commit to user 53
3. Kohesivitas kelompok teman sebaya
Kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  adalah  kekuatan  dalam  diri remaja  sebagai  bagian  dari  anggota  suatu  kelompok  teman  sebaya,  sehingga
memunculkan  tindakan  saling  menjaga  dan  mempertahankan  keutuhan kelompok,  serta  mencegah  anggota  meninggalkan  kelompok.  Hal  ini  dapat
diwujudkan dalam bentuk persahabatan yang  cukup erat. Kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  dalam  penelitian  ini  diungkap
menggunakan  skala  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  yang  disusun  oleh Sakti  2008  berdasarkan  aspek-aspek  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya
yang  dikemukakan  oleh  Shaw  dan  Costanzo  1989,  yaitu  aspek  interaksi, pengaruh  sosial,  produktivitas  kelompok,  dan  kepuasan.  Seberapa  tinggi
kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  akan  ditunjukkan  oleh  skor  yang diperoleh  subjek  melalui  alat  ukur  skala  model  Likert.  Semakin  tinggi  skor
skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi kohesivitas kelompok teman sebaya subjek, dan sebaliknya.
C. Populasi dan Sampel
Populasi  adalah  keseluruhan  individu  yang  diselidiki  paling  sedikit mempunyai  sifat  atau  arti  sama  Hadi,  2004.  Populasi  merupakan  sejumlah
individu  yang  akan  digeneralisasikan  dari  penelitian  terhadap  sampel  penelitian. Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  siswa  kelas  VIII  program  akselerasi  SMP
commit to user 54
Negeri 2 Surakarta. Adapun jumlah populasi siswa kelas VIII program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 20102011 sebanyak 46 siswa.
Sampel  adalah  sebagian  dari  populasi  yang  diselidiki  untuk  menarik kesimpulan atau  merumuskan generalisasi.  Sampel merupakan contoh  dari objek
yang dipandang menggambarkan keadaan populasi Hadi, 2004.  Pada penelitian ini  digunakan  seluruh  populasi  sebagai  sampel,  karena  jumlah  siswa  kelas  VIII
program  akselerasi  di  SMP  Negeri  2  Surakarta  yang  sedikit,  sehingga  dalam penelitian  ini  menggunakan  seluruh  populasi  sebagai  subjek  penelitian  yang
disebut sebagai penelitian populasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan  data  adalah  suatu  cara  yang  dipakai  peneliti  untuk memperoleh data yang diselidiki Suryabrata, 2004. Kualitas data ditentukan oleh
kualitas metode pengumpulan data dan alat ukur pengukuran, yaitu  antara lain:
1. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian  dan  merupakan  data  utama  dalam  penelitian.  Data  penelitian
tersebut  diperoleh  dari  skala  psikologi  yang  digunakan  dalam  penelitian, yaitu  skala  penyesuaian  sosial,  skala
body  image
,  dan  skala  kohesivitas kelompok teman sebaya.
commit to user 55
b. Data sekunder
Data  sekunder  merupakan  data  pendukung  yang  diperoleh  dari tempat  penelitian,  berupa  pengumpulan  data  dan  informasi  tentang  profil
sekolah,  jumlah  pelajaran,  daftar  presensi  siswa,  surat  keterangan  sudah melakukan penelitian, serta dokumentasi. Data sekunder diperoleh dengan
cara  observasi  dan
interview
kepada  pihak-pihak  yang  terkait,  seperti: kepala  sekolah,  ketua  program  akselerasi,  dan  juga  siswa  akselerasi  yang
menjadi subjek penelitian.
2. Metode pengumpulan data
Metode  pengumpulan  data  adalah  cara  yang  digunakan  untuk memperoleh data dalam penelitian. Baik dan buruknya hasil suatu penelitian,
bergantung  pada  teknik  pengumpulan  data,  kualitas  data,  serta  alat
pengukuran data Suryabrata, 2004.
a. Data primer
Data  primer  dalam  penelitian  ini  diperoleh  dari  alat  pengumpulan data  berupa  skala.  Skala  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  meliputi
skala  penyesuaian  sosial,  skala
body  image
,  dan  skala  kohesivitas kelompok teman sebaya.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dan berpedoman pada  skala  model  Likert  yang  telah  dimodifikasi,  yaitu  menghilangkan
pilihan  ragu-ragu,  sehingga  subjek  akan  memilih  jawaban  yang  pasti  ke arah  yang  sesuai  atau  tidak  sesuai  dengan  diri  subjek.  Menurut  Hadi
commit to user 56
1995 bahwa modifikasi skala model Likert dengan meniadakan kategori jawaban yang di tengah, berdasarkan beberapa alasan yaitu:
1 Kategori
undecided
mempunyai  arti  ganda,  dapat  diartikan  belum mempunyai  jawaban,  atau  belum  memberikan  keputusan,  bisa  juga
diartikan  netral,  setuju,  tidak  setuju,  atau  bahkan  ragu-ragu.  Kategori jawaban  ganda
multi  interpretable
ini  tentu  saja  tidak  diharapkan dalam suatu instrumen.
2 Tersedianya
jawaban yang
di tengah
dapat menimbulkan
kecenderungan  jawaban  ke  tengah
central  tendency  effect
, terutama
bagi  subjek  yang  ragu-ragu  atas  arah  kecenderungan  jawaban  ke  arah setuju ataukah ke arah tidak setuju.
3 Maksud  kategori  jawaban  Sangat  Setuju,  Setuju,  Tidak  Setuju,  dan
Sangat  Tidak  Setuju  terutama  untuk  melihat  kecenderungan  pendapat subjek ke arah setuju atau ke arah tidak setuju. Jika disediakan kategori
jawaban  tengah,  akan  menghilangkan  banyak  data  penelitian  sehingga dapat mengurangi sejumlah informasi yang dapat dijaring dari subjek.
Hal  senada  juga  diungkapkan  oleh  Arikunto  2007  bahwa kemungkinan  jawaban  di  tengah  sedapat  mungkin  dihindari.  Pada  penelitian
ini  subjek  diminta  untuk  memilih  salah  satu  dari  empat  alternatif  jawaban yang sesuai dengan keadaan diri subjek.
Penyusunan  aitem  dalam  skala  ini  dikelompokkan  menjadi  aitem
favourable
dan  aitem
unfavourable
dibuat  dalam  empat  alternatif  jawaban. Cara penyekorannya adalah sebagai berikut:
commit to user 57
Tabel 1. Penilaian Pernyataan
Favourable
dan
Unfavourable Kategori Jawaban
Penilaian Aitem
Favourable
F
Unfavourable
UF
Sangat Setuju SS 4
1 Setuju S
3 2
Tidak Setuju TS 2
3 Sangat Tidak Setuju STS
1 4
a Skala
body image Body  image
dalam  penelitian  ini  diungkap  menggunakan  skala
body  image
yang  disusun  oleh  Yustisi  2009  berdasarkan  aspek-aspek
body  image
dari  MBSRQ-AS
Multidimensional  Body  Self-Relation Questionnaire-Appearance  Scales
yang  dikemukakan  oleh  Cash  dan Pruzinsky
2002,  yaitu  aspek  evaluasi  penampilan,  kepuasan  terhadap bagian  tubuh,  kecemasan  menjadi  gemuk,  dan  pengkategorian  ukuran
tubuh.  Jumlah  aitem  total  skala
body  image
ini  sebanyak  60  aitem  yang terdiri dari 30 aitem
favourable
dan 30 aitem
unfavourable.
Skala
body  image
ini  memiliki  koefisien  validitas  bergerak  dari 0,325  sampai  dengan  0,768  dengan  p    0,05  dan  memiliki  koefisien
reliabilitas sebesar 0,960. Skala
body  image
ini dimodifikasi oleh peneliti dengan memperbaiki tata bahasa ataupun makna aitem-aitem, serta dengan
mengurangi  jumlah  aitem  skala  pada  penelitian  sebelumnya.  Perbaikan aitem  dimaksudkan  agar  sesuai  dengan  kondisi  subjek  penelitian.  Skala
body  image
ini    merupakan  skala  model  Likert,  terdiri  atas  pernyataan- pernyataan  dengan  menggunakan  empat  pilihan  jawaban,  yaitu  sangat
setuju  SS,  setuju  S,  tidak  setuju  TS,  dan  sangat  tidak  setuju  STS.
commit to user 58
Penilaian aitem
favourable
bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2  tidak  setuju,  1  sangat  tidak  setuju.  Penilaian  aitem
unfavourable
bergerak dari skor  1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak  setuju.  Semakin  tinggi  skor  yang  diperoleh  subjek,  maka  semakin
tinggi pula penyesuaian sosial subjek tersebut, dan sebaliknya.
