meninggalkan organisasi. Pengertian turnover tradisional mengasumsikan bahwa orang meninggalkan organisasi karena alasan yang sukarela dan yang tidak sukarela.
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Pindah Tempat Kerja
Menurut Mobley 1986 ada banyak faktor yang membuat individu memiliki keinginan untuk berpindah. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
1. Karakteristik Individu
Organisasi merupakah wadah bagi individu untuk mencapai tujuan, baik tujuan pribadi maupun organisasi. Individu dengan karakter sendiri dan organisasi
juga memiliki karakter tertentu yang saling menyesuaikan. Berkaitan dengan karakteristik individu, bahwa individu membawa ke dalam tatanan organisasi,
kemampuan, kepercayaan, pribadi, dan penghargaan kebutuhan dan pengalaman masa lainnya.
Menurut Tai, Barne dan Robbin 1998 dalam Adi dan Kristiani 2006, keinginan pindah tenaga kesehatan dipengaruhi oleh karakteristik individu umur,
jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, lama kerja, pelatihan kerja, profesionalisme, pengungkapan kebutuhan pribadi, jarak tempat kerja, keinginan dan
dinyatakan untuk tinggal di organisasi. Variabel lain yaitu variabel organisasi kerja meliputi: kompensasi yang diberikan organisasi, kesempatan promosi karier dan
komitmen organisasi.
Universitas Sumatera Utara
a. Umur
Menurut Tai, et al. 1998 umur merupakan salah satu karakteristik personal yang mempengaruhi keinginan pindah tenaga kerja.
Menurut Sunarto 2004 usia pekerja atau sumber daya manusia suatu organisasi berhubungan terbalik dengan kemangkiran dari pekerjaannya dan migrasi
ke lokasi kerja lainnya. Semakin tua usia seorang pekerja, maka semakin sedikit kesempatan atau alternatif pekerjaan bagi mereka.
Maier 1971 mengemukakan pekerja muda memiliki tingkat perpindahan yang lebih tinggi dari pekerja yang usianya relatif lebih tua. Penelitian-penelitian
terdahulu menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia dan keinginan pindah dengan arah hubungan negatif. Artinya semakin tinggi usia seseorang semakin
rendah keinginan pindahnya. Karyawan yang lebih muda memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk berpindah. Hal ini diesebabkan pekerja yang lebih tua enggan
untuk melakukan perpindahan kerja karena berbagai alasan seperti tanggung jawab keluarga, mobilitas yang menurun, tidak mau repot pindah kerja dan memulai
pekerjaan di tempat baru, atau karena energi yang berkurang, dan senioritas di tempat kerja belum tentu di dapatkan meskipun gaji dan fasilitas lebih baik Mobley, 1986.
b. Pendidikan
Menurut Tai, Barne dan Robbin 1998 dalam Adi dan Kristiani 2006, keinginan pindah tenaga kesehatan dipengaruhi oleh pendidikan. Secara umum
perpindahan perawat di Indonesia cenderung didominasi oleh pendidikan yang lebih
Universitas Sumatera Utara
tinggi karena memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh kesempatan untuk bekerja di tempat yang dianggap lebih baik. Selain itu, jumlah perawat yang
memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih tinggi lebih sedikit, sehingga memiliki tingkat persaingan yang lebih rendah dalam memperoleh pekerjaan.
c. Status Perkawinan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu berhubungan dengan keinginan pindah tenaga kerja suatu organisasi, baik organisasi privat maupun
publik. Penelitian Ali dan Kristiani 2006 bahwa ada hubungan antara status perkawinan dengan keinginan pindah kerja pada tenaga kesehatan. Dilihat dari status
perkawinan, tenaga kesehatan yang tidak kawin mempunyai peluang 2,4 kali lebih besar ingin pindah kerja dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang berstatus kawin.
Menurut Mobley 1982:77, determinan turnover karyawan, termasuk perawat, dipengaruhi oleh karakteristik individu, seperti, status perkawinan.
2. Lingkungan Kerja