bagian ini merupakan bagian tertinggi karena saling berhubungan dengan kejadian atau objek dan juga merupakan suatu pertanyaan yang dirumuskan dari masalah
kemudian harus dicari penyelesaiannya.
24
Sudut pandang dunia, filosofi, teori, prinsip, konstruksi dan konsep terletak disebelah kiri diagram yang merupakan bagian dari aspek konseptual. Aspek ini
bertujuan untuk menjawab pertanyaan fokus dengan menyatakan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa. Sudut pandang dunia berisi kepercayaan
terhadap proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam proses penemuan. Filosofi berisi hal yang dipercaya tentang hakikat dan pengetahuan
yang memandu proses inkuiri. Prinsip merupakan hubungan antara dua atau lebih konsep yang
membimbing dalam menjawab pertanyaan fokus. Teori adalah prinsip-prinsip umum yang membimbing penemuan. Konstruksi merupakan ide yang
berhubungan dengan teori tetapi tidak berhubungan langsung dengan kejadian atau objek. Konsep adalah aturan pasti dari objek atau kejadian. Pada bentuk
heuristik vee yang lebih sederhana, sudut pandang dunia, filosofi, prinsip, dan konstruksi tidak digunakan karena teori dan konsep sudah cukup untuk
membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan fokus. Aspek metodologi terletak disebelah kanan, merupakan proses representasi
matematik dengan tujuan menghubungkan data dengan kejadian atau objek. Catatan, fakta, transformasi, hasil, interpretasi, klaim pengetahuan dan klaim nilai
adalah bagian dari aspek metodologi. Aspek ini membantu siswa melakukan proses menemukan pengetahuan baru dengan terlebih dahulu menghubungkannya
dengan aspek konseptual.
24
Gerald J. Calais, The Vee Diagram as a Problem Solving Strategy: Content Area ReadingWriting Implication, National Forum Teacher Education Journal, Volume 19, Number
3, 2009. h. 3.
Bentuk dan komponen dari heuristik vee menurut Novak Gowin ditunjukkan pada gambar 2.2:
25
Gambar 2.1 Bentuk dan Komponen Heuristik
Vee
Catatan berisi data atau keterangan yang terdapat dalam kejadian atau objek, digunakan sebagai sumber informasi untuk menjawab pertanyaan fokus.
Fakta berisi pertimbangan berdasarkan metode dan catatan yang didapat dari kejadian atau objek. Tranformasi merupakan proses pengolahan informasi atau
data dalam menjawab pertanyaan fokus. Hasil adalah catatan yang dapat diwakili oleh tabel, grafik, peta konsep, statistik atau bentuk lain. Klaim pengetahuan
adalah penyelesaian pertanyaan fokus berupa pernyataan yang dilandaskan pada interpretasi catatan dan transformasi. Interpretasi berisi hasil metodologi dan
25
D.B Gowin dan Novak, op. cit., h. 56.
