commit to user 53
3. Kohesivitas kelompok teman sebaya
Kohesivitas kelompok teman sebaya adalah kekuatan dalam diri remaja sebagai bagian dari anggota suatu kelompok teman sebaya, sehingga
memunculkan tindakan saling menjaga dan mempertahankan keutuhan kelompok, serta mencegah anggota meninggalkan kelompok. Hal ini dapat
diwujudkan dalam bentuk persahabatan yang cukup erat. Kohesivitas kelompok teman sebaya dalam penelitian ini diungkap
menggunakan skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang disusun oleh Sakti 2008 berdasarkan aspek-aspek kohesivitas kelompok teman sebaya
yang dikemukakan oleh Shaw dan Costanzo 1989, yaitu aspek interaksi, pengaruh sosial, produktivitas kelompok, dan kepuasan. Seberapa tinggi
kohesivitas kelompok teman sebaya akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh subjek melalui alat ukur skala model Likert. Semakin tinggi skor
skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi kohesivitas kelompok teman sebaya subjek, dan sebaliknya.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan individu yang diselidiki paling sedikit mempunyai sifat atau arti sama Hadi, 2004. Populasi merupakan sejumlah
individu yang akan digeneralisasikan dari penelitian terhadap sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII program akselerasi SMP
commit to user 54
Negeri 2 Surakarta. Adapun jumlah populasi siswa kelas VIII program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 20102011 sebanyak 46 siswa.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki untuk menarik kesimpulan atau merumuskan generalisasi. Sampel merupakan contoh dari objek
yang dipandang menggambarkan keadaan populasi Hadi, 2004. Pada penelitian ini digunakan seluruh populasi sebagai sampel, karena jumlah siswa kelas VIII
program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta yang sedikit, sehingga dalam penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian yang
disebut sebagai penelitian populasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dipakai peneliti untuk memperoleh data yang diselidiki Suryabrata, 2004. Kualitas data ditentukan oleh
kualitas metode pengumpulan data dan alat ukur pengukuran, yaitu antara lain:
1. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dan merupakan data utama dalam penelitian. Data penelitian
tersebut diperoleh dari skala psikologi yang digunakan dalam penelitian, yaitu skala penyesuaian sosial, skala
body image
, dan skala kohesivitas kelompok teman sebaya.
commit to user 55
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari tempat penelitian, berupa pengumpulan data dan informasi tentang profil
sekolah, jumlah pelajaran, daftar presensi siswa, surat keterangan sudah melakukan penelitian, serta dokumentasi. Data sekunder diperoleh dengan
cara observasi dan
interview
kepada pihak-pihak yang terkait, seperti: kepala sekolah, ketua program akselerasi, dan juga siswa akselerasi yang
menjadi subjek penelitian.
2. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Baik dan buruknya hasil suatu penelitian,
bergantung pada teknik pengumpulan data, kualitas data, serta alat
pengukuran data Suryabrata, 2004.
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari alat pengumpulan data berupa skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
skala penyesuaian sosial, skala
body image
, dan skala kohesivitas kelompok teman sebaya.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dan berpedoman pada skala model Likert yang telah dimodifikasi, yaitu menghilangkan
pilihan ragu-ragu, sehingga subjek akan memilih jawaban yang pasti ke arah yang sesuai atau tidak sesuai dengan diri subjek. Menurut Hadi
commit to user 56
1995 bahwa modifikasi skala model Likert dengan meniadakan kategori jawaban yang di tengah, berdasarkan beberapa alasan yaitu:
1 Kategori
undecided
mempunyai arti ganda, dapat diartikan belum mempunyai jawaban, atau belum memberikan keputusan, bisa juga
diartikan netral, setuju, tidak setuju, atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban ganda
multi interpretable
ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrumen.
2 Tersedianya
jawaban yang
di tengah
dapat menimbulkan
kecenderungan jawaban ke tengah
central tendency effect
, terutama
bagi subjek yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawaban ke arah setuju ataukah ke arah tidak setuju.
3 Maksud kategori jawaban Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan
Sangat Tidak Setuju terutama untuk melihat kecenderungan pendapat subjek ke arah setuju atau ke arah tidak setuju. Jika disediakan kategori
jawaban tengah, akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga dapat mengurangi sejumlah informasi yang dapat dijaring dari subjek.
Hal senada juga diungkapkan oleh Arikunto 2007 bahwa kemungkinan jawaban di tengah sedapat mungkin dihindari. Pada penelitian
ini subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan diri subjek.
Penyusunan aitem dalam skala ini dikelompokkan menjadi aitem
favourable
dan aitem
unfavourable
dibuat dalam empat alternatif jawaban. Cara penyekorannya adalah sebagai berikut:
commit to user 57
Tabel 1. Penilaian Pernyataan
Favourable
dan
Unfavourable Kategori Jawaban
Penilaian Aitem
Favourable
F
Unfavourable
UF
Sangat Setuju SS 4
1 Setuju S
3 2
Tidak Setuju TS 2
3 Sangat Tidak Setuju STS
1 4
a Skala
body image Body image
dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala
body image
yang disusun oleh Yustisi 2009 berdasarkan aspek-aspek
body image
dari MBSRQ-AS
Multidimensional Body Self-Relation Questionnaire-Appearance Scales
yang dikemukakan oleh Cash dan Pruzinsky
2002, yaitu aspek evaluasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk, dan pengkategorian ukuran
tubuh. Jumlah aitem total skala
body image
ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 30 aitem
favourable
dan 30 aitem
unfavourable.
Skala
body image
ini memiliki koefisien validitas bergerak dari 0,325 sampai dengan 0,768 dengan p 0,05 dan memiliki koefisien
reliabilitas sebesar 0,960. Skala
body image
ini dimodifikasi oleh peneliti dengan memperbaiki tata bahasa ataupun makna aitem-aitem, serta dengan
mengurangi jumlah aitem skala pada penelitian sebelumnya. Perbaikan aitem dimaksudkan agar sesuai dengan kondisi subjek penelitian. Skala
body image
ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan- pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat
setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS.
commit to user 58
Penilaian aitem
favourable
bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju. Penilaian aitem
unfavourable
bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin
tinggi pula penyesuaian sosial subjek tersebut, dan sebaliknya.
Tabel 2.
Blue Print
Skala
Body Image No.
Aspek Indikator Perilaku
Nomor Aitem Jumlah
Persen F
UF
1. Evaluasi
Penampilan 1.
Evaluasi terhadap penampilan dari
diri pribadi dan dari orang lain
3, 7, 10, 11, 18, 20,
30, 36, 37, 39, 56
1, 4, 5, 13, 16, 25, 32,
48, 51, 50, 52, 58
23 38,33
2. Kepuasan
terhadap Bagian Tubuh
1. Kepuasan terhadap
wajah dan kulit 42, 55
12, 22, 35 11
18,33 2.
Kepuasan terhadap tubuh bagian
bawahtengahatas 40, 41, 45
19, 31, 33 3.
Kecemasan Menjadi Gemuk
1. Ketakutan atau
kewaspadaan individu terhadap
kegemukan dan berat badan
2, 6, 8, 17 44, 60
12 20
2. Kecenderungan
melakukan diet dan membatasi pola
makan 9, 27, 54
15, 34, 46 4.
Pengkategorian Ukuran Tubuh
1. Berat badan
14, 43, 53, 57
21, 23, 26, 29
14 23,33
2. Tinggi badan 47, 49, 59
24, 28, 38
Jumlah Persen
30 50
30 50
60 100
commit to user 59
b Skala kohesivitas kelompok teman sebaya
Kohesivitas kelompok teman sebaya dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang disusun oleh
Sakti 2008 berdasarkan aspek-aspek kohesivitas kelompok teman sebaya yang dikemukakan oleh Shaw dan Costanzo 1989, yaitu aspek interaksi,
pengaruh sosial, produktivitas kelompok, dan kepuasan. Jumlah aitem total skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini sebanyak 60 aitem yang
terdiri dari 32 aitem
favourable
dan 28 aitem
unfavourable.
Skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini memiliki koefisien validitas bergerak dari 0,260 sampai dengan 0,868 dengan p 0,05 dan
memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,963. Skala kohesivitas kelompok
teman sebaya ini dimodifikasi oleh peneliti dengan memperbaiki tata bahasa ataupun makna aitem-aitem, serta dengan menambah jumlah aitem
skala pada penelitian sebelumnya. Perbaikan aitem juga dimaksudkan agar sesuai dengan kondisi subjek penelitian. Skala kohesivitas kelompok
teman sebaya ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan- pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat
setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem
favourable
bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju, sedangkan penilaian aitem
unfavourable
bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek,
commit to user 60
semakin tinggi pula kohesivitas kelompok teman sebaya subjek tersebut, dan sebaliknya.
Tabel 3.