Tabel 2.
Blue Print
Skala
Body Image No.
Aspek Indikator Perilaku
Nomor Aitem Jumlah
Persen F
UF
1. Evaluasi
Penampilan 1.
Evaluasi terhadap penampilan dari
diri pribadi  dan dari orang lain
3, 7, 10, 11, 18, 20,
30, 36, 37, 39, 56
1, 4, 5, 13, 16, 25, 32,
48, 51, 50, 52, 58
23 38,33
2. Kepuasan
terhadap  Bagian Tubuh
1. Kepuasan terhadap
wajah dan kulit 42, 55
12, 22, 35 11
18,33 2.
Kepuasan terhadap tubuh bagian
bawahtengahatas 40, 41, 45
19, 31, 33 3.
Kecemasan Menjadi Gemuk
1. Ketakutan atau
kewaspadaan individu terhadap
kegemukan dan berat badan
2, 6, 8, 17 44, 60
12 20
2. Kecenderungan
melakukan diet dan membatasi pola
makan 9, 27, 54
15, 34, 46 4.
Pengkategorian Ukuran Tubuh
1. Berat badan
14, 43, 53, 57
21, 23, 26, 29
14 23,33
2.   Tinggi badan 47, 49, 59
24, 28, 38
Jumlah Persen
30 50
30 50
60 100
commit to user 59
b Skala kohesivitas kelompok teman sebaya
Kohesivitas kelompok teman sebaya dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang disusun oleh
Sakti 2008 berdasarkan aspek-aspek kohesivitas kelompok teman sebaya yang dikemukakan oleh Shaw dan Costanzo 1989,  yaitu aspek interaksi,
pengaruh  sosial,  produktivitas  kelompok,  dan  kepuasan.  Jumlah  aitem total skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini sebanyak 60 aitem yang
terdiri dari 32 aitem
favourable
dan 28 aitem
unfavourable.
Skala  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  ini  memiliki  koefisien validitas    bergerak  dari  0,260  sampai  dengan  0,868  dengan  p    0,05  dan
memiliki koefisien reliabilitas  sebesar 0,963.  Skala kohesivitas  kelompok
teman  sebaya  ini  dimodifikasi  oleh  peneliti  dengan  memperbaiki  tata bahasa ataupun makna aitem-aitem, serta dengan menambah jumlah aitem
skala pada penelitian sebelumnya. Perbaikan aitem juga dimaksudkan agar sesuai  dengan  kondisi  subjek  penelitian.  Skala  kohesivitas  kelompok
teman sebaya  ini   merupakan  skala model  Likert, terdiri  atas  pernyataan- pernyataan  dengan  menggunakan  empat  pilihan  jawaban,  yaitu  sangat
setuju  SS,  setuju  S,  tidak  setuju  TS,  dan  sangat  tidak  setuju  STS. Penilaian aitem
favourable
bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2  tidak  setuju,  1  sangat  tidak  setuju,  sedangkan  penilaian  aitem
unfavourable
bergerak  dari  skor    1  sangat  setuju,  2  setuju,  3  tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek,
commit to user 60
semakin  tinggi  pula  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  subjek  tersebut, dan sebaliknya.
Tabel 3.
Blue Print
Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya
No. Aspek
Indikator Perilaku Nomor Aitem
Jumlah Persen
F UF
1. Interaksi
Aktivitas saling mempengaruhi antardua
individu atau lebih 1, 2, 3, 4,
5, 41, 42, 57
6, 7, 8, 9, 10, 43, 44
15 25
2. Pengaruh
Sosial Penyesuaian dan
penerimaan dengan kondisi sosial
21, 22, 23, 24, 25, 49,
50, 58 26, 27, 28,
29, 30, 51, 52
15 25
3. Produktivitas
Kelompok Kuantitas dan kualitas
aktivitas suatu kelompok 11, 12, 13,
14, 15, 45, 46, 59
16, 17, 18, 19, 20, 47,
48 15
25 4.
Kepuasan Perasaan puas dan
bangga terhadap kelompok
31, 32, 33, 34, 35, 53,
54, 60 36, 37, 38,
39, 40, 55, 56
15 25
Jumlah Persen
32 53,33
28 46,67
60 100
c Skala penyesuaian sosial
Penyesuaian sosial dalam penelitian ini diungkapkan menggunakan skala  penyesuaian  sosial  yang  disusun  sendiri  oleh  peneliti  berdasarkan
aspek-aspek  penyesuaian  sosial  yang  dikemukakan  oleh  Hurlock  2004, yaitu aspek penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap kelompok, sikap
sosial,  dan  kepuasan  pribadi.  Jumlah  aitem  total  skala  penyesuaian  sosial ini sebanyak 60 aitem  yang terdiri dari 32 aitem
favourable
dan 28 aitem
unfavourable.
commit to user 61
Skala penyesuaian sosial ini  merupakan skala model Likert, terdiri atas  pernyataan-pernyataan  dengan  menggunakan  empat  pilihan  jawaban,
yaitu  sangat  setuju  SS,  setuju  S,  tidak  setuju  TS,  dan  sangat  tidak setuju  STS.  Penilaian  aitem
favourable
bergerak  dari  skor  4  sangat setuju,  3  setuju,  2  tidak  setuju,  1  sangat  tidak  setuju,  sedangkan
penilaian  aitem
unfavourable
bergerak  dari  skor    1  sangat  setuju,  2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang
diperoleh  subjek,  maka  semakin  tinggi  pula  penyesuaian  sosial  subjek tersebut dan sebaliknya.
Tabel 4.
Blue print
Skala Penyesuaian Sosial
No. Aspek
Indikator Perilaku Nomor Aitem
Jumlah Persen
F UF
1. Penampilan
Nyata Tingkah laku yang
memenuhi harapan kelompok
1, 9, 17, 25, 28, 31,
49 5, 13, 21,
37, 41, 45, 50
14 23,33
2. Penyesuaian
Diri terhadap Kelompok
Kemampuan menyesuaiakan diri
secara baik dengan setiap kelompok yang
dimasuki, baik kelompok teman
sebaya ataupun kelompok orang
dewasa lainnya
2, 10, 18, 26, 29, 32,
38, 51, 57 6, 14, 22,
42, 46, 52, 58
16 26,67
3. Sikap Sosial
Sikap menyenangkan orang lain serta
berpartisipasi menjalankan peran
dengan baik dalam kegiatan sosial
3, 11, 19, 27, 30, 33,
53 7, 15, 23,
39, 43, 47, 54
14 23,33
commit to user 62
4. Kepuasan
Pribadi Kepuasan ikut ambil
bagian dalam aktivitas kelompok serta mampu
menerima diri sendri apa adanya
4, 12, 20, 24, 35, 36,
48, 55, 59 8, 16, 34,
40, 44, 56, 60
16 26,67
Jumlah Persen
32 53,33
28 46,67
60 100
b. Data sekunder
Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi  dan
interview
kepada  kepala  sekolah  SMP  Negeri  2  Surakarta mengenai  orientasi  kancah  dan  gambaran  umum  tentang  profil  SMP
Negeri  2  Surakarta.
Interview
juga  dilaksanakan  terhadap  ketua  program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta untuk mengetahui dan mengumpulkan
informasi  tentang  siswa  akselerasi  yang  merupakan  subjek  penelitian. Selain itu, data sekunder  yang dikumpulkan  berupa dokumentasi  tentang
lokasi  dan  pelaksanaan  penelitian,  serta  data  lainnya  yang  dapat mendukung kelengkapan ataupun kesempurnaan penelitian ini.