SALING MEMPENGARUHI
PERTANYAAN FOKUS
Kegiatan memulai antara dua domain dan dibangun dari teori
FILOSOFIEPISTEMOLOGI: Hal yang dipercaya tentang hakikat
tahu dan pengetahuan yang memandu proses inkuiri
KLAIM PENGETAHUAN:
Pernyataan yang menjawab pertanyaan fokus dan dilandaskan pada interpretasi
catatan dan transformasi
KLAIM NILAI:
Pernyataan yang didasarkan pada klaim pengetahuan yang
mendeklarasikan nilai dari inkuiri
KONSTRUKSI: Ide yang mendukung teori tetapi tidak
berhubungan langsung dengan kejadianobjek
FILOSOFIEPISTEMOLOGI: Hal yang dipercaya tentang
hakikat dan pengetahuan yang memandu proses inkuiri
TEORI: Prinsip-prinsip umum yang
membimbing inkuiri yang menjelaskan mengapa kejadian atau objek menjadi
seperti apa yang amati
SUDUT PANDANG DUNIA: Kepercayaan umum dan sistem
pengetahuan yang memotivasi dan memandu proses inkuiri
METODOLOGI doing
KONSEPTUA L
thinking
PRINSIP: Pernyataan tentang hubungan antar
konsep yang menjelaskan bagaimana objek atau kejadian diharapkan
terjadi atau berlaku
KONSEP: Aturan pasti dari sebuah kejadian atau
objek atau catatan mengenai kejadian atau objek yang dinyatakan dalam label
KEJADIAN ATAU OBJEK:
Penjabaran dari kejadian atau objek yang akan dipelajari untuk menjawab pertanyaan fokus
INTERPRETASI, PENJELASAN GENERALISASI:
Hasil metodologi dan pengetahuan sebelumnya yang digunakan untuk
menjamin klaim
HASIL:
Tabel, grafik, peta konsep, statistik atau bentuk lain pengorganisasian
catatan yang dibuat
TRANSFORMASI:
Menyusun fakta berdasarkan teori pengukuran dan klasifikasi
FAKTA:
Pertimbangan berdasarkan metode dan catatan kejadian atau objek
CATATAN:
Hasil pengamatan yang diperoleh dan berbagai catatan tentang
objek atau kejadian yang diamati
pengetahuan sebelumnya yang digunakan untuk menjamin klaim. Klaim nilai adalah
pernyataan yang
didasarkan pada
klaim pengetahuan
yang mendeklarasikan nilai dari penemuan. Pada bentuk vee yang lebih sederhana,
catatan, transformasi, klaim pengetahuan, dan klaim nilai sudah cukup untuk membantu proses penemuan pengetahuan baru.
Garis yang terdapat dalam vee menegaskan bahwa setiap elemen dari masing-masing aspek harus dipertimbangkan dengan hati-hati dalam penemuan.
Jika konsep tidak cukup maka penemuan akan mengalami kesulitan dan jika catatan tidak berdasarkan fakta, maka tidak terbentuk transformasi dan klaim
pengetahuan yang benar.
d. Tahapan Strategi Heuristik Vee
Konstruksi pengetahuan dengan strategi heuristik vee mempunyai implikasi yang penting dalam pembelajaran sains dan matematika. Stategi
heuristik vee terdiri dari lima tahapan sebagai berikut: 1.
Orientasi Guru memusatkan perhatian siswa dengan menyebutkan atau
menampilkan beberapa kejadian atau objek dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan topik yang dipelajari.
2. Pengungkapan gagasan siswa
Siswa melakukan penyelidikan melalui lembar kerja siswa. 3.
Pengungkapan permasalahan Siswa mendiskusikan problem serta melaporkan laporan hasil diskusi.
4. Pengkontruksian pengetahuan baru
Untuk mengkonstruksi gagasan baru, siswa diminta membuat rangkuman dalam bentuk V.
5. Evaluasi
Untuk mengetahui gagasan mana yang paling sesuai untuk menjelaskan masalah yang dipelajari dan pengkonstruksian pengetahuan
baru, siswa diminta untuk melakukan tanya jawab diskusi kelas yang dipandu oleh guru. Guru kemudian mencatat ide-ide pokok yang sesuai
dengan konsepsi ilmiah di papan tulis. Guru juga mendiskusikan jawaban siswa yang salah. Dengan demikian,siswa dapat melihat ketidaksesuaian.
26
Dikemukakan dalam sumber lain, untuk melengkapi vee, analisis konseptual diperlihatkan di sisi kiri sebagai jawaban dari peserta didik untuk
memandu pertanyaan, ”apa yang saya ketahu?” pertanyaan ini merupakan elemen prinsip yang terdapat pada aspek konseptual dan
,”apa ide pokok?” pertanyaan ini menyatakan elemen konsep pada aspek metodologi. Pernyataan
“mengapa saya menyukai matematika?
” bertujuan untuk memotivasi peserta didik dalam proses penemuan sebagai kepercayaan terhadap matematika.
