 dan Desember 2010 yaitu masing-masing sebesar 27,77 dan 25,23. Jumlah laba
tahun berjalan yang diterima bank sampai Desember 2010 yaitu sebesar Rp 83,9 miliar. Bila dilihat dari nominalnya, jumlahnya aset, dana pihak ketiga,
pembiyaan dan laba tahun berjalan cenderung meningkat.
Grafik 1.1 Aset, DPK, PYD Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Desember 2010 Menurut Noer Soetantini, pada tahun 2011 diperkirakan pemain baru
dalam perbankan syariah akan bertambah, karena akan ada bank umum yang dikonversi menjadi bank syariah. Bertambahnya pemain baru dalam perbankan
syariah akan makin meramaikan bisnis perbankan syariah di Indonesia dengan pertumbuhan pada tahun 2010 yang mencapai 30. Penawaran pembiayaan akan
sangat menarik nasabah untuk tahun 2011, angsuran bulanannya tetap tidak berubah meski suku bunga bank itu bergerak naik, karena alasan inilah
permintaan nasabah mengenai Kredit Kepemilkan Rumah KPR dan Kendaraan
7
roda dua. Pada akhir 2010 diperkirakan pangsa pasar mecapai 3. www.suarasurabaya.net, 2010.
Bank Indonesia memprediksikan pada tahun 2011, perbankan syariah semakin berkembang dalam melakukan usahanya. Bank Indonesia mencatat
layanan perbankan syariah sudah semakin luas dan menjangkau hampir seluruh provinsi di Indonesia. Tercatat ada 11 Bank Umum Syariah BUS, 23 Unit Usaha
Syariah UUS, dan 146 BPR Syariah dengan total sebanyak 1262 kantor jaringan. Pada tahun 2011, aset diperkirakan mencapai Rp 115,34 triliun
www.kontan.co.id, 2009. Dengan melihat betapa menjanjikannya prospek dari bank syaiah dan
pertumbuhannya dilihat dari aset yang terus meningkat setiap tahunnya dan pembiayaan yang diberikan persyaratannya tidak menyusahkan nasabahnya.
Maka, penelitian ini berjudul : “Analisa Perkembangan dan Prediksi Tingkat Pertumbuhan Bank Syariah
di Indonesia tahun 2011”. Indikator pertumbuhan yang digunakan sebagai variabel independen adalah Aset, Dana Pihak Ketiga
DPK, Pembiayaan dan Laba Tahun Berjalan. Kelebihan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dengan ditambahkannya variabel Laba Tahun
Berjalan dan periode data waktu yang digunakan yaitu dari bulan Maret atau triwulan pertama tahun 2006 sampai dengan bulan Desember atau triwulan
keempat tahun 2010, serta hasil prediksi tingkat pertumbuhan bank syariah untuk bulan Maret atau triwulan pertama tahun 2011 sampai dengan bulan Desember
atau triwulan keempat tahun 2012.
8
Metode yang digunakan adalah Box Jenkins atau ARIMA. Model prediksi yang digunakan adalah ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average.
Alasan utama menggunakan model Box Jenkins karena pergerakan variabel- variabel yang diteliti, seperti pergerakan data kuantitas bank sering kali sulit
dijelaskan oleh teori-teori ekonomi. Prediksi terhadap keempat indikator bank syariah tersebut dilakukan secara bertahap. Pentahapan prediksi dalam penelitian
ini diharapkan menjadi salah satu alternatif metode prediksi tingkat pertumbuhan bank syariah di Indonesia. Data yang digunakan adalah dalam bentuk nilai
nominal. Nilai nominal dari Total Aset, Total Dana Pihak Ketiga DPK, Total Pembiayaan dan Total Laba Tahun Berjalan untuk Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan Syariah Indonesia. Dari hasil prediksi nilai nominal Aset, Dana Pihak Ketiga
DPK, Pembiayaan dan Laba Tahun Berjalan dengan menggunakan metode ARIMA tersebut akan dihitung nilai pertumbuhannya.