PENUTUP Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Guru Di Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional (Rsdbi) Sd Islam Cikal Harapan-1 Bsd
                                                                                lemah, juga selain itu hingga 2007 tercatat baru 16,57 persen guru SD berkualifikasi S1.
3
Oleh  karena  itu,  Sekolah  sebagai  lembaga  pendidikan  yang  menjadi  wadah atau  tempat  berlangsungnya  kegiatan  proses  belajar  mengajar,  harus  benar-benar
memahami kondisi dan kebutuhan masyarakat sekarang. Maka dari itu, sekolah harus bisa menciptakan pendidik yang berkualitas dan mempunyai kompetensi yang tinggi,
guna  menghasilkan  peserta  didik  yang  berkualitas  pula,  dan  baik  buruknya  kualitas hasil belajar merupakan tanggung jawab guru dan kepala sekolah.
Dalam  penyelenggaraan  program  Rintisan  Sekolah  Dasar  Bertaraf Internasional  RSDBI  memiliki  banyak  dasar  hukum  yang  dijadikan  dasar
penyelenggaraan  SDBI
4
,  tetapi  dasar  hukum  yang  paling  kuat  yaitu  terdapat  pada pasal  50  ayat  3  undang-undang  nomor  20  tahun  2003  tentang  sistem  pendidikan
nasional  yang  menyebutkan  bahwa “pemerintah  dan  atau  pemerintah  daerah
menyelenggarakan  sekurang-kurangnya  satu  satuan  pendidikan  pada  semua  jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional
”.
5
Program  Rintisan  Sekolah  Dasar  Bertaraf  Internasional  RSDBI  ini,  dalam pelaksanaannya  lebih  ditekankan  pada  komunikasi  dalam  penyampaian  materi  pada
program  ini  dilakukan  dengan  bahasa  internasional  bilingual.  Tetapi  komunikasi yang  diterapkan  di  Rintisan  Sekolah  Dasar  Bertaraf  Internasional  Cikal  Harapan  ini
bukan  pada  penyampaian  materi  melainkan  pada  pembiasaan  atau  dalam  bentuk sapaan,  hal  ini  disebabkan  karena  masih  dalam  tahap  sekolah  dasar.  Juga  selain  itu
dikhawatirkan siswa kurang paham dalam menggunakan bahasa indonesia  yang baik dan benar.
6
Program  Rintisan  Sekolah  Dasar  Bertaraf  Internasional  merupakan  suatu penawaran  bagi  sekolah  untuk  menyediakan  pendidikan  yang  lebih  baik  dan  lebih
memadai  bagi  peserta  didik  karena  Rinstisan  Sekolah  Dasar  Bertaraf  Internasional RSDBI  merupakan  program  pendidikan  yang  dapat  mengembangkan  SDM  yang
ada,  karena  dalam  pelaksanaanya  RSDBI  ini  menuntut  komponen-komponen  yang tangguh yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3
Jejen  Musfah,  Peningkatan  Kompetensi  Guru:  Melalui  Pelatihan  dan  Sumber  Belajar  Teori  dan Praktik,
Jakarta: Kencana, 2011, cet. Ke-1, h. 4-5
4
Direktorat  Jendral  Manajemen  Pendidikan  Dasar  dan  Menengah  ,  Direktorat  Pembinaan  Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, DEPDIKNAS,  Panduan Penyelenggaraan Rintisan Sekolah  Dasar  Bertaraf
Internasional RSDBI . Jakarta; 2008 hal. 3-4
5
Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 202003, Jakarta, Sinar Grafika, 2003 cet. Ke-1.hal. 33
6
Kepala Sekolah RSDBI Cikal Harapan
Dalam  menyikapi  penilaian  mutu  RSDBI,  salah  satu  aspek  penting  dalam pendidikan yaitu pendidik guru. Kondisi tenaga pendidik  yang sampai sekarang ini
masih  terbiasa  dengan  sistem  sentralistik  dan  masih  memperlihatkan  guru  sebagai sosok yang kurang berdaya menyulitkan pelaksanaan kinerjanya dengan ideal.
7
Selain itu, selama ini tenaga pendidik juga tidak dibiasakan untuk kreatif dan inovatif dalam
melaksanakan  pendidikannya,  terutama  dalam  berbahasa  asing  yang  merupakan  ciri dari sekolah berstandar internasional. Hal ini terbukti dengan skor hasil evaluasi yang
di  kemukakan  oleh  ahli  evaluasi  dari  Universitas  Pendidikan  Indonesia  S  Hamid Hasan  mengatakan  bahwa
“kemampuan  bahasa  inggris  guru  kelas  SD  RSBI  dan reguler  yang  hanya  selisih  0,3  poin,  juga  kemampuan  pedagogi  guru  pun  tak  jauh
beda. Di SD, skor pedagogi guru sekolah reguler lebih  unggul, bahkan Ketua Ikatan Guru  Indonesia  Satria  Dharma  mengatakan  bahwa  paksaan  kepada  guru  untuk
mengajar  dalam  bahasa  inggris  bisa  jadi  salah  satu  penyebab,  guru  tertekan  dan  tak bebas  menyampaikan  materi
”
8
Oleh  karena  itu,  sekolah  melakukan  upaya-upaya untuk pengembangan sumber daya guru dengan meningkatkan kinerja pendidik sesuai
bidangnya;  meningkatkan  kompetensi  guru,  juga  didatangkan  narasumber  dari lembaga  lain  yang  terkait,  serta  mengembangkan  sumber daya  guru  tersebut  melalui
kursus,  seminar,  workshop,  dan    pelatihan  bahasa.  Sebaliknya,  dari  usaha  sekolah tersebut  di  atas,  belum  semua  tenaga  pendidik  memperoleh  kesempatan  yang  sama
dalam  mengembangkan  sumber  daya    kompetensinya  disebabkan  persyaratan  yang ditentukan atau adanya kendala baik itu dana, tenaga ahli, ataupun yang lainnya.