E. Metode Analisis Data
Metode  analisis  data  merupakan  suatu  metode  yang  digunakan  untuk menganalisis data hasil penelitian dalam rangka menguji kebenaran hipotesis dan
selanjutnya  memberikan  kesimpulan  dari  hasil  yang  diperoleh  Hadi,  2004. Penelitian  ini  menggunakan  metode  statistik  dalam  menganalisis  data  yang
diperoleh,  artinya  bahwa  metode  ini  memakai  cara  ilmiah  untuk  pengumpulan
commit to user 63
data, penyusunan, penyajian, serta menganalisis data penyelidikan yang berbentuk angka-angka. Keseluruhan perhitungan dalam penelitian ini meliputi uji validitas,
uji  reliabilitas,  dan  analisis  data  dilakukan  dengan    bantuan  komputer menggunakan program
Statistical Product and Service Solution
SPSS versi 16. Metode statistik menurut Hadi 2004 mempunyai tiga ciri pokok, yaitu:
1. Bekerja  dengan  angka-angka  yang  mempunyai  dua  arti  yaitu  sebagai  jumlah
dan nilai. 2.
Bersifat objektif, sehingga unsur-unsur subjektif dapat dihindari. 3.
Bersifat  universal,  dalam  arti  dapat  digunakan  hampir  dalam  semua  bidang penelitian.
1.  Validitas instrumen penelitian
Validitas  adalah  tingkat  kemampuan  instrumen  dalam  mengukur atribut  yang  seharusnya  diukur  Azwar,  2003.  Uji  validitas  didasarkan  pada
validitas  isi,  yakni  telaah  dan  revisi  butir  pernyataan  berdasarkan  pendapat profesional
professional judgement
, yaitu pembimbing. Langkah selanjutnya adalah mencari korelasi antara tiap-tiap skor aitem dengan skor total aitemnya
yang disebut dengan model uji validitas internal Suryabrata, 2004. Validitas  internal  adalah  prosedur  seleksi  aitem  berdasarkan  data
empiris  dengan  melakukan  analisis  kuantitatif  terhadap  parameter-parameter aitem.  Pada  tahap  ini  dilakukan  seleksi  aitem  berdasarkan  daya
diskriminasinya.  Daya  diskriminasi  aitem    adalah  tingkat  kemampuan  aitem dalam  membedakan  antara  individu  atau  kelompok  individu  yang  memiliki
commit to user 64
dan  yang tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan  indikator keselarasan atau konsistensi  antara fungsi  aitem  dengan
fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total  Azwar, 2003.
Pengujian  daya  diskriminasi  aitem  dilakukan  dengan  komputasi koefisien  korelasi  antara  distribusi  skor  aitem  dengan  suatu  kriteria  yang
relevan  yaitu  distribusi  skor  skala  itu  sendiri.  Komputasi  ini  menghasilkan koefisien  korelasi  aitem  total  yang  dikenal  pula  dengan  sebutan  parameter
daya beda aitem. Semakin tinggi  nilai koefisien korelasi  yang bernilai positif antara skor aitem dengan skor skala, berarti semakin tinggi konsistensi antara
aitem tersebut dengan skala  secara keseluruhan yang berarti makin tiggi daya bedanya. Apabila koefisien korelasi rendah mendekati nol, berarti fungsi aitem
tersebut  tidak  cocok  dengan  fungsi  ukur  skala  dan  daya  bedanya  tidak  baik. Apabila  koefisien  korelasi  yang  dimaksud  ternyata  berharga  negatif,  artinya
terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan. Uji  validitas  internal  dalam  penelitian  ini  menggunakan  teknik
Bivariate  Pearson
atau  sering  disebut  sebagai  korelasi
Product  Moment Pearson
,  yaitu  dengan  cara  mengkorelasikan  masing-masing  skor  aitem dengan skor total Priyatno, 2009. Pengujian validitas internal  menggunakan
uji  dua  sisi  dengan  taraf  signifikansi  0,05.  Kriteria  pengujian  adalah  sebagai berikut:
a. Jika  r  hitung    r  tabel  uji  2  sisi  dengan  signifikansi  0,05,  maka  aitem
tersebut berkorelasi signifikan  terhadap skor total dinyatakan valid.
commit to user 65
b. Jika  r  hitung    r  tabel  uji  2  sisi  dengan  signifikansi  0,05,  maka  aitem
tersebut  tidak  berkorelsi  signifikan  terhadap  skor  total  dinyatakan  tidak valid.
Guna mempermudah  perhitungan,    digunakan  program
Statistical Product and Sevice Solution SPSS
versi 16.
2. Reliabilitas instrumen penelitian
Hasil  pengukuran  dapat  dipercaya  apabila  dalam  beberapa  kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah. Uji  reliabilitas  digunakan  untuk  menguji  tingkat  kestabilan  hasil  suatu
pengukuran.  Reliabilitas  mengacu  pada  konsistensi  atau  keterpercayaan  hasil ukur  yang  mengandung  makna  kecermatan  pengukuran.  Reliabilitas
dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00.  Semakin tinggi  koefisien  reliabilitas  mendekati  angka
1,00  berarti  semakin  tinggi  reliabilitas,  sebaliknya  koefisien  reliabilitas  yang semakin  rendah  mendekati  0  berarti  semakin  rendah  reliabilitas  Azwar,
2003.  Batasan  lain  mengenai  besarnya  nilai  koefisien  reliabilitas  yakni apabila  nilai  koefisien  reliabilitas  kurang  dari  0,6  adalah  kurang  baik,
sedangkan  0,7  dapat  diterima,  dan  di  atas  0,8  adalah  baik  Priyatno,  2009. Penelitian  ini  menggunakan  batasan  reliabilitas  menurut  Arikunto  2007
commit to user 66
bahwa  reliabilitas  suatu  skala  dikatakan  baik  jika  memiliki  nilai Cronbach’s
Alpha
0,6. Penentuan kriteria indeks reliabilitas sebagai berikut:
Tabel. 5 Penentuan Kriteria Indeks Reliabilitas
No. Interval
Kriteria
1. 0,200
Sangat Rendah 2.
0,200 – 0,399
Rendah 3.
0,400 – 0,599
Cukup 4.
0,600 – 0,799
Tinggi 5.
0,800 – 1,000
Sangat Tinggi
Uji  reliabilitas  dilakukan  dengan  menggunakan  formula
Alpha Cronbach
yaitu dengan membelah aitem-aitem sebanyak dua atau tiga bagian, sehingga  setiap  belahan  berisi  aitem  dengan    jumlah  yang  sama  banyak
Azwar,  2005.  Teknik  Alpha  yang  dikembangkan
Cronbach
dipilih  untuk mengukur  reliabilitas  antaraitem,  karena  teknik  ini  dinilai  mampu
menunjukkan indeks konsistensi  yang cukup sempurna. Guna mempermudah perhitungan  digunakan  program
Statistical  Product  and  Service  Solution SPSS
versi 16.
3. Uji hipotesis
Teknik  analisis  yang  digunakan  untuk  menguji  hipotesis  yaitu  untuk mengetahui  hubungan  antara
body  image
dan  kohesivitas
peer  group
dengan penyesuaian  sosial  pada  siswa  kelas  VIII  program  akselerasi  SMP  Negeri  2
Surakarta  dalam  penelitian  ini  adalah  analisis  regresi  linier  berganda  atau disebut juga analisis regresi dua prediktor, dengan alasan karena penelitian ini
commit to user 67
terdiri  atas  dua  variabel  bebas  yaitu
body  image
dan  kohesivitas
peer  group
, serta satu variabel tergantung yaitu penyesuaian sosial.
Uji  hipotesis  menggunakan  analisis  regresi  linear  berganda  untuk mengetahui  hubungan  antara  variabel  bebas  satu  dan  variabel  bebas  lainnya
secara  bersama-sama  dengan  variabel  tergantung  Hadi,  2004.  Guna mempermudah  perhitungan  digunakan  program
Statistical  Product  and Service Solution SPSS
versi 16.
commit to user 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Orientasi kancah penelitian
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Surakarta
Alamat Sekolah  : Jalan Apel 3, Jajar, Laweyan, Surakarta, 57144 No. Telepon
: 0271 712942 Status Sekolah
: Negeri Akreditasi
: A Visi Sekolah
: ”Unggul dalam Prestasi Berwawasan Imtaq dan Iptek” Misi Sekolah
: a.