Blue Print
Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya
No. Aspek
Indikator Perilaku Nomor Aitem
Jumlah Persen
F UF
1. Interaksi
Aktivitas saling mempengaruhi antardua
individu atau lebih 1, 2, 3, 4,
5, 41, 42, 57
6, 7, 8, 9, 10, 43, 44
15 25
2. Pengaruh
Sosial Penyesuaian dan
penerimaan dengan kondisi sosial
21, 22, 23, 24, 25, 49,
50, 58 26, 27, 28,
29, 30, 51, 52
15 25
3. Produktivitas
Kelompok Kuantitas dan kualitas
aktivitas suatu kelompok 11, 12, 13,
14, 15, 45, 46, 59
16, 17, 18, 19, 20, 47,
48 15
25 4.
Kepuasan Perasaan puas dan
bangga terhadap kelompok
31, 32, 33, 34, 35, 53,
54, 60 36, 37, 38,
39, 40, 55, 56
15 25
Jumlah Persen
32 53,33
28 46,67
60 100
c Skala penyesuaian sosial
Penyesuaian sosial dalam penelitian ini diungkapkan menggunakan skala penyesuaian sosial yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan
aspek-aspek penyesuaian sosial yang dikemukakan oleh Hurlock 2004, yaitu aspek penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap kelompok, sikap
sosial, dan kepuasan pribadi. Jumlah aitem total skala penyesuaian sosial ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 32 aitem
favourable
dan 28 aitem
unfavourable.
commit to user 61
Skala penyesuaian sosial ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban,
yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem
favourable
bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju, sedangkan
penilaian aitem
unfavourable
bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang
diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial subjek tersebut dan sebaliknya.
Tabel 4.
Blue print
Skala Penyesuaian Sosial
No. Aspek
Indikator Perilaku Nomor Aitem
Jumlah Persen
F UF
1. Penampilan
Nyata Tingkah laku yang
memenuhi harapan kelompok
1, 9, 17, 25, 28, 31,
49 5, 13, 21,
37, 41, 45, 50
14 23,33
2. Penyesuaian
Diri terhadap Kelompok
Kemampuan menyesuaiakan diri
secara baik dengan setiap kelompok yang
dimasuki, baik kelompok teman
sebaya ataupun kelompok orang
dewasa lainnya
2, 10, 18, 26, 29, 32,
38, 51, 57 6, 14, 22,
42, 46, 52, 58
16 26,67
3. Sikap Sosial
Sikap menyenangkan orang lain serta
berpartisipasi menjalankan peran
dengan baik dalam kegiatan sosial
3, 11, 19, 27, 30, 33,
53 7, 15, 23,
39, 43, 47, 54
14 23,33
commit to user 62
4. Kepuasan
Pribadi Kepuasan ikut ambil
bagian dalam aktivitas kelompok serta mampu
menerima diri sendri apa adanya
4, 12, 20, 24, 35, 36,
48, 55, 59 8, 16, 34,
40, 44, 56, 60
16 26,67
Jumlah Persen
32 53,33
28 46,67
60 100
b. Data sekunder
Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi dan
interview
kepada kepala sekolah SMP Negeri 2 Surakarta mengenai orientasi kancah dan gambaran umum tentang profil SMP
Negeri 2 Surakarta.
Interview
juga dilaksanakan terhadap ketua program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta untuk mengetahui dan mengumpulkan
informasi tentang siswa akselerasi yang merupakan subjek penelitian. Selain itu, data sekunder yang dikumpulkan berupa dokumentasi tentang
lokasi dan pelaksanaan penelitian, serta data lainnya yang dapat mendukung kelengkapan ataupun kesempurnaan penelitian ini.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dalam rangka menguji kebenaran hipotesis dan
selanjutnya memberikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh Hadi, 2004. Penelitian ini menggunakan metode statistik dalam menganalisis data yang
diperoleh, artinya bahwa metode ini memakai cara ilmiah untuk pengumpulan
commit to user 63
data, penyusunan, penyajian, serta menganalisis data penyelidikan yang berbentuk angka-angka. Keseluruhan perhitungan dalam penelitian ini meliputi uji validitas,
uji reliabilitas, dan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program
Statistical Product and Service Solution
SPSS versi 16. Metode statistik menurut Hadi 2004 mempunyai tiga ciri pokok, yaitu:
1. Bekerja dengan angka-angka yang mempunyai dua arti yaitu sebagai jumlah
dan nilai. 2.
Bersifat objektif, sehingga unsur-unsur subjektif dapat dihindari. 3.
Bersifat universal, dalam arti dapat digunakan hampir dalam semua bidang penelitian.
1. Validitas instrumen penelitian
Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen dalam mengukur atribut yang seharusnya diukur Azwar, 2003. Uji validitas didasarkan pada
validitas isi, yakni telaah dan revisi butir pernyataan berdasarkan pendapat profesional
professional judgement
, yaitu pembimbing. Langkah selanjutnya adalah mencari korelasi antara tiap-tiap skor aitem dengan skor total aitemnya
yang disebut dengan model uji validitas internal Suryabrata, 2004. Validitas internal adalah prosedur seleksi aitem berdasarkan data
empiris dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter aitem. Pada tahap ini dilakukan seleksi aitem berdasarkan daya
diskriminasinya. Daya diskriminasi aitem adalah tingkat kemampuan aitem dalam membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
commit to user 64
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan
fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total Azwar, 2003.
Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang
relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal pula dengan sebutan parameter
daya beda aitem. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi yang bernilai positif antara skor aitem dengan skor skala, berarti semakin tinggi konsistensi antara
aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti makin tiggi daya bedanya. Apabila koefisien korelasi rendah mendekati nol, berarti fungsi aitem
tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik. Apabila koefisien korelasi yang dimaksud ternyata berharga negatif, artinya
terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan. Uji validitas internal dalam penelitian ini menggunakan teknik
Bivariate Pearson
atau sering disebut sebagai korelasi
Product Moment Pearson
, yaitu dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor aitem dengan skor total Priyatno, 2009. Pengujian validitas internal menggunakan
uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05, maka aitem
tersebut berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan valid.
commit to user 65
b. Jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05, maka aitem
tersebut tidak berkorelsi signifikan terhadap skor total dinyatakan tidak valid.
Guna mempermudah perhitungan, digunakan program
Statistical Product and Sevice Solution SPSS
versi 16.
2. Reliabilitas instrumen penelitian
Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat kestabilan hasil suatu
pengukuran. Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas
dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka
1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas, sebaliknya koefisien reliabilitas yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitas Azwar,
2003. Batasan lain mengenai besarnya nilai koefisien reliabilitas yakni apabila nilai koefisien reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik Priyatno, 2009. Penelitian ini menggunakan batasan reliabilitas menurut Arikunto 2007
commit to user 66
bahwa reliabilitas suatu skala dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s
Alpha
0,6. Penentuan kriteria indeks reliabilitas sebagai berikut:
Tabel. 5 Penentuan Kriteria Indeks Reliabilitas
No. Interval
Kriteria
1. 0,200
Sangat Rendah 2.
0,200 – 0,399
Rendah 3.
0,400 – 0,599
Cukup 4.
0,600 – 0,799
Tinggi 5.
0,800 – 1,000
Sangat Tinggi
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formula
Alpha Cronbach
yaitu dengan membelah aitem-aitem sebanyak dua atau tiga bagian, sehingga setiap belahan berisi aitem dengan jumlah yang sama banyak
Azwar, 2005. Teknik Alpha yang dikembangkan
Cronbach
dipilih untuk mengukur reliabilitas antaraitem, karena teknik ini dinilai mampu
menunjukkan indeks konsistensi yang cukup sempurna. Guna mempermudah perhitungan digunakan program
Statistical Product and Service Solution SPSS
versi 16.
3. Uji hipotesis
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu untuk mengetahui hubungan antara
body image
dan kohesivitas
peer group
dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi SMP Negeri 2
Surakarta dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda atau disebut juga analisis regresi dua prediktor, dengan alasan karena penelitian ini
commit to user 67
terdiri atas dua variabel bebas yaitu
body image
dan kohesivitas
peer group
, serta satu variabel tergantung yaitu penyesuaian sosial.
Uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas satu dan variabel bebas lainnya
secara bersama-sama dengan variabel tergantung Hadi, 2004. Guna mempermudah perhitungan digunakan program
Statistical Product and Service Solution SPSS
versi 16.
commit to user 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Orientasi kancah penelitian
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Surakarta
Alamat Sekolah : Jalan Apel 3, Jajar, Laweyan, Surakarta, 57144 No. Telepon
: 0271 712942 Status Sekolah
: Negeri Akreditasi
: A Visi Sekolah
: ”Unggul dalam Prestasi Berwawasan Imtaq dan Iptek” Misi Sekolah
: a.
Melaksanakan pembelajaran dan pembinaan secara efektif dalam meningkatkan prestasi ujian nasional dan ujian sekolah.
b. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan
prestasi ulangan umum bagi siswa kelas VII dan VIII. c.
Melaksanakan pembinaan kepada siswa untuk meningkatkan prestasi olahraga, kreatifitas, dan seni.
d. Melaksanakan pembinaan kepada siswa dalam bidang keagamaan,
pengetahuan, kepribadian, dan budi pekerti luhur. e.
