26
kualitas yang mumpuni, baik dari sisi pelaku atau praktisi maupun
pengawas. 3 Peningkatan kualitas sistem pengawasan.
Sasaran pengembangan industri yang menargetkan pertumbuhan tinggi harus diikuti dengan sistem pengawasan yang juga semakin
baik. Diperlukan juga regulasi ketentuan yang berkualitas dan infrastruktur yang lengkap. Peningkatan kualitas pengaturan secara
berkesinambungan akan selalu disesuaikan dengan perkembangan terkini, baik yang berasal dari Islamic Financial Services Board
IFSB, Bank of Community AEC. Dalam aspek peningkatan infrastruktur pengawasan, arah pengembangan ditujukan upaya
untuk melengkapi sistem pengawasan yang mengacu pada risiko
dan kualitas manajemen yang baik. 4 Penguatan permodalan.
Pertumbuhan volume industri perbankan syariah pada tahun 2011, termasuk dana pihak ketiga DPK, harus diikuti peningkatan
modal sehingga perbankan syariah tetap memiliki financial buffer yang tinggi. Upaya penguatan permodalan ini secra internal dapat
dilakukan melalui pengaturan perbankan syariah yang mendukung atau memfasilitasi upaya pertumbuhan modal melalui pendekatan
tersebut.
27
5 Pengembangan human capital perbankan syariah 2011.
Dalam perspektif manajemen modern, SDM atau human capital menajdi elemen terpenting dan penentu dalam mencapai visi dan
keunggulan bersaing organisasu. Human capital yang diasosiasikan dengan ilmu, pengetahuan dan skill yang terkandung dalam sumber
daya insani bila dianggap sebagai elemen produksi, memiliki keunikan.
6 Strategi coopetition untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas
layanan.
Sinergi yang semakin terlihat dalam berbagai aktivitas operasional dan promosi di antara unit usaha syariah UUS dan bank umum
konvensional pusatnya maupun antara BUS dan bank umum konvensional penerapan one bank concept atau one firm concept di
internak bank-bank dimaksud. Dengan konsep tersebut, UUS ataupun BUS diposisikan sebagai business unit atau product owner
bank pusatbank induknya. Kecenderungan ini merupakan respins kebijakan dari groupkorporat untuk meraih pangsa pasar yang
lebih besar dengan memanfaatkan momentum tren meningkatnya
minat masyarakat terhadap produk bank syariah. 7 Mendorong terbentuknya segment champion.
Program pengembangan pasar secara lebih tajam kan dilakukan bersama-sama dengan bank syariah untuk setiap segment
28
pelayanan yang lebih terfokus. Jenis segmen atau cluster dimaksud akan dirumuskan dengan positioning masing-masing bank,
misalnya segmen pelayanan internasional, pelayanan korporasi, pelayanan individu, micro finance, dan sektor ritel. Untuk setiap
segmen atau cluster tersebut industri perbankan syariah secara bersama-sama akan didorong untuk memilih segment champion,
yang selanjutnya disepakati menjadi model pengembangan bagi
bank syariah lain dalam cluster yang sama. 8 Edukasi publik secara inovatif dan integrasi.
Disisi permintaan, antusiasme masyarakay untuk menggunakan produk dan jasa perbankan syariah semakin meningkat sebagai
mana terlihat dalam dua tahun belakangan. Perkembangan menggembirakan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat telah
semakin mengenal dan merasakan manfaat dari kehadiran bank syariah. Citra baru yang lebih universal dan inklusif dari industri
menempatkan bank syariah sebagai alternatif sistem perbankan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat, tanpa
terkecuali.
29
C. Keterkaitan Antar Variabel
1. Aset terhadap Pertumbuhan Bank Syariah Menurut Khaf 2004 dalam Erva Yulianita 2010:17
mengatakan bahwa pertumbuhan aset juga merupakan hal yang sangat penting untuk suatu bank karena menunjukkan kemampuan bank
untuk terus tumbuh dan sukses. Disamping itu juga disebutkan bahwa pertumbuhan aset bank mampu menggambarkan kemampuan bank
dalam mengahasilkan pendapatan. 2. Dana Pihak Ketiga terhadap Pertumbuhan Bank Syariah
Menurut Zainal Arifin 2002 dalam Abdul Fattah Lubis 2008:18, pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai
lembaga keuangan, masalah bank yang paling utama adalah dana, tanpa dana yang cukup bank tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan
kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali. 3. Pembiayaan terhadap Pertumbuhan Bank Syariah
Menurut Abdul Fattah Lubis 2008:22, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan. Ini menandakan bahwa ada kaitan yang signifikan antara pembiayaan dan pertumbuhan bank syariah.