Melaksanakan  pembelajaran  dan  pembinaan  secara  efektif  dalam meningkatkan prestasi ujian nasional dan ujian sekolah.
b. Melaksanakan  pembelajaran  secara  efektif  dalam  meningkatkan
prestasi ulangan umum bagi siswa kelas VII dan VIII. c.
Melaksanakan  pembinaan  kepada  siswa  untuk  meningkatkan  prestasi olahraga, kreatifitas, dan seni.
d. Melaksanakan  pembinaan  kepada  siswa  dalam  bidang  keagamaan,
pengetahuan, kepribadian, dan budi pekerti luhur. e.
Melaksanakan  pembinaan  kepada  siswa  dalam    bidang  ketrampilan teknologi elektronika, sesuai dengan tuntutan jaman.
commit to user 69
Selain menyelenggarakan program reguler, pada tahun 2005, SMP Negeri 2  Surakarta  juga  mulai  membuka  program  khusus,  yaitu  program  akselerasi.
Peneliti memilih SMP Negeri 2 Surakarta sebagai lokasi penelitian terhadap siswa akselerasi,  karena  saat  ini  di  Kota  Surakarta  hanya  terdapat  dua  SMP  yang
menyelenggarakan  program  akselerasi,  yaitu  salah  satu  diantaranya  ialah  SMP Negeri  2  Surakarta.    Sebelum  melakukan  penelitiian,  terlebih  dahulu    dilakukan
survey
awal untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan subjek penelitian. Orientasi  awal  dilakukan  peneliti  pada  bulan  April  2010  dengan
menanyakan    kepada  pihak    sekolah    mengenai  jadwal  akademik  pembelajaran siswa  kelas  VIII  program  akselerasi  agar tidak mengganggu jalannya kegiatan
belajar  mengajar  siswa  kelas  VIII  program  akselerasi  sebagai  subjek  penelitian. SMP  Negeri  2  Surakarta  terletak  di  Jalan  Apel  nomor  3,  Kelurahan  Jajar,
Kecamatan  Laweyan,  Kota  Surakarta.  Berdasarkan  hasil
survey
awal  tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Surakarta.
Pemilihan  SMP  Negeri  2  Surakarta  sebagai  lokasi  penelitian  didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian  terhadap  siswa  program  akselerasi,  khususnya  penelitian
mengenai
body  image
dan  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  dengan penyesuaian  sosial  pada  siswa  kelas  VIII  program  akselerasi    di  SMP
Negeri 2 Surakarta belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. b.
Jumlah  siswa  kelas  VIII  program  akselerasi  di  SMP  Negeri  2  Surakarta memenuhi syarat untuk dilaksakannya suatu penelitian.
commit to user 70
c. Adanya  ijin  dari  pihak  SMP  Negeri  2  Surakarta    yang  diperoleh  peneliti
untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Berdasarkan  Panduan  Akselerasi  2009  menjelaskan  bahwa
kurikulum  program  akselerasi  apabila  dilihat  dari  tata  urutan  penyajian, satuan  pelajaran,  analisis  program,  serta  jumlah  jam  pelajaran  adalah  sama
seperti  yang  diterapkan  pada  program  reguler.  Perbedaannya  ialah  bahwa pada program reguler, satu semester ditempuh selama enam bulan, sedangkan
pada program akselerasi, satu semester harus diselesaikan dalam waktu empat bulan. Waktu tiga tahun pada program  reguler akan diselesaikan selama dua
tahun pada program akselerasi. Kurikulum program akselerasi dikembangkan secara berdiferensiasi. Isi pelajaran berupa konsep dan proses kognitif tingkat
tinggi,  strategi  instruksional  yang  akomodatif  dengan  gaya  belajar  anak berbakat,  dan  rencana  yang  memfasilitasi  kinerja  siswa.  Komponen
kurikulum berdiferensiasi meliputi: a.
Materi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreativitas. b.
Pengembangan dinamisasi mental dan tindakan kreatif. c.
Berorientasi  pada  proses,  kegiatan  aktif,  penerapan  tugas,  serta  memberi peluang kepada siswa untuk  memilih  sendiri  kegiatan belajar  yang sesuai
dengan minat dan kemampuan siswa. d.
Komponen  teknis,  seperti:  fasilitas,  komposisi  guru,  pendekatan  proses belajar mengajar, dan penggunaan metode mengajar yang bervariasi.
Berdasarkan Panduan Akselerasi 2009 menyebutkan bahwa program akselerasi dibuka untuk memberikan kesempatan kepada siswa berbakat agar
commit to user 71
dapat  menyelesaikan  pedidikan  dalam  waktu  yang  lebih  cepat  daripada program  reguler.  Tujuan  dibukanya  program  akselerasi  di  SMP  Negeri  2
Surakarta adalah sebagai berikut: a.
Memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Memenuhi  hak  asasi  siswa  berbakat  sesuai  dengan  kebutuhan  pendidikan
yang dibutuhkan. c.
Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan siswa. d.
Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri siswa. e.
Menimbang  peran  siswa  sebagai  aset  masyarakat  dan  kebutuhan masyarakat untuk pengisian peran.
f. Memberikan  penghargaan  kepada  siswa  berbakat  untuk  dapat
menyelesaikan program pendidikan secara lebih cepat. g.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran bagi siswa berbakat. h.
Mencegah  rasa  bosan  terhadap  iklim  kelas  yang  kurang  mendukung berkembangnya potensi keunggulan siswa berbakat.
i. Memacu  mutu  siswa  berbakat  untuk  meningkatkan  kecerdasan  spiritual,
intelektual, dan emosional, emosional secara seimbang. SMP  Negeri  2  Surakarta  memiliki  kondisi  fisik  yang  cukup  baik
dilengkapi dengan sarana prasarana yang menunjang keberlangsungan sistem belajar mengajar. Fasilitas-fasilitas  yang tersedia di SMP Negeri 2 Surakarta
antara lain:
commit to user 72
a. Fasilitas  administrasi,  satu  ruang  kepala  sekolah,  satu  ruang  wakil  kepala
sekolah, satu ruang guru, dan satu ruang tata usaha. b.
Fasilitas  untuk  kegiatan  belajar  mengajar,  25  ruang  kelas,  satu perpustakaan,  satu  laboratorium  IPA,  satu  laboratorium  IPS,  satu
laboratorium bahasa, satu laboratorium komputer, satu ruang ketrampilan, 25 unit laptop, 25 buah LCD, dan komputer sebanyak 40 unit.
c. Fasilitas penunjang pendidikan, satu ruang OSIS, satu ruang koperasi, satu
ruang  kegiatan  ekstrakurikuler,  satu  ruang  Bimbingan  Konseling  BK, satu ruang fotokopi, dan satu ruang UKS.
d. Fasilitas  penunjang  lainnya,  satu  masjid,  satu  ruang  aula,  satu  lapangan
basket,  satu  lapangan  voli,  area
hotspot,
dua  gardu  satpam,  tiga  kantin sekolah, satu ruang gudang, satu rumah penjaga, serta sepuluh toilet.
Siswa program reguler ataupun siswa program akselerasi mempunyai kesempatan  yang  sama  dalam  penggunaan  fasilitas  sekolah.  Fasilitas  khusus
yang  disediakan  bagi  siswa  program  akselerasi  ialah  ruang  multimedia, internet, AC, LCD, laptop, TV, VCD, dan kipas angin.
Tenaga  pendidik  yang  disediakan  untuk  siswa  program  akselerasi  di SMP Negeri 2 Surakarta diwajibkan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Berpendidikan minimal S1.
b. Mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki.
c. Memiliki pengalaman mengajar pada program reguler sekurang-kurangnya
tiga tahun dengan prestasi yang baik.
commit to user 73
d. Memiliki  pengetahuan  dan  pemahaman  tentang  anak  berkemampuan
khusus serta memahami mengenai program akselerasi. Kriteria  siswa  yang  berhak  mengikuti  program  akselerasi  di  SMP
Negeri 2 Surakarta antara lain: a.
Memiliki kemampuan intelektual umum dengan IQ 125, ditunjang adanya kreativitas terhadap tugas, dan memiliki kecerdasan tinggi.
b. Memiliki  nilai  rapor  Sekolah  Dasar  SD  minimal  7,0  untuk  semua  mata
pelajaran. c.