Melaksanakan pembinaan kepada siswa dalam bidang ketrampilan teknologi elektronika, sesuai dengan tuntutan jaman.
commit to user 69
Selain menyelenggarakan program reguler, pada tahun 2005, SMP Negeri 2 Surakarta juga mulai membuka program khusus, yaitu program akselerasi.
Peneliti memilih SMP Negeri 2 Surakarta sebagai lokasi penelitian terhadap siswa akselerasi, karena saat ini di Kota Surakarta hanya terdapat dua SMP yang
menyelenggarakan program akselerasi, yaitu salah satu diantaranya ialah SMP Negeri 2 Surakarta. Sebelum melakukan penelitiian, terlebih dahulu dilakukan
survey
awal untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan subjek penelitian. Orientasi awal dilakukan peneliti pada bulan April 2010 dengan
menanyakan kepada pihak sekolah mengenai jadwal akademik pembelajaran siswa kelas VIII program akselerasi agar tidak mengganggu jalannya kegiatan
belajar mengajar siswa kelas VIII program akselerasi sebagai subjek penelitian. SMP Negeri 2 Surakarta terletak di Jalan Apel nomor 3, Kelurahan Jajar,
Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Berdasarkan hasil
survey
awal tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Surakarta.
Pemilihan SMP Negeri 2 Surakarta sebagai lokasi penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian terhadap siswa program akselerasi, khususnya penelitian
mengenai
body image
dan kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi di SMP
Negeri 2 Surakarta belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. b.
Jumlah siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta memenuhi syarat untuk dilaksakannya suatu penelitian.
commit to user 70
c. Adanya ijin dari pihak SMP Negeri 2 Surakarta yang diperoleh peneliti
untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Berdasarkan Panduan Akselerasi 2009 menjelaskan bahwa
kurikulum program akselerasi apabila dilihat dari tata urutan penyajian, satuan pelajaran, analisis program, serta jumlah jam pelajaran adalah sama
seperti yang diterapkan pada program reguler. Perbedaannya ialah bahwa pada program reguler, satu semester ditempuh selama enam bulan, sedangkan
pada program akselerasi, satu semester harus diselesaikan dalam waktu empat bulan. Waktu tiga tahun pada program reguler akan diselesaikan selama dua
tahun pada program akselerasi. Kurikulum program akselerasi dikembangkan secara berdiferensiasi. Isi pelajaran berupa konsep dan proses kognitif tingkat
tinggi, strategi instruksional yang akomodatif dengan gaya belajar anak berbakat, dan rencana yang memfasilitasi kinerja siswa. Komponen
kurikulum berdiferensiasi meliputi: a.
Materi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreativitas. b.
Pengembangan dinamisasi mental dan tindakan kreatif. c.
Berorientasi pada proses, kegiatan aktif, penerapan tugas, serta memberi peluang kepada siswa untuk memilih sendiri kegiatan belajar yang sesuai
dengan minat dan kemampuan siswa. d.
Komponen teknis, seperti: fasilitas, komposisi guru, pendekatan proses belajar mengajar, dan penggunaan metode mengajar yang bervariasi.
Berdasarkan Panduan Akselerasi 2009 menyebutkan bahwa program akselerasi dibuka untuk memberikan kesempatan kepada siswa berbakat agar
commit to user 71
dapat menyelesaikan pedidikan dalam waktu yang lebih cepat daripada program reguler. Tujuan dibukanya program akselerasi di SMP Negeri 2
Surakarta adalah sebagai berikut: a.
Memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Memenuhi hak asasi siswa berbakat sesuai dengan kebutuhan pendidikan
yang dibutuhkan. c.
Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan siswa. d.
Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri siswa. e.
Menimbang peran siswa sebagai aset masyarakat dan kebutuhan masyarakat untuk pengisian peran.
f. Memberikan penghargaan kepada siswa berbakat untuk dapat
menyelesaikan program pendidikan secara lebih cepat. g.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran bagi siswa berbakat. h.
Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung berkembangnya potensi keunggulan siswa berbakat.
i. Memacu mutu siswa berbakat untuk meningkatkan kecerdasan spiritual,
intelektual, dan emosional, emosional secara seimbang. SMP Negeri 2 Surakarta memiliki kondisi fisik yang cukup baik
dilengkapi dengan sarana prasarana yang menunjang keberlangsungan sistem belajar mengajar. Fasilitas-fasilitas yang tersedia di SMP Negeri 2 Surakarta
antara lain:
commit to user 72
a. Fasilitas administrasi, satu ruang kepala sekolah, satu ruang wakil kepala
sekolah, satu ruang guru, dan satu ruang tata usaha. b.
Fasilitas untuk kegiatan belajar mengajar, 25 ruang kelas, satu perpustakaan, satu laboratorium IPA, satu laboratorium IPS, satu
laboratorium bahasa, satu laboratorium komputer, satu ruang ketrampilan, 25 unit laptop, 25 buah LCD, dan komputer sebanyak 40 unit.
c. Fasilitas penunjang pendidikan, satu ruang OSIS, satu ruang koperasi, satu
ruang kegiatan ekstrakurikuler, satu ruang Bimbingan Konseling BK, satu ruang fotokopi, dan satu ruang UKS.
d. Fasilitas penunjang lainnya, satu masjid, satu ruang aula, satu lapangan
basket, satu lapangan voli, area
hotspot,
dua gardu satpam, tiga kantin sekolah, satu ruang gudang, satu rumah penjaga, serta sepuluh toilet.
Siswa program reguler ataupun siswa program akselerasi mempunyai kesempatan yang sama dalam penggunaan fasilitas sekolah. Fasilitas khusus
yang disediakan bagi siswa program akselerasi ialah ruang multimedia, internet, AC, LCD, laptop, TV, VCD, dan kipas angin.
Tenaga pendidik yang disediakan untuk siswa program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta diwajibkan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Berpendidikan minimal S1.
b. Mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki.
c. Memiliki pengalaman mengajar pada program reguler sekurang-kurangnya
tiga tahun dengan prestasi yang baik.
commit to user 73
d. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang anak berkemampuan
khusus serta memahami mengenai program akselerasi. Kriteria siswa yang berhak mengikuti program akselerasi di SMP
Negeri 2 Surakarta antara lain: a.
Memiliki kemampuan intelektual umum dengan IQ 125, ditunjang adanya kreativitas terhadap tugas, dan memiliki kecerdasan tinggi.
b. Memiliki nilai rapor Sekolah Dasar SD minimal 7,0 untuk semua mata
pelajaran. c.
Lulus Tes Kemampuan Akademik Tertulis, khusus bidang matematika, bahasa indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam IPA, dan Ilmu Pengetahuan
Sosial IPS dengan nilai sekurang-kurangnya 7,0. d.
Lulus Tes Psikologi yang dilaksanakan oleh tim psikolog yang ditunjuk panitia, meliputi: Tes Inteligensi Umum, Tes Kreativitas, Tes Inventori
Ketertarikan Terhadap Tugas, serta Tes Potensi Akademik. e.
Lulus Tes Kesehatan yang dilaksanakan oleh dokter yang ditunjuk panitia. f.
Lulus Tes Wawancara yang dilaksanakan oleh panitia. g.
Informasi data subjek yang diperoleh dari calon siswa, orang tua, dan teman sebaya.
h. Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua.
Standar kompetensi lulusan program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta, yaitu siswa diharapkan memiliki:
a. Kualifikasi perilaku kognitif, daya tangkap cepat, kritis, cepat
menyelesaikan setiap masalah yang dimiliki.
commit to user 74
b. Kualifikasi perilaku kreatif, rasa ingin tahu, imajinatif, suka akan
tantangan, berani mengambil resiko. c.
Kualifikasi perilaku kecerdasan emosi, pemahaman diri sendiri dan orang lain, pengendalian diri, kemandirian, penyesuaian diri, harkat diri, budi
pekerti luhur. d.
Kualifikasi perilaku kecerdasan spiritual, pemahaman apa yang harus dilakukan untuk mencapai kebahagiaan.
2. Persiapan penelitian
Persiapan penelitian dilakukan agar penelitian berjalan lancar dan terarah. Hal-hal yang dipersiapkan adalah berkaitan dengan perijinan dan
penyusunan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. a.
Persiapan administrasi Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan
yang diajukan pada pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. Peneliti meminta surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada kepala
sekolah SMP
Negeri 2
Surakata dengan
nomor 786H27.1.17.3TU2010 agar dapat melaksanakan penelitian di SMP
Negeri 2 Surakarta. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah, peneliti baru bisa melakukan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. b.
Persiapan alat ukur
commit to user 75
Penelitian ini menggunakan tiga skala psikologi, yaitu skala
body image
, skala kohesivitas kelompok teman sebaya, dan skala penyesuaian sosial. Diperlukan persiapan yang matang agar alat ukur dalam penelitian
ini layak dan siap untuk digunakan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini telah melalui prosedur validitas alat ukur yaitu melalui
pengujian validitas isi. Pengujian validitas isi dilakukan dengan melihat kesesuaian antara butir-butir aitem dalam alat ukur dengan
blue print
yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu pengujian validitas isi juga melihat
kesesuaian antara aitem-aitem dengan definisi operasional yang hendak diungkap. Pengujian validitas isi dilakukan secara rasional oleh
professional judgement
, yaitu pembimbing. 1.