30
4. Laba terhadap Pertumbuhan Bank Syariah Menurut Abdul Fattah Lubis 2008:27, motif ekonomi
yang paling mendasar dalam mendirikan sebuah perusahaan adalah laba. Semakin besar laba, semakin likuid dan bonafid nilai
perusahaannya dan
tidak menutup
kemungkinan proyeksi
pertumbuhan perusahaan akan terealisasi dengan tepat. Semakin besar laba yang diperoleh Bank Syariah maka semakin tinggilah
pertumbuhan Bank Syariah tersebut.
D. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini yang penulis masukan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian ini.
31
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Metode
Hasil Penelitian
Darna 2007
Sensitivitas Aset dan Dana Pihak Ketiga
Perbankan Syariah terhadap Volatilitas
Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar
Rupiah serta Pengaruh Fatwa MUI tentang
Pengharaman Bunga Bank
Variabel Dependen: 1. Pertumbuhan
Aset 2. Pertumbuhan
Dana Pihak Ketiga Variabel
Independen : 1. Volatilitas
2. Tingkat SBI 3. Nilai Tukar Rp
4. Fatwa MUI
Casual Correlation
Method Penelitian ini
mengatakan MUI berpengaruhi
secara signifikan terhadap
pertumbuhan aset dan pertumbuhan
dana pihak ketiga DPK.
Banoon Sasmitasiwi
dan Malik Cahyadin
2008 Prediksi Pertumbuhan
Perbankan Syariah di Indonesia
Variabel Dependen: 1. Prediksi
Pertumbuhan Perbankan Syariah
Variabel Independen:
1. Aset 2. Dana Pihak
Ketiga 3. Pembiayaan
Box Jenkins
ARIMA Penelitian ini
menghasilkan model ARIMA
yang signifikan untuk
memprediksi tingkat
pertumbuhan aset, DPK, pembiayaan
pada bank syariah.
Abdul Fattah Lubis 2008
Analisa Pertumbuhan Bisnis Bank Syariah
Studi Kasus PT. Bank Muamalat, Tbk
Variabel Dependen: 1.ROA Return On
Assets Variabel
Independen: 1. NIM
2. FDR 3. BOPO
Regresi Berganda
Penelitian ini menghasilkan
adanya hubungan yang signifikan
antara NIM, FDR dan BOPO
terhadap ROA dalam
menganalisa pertumbuhan
bank syariah.
Ellyn Herlia Nur Hidayah
2008 Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Aset
Perbankan Syariah Variabel Dependen:
1. Pertumbuhan Aset
Variabel Independen:
1. NPF 2. DPK
3. SBI 4. ROA
Regresi Berganda
Penelitian ini menghasilkan
variabel yang signifikan
mempengaruhi pertumbuhan aset
perbankan syariah adalah variabel
DPK dan SBI. Variabel NPF dan
ROA tidak signifikan
memperngaruhi pertumbuhan aset
bank syariah.
32
Samin dan Asmiranda
Iriviandy 2009
Prospek Perkembangan Bank Syariah di
Indonesia Studi Kasus PT. Bank Muamalat,
Tbk Variabel Dependen:
1. Prospek Perkembangan
Bank Syariah Variabel
Independen : 1. Rasio Likuiditas
Current Ratio dan Fund to Deposit
Ratio 2. Rasio
Profitabilitas Net Profit Margin,
Return on Assets, dan Return On
Equity
Analisis Rata-Rata
Bergerak Sederhana
Tiga Tahunan
Penelitian ini menghasilkan
bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara Rasio Likuiditas
dan Rasio Profitabilitas
terhadap Prospek Perkembangan
Bank Syariah.
Sri Wiyastuti dan MB.
Hendrie Anto 2010
Perbankan Syariah Indonesia dalam
Perkembangan dan Permasalahan Volume
Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga dan Biaya
Intermediasi Terhadap Manajemen Laba Pada
Bank Umum Syariah di Indonesia
Variabel Dependen: 1. Margin Laba
Variabel Independen:
1. Pembiayaan 2. Dana Pihak
Ketiga 3. Biaya
Intermediasi Regresi
Data Panel Penelitian
menghasilkan pembiayaan tidak
berpengaruh terhadap marjin
laba, sementara itu DPK dan
biaya intermediasi
berpengaruh terhadap margin
laba.
Ervi Yulianita
2010 Analisis Perbandingan
Faktor Determinan Pertumbuhan Aset,