Lulus  Tes  Kemampuan  Akademik  Tertulis,  khusus  bidang  matematika, bahasa  indonesia,  Ilmu  Pengetahuan  Alam  IPA,  dan  Ilmu  Pengetahuan
Sosial IPS dengan nilai sekurang-kurangnya 7,0. d.
Lulus  Tes  Psikologi  yang  dilaksanakan  oleh  tim  psikolog  yang  ditunjuk panitia,  meliputi:  Tes  Inteligensi  Umum,  Tes  Kreativitas,  Tes  Inventori
Ketertarikan Terhadap Tugas, serta Tes Potensi Akademik. e.
Lulus Tes Kesehatan yang dilaksanakan oleh dokter yang ditunjuk panitia. f.
Lulus Tes Wawancara yang dilaksanakan oleh panitia. g.
Informasi  data  subjek  yang  diperoleh  dari  calon  siswa,  orang  tua,  dan teman sebaya.
h. Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua.
Standar  kompetensi  lulusan  program  akselerasi  di  SMP  Negeri  2 Surakarta, yaitu siswa diharapkan memiliki:
a. Kualifikasi  perilaku  kognitif,  daya  tangkap  cepat,  kritis,  cepat
menyelesaikan setiap masalah yang dimiliki.
commit to user 74
b. Kualifikasi  perilaku  kreatif,  rasa  ingin  tahu,  imajinatif,  suka  akan
tantangan, berani mengambil resiko. c.
Kualifikasi perilaku kecerdasan emosi, pemahaman diri sendiri dan orang lain,  pengendalian  diri,  kemandirian,  penyesuaian  diri,  harkat  diri,  budi
pekerti luhur. d.
Kualifikasi  perilaku  kecerdasan  spiritual,  pemahaman  apa  yang  harus dilakukan untuk mencapai kebahagiaan.
2. Persiapan penelitian
Persiapan  penelitian  dilakukan  agar  penelitian  berjalan  lancar  dan terarah.  Hal-hal  yang  dipersiapkan  adalah  berkaitan  dengan  perijinan  dan
penyusunan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. a.
Persiapan administrasi Persiapan  administrasi  penelitian  meliputi  segala  urusan  perijinan
yang  diajukan  pada  pihak  yang  terkait  dengan  pelaksanaan  penelitian. Peneliti  meminta  surat  pengantar  dari  Program  Studi  Psikologi  Fakultas
Kedokteran  Universitas  Sebelas  Maret  Surakarta  yang  ditujukan  kepada kepala
sekolah SMP
Negeri 2
Surakata dengan
nomor 786H27.1.17.3TU2010  agar  dapat  melaksanakan  penelitian  di  SMP
Negeri  2  Surakarta.  Setelah  mendapatkan  persetujuan  dari  pihak  sekolah, peneliti  baru  bisa  melakukan  penelitian  sesuai  dengan  jadwal  yang  telah
ditentukan. b.
Persiapan alat ukur
commit to user 75
Penelitian  ini  menggunakan  tiga  skala  psikologi,  yaitu  skala
body image
,  skala  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya,  dan  skala  penyesuaian sosial. Diperlukan persiapan yang matang agar alat ukur dalam penelitian
ini  layak  dan  siap  untuk  digunakan.  Alat  ukur  yang  digunakan  dalam penelitian  ini  telah  melalui  prosedur  validitas  alat  ukur  yaitu  melalui
pengujian  validitas  isi.  Pengujian  validitas  isi  dilakukan  dengan  melihat kesesuaian antara butir-butir aitem dalam alat ukur dengan
blue print
yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu pengujian validitas isi juga melihat
kesesuaian  antara  aitem-aitem  dengan  definisi  operasional  yang  hendak diungkap.  Pengujian  validitas  isi  dilakukan  secara  rasional  oleh
professional judgement
, yaitu pembimbing. 1.
Skala
body image
Skala
body image
dalam penelitian ini dimodifikasi dari skala
body image
yang disusun oleh Yustisi 2009 berdasarkan aspek-aspek
body  image
dari  MBSRQ-AS
Multidimensional  Body  Self-Relation Questionnaire-Appearance  Scales
yang dikemukakan oleh Cash  dan Pruzinsky
2002, yaitu aspek evaluasi penampilan, kepuasan terhadap bagian  tubuh,  kecemasan  menjadi  gemuk,  dan  pengkategorian  ukuran
tubuh. Jumlah aitem total skala
body image
ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 30 aitem
favourable
dan 30 aitem
unfavourable.
Skala
body  image
ini    merupakan  skala  model  Likert,  terdiri atas  pernyataan-pernyataan  dengan  menggunakan  empat  pilihan
jawaban,  yaitu  sangat  setuju  SS,  setuju  S,  tidak  setuju  TS,  dan
commit to user 76
sangat  tidak  setuju  STS.  Penilaian  aitem
favourable
bergerak  dari skor  4  sangat  setuju,  3  setuju,  2  tidak  setuju,  1  sangat  tidak
setuju.  Penilaian  aitem
unfavourable
bergerak  dari  skor    1  sangat setuju,  2  setuju,  3  tidak  setuju,  4  sangat  tidak  setuju.  Semakin
tinggi  skor  yang  diperoleh  subjek,  maka  semakin  tinggi  pula penyesuaian sosial subjek tersebut, dan sebaliknya.
Tabel 6. Distribusi Aitem Skala
Body Image No.
Aspek Indikator Perilaku
Nomor Aitem Jumlah
Persen F
UF
1. Evaluasi
Penampilan 2.
Evaluasi terhadap penampilan dari
diri pribadi  dan dari orang lain
3, 7, 10, 11, 18,
20, 30, 36, 37,
39, 56 1, 4, 5,
13, 16, 25, 32 48,
51, 50, 52, , 58
23 38,33
2. Kepuasan
terhadap  Bagian Tubuh
3. Kepuasan terhadap
wajah dan kulit 42, 55
12, 22, 35 11
18,33 4.
Kepuasan terhadap tubuh bagian
bawahtengahatas 40, 41, 45  19, 31, 33
3. Kecemasan
Menjadi Gemuk 3.
Ketakutan atau kewaspadaan
individu terhadap kegemukan dan
berat badan 2, 6, 8, 17
44, 60 12
20 4.
Kecenderunga n melakukan diet
dan membatasi pola makan
9, 27, 54 15, 34, 46
4. Pengkategorian
Ukuran Tubuh 2.
Berat badan 14, 43,
53, 57 21, 23,
26, 29 14
23,33 2.  Tinggi badan
47, 49, 59  24, 28, 38
Jumlah Persen
30 50
30 50
60 100
commit to user 77
3. Skala kohesivitas kelompok teman sebaya
Skala kohesivitas kelompok teman sebaya dalam penelitian ini dimodifikasi  dari  skala  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  yang
disusun  oleh  Sakti  2008  berdasarkan  aspek-aspek  kohesivitas kelompok teman sebaya  yang dikemukakan oleh  Shaw dan Costanzo
1989,  yaitu  aspek  interaksi,  pengaruh  sosial,  produktivitas kelompok,  dan  kepuasan.  Jumlah  aitem  total  skala  kohesivitas
kelompok  teman  sebaya  ini  sebanyak  60  aitem  yang  terdiri  dari  32 aitem
favourable
dan 28 aitem
unfavourable.
Skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini  merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan
empat  pilihan  jawaban,  yaitu  sangat  setuju  SS,  setuju  S,  tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem
favourable
bergerak  dari  skor  4  sangat  setuju,  3  setuju,  2  tidak  setuju,  1 sangat  tidak  setuju,  sedangkan  penilaian  aitem
unfavourable
bergerak  dari  skor    1  sangat  setuju,  2  setuju,  3  tidak  setuju,  4 sangat  tidak  setuju.  Semakin  tinggi  skor  yang  diperoleh  subjek,
semakin  tinggi  pula  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  subjek tersebut, dan sebaliknya.