Kejadian atau objek merupakan masalah yang dirumuskan pertanyaan fokusnya dengan pertanyaan penuntun,
“apa pertanyaan yang harus saya jawab?”. Pada sisi kanan, pertanyaan apa informasi yang diberikan? Merupakan catatan dan
hal-hal yang diketahui dari kejadian atau objek. Dalam pengolahan catatan menuju hasil, pertanyaan yang diajukan
, “bagaimana saya menemukan jawabannya?
”, Pertanyaan ini merupakan transformasi yaitu proses mengubah informasi yang terdapat dalam catatan menjadi jawaban dari pertanyaan fokus.
Dalam transformasi, hal-hal yang tercantum pada prinsip digunakan untuk membentuk pengetahuan baru. Setelah mendapatkan hasil yang didapat dari
transformasi, diajukan, „pertanyaan ,”apa jawaban yang saya temukan?” Dari
pertanyaan ini, klaim pengetahuan akan terbentuk. Refleksi dari proses pemecahan masalah akan timbul pertanyaan,
“apa hal bermanfaat yang saya dapatkan?
”
27
Gerald J. Calais menyatakan komponen untuk menemukan jawaban atas pertanyaan fokus dalam heuristik vee terdiri dari kejadian atau objek, pertanyaan
fokus, konsep dan konstruk pada aspek konseptual. Data, transformasi, klaim pengetahuan dan klaim nilai pada aspek metodologi.
26
Desita Purwati Sundari, Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Strategi Heuristik Vee dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Siswa SMP,
Bandung: Skripsi UPI, h.14, tidak dipublikasikan.
27
Karoline Afamasaga- Fuata‟I, “Analysis the “Measurement” Strand Using Concept
Map and Vee Diagram”, Concept Mapping in Mathematics, Australia: Springer,2009, h.35,37
Bentuk pengembangan heuristik vee yang dikemukakan sebagai berikut:
28
Gambar 2.2 Bentuk Heuristik
Vee
Apa yang dicari diminta? Merupakan pertanyaan penuntun dalam merumuskan pertanyaan fokus setelah adanya kejadian atau objek. Pertanyaan
penuntun untuk konsep dapat berupa dari pengetahuan sebelumnya, “apakah ada
konsep yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan fokus? ” Konstruk
dapat dirumuskan dengan pertanyaan, “apakah saya memiliki cukup konsep untuk
menjawab pertanyaan fokus? ”.
“Bagaimana data disajikan, menggunakan tabel, diagram, atau grafik?” Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penuntun dari data dan transformasi.
Pertanyaan dalam elemen klaim pengetahuan bisa berupa berdasarkan data, “apa
kesimpulan yang dapat diambil untuk menjawab pertanyaan fokus? ” Terakhir,
28
Karoline Afamasaga- Fuata‟i, op. cit., h. 36.
My thinking
My doing
Problem kejadian atau objek
Apa pertanyaan yang harus saya jawab?
Pertanyaan Fokus Apa hal bermanfaat
yang saya dapatkan?
klaim nilai Apa jawaban yang
saya temukan? klaim pengetahuan
Bagaimana saya menemukan
jawabannya? transformasi
Apa informasi yang saya dapatkan dari
masalah? catatan
Mengapa saya menyukai
matematika? Sudut Pandang
Dunia
Apa yang sudah saya ketahui?
prinsip
Ide apa yang penting? konsep
pertanyaan penuntun untuk klaim nilai bisa dirumuskan dengan pertanyaan “apa
nilai yang didapat dari penyelidikan berdasarkan kesimpulan yang terdapat dalam klaim pengetahuan?
” Bentuk heuristik vee menurut Gerald J. Calais dapat dirumuskan dalam
gambar 2.4:
29
Gambar 2.3 Bentuk Heuristik
Vee
29
Geral J. Calais, op.cit., h. 6
Konseptual
Metodologi
Masalah Apa yang dicari
diminta? Apa nilai yang
didapat dari penyelidikan
berdasarkan kesimpulan
yang terdapat dalam klaim
pengetahuan?
Apa kesimpulan yang dapat diambil untuk
menjawab pertanyaan fokus?