Skala
body image
Skala
body image
dalam penelitian ini dimodifikasi dari skala
body image
yang disusun oleh Yustisi 2009 berdasarkan aspek-aspek
body image
dari MBSRQ-AS
Multidimensional Body Self-Relation Questionnaire-Appearance Scales
yang dikemukakan oleh Cash dan Pruzinsky
2002, yaitu aspek evaluasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk, dan pengkategorian ukuran
tubuh. Jumlah aitem total skala
body image
ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 30 aitem
favourable
dan 30 aitem
unfavourable.
Skala
body image
ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan
jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan
commit to user 76
sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem
favourable
bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak
setuju. Penilaian aitem
unfavourable
bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin
tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial subjek tersebut, dan sebaliknya.
Tabel 6. Distribusi Aitem Skala
Body Image No.
Aspek Indikator Perilaku
Nomor Aitem Jumlah
Persen F
UF
1. Evaluasi
Penampilan 2.
Evaluasi terhadap penampilan dari
diri pribadi dan dari orang lain
3, 7, 10, 11, 18,
20, 30, 36, 37,
39, 56 1, 4, 5,
13, 16, 25, 32 48,
51, 50, 52, , 58
23 38,33
2. Kepuasan
terhadap Bagian Tubuh
3. Kepuasan terhadap
wajah dan kulit 42, 55
12, 22, 35 11
18,33 4.
Kepuasan terhadap tubuh bagian
bawahtengahatas 40, 41, 45 19, 31, 33
3. Kecemasan
Menjadi Gemuk 3.
Ketakutan atau kewaspadaan
individu terhadap kegemukan dan
berat badan 2, 6, 8, 17
44, 60 12
20 4.
Kecenderunga n melakukan diet
dan membatasi pola makan
9, 27, 54 15, 34, 46
4. Pengkategorian
Ukuran Tubuh 2.
Berat badan 14, 43,
53, 57 21, 23,
26, 29 14
23,33 2. Tinggi badan
47, 49, 59 24, 28, 38
Jumlah Persen
30 50
30 50
60 100
commit to user 77
3. Skala kohesivitas kelompok teman sebaya
Skala kohesivitas kelompok teman sebaya dalam penelitian ini dimodifikasi dari skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang
disusun oleh Sakti 2008 berdasarkan aspek-aspek kohesivitas kelompok teman sebaya yang dikemukakan oleh Shaw dan Costanzo
1989, yaitu aspek interaksi, pengaruh sosial, produktivitas kelompok, dan kepuasan. Jumlah aitem total skala kohesivitas
kelompok teman sebaya ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 32 aitem
favourable
dan 28 aitem
unfavourable.
Skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan
empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem
favourable
bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju, sedangkan penilaian aitem
unfavourable
bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek,
semakin tinggi pula kohesivitas kelompok teman sebaya subjek tersebut, dan sebaliknya.
Tabel 7. Distribusi Aitem
Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya
No. Aspek
Indikator Perilaku Nomor Aitem
Jumlah Persen
F UF
1. Interaksi
Aktivitas saling mempengaruhi
antardua individu atau 1, 2, 3, 4,
5, 41, 42, 57
6, 7, 8, 9, 10, 43, 44
15 25
commit to user 78
lebih 2.
Pengaruh Sosial
Penyesuaian dan penerimaan dengan
kondisi sosial 21, 22, 23,
24, 25, 49, 50, 58
26, 27, 28, 29, 30, 51,
52 15
25 3.
Produktivitas Kelompok
Kuantitas dan kualitas aktivitas suatu
kelompok 11, 12, 13,
14, 15, 45, 46, 59
16, 17, 18, 19, 20, 47,
48 15
25 4.
Kepuasan Perasaan puas dan
bangga terhadap kelompok
31, 32, 33, 34, 35, 53,
54, 60 36, 37, 38,
39, 40, 55, 56
15 25
Jumlah Persen
32 53,33
28 46,67
60 100
4. Skala penyesuaian sosial
Skala penyesuaian sosial dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek penyesuaian sosial yang
dikemukakan oleh Hurlock 2004, yaitu aspek penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap kelompok, sikap sosial, dan kepuasan
pribadi. Jumlah aitem total skala penyesuaian sosial ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 32 aitem
favourable
dan 28 aitem
unfavourable.
Skala penyesuaian sosial ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat
pilihan jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem
favourable
bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak
setuju, sedangkan penilaian aitem
unfavourable
bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju.
commit to user 79
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial subjek tersebut, dan sebaliknya
Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Penyesuaian Sosial
No. Aspek
Indikator Perilaku Nomor Aitem
Jumlah Persen
F UF
1. Penampilan
Nyata Tingkah laku yang
memenuhi harapan kelompok
1, 9, 17, 25, 28, 31,
49 5, 13, 21,
37, 41, 45, 50
14 23,33
2. Penyesuaian
Diri terhadap Kelompok
Kemampuan menyesuaiakan diri
secara baik dengan setiap kelompok
yang dimasuki, baik kelompok teman
sebaya ataupun kelompok orang
dewasa lainnya
2, 10, 18, 26, 29, 32,
38, 51, 57 6, 14, 22,
42, 46, 52, 58
16 26,67
3. Sikap Sosial
Sikap menyenangkan orang lain serta
berpartisipasi menjalankan peran
dengan baik dalam kegiatan sosial
3, 11, 19, 27, 30, 33,
53 7, 15, 23,
39, 43, 47, 54
14 23,33
4. Kepuasan
Pribadi Kepuasan ikut ambil
bagian dalam aktivitas kelompok
serta mampu menerima diri sendri
apa adanya 4, 12, 20,
24, 35, 36, 48, 55, 59
8, 16, 34, 40, 44, 56,
60 16
26,67
Jumlah Persen
32 53,33
28 46,67
60 100
3. Pelaksanaan uji coba
Skala yang digunakan dalam penelitian harus dilakukan uji coba terlebih dahulu agar memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik, yakni
commit to user 80
valid dan reliabel. Uji coba dilaksanakan hari Senin, tanggal 20 September 2010 pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB dengan memberikan
skala
body image
, skala kohesivitas kelompok teman sebaya, dan skala penyesuaian sosial kepada 46 siswa kelas VIII Program Akselerasi di SMP
Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini menggunakan
try out
terpakai, sehingga pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan satu kali, yaitu pada saat
pelaksanaan uji coba
try out
. Data yang diperoleh pada saat pelaksanaan uji coba akan digunakan untuk penghitungan uji validitas dan reliabilitas, yang
selanjutnya langsung digunakan untuk penghitungan analisis data uji hipotesisi.
Sebanyak 46 eksemplar skala yang dibagikan, kesemuanya dapat terkumpul kembali dan memenuhi syarat untuk diberikan skor serta dianalisis.
Data skoring kemudian ditabulasikan untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas ketiga skala dilakukan dengan
bantuan komputer program
Statistical Product and Service Solution SPSS
versi 16. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui aitem-aitem valid dan aitem-aitem gugur. Setelah diketahui aitem-aitem valid, selanjutnya
dilakukan penyusunan kembali nomor aitem baru. Data skoring dari aitem- aitem valid inilah yang akan digunakan dalam penghitungan analisis data dan
interpretasi.
4. Uji validitas dan reliabilitas
commit to user 81
Setelah dilakukan pemberian skor pada hasil pengisian skala, selanjutnya dilakukan seleksi aitem skala psikologi untuk mendapatkan aitem
valid dari masing-masing skala yang akan dipergunakan dalam proses analisis data. Data yang diperoleh kemudian ditabulasikan dan dianalisis untuk
mengetahui indeks daya beda aitem dan reliabilitas alat ukur. Uji validitas internal dalam penelitian ini menggunakan teknik
Bivariate Pearson
atau sering disebut sebagai korelasi
Product Moment Pearson
, yaitu dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor aitem dengan skor total. Pengujian
validitas internal menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
c. Jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05 maka aitem
tersebut berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan valid. d.
Jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05 maka aitem tersebut tidak berkorelsi signifikan terhadap skor total dinyatakan tidak
valid. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat kestabilan hasil suatu
pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi
koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas, sebaliknya koefisien reliabilitas yang semakin rendah mendekati 0 berarti
semakin rendah reliabilitas Azwar, 2003. Penelitian ini menggunakan batasan reliabilitas menurut Arikunto 2007 bahwa reliabilitas suatu skala dikatakan
baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha
0,6.
commit to user 82
1. Skala
body image
Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel.
Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 46 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,291. Hasil uji validitas skala
body image
dapat diketahui bahwa dari 60 aitem, terdapat 27 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 1, 3, 4, 5, 11, 12, 13,
16, 24, 25, 28, 30, 32, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 45, 48, 49, 50, 54, 56, 58 dan 60. Adapun aitem yang dinyatakan valid sebanyak 33 aitem dengan indeks
daya beda berkisar antara 0,301 sampai dengan 0,676 yaitu aitem 2, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 42, 43,
44, 46, 47, 52, 52, 53, 55, 57, dan 59. Rincian distribusi aitem valid dan gugur skala
body image
dapat dilihat pada tabel 9. Indeks daya beda masing-masing aitem skala
body image
terlampir.
