Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah

12

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teoritis

1. Pembelajaran Matematika

a. Teori Belajar

Belajar sering diartikan sebagai perubahan tingkah laku seseorang, dari tidak tahu menjadi tahu ataupun dari tidak bisa menjadi bisa. Beberapa para ahli mendeskripsikan pengertian belajar dalam beberapa teori yang berbeda. Teori belajar Gestalt menjelaskan bahwa perubahan perilaku itu disebabkan adanya insight dalam diri siswa, Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Teori Gestalt menganggap bahwa insight adalah inti dari perubahan tingkah laku. Dengan demikian tugas guru adalah menyediakan lingkungan yang dapat memungkinkan siswa bisa menangkap dan mengembangkan insight itu sendiri. 1 Ausebel yang terkenal dengan teori belajar bermaknanya menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. 2 Pernyataan Slavin dalam Nur yang dikutip oleh Trianto, Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi komplek, mengecek informasi baru dengan aturan- aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha susah payah dengan ide-ide. 3 Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang dijelaskan Piaget yaitu pengetahuan bermakna. Pengetahuan bermakna manakala 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana, 2010, cet ke-7, h. 120. 2 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka,2007, h. 25. 3 Ibid., h. 13. dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. 4 Sehingga belajar merupakan proses membangun sendiri pengetahuan. Sejalan dengan teori konstruktivisme, menurut Bruner belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru dari luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Sebagai contoh, seorang siswa yang mempelajari bilangan prima akan bisa menemukan hal-hal yang penting dan menarik tentang bilangan prima. 5 Berdasarkan teori-teori belajar yang dikemukakan para ahli di atas, belajar dapat diartikan sebagai proses menemukan pengetahuan melalui pengalamannya sendiri yang dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya, mulai dari pengumpulan informasi, pemerosesan informasi, hingga pemanfaatan informasi dalam memecahkan sebuah permasalahan.

b. Hakikat Pembelajaran Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, Mathematike, yang berarti “relating to learning“. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar berpikir. 6 Matematika menurut Johnson dan Rising merupakan pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik. 7 Menurut Reys, dkk matematika merupakan telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. 8 Matematika tumbuh dan berkembang dari proses berpikir. Turmudi menjelaskan bahwa matematika diawali dari pengalaman yang empirik, diproses dengan rasio, dianalisis dan disintesis dengan penalaran sampai pada kesimpulan yang berupa konsep matematika. Berarti matematika merupakan hasil dari berpikir dan bernalar. 4 Wina Sanjaya, op.cit., h. 196. 5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfa Beta, 2008, hal. 34. 6 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung : JICA-UPI, 2001, h. 18 7 Ibid., h. 19 8 Erna Swaningsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI PRESS,2006, hal.4