Bagaimana data disajikan,
menggunakan tabel, diagram atau grafik?
Dari pengetahuan sebelumnya
apakah ada konsep yang dapat
digunakan untuk menjawab
pertanyaan fokus?
Apakah saya memiliki cukup konsep untuk
menjawab pertanyaan fokus?
Penerapan strategi heuristik vee yang akan dilakukan dalam penelitian, menggunakan bentuk vee pengembangan Gowin serta perpaduan konsep yang
dipaparkan Karoline Afamasaga- Fuata‟I dan Gerald J. Calais.
Bentuk heuristik vee yang digunakan dalam penelitian, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa, ditampilkan
dalam gambar dibawah ini:
Gambar 2.4 Bentuk Heuristik
Vee yang Diterapkan dalam Penelitian
Thinking
Doing
Problem Apa yang harus
dicari dari masalah?
Apa kesimpulan yang didapat? Ujilah kembali
kesimpulan tersebut?
Bagaimana menemukan jawabannya?
Apa informasi yang didapatkan dari masalah?
Apa konsep yang sudah diketahui?
Apakah ide yang penting?
Apa hal bermanfaat yang didapat?
e. Pembelajaran Matematika dengan Strategi Heuristik Vee
Tujuan akhir pembelajaran matematika adalah hasil belajar matematika. Hasil belajar ini dapat mencerminkan apakah siswa menguasai konsep dengan
baik atau tidak. Dalam hasil belajar juga dapat terlihat bagaimana siswa mampu menyelesaikan masalah matematika yang dihadapinya. Dalam menyelesaikan
masalah dibutuhkan kemampuan berpikir dalam melihat sebuah masalah, menentukan informasi pada masalah, memilih informasi yang relevan,
menghubungkannya dengan konsep, sampai pada membuat langkah penyelesaian soal.
Matematika sebagai suatu ilmu yang lebih menitikberatkan pada proses berpikir dibandingkan hasilnya saja. Jika siswa dihadapkan pada masalah maka
siswa akan berusaha memecahkan masahlah tersebut melalui serangkaian tahapan berpikir. Jadi dapat disimpulkan adanya masalah adalah langkah awal dalam
berpikir. Namun dalam menyelesaikan masalah matematika siswa tidak hanya membutuhkan kemampuan berpikir, tetapi penguasaan terhadap konsep
Suatu heuristik vee terdiri dari tahapan-tahapan berpikir yang membantu seseorang dalam membuat berbagai macam bentuk representasi. Tahapan-tahapan
tersebut merupakan bagian-bagian dari kemampuan mengkonstuksi suatu gagasan.
30
Gagasan yang baru bermula dari sebuah masalah. Representasi matematik dalam heuristik vee akan menghasilkan sebuah konsep baru. Strategi
heuristik vee akan memandu siswa dalam menemukan konsep baru. Strategi heuristik vee merupakan suatu strategi pembelajaran yang
membantu siswa mengintegrasikan konsep-konsep yang telah diketahui sebelumnya. Di awal prosesnya, siswa diminta untuk berpikir mengenai suatu
materi thinking, kemudian akan diberikan masalah problem yang harus dipecahkan dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya,
masalah tersebut diselesaikan dalam proses yang dinamakan doing, melalui proses doing siswa memperoleh catatan record dari masalah yang diamati dan
30
Ibid., h. 5
memperoleh fakta berdasarkan teori yang telah dipelajari sebelumnya, kemudian siswa memperoleh data yang direpresentasikan melalui tabel, diagram, ataupun
grafik.
f. Sintaks Pembelajaran Strategi Heuristik Vee
Strategi heuristik vee merupakan sebuah proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri pengetahuannya dengan dibimbing
melalui proses heuristik vee. Berdasarkan pengertian tersebut, pembelajaran dengan menggunakan strategi heuristik vee dalam penelitian ini dirumuskan
dalam beberapa tahapan yaitu orientasi, pengungkapan gagasan siswa, pengungkapan permasalahan, pengkonstruksian pengetahuan baru
dan evaluasi.