Tabel 9. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala
Body Image No.
Aspek
Favourable Unfavourable
Jumlah Aitem Valid
Gugur Valid
Gugur Valid
Gugur
1. Evaluasi
Penampilan 7, 10,
18, 20 3, 11,
30, 36, 56, 37,
39 51, 52
1, 4, 5, 13, 16,
25, 32, 48, 50,
58 6
17 2.
Kepuasan terhadap Bagian
Tubuh 42, 55
40,41, 45
19, 22, 31, 33,
35 12
8 3
3. Kecemasan
Menjadi Gemuk 2, 6, 8,
9, 17, 27
54 15, 34,
44, 46 60
9 3
4. Pengkategorian
Ukuran Tubuh 14, 43,
47, 53, 57, 59
49 21, 23,
26, 29 24, 28,
38 10
4
Jumlah 18
12 15
15 33
27
commit to user 83
Hasil uji reliabilitas skala
body image
menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,828. Hal ini berarti bahwa koefisien reliabilitas skala
body image
termasuk dalam kaegori sangat tinggi, sehingga skala
body image
dianggap cukup handal untuk digunakan sebagai alat ukur suatu penelitian. Penghitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
2. Skala kohesivitas kelompok teman sebaya
Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel.
Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 46 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,291. Hasil uji validitas skala kohesivitas kelompok teman sebaya dapat diketahui
bahwa dari 60 aitem, terdapat 16 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 10, 12, 13, 16, 17, 18, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 36, 42, 46, dan 48. Adapun
aitem yang dinyatakan valid sebanyak 44 aitem dengan indeks daya beda berkisar antara 0,292 sampai dengan 0,710 yaitu aitem 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 11, 14, 15, 19, 20, 21, 23, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, dan 60. Rincian
distribusi aitem valid dan gugur skala kohesivitas kelompok teman sebaya dapat dilihat pada tabel 10. Indeks daya beda masing-masing aitem skala
kohesivitas kelompok teman sebaya.
commit to user 84
Tabel 10. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Kohesivitas Kelompok
Teman Sebaya
No. Aspek
Favourable Unfavourable
Jumlah Aitem Valid
Gugur Valid
Gugur Valid
Gugur
1. Interaksi
1, 2, 3, 4, 5,
41, 57 42
6, 7, 8, 9, 43,
44 10
13 2
2. Pengaruh
Sosial 21, 23,
49, 50, 58
22, 24, 25
29, 30, 51, 52
26, 27, 28
9 6
3. Produktivitas
Kelompok 11, 14,
15, 45, 59
12, 13, 46
19, 20, 47
16, 17, 18, 48
8 7
4. Kepuasan
31, 32, 33, 34,
35, 53, 54, 60
- 37, 38,
39, 40, 55, 56
36 14
1
Jumlah 25
7 19
9 44
16
Hasil uji reliabilitas skala kohesivitas kelompok teman sebaya menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,890. Hal ini berarti bahwa
koefisien reliabilitas skala kohesivitas kelompok teman sebaya termasuk dalam kategori sangat tinggi sehingga skala kohesivitas kelompok teman
sebaya dianggap cukup handal untuk dipergunakan sebagai alat ukur suatu penelitian. Penghitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
3. Skala penyesuaian sosial
Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel.
Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 46 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,291. Hasil uji validitas skala penyesuaian sosial dapat diketahui bahwa dari 60
commit to user 85
aitem, terdapat 15 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 3, 5, 6, 7, 14, 25, 41, 42, 46, 50, 52, 54, 55, 56, dan 57. Adapun aitem yang dinyatakan
valid sebanyak 45 aitem dengan indeks daya beda berkisar antara 0,306 sampai dengan 0,636 yaitu aitem 1, 2, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 51, 53, 58, 59, dan 60. Rincian distribusi aitem
valid dan gugur skala penyesuaian sosial dapat dilihat pada tabel 11. Indeks daya beda masing-masing aitem skala penyesuaian sosial terlampir.
Tabel 11. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Penyesuaian Sosial
No. Aspek
Favourable Unfavourable
Jumlah Aitem Valid
Gugur Valid
Gugur Valid
Gugur
1. Penampilan
Nyata 1, 9,
17, 28, 31, 49
25 13, 21,
37, 45 5, 41,
50 10
4 2.
Penyesuaian Diri terhadap
Kelompok 2, 10,
18, 26, 29, 32,
38, 51 57
22, 58 6, 14,
42, 46, 52
10 6
3. Sikap Sosial
11, 19, 27, 30,
33, 53 3
15, 23, 39, 43,
47 7, 54
11 3
4. Kepuasan
Pribadi 4, 12,
20, 24, 35, 36,
48, 59 55
8, 16, 34, 40,
44, 60 56
14 2
Jumlah 28
4 17
11 45
15
Hasil uji reliabilitas skala penyesuaian sosial menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,914. Hal ini berarti bahwa koefisien reliabilitas skala
penyesuaian sosial termasuk dalam kategoori sangat tinggi, sehingga skala penyesuaian sosial dianggap cukup handal dipergunakan sebagai alat ukur
commit to user 86
suatu penelitian. Penghitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Penentuan subjek penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta. Jumlah populasi siswa kelas VIII
program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 20102011 sebanyak 46 siswa. Pada penelitian ini digunakan seluruh populasi sebagai sampel,
karena jumlah siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta yang sedikit, sehingga dalam penelitian ini menggunakan seluruh
populasi sebagai subjek penelitian yang disebut sebagai penelitian populasi. Alasan penggunaan subjek siswa SMP kelas VIII karena siswa SMP kelas
VIII pada umumnya berada pada rentang usia antara 13-15 tahun dan dimasukkan dalam kelompok remaja awal.
Tabel 12. Jumlah Siswa Kelas VIII Program Akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 20092010 Kelas
Jenis Kelamin Jumlah
Putra Putri
VIII Akselerasi 1 10
12 22
VIII Akselerasi 2 5
19 24
Jumlah 15
31 46
Penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian yang disebut sebagai penelitian populasi, sehingga dalam penelitian ini tidak
menggunakan teknik pengambilan sampel sampling. Penelitian ini menggunakan
try out
terpakai, yaitu pengambilan dan pengumpulan data
commit to user 87
dilakukan satu kali, yakni pada saat pelaksanaan uji coba
try out
. Data yang terkumpul digunakan untuk dua kepentingan atau dua uji, yakni penghitungan
uji validitas dan reliabilitas seluruh aitem pada masing-masnig skala psikologi, serta digunakan untuk penghitungan alaisis data uji hipotesis.
Tabel 13. Tingkat
Body Image
Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Tingkat
Body Image
Subjek Penelitian Frekuensi
Persentase Putra
Putri Putra
Putri
Tinggi 8
13 53,333
41,935 Rendah
7 18
46,667 58,065
Jumlah 15
31 100
100
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian dilakukan pada saat yang sama dengan pelaksanaan uji coba
try out
yaitu pada hari Senin, tanggal 20 September 2010, karena dalam penelitian ini menggunakan
try out
terpakai, artinya pengambilan dan pengumpulan data dilakukan satu kali dan digunakan untuk
dua kepentingan atau dua uji, yakni penghitungan uji validitas dan reliabilitas seluruh aitem pada tiap-tiap skala psikologi, serta digunakan untuk
penghitungan alaisis data uji hipotesis. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan alat
ukur berupa skala
body image
yang terdiri dari 60 aitem, skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang terdiri dari 60 aitem, dan skala penyesuaian
sosial yang terdiri dari 60 aitem. Pembagian dan pengisian skala dilakukan secara klasikal dengan menggunakan dua jam pelajaran setelah mendapatkan
ijin dan tercapainya kesepakatan antara ketua program akselerasi, guru
commit to user 88
pengampu mata pelajaran, serta peneliti. Pengumpulan data dilaksanakan di kelas VIII Akselerasi 2 pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.00
WIB. Dilanjutkan pengumpulan data di kelas VIII Akselerasi 1 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB.
Sebelum siswa mengerjakan skala penelitian yang diberikan, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan
serta tujuan kegiatan yang akan dilakukan. Setelah subjek penelitian menyatakan kesediaan untuk membantu, kemudian peneliti menjelaskan
tentang tata cara dan petunjuk pengisian skala serta memberikan contoh cara mengerjakan skala tersebut. Selama subjek mengerjakan skala penelitian,
peneliti tetap berada di dalam kelas sampai subjek selesai mengerjakan, dan mengumpulkan kembali skala yang telah diisi kepada peneliti. Pengambilan
skala dilakukan pada saat itu juga setelah skala selesai diisi oleh subjek. Skala yang dibagikan sebanyak 46 eksemplar yang kesemuanya dapat kembali
kepada peneliti dan memenuhi syarat untuk diskor dan dianalisis.
