Laba Tahun Berjalan Analisis Deskriptif

87 perbankan syariah. Kondisi ini mencerminkan bahwa kontributor utama pendapatan bank syariah adalah pendapatan tetap terutama penyaluran dana dalam bentuk piutang murabahah dan pembiayaan mudharabah yang masih mendominasi bisnis bank syariah. Pada tahun 2009, menurut Laporan Perkembangan Perbankan Syariah setelah mengalami penurunan pada triwulan keempat tahun 2008, profitabilitas perbankan syariah sempat mengalami peningkatan pada triwulan pertama dan kedua di tahun 2009. Namun, kondisi tersebut kembali menunjukkan penurunan pada awal triwulan ketiga pada tahun 2009 sehingga posisi triwulan keempat tahun 2009 kembali mendekati posisi triwulan keempat tahun 2008. Kondisi tersebut sejalan dengan penurunan efisiensi perbankan syariah pada triwula ketiga dan keempat tahun 2009. Peningkatan efisiensi mengakibatkan kinerja perbankan syariah dalam menghasilkan laba tahun 2009 hanya mengalami sedikit peningkatan, dengan laba sebesar Rp 791 miliar atau pertumbuhan laba sebesar 17. Secara rata-rata tingkat efisiensi perbankan syariah pada tahun 2009 masih pada tingkat yang baik. Pada tahun 2010, menurut Laporan Perkembangan Perbankan Syariah tingkat profitabilitas perbankan syariah pada tahun 2010 menunjukkan kinerja yang membaik dilihat dari Net Operating Margin NOM dan Return on Assets ROA. 88 Pertumbuhan pembiayaan yang diberikan masih merupakan sumber utama peningkatan pendapatan perbankan syariah, khususnya penerimaan dari pembiayaan dengan akad murabahah dan musyarakah. Pertumbuhan pendapatan perbankan syariah pada tahun 2010 masih lebih tinggi.

2. Analisis Pengujian Statistik

a. Uji Stasioneritas

Sebelum melakukan analisa regresi dengan menggunakan data times series, perlu dilakukan uji stasioneritas terhadap seluruh variabel untuk mengetahui apakan variabel-variabel tersebut stasioner atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengujian unit root, yang bertujuan mengetahui apakah data tersebut mengandung unit root atau tidak. Jika variabel tersebut mengandung unit root, maka data tersebut dikatakan data tidak stasioner. Dengan kata lain suatu data times series dikatakan stasioner jika nilai rata-rata mean, variance dan autocovariance bukan merupakan fungsi dari waktu time invariant. Jika data time series tidak memenuhi kriteria tersebut maka data dikatakan tidak stasioner. Dengan kata lain data times series dikatakan tidak stasioner jika rata- ratanya maupun variancenya tidak konstan, berubah-ubah sepanjang waktu. Pengujian akar-akar unit untuk semua variabel yang digunakan dalam analisis runtun waktu perlu dilakukan untuk memenuhi kesahihan 89 analisis ARIMA. Untuk mengetahui apakah ada unit root pada variabel data yang digunakan, maka nilai Augmented Dicky-Fuller ADF t- Statistic harus lebih kecil dibandingkan dengan test critical values atau nilai kritis Wing Wahyu Winarno, 2007:79. Perlu dilakukan uji unit root untuk mengetahui sampai berapa kali diferensiasi harus dilakukan agar data time series menjadi stasioner. Metode pengujian unit root dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller ADF. Tabel 4.2 Uji Stasioner Pada Tingkat Level No Nama Variabel ADF Statistik Critical Value 5 Prob Keterangan 1 Aset 2.583574 -3.673616 1.0000 Tidak Stasioner 2 DPK 3.645655 -3.733200 1.0000 Tidak Stasioner 3 Pembiayaan 1.886270 -3.690814 1.0000 Tidak Stasioner 4 Laba Tahun Berjalan -2.406072 -3.673616 0.3649 Tidak Stasioner Sumber : Data diolah Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai ADF Statistik untuk semua variabel yaitu Aset, DPK, Pembiayaan dan Laba Tahun Berjalan tidak signifikan pada α = 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data series tersebut belum stasioner. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ini adalah dengan membuat first difference dari series yang tidak stasioner. Hasil uji stasioner dengan menggunakan ADF statistik terhadap first difference variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.3 . 90 Tabel 4.3 Uji Stasioneritas Pada Tingkat 1st difference No Nama Variabel ADF Statistik Critical Value 5 Prob Keterangan 1 Aset -2.459061 -3.690814 0.3412 Tidak Stasioner 2 DPK -0.691402 -3.759743 0.9538 Tidak Stasioner 3 Pembiayaan -0.942136 -3.710482 0.9260 Tidak Stasioner 4 Laba Tahun Berjalan -4.564662 -3.733200 0.0120 Stasioner Sumber: Data diolah Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa first difference dari variabel Laba Tahun Berjalan signifikan pada α = 5 dengan ADF Statistik, sedangkan variabel Aset, DPK dan Pembiayaan tidak signifikan pada α = 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data serier Aset, DPK dan Pembiayaan belum stasioner pada tingka first difference. Cara mengatasinya dengan membuat second difference dari data series yang tidak stasioner. Hasil uji stasioner dengan menggunakan ADF Statistik terhadap second difference variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Uji Stasioner Pada Tingkat 2nd Difference No Nama Variabel ADF Statistik Critical Value 5 Prob Keterangan 1 Aset -7.425287 -3.710482 0.0001 Stasioner 2 DPK -5.121606 -3.759743 0.0053 Stasioner 3 Pembiayaan -9.175418 -3.710482 0.0000 Stasioner Sumber : Data diolah 91 Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa second difference dari variabel Aset, DPK dan Pembiayaan signifikan pada α = 5 dengan ADF Statistik, sehingga dapat disimpulkan data tersebut telah menjadi series yang stasioner.

b. Pengujian Box-Jenkins ARIMA

Model ARIMA merupaka model yang menggunakan series-nya sendiri untuk melakukan peramalan. Model ARIMA ini sangat cocok untuk forecasting jangka pendek. Ada beberapa tahapan dalam permodelan yaitu yang pertama adalah identifikasi model stasioneritas data. Kedua adalah estimasi AR dan MA dalam model. Selanjutnya melakukan tes diagnostik untuk mengetahui model yang terpilih cocok dengan data atau tidak. Terakhir melakukan peramalan untuk menentukan kondisi di masa yang akan datang Annisa Arifiani, 2009:50. Pengujian ARIMA yang dilakukan terhadap model-model tingkat pertumbuhan bank syariah dengan variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan bank syariah, lalu dibandingkan dengan setiap model tingkat pertumbuhan bank syariah satu sama lain. Dengan melihat kesignifikan variabel independen dengan variabel dependen. Dalam hal ini setiap model mempunyai variabel yang berbeda dengan variabel yang terdapat di model lain.