Faktor Pendukung Pendidikan dan Pelatihan

d. Pelatihan metodologi pembelajaran yang kontekstual dan berpusat pada anak. 18 Upaya lain untuk perbaikan pengembangan sumber daya guru yaitu meningkatkan kompetensi guru dengan mendatangkan narasumber dari lembaga lain yang terkait, serta mengembangkan profesi melalui kursus, workshop, dan seminar. Selain itu juga, berusaha meningkatkan jumlah guru yang berpendidikan S2 sehingga mencapai minimal 30 persen. 19 Tetapi sebaliknya, dari usaha sekolah tersebut diatas, belum semua pendidik memperoleh kesempatan yang sama untuk mengembangkan kompetensinya. Hal ini membawa implikasi bagi sekolah untuk melakukan pembinaan teknis profesi dan kompetensi guru secara berkala serta memberikan dukungan kepada setiap pendidik agar memperkaya kompetensinya. Oleh karena itu, pengembangan sumber daya guru harus mendapat perhatian. Komitmen kerja guru dan tenaga pendukung akan meningkat jika yang bersangkutan merasa dipercaya, mendapat penghargaan dari hasil kerjanya, merasa mendapatkan keadilan di tempat kerja dan mendapatkan tantangan untuk menunjukkan kemampuannya. Oleh karenanya, SDBI perlu berupaya menciptakan situasi kerja yang memberikan perasaan tersebut pada setiap guru dan tenaga pendukung lainnya. 18 Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, DEPDIKNAS, Panduan Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional RSDBI . Jakarta; 2008 hal. 30 19 Teguh Triwiyanto Ahmad Yusuf Sobri, Panduan Mengelola Sekolah Bertaraf Internasional , Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010 cet. 108

C. Guru

1. Pengertian Guru

Guru atau pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 20 Pengembangan manusia seutuhnya, merupakan syarat pokok untuk setiap pengembangan di berbagai sektor, jika kita berbicara mengenai proses pelaksanaan pendidikan, maka dalam proses pelaksanaan pendidikan, akan selalu terkait dengan dua unsur pokok yakni pendidik guru dan peserta didik. Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat tugasnya sebagai khalifah dan sebagai makhluk individu yang mandiri. 21 Jadi guru atau pendidik adalah mereka yang memberikan pelajaran peserta didik, yang memegang suatu mata pelajaran tertentu di suatu lembaga.

2. Fungsi Guru

Menurut Al-Ghajali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam ketaatan pada peserta didiknya maka ia mengalami kegagalan dalam tugasnya, sekalipun peserta didiknya memiliki prestasi akademis yang luar biasa. 20 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, Sinar Grafika, 2003 cet. Ke-1, h. 27 21 Suryosubrata B. Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1983, h. 26 Pendidik diidentikkan dengan guru gu dan ru yang berarti “di gugu dan ditiru ”. Dikatakan di gugu dipercaya karena guru memiliki seperangkat ilmu yang memadai dan memiliki wawasan luasdalam melihat kehidupan ini. Di tiru diikuti karena guru memiliki kepribadian yang utuh, yang karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri tauladan oleh peserta didik. Oleh karena itu, fungsi dan tugas guru dalam pendidikan di bagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Sebagai pengajar Instruksional, yang bertugas memecahkan program pngajaran dan melaksanakan program yang telah di susun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan. 2. Sebagai pendidik Educator, yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan kepribadian kamil seiring dengan tujuan sang pencipta menciptakannya. 3. Sebagai pemimpin managerial, yang memimpin, mengendalikan kepada diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai permasalahan yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan. 22 Dalam tugas itu, seorang guru dituntut untuk mempunyai seperangkat prinsip keguruan. Prinsip keguruan itu dapat berupa: a. Kegairahan dan kesediaan untuk mengajar seperti memperhatikan kemampuan, pertumbuhan, dan perbedaan peserta didik. b. Membangkitkan gairah peserta didik dalam pembelajaran. c. Menumbuhkan bakat dan sikap peserta didik yang baik. d. Mengatur proses belajar mengajar yang baik. dan e. Adanya hubungan manusiawi dalam proses belajar menagajar. 22 Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008 cet. Ke-2, h. 91

3. Kompetensi Guru

Kompetensi dalam bahasa indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, prilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar. 23 Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam aspek, tidak saja terkait fisik dan mental, tetapi juga aspek spiritual. kompetensi terkait dengan kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan kerja baru, dimana seseorang dapat menjalankan tugasnya dengan baik berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

1. Kompetensi Pedagodis

guru selalu berhadapan dengan murid yang memerlukan pengetahuan, keterampilan dan sikap utama untuk menghadapi hidupnya di masa depan. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogis adalah kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b. Pemahaman tenatng peserta diidk c. Pengembangan kurikulum silabus d. perancangan pembelajaran e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f. Evaluasi hasil belajar g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 23 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana, 2011, cet. Ke-1, h. 27

2. Kompetensi Kepribadian

Yang dimaksud kompetensi kepribadian yaitu: kemampuan kepibadian yang: a. Berakhlak mulia b. Mantap, stabil, dan dewasa c. Arif dan bijaksana d. menjadi teladan e. Mengevaluasi kinerja diri sendiri f. Mengembangkan diri dan g. Religius.

3. Kompetensi Sosial

Seorang guru sama seperti manusia lainnya yaitu makhluk sosial, yang dalam hidupnya berdampingan dengan manusia lainnya. Guru diharapkan memberikan contoh baik terhadap lingkungannya, dengan menjalankan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari masyarakat sekitarnya. Guru harus berjiwa sosial tinggi, mudah bergaul, dan suka menolong, dan bukan sebaliknya yaitu individu yang tertutup dan tidak memperdulikan orang-orang disekitranya. Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: a. Berkomunikasi lisan dan tulisan b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali, dan d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Profesional

Tugas guru adalah mengajarkan pengetahuan kepada murid. Guru tidak sekedar mengetahui materi baru yang akan diajarkannya, tetapi memahami secara luas dan mendalam. Oleh karena itu, murid harus selalu belajar untuk memperdalam pengetahuannya terkiat mata pelajaran yang diampunya. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a. Konsep. Struktur, dan metodologi keilmuan teknologiseni yang menaungi koheren dengan materi ajar. b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah. c. Hubungan antar konsep mata pelajaran terkait. d. penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari , dan e. Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan buadaya nasional.

Dokumen yang terkait

Implikasi Hukum Dihapusnya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Dan Sekolah Bertaraf Internasional Oleh Mahkamah Konstitusi

0 4 7

Modul Mata Pelajaran Dasar Dasar Teknik Elektronika Di Sekolah Menengah Kejuruan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

0 17 219

PENGELOLAAN HUBUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH DAN GURU DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Hubungan Kerja Kepala Sekolah dan Guru di Rintisan sekolah Bertaraf Internasional (Studi Situs di SMP N 1 Delanggu).

0 3 14

PENGELOLAAN HUBUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH DAN GURUDI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Hubungan Kerja Kepala Sekolah dan Guru di Rintisan sekolah Bertaraf Internasional (Studi Situs di SMP N 1 Delanggu).

0 2 15

PERBEDAAN KREATIVITAS SISWA SMP PADA SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) DAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SURAKARTA.

0 1 12

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (Studi situs di SMP Negeri 1 Ungaran).

0 0 15

PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( Studi Pelaksanaan Rintisan SBI SMA Negeri 1 Boyolali).

0 1 11

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 3 16

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 1 16

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MULTIKULTURAL DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL SMAN 1 PAMEKASAN

0 1 14