3. Pelaksanaan skoring
Setelah data terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan pemberian skor pada hasil pengisian skala untuk keperluan analisis data. Ketiga skala
menggunakan sistem penilaian dengan kategori Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Aitem-aitem dalam
ketiga skala ini terdiri dari aitem
favourable
dan aitem
unfavourable
. Skor setiap aitem valid yang diperoleh subjek penelitian dijumlahkan untuk
commit to user 89
masing-masing skala. Skor total setiap aitem valid dari masing-masing skala inilah yang akan digunakan dalam penghitungan analisis data.
4. Penyusunan nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data
Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya adalah menyusun kembali aitem-aitem valid yang digunakan untuk
penghitungan analisis data dan interpretasi.
Tabel 14. Distribusi Nomor Aitem Baru Skala
Body Image No.
Aspek Nomor Aitem Valid
Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Penampilan Nyata
73, 106, 1810, 2012
5128, 5229 6
2. Penyesuaian Diri
terhadap Kelompok 4223, 5531
1911, 2214, 3119, 3320,
3522 8
3. Sikap Sosial
21, 62, 84, 95,
179, 2717 158, 3421,
4425, 4626 9
4. Kepuasan Pribadi
147, 4324, 4727, 5330,
5732, 5933 2113, 2315,
2616, 2918 10
Jumlah 18
15 33
Keterangan: nomor dalam tanda kurung adalah nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data dan interpretasi.
commit to user 90
Tabel 15. Distribusi Nomor Aitem Baru Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya
No. Aspek
Nomor Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Interaksi
11, 22, 33, 44, 55,
4128, 5741 66, 77, 88,
99, 4329, 4430
13 2.
Pengaruh Sosial 2115, 2316,
4933, 5034, 5842
2917, 3018, 5135, 5236
9 3.
Produktivitas Kelompok
1110, 1411, 1512, 4531,
5943 1913, 2014,
4732 8
4. Kepuasan
3119, 3220, 3321, 3422,
3523, 5337, 5438, 6044
3724, 3825, 3926, 4027,
5539, 5640 14
Jumlah 25
19 44
Keterangan: nomor dalam tanda kurung adalah nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data dan interpretasi.
Tabel 16. Distribusi Nomor Aitem Baru Skala Penyesuaian Sosial
No. Aspek
Nomor Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Penampilan
Nyata 11, 95,
1712, 2822, 3125, 4940
139, 2116, 3731, 4537
10 2.
Penyesuaian Diri terhadap
Kelompok 22, 106,
1813, 2620, 2923, 3226,
3832, 5141 2217, 5843
10 3.
Sikap Sosial 117, 1914,
2721, 3024, 3327, 5342
1510, 2318, 3933, 4335,
4738 11
4. Kepuasan
Pribadi 43, 128,
2015, 2419, 3529, 3630,
4839, 5944 84, 1611,
3428, 4034, 4436, 6045
14
Jumlah 28
17 45
Keterangan: nomor dalam tanda kurung adalah nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data dan interpretasi.
commit to user 91
B. Hasil Analisis Data dan Interpretasi
Penghitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi dasar, yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas, serta uji asumsi klasik, yang meliputi uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Penghitungan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program
Statistical Product and Service Solution SPSS
versi 16.
1. Uji asumsi dasar
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode
parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi Priyatno, 2009. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji
One Sample Kolmogorov-Smirnov
dengan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar 5 atau 0,05.
Tabel 17. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Statistic df
Sig. Penyesuaian Sosial
.122 46
.084 .934
46 .012
Body Image .104
46 .200
.965 46
.184 Kohesivitas KTS
.089 46
.200 .978
46 .511
a. Lilliefors Significance Correction . This is a lower bound of the true significance.
commit to user 92
Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat pada kolom
Kolmogorov-Smirnov
dan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi penyesuaian sosial sebesar 0,084
0,05 ; nilai signifikansi
body image
sebesar 0,200 0,05 ; serta nilai signifikansi kohesivitas kelompok teman sebaya sebesar 0,200
0,05. Karena nilai signifikansi untuk seluruh variable lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada
variabel penyesuaian sosial,
body image,
dan kohesivitas kelompok teman sebaya berdistribusi normal. Angka statistik menunjukkan semakin kecil
nilainya, maka distribusi data semakin normal.
b. Uji linearitas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji
linieritas biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada program
Statistical Product and Service Solution SPSS
versi 16 menggunakan
Test for Linearity
dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang
linier bila nilai signifikansi
Linearity
kurang dari 0,05 Priyatno, 2009.
commit to user 93
Tabel 18. Hasil Uji Linearitas antara Penyesuaian Sosial dengan
Body Image
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. Penyesuaian
Sosial Body Image
Between Groups Combined 6233.942
30 207.798 1.723
.133 Linearity
670.615 1 670.615
5.562 .032
Deviation from Linearity
5563.327 29 191.839
1.591 .173
Within Groups 1808.667
15 120.578 Total
8042.609 45
Tabel 19. Hasil Uji Linearitas antara Penyesuaian Sosial dengan Kohesivitas
Kelompok Teman Sebaya
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. Penyesuaian
Sosial Kohesivitas
KTS Between Groups Combined
7360.275 28 262.867
6.549 .000
Linearity 5929.762
1 5929.762 147.737 .000
Deviation from
Linearity 1430.513
27 52.982
1.320 .279
Within Groups 682.333
17 40.137
Total 8042.609
45
commit to user 94
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara
body image
dengan penyesuaian sosial menghasilkan nilai signifikansi pada
Linearity
sebesar 0,032. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa antara variabel
body image
dengan penyesuaian sosial terdapat hubungan yang linear. Selain itu, diantara kohesivitas kelompok
teman sebaya dengan penyesuaian sosial juga menghasilkan nilai signifikansi pada
Linearity
sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara kohesivitas kelompok teman
sebaya dengan penyesuaian sosial juga terdapat hubungan yang linier.
2. Uji asumsi klasik
a. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya
hubungan linier antara variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
multikolinearitas. Pada pembahasan ini uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai
inflation factor
VIF pada model regresi. Pada umumnya, apabila nilai VIF lebih besar dari 5, maka suatu variabel bebas
mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lain Priyatno, 2009.
commit to user 95
Tabel 20. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
6.583 11.849
.556 .581 Body Image
.189 .076
.183 2.478 .017
.984 1.016 Kohesivitas
KTS .859
.076 .835 11.334 .000
.984 1.016 a. Dependent Variable: Penyesuaian
Sosial
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai
variance inflation factor
VIF kedua variabel bebas, yaitu variabel
body image
dan kohesivitas kelompok teman sebaya adalah 1,016. Hal tersebut menunjukkan bahwa antarvariabel independen tidak terdapat
persoalan multikolinearitas, karena nilai VIF yang didapat kurang dari 5.
b. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterosedastisitas, yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi
adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas Priyatno, 2009. Metode pengujian untuk uji heteroskedastisitas pada penelitian ini
commit to user 96
menggunakan uji Park, yaitu meregresikan nilai residual Lnei
2
dengan masing-masing variabel independen LnX1 dan LnX2. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1. Ho
: tidak ada gejala heteroskedastisitas 2.
Ha : ada gejala heteroskedastisitas
3. Ho diterima apabila
–t tabel t hitung t tabel yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dan Ho ditolak apabila t hitung t tabel
atau –t hitung –t tabel, yang berarti terdapat heteroskedastisitas.
Tabel 21. Hasil Uji Heteroskedastisitas antara Penyesuaian Sosial
dengan
Body Image
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.368 13.338
.178 .860
lnx1 -.035
2.954 -.002
-.012 .991
a. Dependent Variable: lnei2
commit to user 97
Tabel 22. Hasil Uji Heteroskedastisitas antara Penyesuaian Sosial dengan
Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-26.007 21.272
-1.223 .228
lnx2 5.736
4.323 .196
1.327 .191
a. Dependent Variable: lnei2
Hasil penghitungan di atas menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah -0,012 dan 1,327. Nilai t tabel dapat dicari dengan df = n
– 2 atau df = 46
– 2 = 44 pada pengujian dua sisi signifikansi 0,025, didapat nilai tabel sebesar 2,015. Karena t hitung -0,012 dan 1,327 berada pada
–t tabel t hitung t tabel, sehingga -2,015 -0,012 dan 1,327 2,015 maka Ho diterima, artinya pengujian antara Lnei
2
dengan LnX1 dan Lnei
2
dengan LnX2 tidak ada gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan masalah
heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.
commit to user 98
c. Uji otokorelasi
Uji otokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik nilai periode
sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Pengujian
otokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji DW Durbin-Watson. Cara membaca hasil analisis yaitu dengan kriteria pengambilan jika nilai
DW = 2, maka tidak terjadi otokorelasi sempurna sebagai
rule of tumb
aturan ringkas. Jika nilai DW diantara 1,5 sampai dengan 2,5 maka data tidak mengalami otokorelasi. Apabila nilai DW
1,5 disebut memiliki otokorelasi positif, dan apabila nilai DW 2,5 sampai dengan 4 disebut
otokorelasi negatif Priyatno, 2009.
