dengan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik, sehingga proses pembelajaran dan pendidikan berjalan efektif dan baik.”
3
maka dengan ini, jika kompetensi guru semakin diasah, secara otomatis
mutu guru pun akan berkembang dengan harapan pembelajaran dan pendidikan berjalan dengan efektif dan baik.
6. Pembiayaan
Pembiayaan pelatihan tahunan yang diadakan oleh yayasan, itu sepenuhnya berasal dari yayasan. Manajemen tidak menemukan
kendala aspek biaya untuk melaksanakan pelatihan karena yayasan mendukung penuh program pelatihan tahunan, baik secara moril
maupun materil. Meskipun sebenarnya keuangan itu tergantung dari siswa, artinya keuangan tidak selalu stabil tetapi dorongan dan
motivasi yang sangat tinggi dalam hal pembiayaan untuk meningkatkan kompetensi seluruh guru Cikal Harapan 1, baik itu
pelatihan tahunan, pelatihan bahasa inggris, seminar, studi banding dan lain-lain.
Dari hasil wawancara, pada saat ditanya tentang seberapa besar biaya yang dikeluarkan dan dibutuhkan untuk pelaksanaan
pelatihan tahunan, pihak sekolah tidak memberikan angka yang pasti karena menurutnya ini adalah hal yang sangat privasi namun
diperkirakan pengeluaran biaya untuk pengembangan ini menghabiskan 90 persen dari seluruh dana operasional yayasan
Sekolah Cikal. Menurut kepala sekolah SDI Cikal Harapan 1, para guru tidak
dibebankan dengan pembiayaan yang harus dikeluarkan selama pengembangan, tetapi jika potensi guru bagus dan ada kemauan
dari guru itu sendiri itu tidak apa-apa selama guru itu mampu dan mau, itu dibolehkan dengan pembiayaan sendiri. Tapi secara
keseluruhan baik pelatihan, seminar, ataupun yang lainnya itu dicover oleh sekolah, dengan hal itu para guru akan sadar bahwa
itu merupakan kepercayaan yang diberikan baik oleh pihak yayasan
3
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik,
Jakarta: Kencana, 2011, cet. Ke-1, h. 25
ataupun pihak sekolah untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalitas guru melalui pengembangan sumber daya yang
dimilikinya.
7. PenilaianEvaluasi
Penilaian atau evaluasi seberapa efektif pelatihan tersebut dilakukan oleh instruktur atau nara sumber saat proses pelatihan
berlangsung, baik melalui pertanyaan ataupun pemberian tugas kepada para peserta pelatihan, tetapi saat pelatihan nara sumber
memberikan feedback atau umpan balik langsung melalui sharing dengan para guru sebelum sesi pelatihan berakhir.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, pada pelatihan tahunan yayasan tidak memberikan tugas yang secara teori
diberikan kepada para peserta, tetapi ada dua hal yang paling penting tugas yang harus dilaksanakan oleh para peserta guru,
yaitu pertama menerapkan dan melaksanakan tugas yang diberikan selama pelatihan dalam proses belajar mengajar dikelas, dan itu
merupakan sebuah penilaian atau evaluasi dengan bertanggung jawab untuk memanfaatkan materi pelatihan tersebut dan setelah
itu ada controling dari kepala sekolah, jika para guru tidak melaksanakan dari hasil pelatihan itu, maka akan ada refresif
berupa pemberitahuan, teguran, ganjaranhadiah. Refresif ini sebenarnya biasa digunakan pada alat pendidikan yang mana
refresif ini bertujuan untuk menyadarkan agar kembali kepada hal- hal yang benar, yang baik, dan yang tertib.
4
4
H.m Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, Jakarta, CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999, cet. Ke-1, h. 36
Evaluasi Pelatihan Feedback
Implementasi
Controling Kepala Sekolah
Refresif Kepala sekolah
Wali Murid
Bagan 4.1 Evaluasi Pelatihan
Kedua adanya perubahan dalam perilaku yang terlihat dalam
sikap disiplin. Salah satu contoh, biasanya disekolah cikal sebelum masuk pembelajaran dikelas para guru terlebih dahulu mengadakan
Breafing dengan waktu 10 menit, dengan dimulai kegiatan berdoa
yang dipimpin oleh kepala sekolah sendiri kadang juga bergantian, dan ini biasanya dilakukan setiap hari diwaktu pagi,
oleh sebab itu dengan kegiatan ini, tercerminlah para guru cikal yang mana yang bersikap disiplin, tepat, dan bertanggungjawab
terhadap etos kerja dengan baik dan benar, dan mana yang tidak disiplin, tidak tepat, bahkan setiap hari kesiangan. oleh karenanya,
diharapkan setelah melaksanakan pelatihan atau pengembangan yang lainnya ini mampu meningkatkan kompetensi pendidik dan
mendapatkan perubahan perilaku yang positif dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
2 Pelatihan Bahasa Inggris
Kemampuan Bahasa Inggris para guru di Sekolah Dasar Islam Cikal Harapan 1 sangat penting, karena sekolah ini merupakan sekolah yang
berbasis Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional RSDBI, di sekolah ini pembelajaran tidak dilakukan dengan menggunakan bahasa inggris hal
ini dikarenakan siswa-siswi yang masih dalam keadaan Sekolah Dasar, tetapi penggunaan bahasa inggris disekolah ini hanya pada pembiasaan saja,
atau lebih kepada sapaan, seperti pembiasaan diwaktu pagi untuk menyiapakan dengan menggunakan bahasa inggris, hal ini ditakutkan anak
tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
5
dan ada juga bahasa arab. Oleh karena itu, dengan adanya pelatihan bahasa inggris
ini, para guru diharapkan mampu lebih menguasai teknik penggunaan bahasa inggris yang baik dan benar,
5
Erfi Fitri Susari, Kepala Sekolah SD Islam Cikal Harapan, WawancaraPribadi, Tangerang, 22 Mei 2012.
Berikut ini akan dipaparkan hasil temuan yang berkaitan dengan pelatihan bahasa inggris yang ada disekolah dasar islam cikal harapan.
Sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah ada dua pelatihan bahasa inggris yang dilaksanakan.
Pertama pelatihan bahasa Inggris yang sifatnya terstruktur secara lebih
lama yang dikelola oleh yayasan, seperti pelatihan bahasa inggris yang yang dilaksanakan selama satu semester. Pelatihan ini dilaksanakan dan bekerja
sama dengan Lembaga Pertukaran Antar Budaya. Waktu.
pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 2 May sampai 13 Oktober 2006. Dengan waktu yang telah ditentukan atas wewenang pihak
yayasan yaitu dari jam 02.00 sampai 05.30. Nara sumber.
Pelatihan ini sesungguhnya tidak menggunakan nara sumber dari luar daerah, tetapi ada nara sumber yang sudah lama berkiprah
di Amerika dan menjadi dubes yaitu Ibu Ida Nazar, juga nara sumber lain yang ahli dibidangnya yaitu Ibu Susanti Wijaya S.Pd yang juga sebagai
Direktur Lembaga Pertukaran Antar Budaya. Prinsip Belajar.
Pada prakteknya pelatihan ini dilaksanakan didalam kelas yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelas Advent dan kelas
Intermedit. Kelas Advent merupakan kelas yang tinggi dengan level 2 dan
didalamnya terdapat guru-guru yang mahir dalam Bahasa Inggris, sedangkan kelas Intermedit adalah kelas yang memiliki level 1, dan terdapat
guru yang masih kurang mahir dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, prinsip pembelajarannya adalah para guru belajar seperti biasa di kelas
mengenai seluruh aspek Bahasa Inggris dengan dipandu oleh buku yang telah disusun oleh pihak Lembaga Pertukaran Bahasa, mengenai reading,
listening, speaking, grammar, tenses, dan lain-lain. Dengan sistem dua kelas ini, maka tingkat pembelajarannya disesuaikan dengan kemampuan
gurunya masing-masing. Untuk evaluasi pada pelatihan ini, tidak dilakukan setelah pembelajaran, melainkan dilakukan setelah pelatihan ini berakhir.
Evaluasi. Sesuai dengan wawancara yang telah dilakukan dengan guru
Bahasa Inggris, bahwa pada pelaksanaan evaluasi pelatihan dilakukan di akhir pelatihan dengan dua metode, yaitu Tes tulis Dan Oral tes Tes