31
Dalam lima tahapan di atas dapat di jelaskan, sebagai berikut : 1. Orientasi
Tahap awal pembelajaran ini dimulai dengan mengaitkan konsep yang akan dipelajari baik dengan kehidupan sehari-hari ataupun dengan
pembelajaran sebelumnya. Berangkat dari masalah tersebut siswa dibimbing pada pembentukan hipotesis awal untuk melanjutkan pada kompetensi yang
akan dicapai. Sebelum dibagikan lembar kerja siswa LKS selalu dilakukan apresepsi
yang di
dalamnya disampaikan
tujuan pembelajaran,
mengingatkan materi pra-syarat, dan memotivasi tentang materi yang akan dipelajari.
2. Pengungkapan gagasan siswa Pada tahap ini siswa membangun pemahaman konsep melalui
kegiatan menemukan konsep yang dipandu melalui pertanyaan pada LKS. Di awali dengan langkah pembuktian hipotesis yang sudah dibuat
sebelumnya. Siswa dibimbing menjawab masalah yang disajikan pada tahap ini. Setelah mendapatkan hasilnya siswa membandingkannya dengan
hipotesis sebelumnya. Siswa mendeskripsikan hasilnya hingga akan terbentuk pemahaman siswa. Berdasarkan hasil dari membandingkan siswa
31
D.B Gowin dan Novak, op. cit., h. 55
akan dibimbing untuk menggeneralisasikan sebuah konsep baru atau berupa kelanjutan dari konsep sebelumnya.
3. Pengungkapan permasalahan Pada langkah ini, siswa mempresentasikan hasil dari hipotesisnya dan
penggeneralisasiannya. Dalam proses ini siswa antar kelompok bisa bertukar informasi, sehingga antar kelompok saling melengkapi informasi
kelompok lainnya. Guru sebagai pengatur jalannya diskusi, serta pembimbing siswa membuat kesimpulan sementara secara interaktif.
4. Pengkonstruksian pengetahuan baru Setelah siswa mendapatkan kesimpulan sementara, siswa kembali
bekerja secara kelompok untuk mengkonstruksi gagasan baru. Pada langkah ini siswa diminta untuk membuat rangkuman dalam bentuk vee yang
berkaitan dengan hasil kesimpulan sementara. Langkah ini dilakukan untuk membuktikan hasil kesimpulan sementara dapat digunakan dalam
menyelesaikan masalah matematika. 5.
Evaluasi Untuk mengetahui gagasan mana yang paling sesuai untuk
menjelaskan masalah yang dipelajari dan pengkonstruksian pengetahuan baru, siswa diminta untuk melakukan tanya jawab diskusi kelas yang
dipandu oleh guru. Guru kemudian mencatat ide-ide pokok yang sesuai dengan konsepsi ilmiah di papan tulis. Guru juga mendiskusikan jawaban
siswa yang salah. Dengan demikian, siswa dapat melihat ketidaksesuaian.
4. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Pernyataan Roy Killen dalam Sanjaya strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.
32
Tetapi dalam strategi pembelajaran ekspositori bukan hanya verbal, dalam pembelajaran ini sudah menggunakan demontrasi dan menjawab latihan-latihan.
32
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2012, h. 66.
Tetapi dalam hal ini guru masih dapat dikatakan lebih aktif dibandingkan dengan siswa. Oleh karena itu dalam strategi pembelajaran ekspositori, guru cenderung
memegang kendali proses pembelajaran secara aktif, sementara siswa hanya menerima dan mengikuti apa yang disajikan oleh guru.
33
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa: a.
Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan adalah alat utama dalam
melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran itu
sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk lain dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada guru teacher center approach. Dikatakan demikian, karena dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan.
Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai siswa
dengan benar. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik academic achievement siswa.
B. Penelitian yang Relevan
1. Desita Purwati sundari.
“Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Strategi Heuristik Vee dalam Upaya Meningkatkan Penalaran Induktif
Siswa SMP ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika dengan strategi heuristik vee dapat meningkatkan kemampuan
33
Ibid
penalaran induktif siswa SMP dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional.