Tabel 23. Hasil Uji Otokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .878
a
.770 .759
6.55728 2.261
a. Predictors: Constant, Kohesivitas KTS, Body Image b. Dependent Variable: Penyesuaian Sosial
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,216. Hasil tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat masalah otokorelasi
dalam penelitian ini, karena nilai DW sebesar 2,216 berada diantara 1,5 sampai dengan 2,5 maka data tidak mengalami otokorelasi.
commit to user 99
3. Uji hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik, langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan untuk menguji hipotesisi yang
diajukan dengan teknik analisis regresi linear berganda atau analisis dua prediktor. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan F-test yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan bersama-sama.
Hasil F-test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen jika nilai
p-value
pada kolom Sig. lebih kecil dari
level of significant
yang ditentukan, yaitu taraf signifikansi 0,05 atau nilai F hitung pada kolom F lebih besar
dari nilai F tabel. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi, atau dengan kata lain dapat digeneralisasikan. Hasil F-test
dari
output
program
Statistical Product and Service Solution SPSS
versi 16 dapat dilihat pada tabel Anova.
Nilai koefisien korelasi ganda R pada
Model Summary
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel independen terhadap variabel
dependen secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen X1 dan X2 secara
serentak terhadap variabel dependen Y.
commit to user 100
Nilai R berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya apabila
nilai r semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah Priyatno, 2009. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
ganda, adalah sebagai berikut:
Tabel 24. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Ganda R
No. Interval Nilai R
Interpretasi
1. 0,000
– 0,199 Sangat Rendah
2. 0,200
– 0,399 Rendah
3. 0,400
– 0,599 Sedang
4. 0,600
– 0,799 Kuat
5. 0,800
– 1,000 Sangat Kuat
Pada
Model Summary
juga didapatkan nilai koefisien determinasi R
2
untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen X1 dan X2 secara serentak terhadap variabel dependen Y. apabila nilai R
2
sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, sebaliknya
apabila nilai R
2
sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna.
commit to user 101
Tabel 25. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 6193.698
2 3096.849
72.023 .000
a
Residual 1848.911
43 42.998
Total 8042.609
45 a. Predictors: Constant, Kohesivitas KTS, Body Image
b. Dependent Variable: Penyesuaian Sosial
Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.878
a
.770 .759
6.55728 a. Predictors: Constant, Kohesivitas KTS, Body Image
b. Dependent Variable: Penyesuaian Sosial
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, didapatkan nilai
p-value
pada kolom Sig. sebesar 0,000 dari nilai taraf signifikansi 0,05 sedangkan nilai
F hitung sebesar 72,023 dari nilai F tabel sebesar 3,124. Hal ini berarti
bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara
body image
dan kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial.
commit to user 102
Nilai koefisien korelasi ganda R yang dihasilkan sebesar 0,878 menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara
body image
dan kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial. Hasil penghitungan tersebut juga menunjukkan nilai koefisien determinasi R
2
. Nilai ini digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh
variabel independen X1 dan X2 secara serentak terhadap variabel dependen Y. Nilai R
2
R
Square
sebesar 0,770 atau 77, yang berari bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen yakni
body image
dan kohesivitas kelompok teman sebaya terhadap variabel dependen yakni
penyesuaian sosial sebesar 77. Sisanya sebesar 23 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
4. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif
Sumbangan relatif dan sumbangan efektif memberikan informasi tentang besarnya sumbangan pengaruh masing-masing variabel independen
atau prediktor terhadap variabel dependen dalam model regresi. Perbedaan antara sumbangan relatif dengan sumbangan efektif yaitu sumbangan relatif
menunjukkan ukuran besarnya sumbangan suatu variabel independen terhadap junlah kuadrat regresi, sedangkan sumbangan efektif menunjukkan
besarnya sumbangan suatu variabel independen terhadap keseluruhan efektifitas garis regresi yang digunakan sebagai dasar prediksi. Hasil
penghitungan menunjukkan:
commit to user 103
a. Sumbangan relatif
body image
terhadap penyesuaian sosial sebesar 6,84 dan sumbangan relatif kohesivitas kelompok teman sebaya terhadap
penyesuaian sosial sebesar 93,16. b.
Sumbangan efektif
body image
terhadap penyesuaian sosial sebesar 5,2668 dan sumbangan efektif kohesivitas kelompok teman sebaya
terhadap penyesuaian sosial sebesar 71,7332. Total sumbangan efektif
body image
dan kohesivitas kelompok teman sebaya terhadap penyesuaian sosial ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0,770 atau 77.
5. Uji korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk
mengetahui besarnya korelasi antarvariabel dan untuk menguji keeratan kekuatan hubungan antara dua
variabel Priyatno, 2009. Keeratan hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi r. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi ganda, adalah sebagai berikut:
Tabel 27. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi r
No. Interval Koefisien
Korelasi r Interpretasi
1. 0,000
– 0,199 Sangat Rendah
2. 0,200
– 0,399 Rendah
3. 0,400
– 0,599 Sedang
4. 0,600
– 0,799 Kuat
5. 0,800
– 1,000 Sangat Kuat
commit to user 104
Tabel 28. Korelasi Tiap-Tiap Variabel Bebas dengan Variabel Tergantung
Correlations
Penyesuaian Sosial
Body Image
Kohesivitas KTS
Penyesuaian Sosial Pearson Correlation 1
.289 .859
Sig. 2-tailed .052
.000 N
46 46
46 Body Image
Pearson Correlation .289
1 .127
Sig. 2-tailed .052
.400 N
46 46
46 Kohesivitas KTS
Pearson Correlation .859
.127 1
Sig. 2-tailed .000
.400 N
46 46
46 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan penghitungan didapatkan hasil sebagai berikut: a.
Nilai korelasi antara
body image
dengan penyesuaian sosial adalah sebesar 0,289 dengan tingkat signifikansi p = 0,052 p
0,05 menunjukkan hubungan yang kurang signifikan artinya ada hubungan yang rendah
antara
body image
dengan penyesuaian sosial. Arah hubungan yang terjadi adalah positif, karena nilai r positif, artinya semakin tinggi
body image
maka akan semakin meningkatkan penyesuaian sosial.
b. Nilai korelasi antara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan
penyesuaian sosial sebesar 0,859 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 p
commit to user 105
0,05 menunjukkan hubungan yang signifikan artinya ada hubungan yang sangat kuat antara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan
penyesuaian sosial. Arah hubungan yang terjadi adalah positif, karena nilai r positif, artinya semakin tinggi kohesivitas kelompok teman sebaya
maka akan semakin meningkatkan penyesuaian sosial.
6. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi
body image,
kohesivitas kelompok teman sebaya, dan penyesuaian sosial pada subjek yang diteliti.
Tabel 29. Deskripsi Data Empirik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation Penyesuaian Sosial
46 123.00
178.00 1.4217E2 13.36879
Body Image 46
68.00 124.00 92.0217
12.91079 Kohesivitas KTS
46 114.00
171.00 1.3757E2 13.00026
Valid N listwise 46
commit to user 106
Tabel 30. Deskripsi Data Penelitian
Skala Jml
Sbjk Data
Hipotetik M
SD Data
Empirik M
SD Skor
Min Skor
Maks Skor
Min Skor
Maks
PS 46
45 180
112,5 22,5
123 178
142,1739 13,36879
BI 46
44 132
82,5 16,5
68 124
137,5652 12,91079
Koh KTS
46 33
176 110
22 114
171 92,0217
13,00026
Keterangan: Jml Sbjk
: Jumlah Subjek Min
: Minimal Maks
: Maksimal M
: Rerata SD
: Standar Deviasi
a. Kategorisasi tingkat penyesuaian sosial berdasarkan nilai subjek
Skala penyesuaian sosial akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan
mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar, 2003.
Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 45 x 1 = 45 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 45 x 4 = 180. Maka jarak sebarannya
adalah 180 – 45 = 135 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 135 : 6 =
22,5 sedangkan rerata hipotetiknya adalah 45 x 2,5 = 112,5. Apabila subjek digolongkan dalam lima kategorisasi, maka akan didapat kategorisasi serta
distribusi skor subjek seperti pada tabel 31.
commit to user 107
Tabel 31. Kriteria Kategori Skala Penyesuaian Sosial dan Distribusi Skor Subjek
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata Empirik
Frek ∑N Persentase
MH-3SD X MH-1,8SD 45 X 72
Sangat Rendah
_ _
MH-1,8SD X MH-0,6SD 72 X 99
Rendah _
_ MH-0,6SD X MH+0,6SD
99 X 126 Sedang
2 4,35
MH+0,6SD X MH+1,8SD 126 X 153
Tinggi 33
71,74 142,1739
MH+1,8SD X MH+3SD 153 X 180
Sangat Tinggi 11
23,91
Jumlah 46
100
Berdasarkan kategorisasi skala penyesuaian sosial seperti yang terlihat pada tabel, dapat diketahui bahwa subjek secara umum memiliki tingkat
penyesuaian sosial yang tinggi.
b. Kategorisasi tingkat
body image
berdasarkan nilai subjek
Skala
body image
akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan
mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar, 2003.
Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 33 x 1 = 33 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 33 x 4 = 132. Maka jarak sebarannya
adalah 132 – 33 = 99 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 99 : 6 = 16,5
sedangkan rerata hipotetiknya adalah 33 x 2,5 = 82,5. Apabila subjek
commit to user 108
digolongkan dalam lima kategorisasi, maka akan didapat kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel 32.
Tabel 32. Kriteria Kategori Skala
Body Image
dan Distribusi Skor Subjek
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata Empirik
Frek ∑N Persentase
MH-3SD X MH-1,8SD 33 X 52,8
Sangat Rendah
_ _
MH-1,8SD X MH-0,6SD 52,8 X 72,6
Rendah 2
4,35 MH-0,6SD X MH+0,6SD
72,6 X 92,4 Sedang
23 50
92,0217 MH+0,6SD X MH+1,8SD
92,4 X 112,2 Tinggi
18 39,13
MH+1,8SD X MH+3SD 112,2 X 132
Sangat Tinggi 3
6,52
Jumlah 46
100
Berdasarkan kategorisasi skala
body image
seperti yang terlihat pada tabel, dapat diketahui bahwa subjek secara umum memiliki tingkat
body image
yang sedang.
c. Kategorisasi tingkat kohesivitas kelompok teman sebaya berdasarkan
nilai subjek
Skala kohesivitas kelompok teman sebaya akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah
dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar,
2003. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 44 x 1 = 44 dan skor
commit to user 109
maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 44 x 4 = 176. Maka jarak sebarannya adalah 176
– 44 = 132 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 132 : 6 = 22 sedangkan rerata hipotetiknya adalah 44 x 2,5 = 110.
Apabila subjek digolongkan dalam lima kategorisasi, maka akan didapat kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel 33.
Tabel 33. Kriteria Kategori Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya dan Distribusi
Skor Subjek
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata Empirik
Frek ∑N Persentase
MH-3SD X MH-1,8SD 44 X 70,4
Sangat Rendah
_ _
MH-1,8SD X MH-0,6SD 70,4 X 96,8
Rendah _
_ MH-0,6SD X MH+0,6SD
96,8 X 123,2 Sedang
5 10,87
MH+0,6SD X MH+1,8SD 123,2 X 149,6
Tinggi 33
71,74 137,5652
MH+1,8SD X MH+3SD 149,6 X 176
Sangat Tinggi 8
17,39
Jumlah 46
100
Berdasarkan kategorisasi skala kohesivitas kelompok teman sebaya seperti yang terlihat pada tabel, dapat diketahui bahwa subjek secara umum memiliki
tingkat penyesuaian sosial yang tinggi.
C. Pembahasan
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara
body image
dan kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta. Hal tersebut
commit to user 110
berdasarkan hasil
output
program
Statistical Product and Service Solution SPSS
versi 16 dengan menggunakan penghitungan analisis regresi linier
berganda, yakni nilai
p-value
sebesar 0,000 dari nilai taraf signifikansi 0,05
sedangkan nilai F hitung sebesar 72,023 dari nilai F tabel sebesar 3,124 serta nilai koefisien korelasi ganda R yang dihasilkan sebesar 0,878.
Nilai R
Square
sebesar 0,770 menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh dari
body image
dan kohesivitas kelompok teman sebaya secara bersama-sama terhadap penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi di SMP
Negeri 2 Surakarta yaitu sebesar 77. Nilai R
Square
yang didapat juga merupakan hasil penjumlahan dari sumbangan efektif. Sumbangan efektif dari
body image
terhadap penyesuaian sosial sebesar 5,2668 sedangkan sumbangan efektif dari kohesivitas kelompok teman sebaya terhadap penyesuaian sosial
sebesar 71,7332. Terlihat bahwa kohesivitas kelompok teman sebaya memberikan pengaruh yang lebih besar daripada pengaruh yang diberikan
body image
terhadap penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta.
Berdasarkan hasil kategorisasi skala penyesuaian sosial, diketahui bahwa subjek penelitian memiliki tingkat penyesuaian sosial yang tinggi dengan nilai
mean
empirik sebesar 142,1739 berada pada rentang nilai antara 126 – 153. Hal
ini diasumsikan karena subjek telah mengenal lingkungan sekolah dan teman sebaya selama kurang lebih satu tahun di kelas VII, serta dapat di terima oleh
lingkungan, sehingga penyesuaian sosial dapat terbentuk dengan baik.
commit to user 111
Sesuai dengan pendapat Hurlock 2004 bahwa penyesuaian dikatakan baik apabila lingkungan di sekitar individu berada, dapat menerima individu
tersebut dengan baik pula. Selain itu, kenyataaan di lapangan menunjukkan bahwa subjek penelitian yaitu siswa program akselerasi, pada umumnya merupakan
anak-anak yang berada di kelas sosial ekonomi atas atau menengah ke atas, sehingga kemungkinan besar tidak memiliki permasalahan penyesuaian sosial.
Sebagaimana pendapat yang diungkapkan Zulkifli 2006 bahwa individu dengan tingkat ekonomi rendah cenderung memilki permasalahan penyesuaian sosial.
Hasil koefisien korelasi antara
body image
dan penyesuaian sosial yakni sebesar 0,289 dengan tingkat signifikansi p = 0,052 p
0,05 menunjukkan hubungan yang kurang signifikan artinya ada hubungan yang rendah antara
body image
dengan penyesuaian sosial. Tingkat
body image
pada subjek penelitian termasuk dalam kategori sedang dengan nilai
mean
empirik sebesar 92,0217 berada pada rentang nilai antara 72,6
– 92,4 artinya sebagian subjek memiliki
body image
positif, dan sebagian yang lain memiliki
body image
negatif. Meskipun tingkat
body image
subjek dalam penelitian ini berada dalam kategori sedang, namun tingkat penyesuaian sosial subjek berada dalam kategori tinggi.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena subjek mampu menerima keadaan diri dan tubuh apa adanya, sehingga subjek memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Kepercayaan diri yang tinggi akan membentuk konsep diri positif yang mampu mangarahkan individu untuk berpikir optimis dalam pergaulan, mampu
mengekspresikan seluruh potensi dihadapan teman-teman sebaya, sehingga individu tersebut tidak akan menemukan kesulitan dalam penyesuaian sosial.
commit to user 112
Sesuai dengan pendapat Hurlock 2004 bahwa salah satu faktor yang turut mempengaruhi penyesuaian sosial adalah konsep diri, yaitu cara pandang dan
penilaian individu pada diri sendiri yang akan berpengaruh pada kehidupan sosial individu, terutama pada proses penyesuaian sosial yang dialami individu tersebut.
Body image
adalah bagian dari konsep diri yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik Mappiare, 1982. Pendapat ini dibuktikan melalui hasil dari suatu penelitian yang
dilakukan oleh Ary 2005 yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan penyesuaian sosial.
Nilai korelasi antara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial sebesar 0,859 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 p 0,05
menunjukkan hubungan yang signifikan artinya ada hubungan yang sangat kuat antara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial. Tingkat
kohesivitas kelompok teman sebaya yang dimiliki subjek termasuk dalam kategori tinggi, dengan nilai
mean
empirik sebesar 137,5652 berada pada rentang nilai antara 123,2
– 149,6 begitu juga dengan tingkat penyesuaian sosial yang diperoleh subjek dapat digolongkan dalam kategori tinggi.
Hal tersebut membuktikan bahwa individu yang mampu menyesuaikan diri dalam suatu kelompok sosial, cenderung memiliki penyesuaian sosial yang positif
serta dapat menjalin relasi sosial pada lingkungan yang lebih luas. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hurlock 2004 bahwa penyesuaian sosial merupakan
kemampuan yang dimiliki individu untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya.
Individu dengan teman yang sesuai taraf perkembangan dan usia relatif sama,
commit to user 113
mampu melakukan penyesuaian yang baik karena individu tersebut memiliki peluang yang sama untuk mempelajari berbagai ketrampilan sosial dan
berpartisipasi dalam kelompok. Penelitian yang dilakukan oleh Green dan Wentzel dalam Sawitri dkk., 2005 menemukan bahwa ada hubungan positif
antara penerimaan sosial teman sebaya dengan penyesuaian sosial. Total sumbangan efektif dalam penelitian ini adalah sebesar 77, sisanya
sebesar 23 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Pada dasarnya, banyak faktor yang turut mempengaruhi
penyesuaian sosial seperti yang diungkapkan oleh Schneiders 1985, antara lain yakni faktor internal; meliputi emosi, rasa aman, penerimaan diri, ciri pribadi,
inteligensi, jenis kelamin, dan karakteristik individu dalam merespon pengalaman hidup, serta faktor eksternal; meliputi keluarga, teman sebaya, lingkungan
masyarakat, dan budaya. Selain itu, masih terdapat banyak faktor menurut para ahli lainnya yang dapat mempengaruhi penyesuaian sosial seorang individu.
Secara umum, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
body image
dan kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2
Surakarta. Penelitian ini memiliki kelemahan dan keterbatasan, antara lain hanya dapat digeneralisasikan secara terbatas pada populasi penelitian saja, sedangkan
penerapan penelitian untuk populasi yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda, memerlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan atau
menambah variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini.
commit to user 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan