Pengaruh Keterlibatan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

kinerja pegawai sehingga pegawai melaksanakan semua tanggung jawabnya dan memperoleh kepuasan kerja. Pendapat lain juga mengemukakan bahwa kepuasan bawahan dipengaruhi oleh keterbukaan komunikasi dalam kelompok, dan kinerja pimpinan itu sendiri Ruky, 2004.

4.8 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Budaya organisasi dalam penelitian ini adalah penilaian perawat pelaksana terhadap nilai-nilai organisasi rumah sakit berdasakan pandangan yang objektif yang didasarkan pada keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi. Budaya organisasi adalah kepercayaan, norma, nilai, sikap dan keyakinan yang dibentuk oleh para anggota kelompok yang membedakan organisasi itu dengan organisasi lainnya. Instrumen yang digunakan untuk mengukur budaya organisasi adalah berdasarkan empat karakteristik budaya yaitu keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi.

4.2.1 Pengaruh Keterlibatan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Keterlibatan dalam penelitian ini adalah unsur budaya organisasi yang berkaitan dengan penilaian perawat pelaksana terhadap nilai-nilai organisasi rumah sakit yang mengambarkan keterlibatan perawat dalam kerja sama tim, orientasi antar perawat dan pengembangan tenaga keperawatan. Hasil penelitian melalui uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa keterlibatan perawat mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dengan nilai p=0,003, artinya bahwa semakin tinggi keikutsertaan perawat dalam Universitas Sumatera Utara kerja sama tim, dan pengembangan tenaga keperawatan sesuai dengan karakteristik organisasi rumah sakit, maka semakin tinggi kinerja perawat pelaksana dalam menyelesaikan keseluruhan tugas pokok dan fungsinya dalam memberikan pelayanan keperawatan. Keterlibatan perawat dalam pelayanan keperawatan merupakan upaya yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu kesatuan organisasi rumah sakit. Mengacu pada salah satu tujuan rumah sakit Mitra Sejati yaitu meningkatkan serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia di rumah sakit sehingga mampu melayani setiap pengguna jasa rumah sakit dengan komitmen dan manusiawi. Artinya bahwa keterlibatan perawat dalam pengembangan SDM menjadi sangat penting diperhatikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak perawat yang mempunyai penilaian sangat tidak setuju jika perawat harus mempunyai peran yang jelas dalam pelayanan keperawatan, artinya keseriusan perawat masih belum tergambarkan secara komprehensif dalam memberikan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap, selain itu masih ada perawat yang menilai tidak setuju bahwa penerapan nilai-nilai budaya dalam bekerja sebagai budaya di lingkungan rumah sakit, dan secara umum 60,0 keterlibatan perawat dalam upaya pelayanan keperawatan di rumah sakit termasuk kurang. Hal ini memberikan gambaran bahwa filosofi Rumah Sakit Mitra Sejati masih belum didalami oleh perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan khususnya pada perawat pelaksana di bagian rawat inap. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari 2009 mengemukakan bahwa terdapat pengaruh signifikan keterlibatan terhadap kinerja perawat pelaksana di RSD Raden Mattaher Jambir dengan nilai p=0,009, dan secara proporsi menunjukkan bahwa 57,5 perawat pelaksana dengan keterlibatan yang lemah mempunyai kinerja yang kurang, artinya bahwa semakin kuat keterlibatan perawat pelaksana dalam pelayanan keperawatan maka semakin baik kinerja perawat pelaksana. Menurut Tika 2006 keterlibatan adalah faktor kunci dalam budaya organisasi yang merupakan karakteristik nilai dari organisasi yang menempatkan pandangan tentang pentingnya keterlibatan seluruh pegawai yang bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Wibowo 2007, kinerja merupakan suatu proses bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Proses kinerja berlangsung memerlukan keterlibatan dari seluruh unsur dalam s uat u organisasi. Kinerja dapat diukur secara individu, kelompok ataupun organisasi. Tinggi atau rendahnya kinerja ini dapat dilihat dari kuantitas maupun kualitas serta pencapaian tugas yang telah ditetapkan. Aditama 2003 menjelaskan penilaian kinerja bermanfaat untuk menentukan pemberian penghargaan, kenaikan jabatan, urutan dalam pemberhentian pegawai, identifikasi kebutuhan pelatihan dan membantu pegawai dalam memperbaiki hasil karyanya dengan memberikan umpan balik. Universitas Sumatera Utara Keterlibatan yang tinggi dari perawat pelaksana dalam melakukan kerjasama dalam tim di organisasi akan berdampak pada peningkatan kinerja organisasi. Kondisi ini perlu disadari oleh manajer keperawatan agar selalu memberikan kesempatan kepada perawat pelaksana untuk dapat terlibat dalam kegiatan di rumah sakit, terutama yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan. Menurut Deninson 2000 menjelaskan bahwa keterlibatan yang tinggi akan menekan kapasitas organisasi pada fleksibilitas dan perubahan yang merupakan kesepakatan sebagai anggota organisasi untuk melibatkan diri dalam setiap kegiatan organisasi. Selain itu keterlibatan juga merupakan strategi manajemen bagi perusahaan yang efektif dan strategi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.

4.2.2 Pengaruh Penyesuaian terhadap Kinerja Perawat Pelaksana