Pengaruh Misi Organisasi terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

sehingga manajer keperawatan harus terus berusaha mempertahankan dan meningkatkan konsistensi perawat pelaksana melalui sosialisasi nilai-nilai yang berlaku di rumah sakit, pembuatan aturan sebagai pedoman dalam melaksanakan kinerja.

4.2.4 Pengaruh Misi Organisasi terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Misi organisasi dalam penelitian ini adalah penilaian perawat pelaksanan terhadap nilai-nilai organisasi rumah sakit terkait dengan visi dan misi strategis yang terarah dan pencapaian tujuan organisasi rumah sakit. Penjabaran misi rumah sakit dalam setiap tindakan pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan akan berdampak positif terhadap pencapaian tujuan rumah sakit. Hasil penelitian melalui uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa misi organisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana dengan nilai p=0,005 p0,05, artinya bahwa penilaian yang baik terhadap misi organsasi akan meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di RSU Mitra Sejati Medan. Secara umum penilaian misi organisasi oleh perawat pelaksana 56,7 termasuk rendah, artinya perawat pelaksana masih belum sepenuhnya menjabarkan filosofi misi organisasi RSU Mitra Sejati dalam melaksanakan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap. Keseluruhan indikator misi organisasi menunjukkan bahwa perawat pelaksana masih kurang setuju jika misi rumah sakit dijadikan sebagai dasar utama dalam kualitas pelaksanaan pelayanan keperawatan, dan masih ada 30 perawat Universitas Sumatera Utara menilai kurang setuju jika pelayanan keperawatan dijabarkan dari misi dan moto rumah sakit, bahkan masih ada perawat yang menilai bahwa misi rumah sakit tidak perlu dipahami oleh perawat, akan tetapi perawat umumnya menilai setuju hanya berkaitan dengan visi rumah sakit yang dijadikan motivasi dalam bekerja. Hasil penelitian ini memberikan fenomena bahwa misi organisasi masih belum menjadi hal yang penting diperhatikan oleh perawat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi visi dan misi organisasi secara komprehensif pada seluruh tenaga medis yang ada di RSU Mitra Sejati. Seyogyanya seluruh tenaga medis khususnya perawat yang baru bekerja terlebih dahulu diberikan orientasi tentang rumah sakit dan arah tujuan serta visi dan motto rumah sakit, dan perlu dilakukan evaluasi secara komprehensif agar perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan yang baik dan berorientasi pada kebutuhan pelanggan. Denison 2000, menjelaskan misi memberikan pengaruh besar pada fungsi perusahaan secara internal dan eksternal yang memberi kontribusi pada komitmen jangka pendek dan panjang serta menimbulkan kinerja organisasi yang efektif. Misi dalam organisasi merupakan arahan pada pencapaian tujuan jangka panjang yang bermakna pada organisasi meaningful long term. Misi menjelaskan tujuan dan arti yang diterjemahkan dalam tujuan eksternal organisasi. Karakteristik misi meliputi tujuan dan visi organisasi, pengarahan serta pencapaian tujuan organisasi Denison, 2000. Organisasi yang mempunyai misi yang jelas dan terarah baik melalui visi maupun tujuan organisasi akan memberikan motivasi kerja bagi staf sehingga meningkatkan kinerjanya. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan pendapat Stonner Freeman, 1994 bahwa dengan terlaksananya manajemen yang baik dalam suatu organisasi, menunjukkan terlaksananya kemampuan organisasi dalam pemanfaatan sumber daya yang tersedia, termasuk misi, visi dan tujuan organisasi, yang dapat menghasilkan suatu kinerja organisasi yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian ini, misi merupakan bagian dari perencanaan strategis manajemen, yang dijabarkan pada empat hal yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna terpadu bermutu tinggi, cepat, tepat, memuaskan, terjangkau dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan iptek agar mampu bersaing di era globalisasi, menyelenggarakan administrasi dan pengelolaan keuangan secara transparan, akuntabel dan terintegrasi, serta menyelenggarakan pelatihan, penelitian dan pengembangan manajemen yang berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang komplek, berkomitmen dan sejahtera. Misi RSU Mitra sejati sudah dijabarkan secara rinci dan jelas, sehingga diharapkan dengan misi yang jelas mudah dipahami oleh staf di rumah sakit. Penjabaran visi dan misi ini diharapkan dapat diaplikasi secara utuh oleh seluruh petugas di rumah sakit, dan dampaknya positifnya adalah meningkatnya kinerja individu. Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa pendapat di atas, dari keempat variabel budaya organisasi keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi memiliki proporsi yang kuat, artinya budaya organisasi yang terdiri dari empat Universitas Sumatera Utara karakteristik tersebut cukup melekat kuat pada perawat pelaksana di RSU Mitra Sejati Medan. Hal ini tentunya perlu menjadiperhatian untuk lebih ditingkatkan. Menurut Atmosuprapto 2001 budaya yang kuat akan berdampak pada citra, kebanggaan, produktivitas dan kinerja organisasi. Hal ini selaras dengan Wirawan 2007, yang mengemukakan kinerja sukses dapat menciptakan perasaan percaya diri, harga diri, dan kemampuan diri yang akan mendorong individu untuk berkinerja tinggi. Lebih lanjut menurut Kotler 2000 bahwa budaya yang kuat berkaitan dengan kinerja yang unggul, karena memberikan struktur dan kontrol yang dibutuhkan untuk meningkatkan komitmen, loyalitas, motivasi, dan inovasi yang memberikan korelasi positif terhadap kinerja. Fenomena budaya organisasi di RSU Mitra sejati Medan perlu perhatian dari pihak manajemen untuk tetap memelihara, mempertahankan dan meningkatkan budaya organisasi yang telah berkembang maupun merubah budaya organisasi untuk terjadinya percepatan yang disesuaikan dengan tuntutan konsumen saat ini, dengan memperhatikan nilai dan prinsip quality, efficiency and customer oriented dalam memberikan pelayanan keperawatan, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai sesuai dengan visi dan misi RSU Mitra Sejati Medan. Karakteristik yang sudah kuat dapat dipertahankan dengan orientasi budaya organisasi terhadap perawat baru, dilanjutkan dengan sosialisasi tentang budaya organisasi kepada perawat baru maupun perawat lama serta manager harus dapat menjadi role model bagi stafnya. Karakteristik budaya organisasi yang masih kurang, perlu dievaluasi dan Universitas Sumatera Utara diperbaiki. Selain itu perlunya disampaikan rencana kerja operasional rumah sakit pada seluruh perawat dalam mencapai tujuan rumah sakit, dan pemanfaatan berbagai sumber dan sarana dalam meningkatkan budaya organisasi. Diharapkan dengan demikian internalisasi budaya organisasi pada perawat pelaksana dapat positif, sehingga dapat meningkatkan performance kinerja perawat pelaksana dalam menghadapi perubahan saat ini dan kedepan.

4.9 Pengaruh Penerapan SOP terhadap Kinerja Perawat Pelaksana