Pendidik  yang  selalu  membutuhkan  pengembangan  profesionalitasnya  tidak selalu  berjalan  dengan  mulus,  ada  saja  kendala  yang  dihadapi  pendidik  untuk
mengembangkan  sumber  daya  yang  dimilikinya.  Penelitian  Rokhman  2008 menunjukkan  bahwa  “kendala  yang  dialami  guru  untuk  menjadi  profesional,  selain
dana  juga  mencakup  waktu,  fasilitas  sarana  prasarana,  dan  juga  kesempatan  yang tidak  merata.”  Misalnya,  keikutsertaan  dalam  forum  ilmiah,  kegiatan  yang  relevan
dengan  bidang  pendidikan,  juga  karya  pengembangan  profesi  semakin  sulit terpenuhi.
9
Kondisi di atas juga relevan dengan hasil penelitian wiyono dan priyatini
7
Teguh Triwiyanto  Ahmad Yusuf Sobri, Panduan Mengelola Sekolah Bertaraf Internasional, Jogjakarta: Ar-Ruzz  Media, 2010 cet.  Ke-1, hal.  131
8
Indra Akuntono, Inggried Dwi Wedhaswary, Mutu RSBI Tak Lebih Istimewa Dari Reguler,  2012, Www.Kompas.com
, h. 7-8
9
Teguh Triwiyanto  Ahmad Yusuf Sobri, Panduan Mengelola Sekolah Bertaraf Internasional, Jogjakarta: Ar-Ruzz  Media, 2010 cet.  Ke-1, hal. 97
yang menunjukkan bahwa rata-rata keikutsertaan guru dalam kegiatan pengembangan profesional  guru  belum  memuaskan.
10
Ini  berkaitan  dengan  persepsi  terhadap pengembangan  profesionalitas  guru,  sikap  terhadap  pengembangan  profesionalitas
guru,  dan  keikutsertaan  dalam  kegiatan  pengembangan  profesionalitas  guru  dalam melakasakan tugas.
Pendidik  merupakan  ujung  tombak pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidik merupakan  aktor  yang  langsung  berinteraksi  dengan  anak  didik.  Dalam  konteks  ini,
guru  harus  diberdayakan  sampai  mereka  menjadi  guru  profesional  demi  tercapainya mutu pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu pengembangan sumber daya guru
mutlak  bagi  setiap  pendidik  untuk  ikut  serta  didalamnya,  ini  bertujuan  untuk meningkatkan  mutu  pendidikan  disetiap  sekolah,  baik  itu  dengan  seminar,  sumber
belajar,  atau  pun  pelatihan.  Bahkan  pendidik  lebih  baik  mengikuti  pengembangan tersebut  pelatihan,  dsb  untuk  mematangkan  karakteristik,  memantapkan  cita-cita,
dan melejitkan potensi diri menuju gerbang kesuksesan.
11
Hingga  saat  ini  telah  banyak  lembaga  pendidikan  yang  menyelenggarakan program  Rintisan  Sekolah  Bertaraf  Internasional  dan  diantaranya  adalah  SD  Islam
Cikal  Harapan  BSD.  SD  Islam  Cikal  Harapan  BSD  yang  merupakan  sekolah  swasta yang  berada  di  kota  Tangerang  Selatan  propinsi  Banten,  sekolah  ini  telah  dipilih
untuk  menjalankan  program  Rintisan  Sekolah  Dasar  Bertaraf  Internasional  RSDBI hal ini sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh Direktorat Pembinaan Taman
Kanak-Kanak  dan  Sekolah  Dasar,  Direktorat  Jendral  Manajemen  Pendidikan  Dasar dan  Menengah,  DEPDIKNAS.  Penting  kiranya  pemerintah  dalam  hal  ini  Direktorat
Pembinaan  Taman  Kanak-Kanak  dan  Sekolah  Dasar,  Direktorat  Jendral  Manajemen Pendidikan  Dasar  dan  Menengah  DEPDIKNAS  memberikan  arahan,  bimbingan  dan
pengaturan terhadap sekolah-sekolah dasar yang telah dan akan merintis sekolah dasar bertaraf  internasional  SDBI  agar  pengembangannya  lebih  terarah,  terencana  dan
sistematis. Berdasarkan  fenomena  tersebut,  penulis  tertarik  meneliti  sekolah  tersebut
dengan judul penelitian: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA GURU DI RINTISAN  SEKOLAH  DASAR  BERTARAF  INTERNASIONAL  RSDBI  SD
ISLAM CIKAL HARAPAN-1 BSD.
10
Ibid., h. 98
11
Jamal Ma’mur  Asmani,  Tips  efektif  Menjadi  Sekolah  Berstandar  Nasional  dan  Internasional,
Jogjakarta: Harmoni 2011, Cet. 1, hal. 212
                                            
                