34
2. Dudy Maulana.
“Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Strategi Heuristik Vee terhadap Peningkatan Kemampuan Representasi Matematik
Siswa SMA “. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika dengan strategi heuristik vee dapat meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa SMA. Pembelajaran matematika dengan
strategi heuristik vee secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa SMA dibandingkan dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional. Sikap siswa terhadap strategi pembelajaran heuristik vee dalam meningkatkan
kemampuan representasi matemati adalah positif.
35
C. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan ilmu yang mendasari terlahirnya ilmu – ilmu lain
dan perkembangan teknologi modern masa kini. Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika dirasakan sangat perlu. Pelajaran matematika yang diberikan
mulai dari tingkat dasar, menengah sampai perguruan tinggi memang sudah seharusnya dilaksanakan. Hal ini sebagai bekal peserta didik dalam menguasai
kompetensi bernalar, berfikir logis, kritis, sistematis dan kreatif. Kemampuan representasi matematik merupakan kemampuan dasar yang
harus dikuasai oleh siswa. Bahkan tercermin dalam konsep kurikulum berbasis kompetensi. Tuntutan akan kemampuan representasi matematik dipertegas
secara eksplisit dalam kurikulum pendidikan Indonesia yaitu, sebagai kompetensi dasar yang harus dikembangkan dan diintegrasikan pada sejumlah materi yang
sesuai.
34
Desita Purwati sundari 2011. Pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi heuristik vee dalam upaya meningkatkan penalaran induktif siswa SMP, dari
http:repository.upi.eduoperatoruploads_mat_060058.pdf 17 November 2013
35
Dudy Maulana 2008. Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Strategi Heuristik Vee terhadap Peningkatan Kemampuan Representasi Matematik Siswa SMA : Suatu Penelitian
terhadap Siswa
Kelas X
SMA Negeri
1 Pabuaran
Subang, dari
http:repository.upi.eduoperatoruploads_d015_034462.pdf 17 November 2013
Representasi matematik dikelompokkan kedalam tiga bentuk utama, yaitu: 1.
Representasi berupa diagram, grafik atau tabel, dan gambar. 2.
Persamaan atau ekspresi matematika. 3.
Kata-kata atau teks tertulis. Untuk itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
representasi matematik siswa ini, salah satunya dengan menggunakan strategi yang sesuai dalam proses pembelajaran. Strategi heuristik dalam heuristik vee
adalah salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran matematika. Pembelajaran ini dimulai dengan memberikan permasalahan dari
situasi nyata, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengonstruksi konsep-konsep matematika dengan caranya sendiri. Proses
pembelajaran ini berlangsung secara interaktif, sehingga mereka benar-benar paham atas konsep yang dipelajarinya. Siswa dapat merepresentasikan ide-ide
matematika ke dalam simbol, bagan, atau benda-benda kongkrit yang dapat membantu pemahaman siswa pada konsep matematika. Dalam hal tersebut dapat
diduga dengan pembelajaran seperti ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa.
Strategi heuristik merupakan sebuah proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri pengetahuannya dengan dibimbing
melalui proses heuristik vee. Berdasarkan pengertian tersebut, pembelajaran dengan menggunakan strategi heuristik vee dalam penelitian ini dirumuskan
dalam beberapa tahapan yaitu orientasi, pengungkapan gagasan siswa, pengungkapan permasalahan, pengkonstruksian pengetahuan baru, dan evaluasi.
Dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Orientasi
Tahap awal pembelajaran ini dimulai dengan mengaitkan konsep yang akan dipelajari baik dengan kehidupan sehari-hari ataupun dengan
pembelajaran sebelumnya. Berangkat dari masalah tersebut siswa dibimbing pada pembentukan hipotesis awal untuk melanjutkan pada kompetensi yang
akan dicapai. Sebelum dibagikan lembar kerja siswa LKS selalu dilakukan apresepsi
yang di
dalamnya disampaikan
tujuan pembelajaran,