Tabel 7. Distribusi Aitem
Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya
No. Aspek
Indikator Perilaku Nomor Aitem
Jumlah Persen
F UF
1. Interaksi
Aktivitas saling mempengaruhi
antardua individu atau 1, 2, 3, 4,
5, 41, 42, 57
6, 7, 8, 9, 10, 43, 44
15 25
commit to user 78
lebih 2.
Pengaruh Sosial
Penyesuaian dan penerimaan dengan
kondisi sosial 21, 22, 23,
24, 25, 49, 50, 58
26, 27, 28, 29, 30, 51,
52 15
25 3.
Produktivitas Kelompok
Kuantitas dan kualitas aktivitas suatu
kelompok 11, 12, 13,
14, 15, 45, 46, 59
16, 17, 18, 19, 20, 47,
48 15
25 4.
Kepuasan Perasaan puas dan
bangga terhadap kelompok
31, 32, 33, 34, 35, 53,
54, 60 36, 37, 38,
39, 40, 55, 56
15 25
Jumlah Persen
32 53,33
28 46,67
60 100
4. Skala penyesuaian sosial
Skala  penyesuaian  sosial  dalam  penelitian  ini  disusun  sendiri oleh  peneliti  berdasarkan  aspek-aspek  penyesuaian  sosial  yang
dikemukakan  oleh  Hurlock  2004,  yaitu  aspek  penampilan  nyata, penyesuaian  diri  terhadap  kelompok,  sikap  sosial,  dan  kepuasan
pribadi.  Jumlah  aitem  total  skala  penyesuaian  sosial  ini  sebanyak  60 aitem  yang  terdiri  dari  32  aitem
favourable
dan  28  aitem
unfavourable.
Skala  penyesuaian  sosial  ini    merupakan  skala  model Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat
pilihan jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan  sangat  tidak  setuju  STS.  Penilaian  aitem
favourable
bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak
setuju, sedangkan penilaian aitem
unfavourable
bergerak dari skor  1 sangat  setuju,  2  setuju,  3  tidak  setuju,  4  sangat  tidak  setuju.
commit to user 79
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial subjek tersebut, dan sebaliknya
Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Penyesuaian Sosial
No. Aspek
Indikator Perilaku Nomor Aitem
Jumlah Persen
F UF
1. Penampilan
Nyata Tingkah laku yang
memenuhi harapan kelompok
1, 9, 17, 25, 28, 31,
49 5, 13, 21,
37, 41, 45, 50
14 23,33
2. Penyesuaian
Diri terhadap Kelompok
Kemampuan menyesuaiakan diri
secara baik dengan setiap kelompok
yang dimasuki, baik kelompok teman
sebaya ataupun kelompok orang
dewasa lainnya
2, 10, 18, 26, 29, 32,
38, 51, 57 6, 14, 22,
42, 46, 52, 58
16 26,67
3. Sikap Sosial
Sikap menyenangkan orang lain serta
berpartisipasi menjalankan peran
dengan baik dalam kegiatan sosial
3, 11, 19, 27, 30, 33,
53 7, 15, 23,
39, 43, 47, 54
14 23,33
4. Kepuasan
Pribadi Kepuasan ikut ambil
bagian dalam aktivitas kelompok
serta mampu menerima diri sendri
apa adanya 4, 12, 20,
24, 35, 36, 48, 55, 59
8, 16, 34, 40, 44, 56,
60 16
26,67
Jumlah Persen
32 53,33
28 46,67
60 100
3.  Pelaksanaan uji coba
Skala  yang  digunakan  dalam  penelitian  harus  dilakukan  uji  coba terlebih dahulu agar memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik, yakni
commit to user 80
valid  dan  reliabel.  Uji  coba  dilaksanakan  hari  Senin,  tanggal  20  September 2010 pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB dengan memberikan
skala
body  image
,  skala  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya,  dan  skala penyesuaian  sosial  kepada  46  siswa  kelas  VIII  Program  Akselerasi  di  SMP
Negeri  2  Surakarta.  Penelitian  ini  menggunakan
try  out
terpakai,  sehingga pengumpulan  data  pada  penelitian  ini  dilakukan  satu  kali,  yaitu  pada  saat
pelaksanaan uji coba
try  out
. Data  yang diperoleh pada saat  pelaksanaan uji coba  akan  digunakan  untuk  penghitungan  uji  validitas  dan  reliabilitas,  yang
selanjutnya  langsung  digunakan  untuk  penghitungan  analisis  data  uji hipotesisi.
Sebanyak  46  eksemplar  skala  yang  dibagikan,  kesemuanya  dapat terkumpul kembali dan memenuhi syarat untuk diberikan skor serta dianalisis.
Data  skoring  kemudian  ditabulasikan  untuk  dilakukan  uji  validitas  dan reliabilitas.  Pengujian  validitas  dan  reliabilitas  ketiga  skala  dilakukan  dengan
bantuan  komputer  program
Statistical  Product  and  Service  Solution  SPSS
versi 16. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui aitem-aitem valid dan  aitem-aitem  gugur.  Setelah  diketahui  aitem-aitem  valid,  selanjutnya
dilakukan  penyusunan  kembali  nomor  aitem  baru.  Data  skoring  dari  aitem- aitem  valid inilah  yang  akan digunakan dalam penghitungan  analisis data dan
interpretasi.
4.  Uji validitas dan reliabilitas
commit to user 81
Setelah  dilakukan  pemberian  skor  pada  hasil  pengisian  skala, selanjutnya  dilakukan  seleksi  aitem  skala  psikologi  untuk  mendapatkan  aitem
valid dari masing-masing skala yang akan dipergunakan dalam proses analisis data.  Data  yang  diperoleh  kemudian  ditabulasikan  dan  dianalisis  untuk
mengetahui  indeks  daya  beda  aitem  dan  reliabilitas  alat  ukur.  Uji  validitas internal  dalam  penelitian  ini  menggunakan  teknik
Bivariate  Pearson
atau sering  disebut  sebagai  korelasi
Product  Moment  Pearson
,  yaitu  dengan  cara mengkorelasikan  masing-masing  skor  aitem  dengan  skor  total.  Pengujian
validitas  internal    menggunakan  uji  dua  sisi  dengan  taraf  signifikansi  0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
c. Jika  r  hitung    r  tabel  uji  2  sisi  dengan  signifikansi  0,05  maka  aitem
tersebut berkorelasi signifikan  terhadap skor total dinyatakan valid. d.
Jika  r  hitung    r  tabel  uji  2  sisi  dengan  signifikansi  0,05  maka  aitem tersebut  tidak  berkorelsi  signifikan  terhadap  skor  total  dinyatakan  tidak
valid. Uji  reliabilitas  digunakan  untuk  menguji  tingkat  kestabilan  hasil  suatu
pengukuran.  Reliabilitas  dinyatakan  dengan  koefisien  reliabilitas  yang angkanya  berada  dalam  rentang  0  sampai  dengan  1,00.  Semakin  tinggi
koefisien  reliabilitas  mendekati  angka  1,00  berarti  semakin  tinggi  reliabilitas, sebaliknya  koefisien  reliabilitas  yang  semakin  rendah  mendekati  0  berarti
semakin rendah reliabilitas Azwar, 2003. Penelitian ini menggunakan batasan reliabilitas  menurut  Arikunto  2007  bahwa  reliabilitas  suatu  skala  dikatakan
baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha
0,6.
commit to user 82
1. Skala
body image
Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem dengan  skor  total.  Nilai  ini  kemudian  dibandingkan  dengan  nilai  r  tabel.
Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 46 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,291. Hasil  uji  validitas  skala
body  image
dapat  diketahui  bahwa  dari  60  aitem, terdapat 27 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 1, 3, 4, 5, 11, 12, 13,
16, 24, 25, 28, 30, 32, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 45, 48, 49, 50, 54, 56, 58 dan 60. Adapun aitem  yang dinyatakan valid sebanyak 33 aitem dengan indeks
daya beda berkisar antara 0,301 sampai dengan 0,676 yaitu aitem 2, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 42, 43,
44,  46,  47,  52,  52,  53,  55,  57,    dan  59.  Rincian  distribusi  aitem  valid  dan gugur  skala
body  image
dapat  dilihat  pada  tabel  9.  Indeks  daya  beda masing-masing aitem skala
body image
terlampir.
Tabel 9. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala
Body Image No.
Aspek
Favourable Unfavourable
Jumlah Aitem Valid
Gugur Valid
Gugur Valid
Gugur
1. Evaluasi
Penampilan 7, 10,
18, 20 3, 11,
30, 36, 56, 37,
39 51, 52
1, 4, 5, 13, 16,
25, 32, 48, 50,
58 6
17 2.
Kepuasan terhadap Bagian
Tubuh 42, 55
40,41, 45
19, 22, 31, 33,
35 12
8 3
3. Kecemasan
Menjadi Gemuk 2, 6, 8,
9, 17, 27
54 15, 34,
44, 46 60
9 3
4. Pengkategorian
Ukuran Tubuh 14, 43,
47, 53, 57, 59
49 21, 23,
26, 29 24, 28,
38 10
4
Jumlah 18
12 15
15 33
27
commit to user 83
Hasil  uji  reliabilitas  skala
body  image
menunjukkan  koefisien reliabilitas  sebesar  0,828.  Hal  ini  berarti  bahwa  koefisien  reliabilitas  skala
body  image
termasuk  dalam  kaegori  sangat  tinggi,  sehingga  skala
body image
dianggap  cukup  handal  untuk  digunakan  sebagai  alat  ukur  suatu penelitian.  Penghitungan  dan  perincian  selengkapnya  dapat  dilihat  pada
lampiran.
2. Skala kohesivitas kelompok teman sebaya
Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem dengan  skor  total.  Nilai  ini  kemudian  dibandingkan  dengan  nilai  r  tabel.
Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 46 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,291. Hasil uji validitas skala kohesivitas kelompok teman sebaya dapat diketahui
bahwa dari 60 aitem, terdapat 16 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 10,  12,  13,  16,  17,  18,  22,  24,  25,  26,  27,  28,  36,  42,  46,  dan  48.  Adapun
aitem  yang  dinyatakan  valid  sebanyak  44  aitem  dengan  indeks  daya  beda berkisar antara 0,292 sampai dengan 0,710 yaitu aitem 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 11, 14, 15, 19, 20, 21, 23, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 43,  44,  45,  47,  49,  50,  51,  52,  53,  54,  55,  56,  57,  58,  59,  dan  60.  Rincian
distribusi  aitem  valid  dan  gugur  skala  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya dapat  dilihat  pada  tabel  10.  Indeks  daya  beda  masing-masing  aitem  skala
kohesivitas kelompok teman sebaya.
commit to user 84
Tabel 10. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Kohesivitas Kelompok
Teman Sebaya
No. Aspek
Favourable Unfavourable
Jumlah Aitem Valid
Gugur Valid
Gugur Valid
Gugur
1. Interaksi
1, 2, 3, 4, 5,
41, 57 42
6, 7, 8, 9, 43,
44 10
13 2
2. Pengaruh
Sosial 21, 23,
49, 50, 58
22, 24, 25
29, 30, 51, 52
26, 27, 28
9 6
3. Produktivitas
Kelompok 11, 14,
15, 45, 59
12, 13, 46
19, 20, 47
16, 17, 18, 48
8 7
4. Kepuasan
31, 32, 33, 34,
35, 53, 54, 60
- 37, 38,
39, 40, 55, 56
36 14
1
Jumlah 25
7 19
9 44
16
Hasil  uji  reliabilitas  skala  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya menunjukkan  koefisien  reliabilitas  sebesar  0,890.  Hal  ini  berarti  bahwa
koefisien  reliabilitas  skala  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  termasuk dalam  kategori  sangat  tinggi  sehingga  skala  kohesivitas  kelompok  teman
sebaya  dianggap  cukup  handal  untuk  dipergunakan  sebagai  alat  ukur  suatu penelitian.  Penghitungan  dan  perincian  selengkapnya  dapat  dilihat  pada
lampiran.
3. Skala penyesuaian sosial
Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem dengan  skor  total.  Nilai  ini  kemudian  dibandingkan  dengan  nilai  r  tabel.
Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 46 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,291. Hasil  uji  validitas  skala  penyesuaian  sosial  dapat  diketahui  bahwa  dari  60
commit to user 85
aitem,  terdapat  15 aitem  yang dinyatakan  gugur,  yaitu aitem  3, 5, 6, 7, 14, 25,  41,  42,  46,  50,  52,  54,  55,  56,  dan  57.  Adapun  aitem  yang  dinyatakan
valid  sebanyak  45  aitem  dengan  indeks  daya  beda  berkisar  antara  0,306 sampai dengan 0,636 yaitu aitem 1, 2, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,  43,  44,  45,  47,  48,  49,  51,  53,  58,  59,  dan  60.  Rincian  distribusi  aitem
valid dan gugur skala penyesuaian sosial dapat dilihat pada tabel 11. Indeks daya beda masing-masing aitem skala penyesuaian sosial terlampir.
Tabel 11. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Penyesuaian Sosial
No. Aspek
Favourable Unfavourable
Jumlah Aitem Valid
Gugur Valid
Gugur Valid
Gugur
1. Penampilan
Nyata 1, 9,
17, 28, 31, 49
25 13, 21,
37, 45 5, 41,
50 10
4 2.
Penyesuaian Diri terhadap
Kelompok 2, 10,
18, 26, 29, 32,
38, 51 57
22, 58 6, 14,
42, 46, 52
10 6
3. Sikap Sosial
11, 19, 27, 30,
33, 53 3
15, 23, 39, 43,
47 7, 54
11 3
4. Kepuasan
Pribadi 4, 12,
20, 24, 35, 36,
48, 59 55
8, 16, 34, 40,
44, 60 56
14 2
Jumlah 28
4 17
11 45
15
Hasil uji reliabilitas skala penyesuaian sosial menunjukkan koefisien reliabilitas  sebesar  0,914.  Hal  ini  berarti  bahwa  koefisien  reliabilitas  skala
penyesuaian  sosial  termasuk  dalam  kategoori  sangat  tinggi,  sehingga  skala penyesuaian  sosial  dianggap  cukup  handal  dipergunakan  sebagai  alat  ukur
commit to user 86
suatu  penelitian.  Penghitungan  dan  perincian  selengkapnya  dapat  dilihat pada lampiran.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Penentuan subjek penelitian
Populasi    dalam  penelitian  ini  adalah  siswa  kelas  VIII  program akselerasi  SMP  Negeri  2  Surakarta.  Jumlah  populasi  siswa  kelas  VIII
program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 20102011 sebanyak 46  siswa.  Pada  penelitian  ini  digunakan  seluruh  populasi  sebagai  sampel,
karena  jumlah  siswa  kelas  VIII  program  akselerasi  di  SMP  Negeri  2 Surakarta  yang  sedikit,  sehingga  dalam  penelitian  ini  menggunakan  seluruh
populasi  sebagai  subjek  penelitian  yang  disebut  sebagai  penelitian  populasi. Alasan  penggunaan  subjek  siswa  SMP  kelas  VIII  karena  siswa  SMP  kelas
VIII  pada  umumnya  berada  pada  rentang  usia  antara  13-15  tahun  dan dimasukkan dalam kelompok remaja awal.
Tabel 12. Jumlah Siswa Kelas VIII Program Akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 20092010 Kelas
Jenis Kelamin Jumlah
Putra Putri
VIII Akselerasi 1 10
12 22
VIII Akselerasi 2 5
19 24
Jumlah 15
31 46
Penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian yang disebut sebagai penelitian populasi, sehingga dalam penelitian ini tidak
menggunakan  teknik  pengambilan  sampel  sampling.  Penelitian  ini menggunakan
try  out
terpakai,  yaitu  pengambilan  dan  pengumpulan  data
commit to user 87
dilakukan satu kali, yakni pada saat pelaksanaan uji coba
try out
. Data yang terkumpul digunakan untuk dua kepentingan atau dua uji, yakni penghitungan
uji  validitas  dan  reliabilitas  seluruh  aitem  pada  masing-masnig  skala psikologi, serta digunakan untuk penghitungan alaisis data uji hipotesis.
Tabel 13. Tingkat
Body Image
Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Tingkat
Body Image
Subjek Penelitian Frekuensi
Persentase Putra
Putri Putra
Putri
Tinggi 8
13 53,333
41,935 Rendah
7 18
46,667 58,065
Jumlah 15
31 100
100
2. Pengumpulan data
Pengumpulan  data  penelitian  dilakukan  pada  saat  yang  sama  dengan pelaksanaan  uji  coba
try  out
yaitu  pada  hari  Senin,  tanggal  20  September 2010,  karena  dalam  penelitian  ini  menggunakan
try  out
terpakai,  artinya pengambilan dan pengumpulan data dilakukan satu kali dan digunakan untuk
dua kepentingan atau dua uji, yakni penghitungan uji validitas dan reliabilitas seluruh  aitem  pada  tiap-tiap  skala  psikologi,  serta  digunakan  untuk
penghitungan alaisis data uji hipotesis. Pengumpulan  data  penelitian  dilakukan  dengan  menggunakan  alat
ukur  berupa  skala
body  image
yang  terdiri  dari  60  aitem,  skala  kohesivitas kelompok  teman  sebaya  yang  terdiri  dari  60  aitem,  dan  skala  penyesuaian
sosial  yang  terdiri  dari  60  aitem.  Pembagian  dan  pengisian  skala  dilakukan secara klasikal dengan menggunakan dua jam pelajaran  setelah mendapatkan
ijin   dan  tercapainya   kesepakatan   antara   ketua   program  akselerasi, guru
commit to user 88
pengampu  mata  pelajaran,  serta  peneliti.  Pengumpulan  data  dilaksanakan  di kelas  VIII  Akselerasi  2  pada  pukul  09.00  WIB  sampai  dengan  pukul  10.00
WIB.  Dilanjutkan  pengumpulan  data  di  kelas  VIII  Akselerasi  1  pada  pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB.
Sebelum  siswa  mengerjakan  skala  penelitian  yang  diberikan,  peneliti terlebih  dahulu  memperkenalkan  diri  dan  menjelaskan  maksud  kedatangan
serta  tujuan  kegiatan  yang  akan  dilakukan.  Setelah  subjek  penelitian menyatakan  kesediaan  untuk  membantu,  kemudian  peneliti  menjelaskan
tentang tata  cara dan petunjuk  pengisian skala serta memberikan contoh  cara mengerjakan  skala  tersebut.  Selama  subjek  mengerjakan  skala  penelitian,
peneliti  tetap  berada  di  dalam  kelas  sampai  subjek  selesai  mengerjakan,  dan mengumpulkan  kembali  skala  yang  telah  diisi  kepada  peneliti.  Pengambilan
skala dilakukan pada saat itu juga setelah skala selesai diisi oleh subjek. Skala yang  dibagikan  sebanyak  46  eksemplar  yang  kesemuanya  dapat  kembali
kepada peneliti dan memenuhi syarat untuk diskor dan dianalisis.
3. Pelaksanaan skoring
Setelah data terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan pemberian skor pada  hasil  pengisian  skala  untuk  keperluan  analisis  data.  Ketiga  skala
menggunakan  sistem  penilaian  dengan  kategori  Sangat  Setuju  SS,  Setuju S,  Tidak  Setuju  TS,  dan  Sangat  Tidak  Setuju  STS.  Aitem-aitem  dalam
ketiga  skala  ini  terdiri  dari  aitem
favourable
dan  aitem
unfavourable
.  Skor setiap  aitem  valid  yang  diperoleh  subjek  penelitian  dijumlahkan  untuk
commit to user 89
masing-masing skala. Skor total setiap aitem valid dari  masing-masing skala inilah yang akan digunakan dalam penghitungan analisis data.
4. Penyusunan nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data
Setelah  melakukan  uji  validitas  dan  reliabilitas,  langkah  selanjutnya adalah  menyusun  kembali  aitem-aitem  valid  yang  digunakan  untuk
penghitungan analisis data dan interpretasi.
Tabel 14. Distribusi Nomor Aitem Baru Skala
Body Image No.
Aspek Nomor Aitem Valid
Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Penampilan Nyata
73, 106, 1810, 2012
5128, 5229 6
2. Penyesuaian Diri
terhadap Kelompok 4223, 5531
1911, 2214, 3119, 3320,
3522 8
3. Sikap Sosial
21, 62, 84, 95,
179, 2717 158, 3421,
4425, 4626 9
4. Kepuasan Pribadi
147, 4324, 4727, 5330,
5732, 5933 2113, 2315,
2616, 2918 10
Jumlah 18
15 33
Keterangan: nomor dalam tanda kurung   adalah nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data dan interpretasi.
commit to user 90
Tabel 15. Distribusi Nomor Aitem Baru Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya
No. Aspek
Nomor Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Interaksi
11, 22, 33, 44, 55,
4128, 5741 66, 77, 88,
99, 4329, 4430
13 2.
Pengaruh Sosial 2115, 2316,
4933, 5034, 5842
2917, 3018, 5135, 5236
9 3.
Produktivitas Kelompok
1110, 1411, 1512, 4531,
5943 1913, 2014,
4732 8
4. Kepuasan
3119, 3220, 3321, 3422,
3523, 5337, 5438, 6044
3724, 3825, 3926, 4027,
5539, 5640 14
Jumlah 25
19 44
Keterangan: nomor dalam tanda kurung   adalah nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data dan interpretasi.
Tabel 16. Distribusi Nomor Aitem Baru Skala Penyesuaian Sosial
No. Aspek
Nomor Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Penampilan
Nyata 11, 95,
1712, 2822, 3125, 4940
139, 2116, 3731, 4537
10 2.
Penyesuaian Diri terhadap
Kelompok 22, 106,
1813, 2620, 2923, 3226,
3832, 5141 2217, 5843
10 3.
Sikap Sosial 117, 1914,
2721, 3024, 3327, 5342
1510, 2318, 3933, 4335,
4738 11
4. Kepuasan
Pribadi 43, 128,
2015, 2419, 3529, 3630,
4839, 5944 84, 1611,
3428, 4034, 4436, 6045
14
Jumlah 28
17 45
Keterangan: nomor dalam tanda kurung   adalah nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data dan interpretasi.
commit to user 91
B. Hasil Analisis Data dan Interpretasi
Penghitungan  analisis  data  dilakukan  setelah  uji  asumsi  dasar,  yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas, serta uji asumsi klasik, yang meliputi uji
multikolinieritas,  uji  heteroskedastisitas,  dan  uji  autokorelasi.  Penghitungan analisis  data  dalam  penelitian  ini  dilakukan  dengan  bantuan  komputer  program
Statistical Product and Service Solution SPSS
versi 16.
1. Uji asumsi dasar
a. Uji normalitas
Uji  normalitas  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  populasi  data berdistribusi  normal  atau  tidak.  Jika  analisis  menggunakan  metode
parametrik,  maka  persyaratan  normalitas  harus  terpenuhi,  sehingga  hasil penelitian  dapat  digeneralisasikan  pada  populasi  Priyatno,  2009.  Uji
normalitas  dalam  penelitian  ini  menggunakan  uji
One  Sample Kolmogorov-Smirnov
dengan  taraf  signifikansi  0,05.  Data  dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar 5 atau 0,05.
Tabel 17. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Statistic df
Sig. Penyesuaian Sosial
.122 46
.084 .934
46 .012
Body Image .104
46 .200
.965 46
.184 Kohesivitas KTS
.089 46
.200 .978
46 .511
a. Lilliefors Significance Correction . This is a lower bound of the true significance.
commit to user 92
Berdasarkan    hasil  di    atas,    dapat  dilihat    pada    kolom
Kolmogorov-Smirnov
dan  dapat  diketahui  bahwa  nilai  signifikansi penyesuaian  sosial  sebesar  0,084
0,05  ;  nilai  signifikansi
body  image
sebesar 0,200   0,05 ;  serta nilai signifikansi kohesivitas kelompok teman sebaya  sebesar  0,200
0,05.  Karena  nilai  signifikansi  untuk  seluruh variable  lebih  besar  dari  0,05  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  data  pada
variabel penyesuaian sosial,
body image,
dan kohesivitas kelompok teman sebaya  berdistribusi  normal.  Angka  statistik  menunjukkan  semakin  kecil
nilainya, maka distribusi data semakin normal.
b. Uji linearitas
Uji  linieritas  bertujuan  untuk  mengetahui  apakah  dua  variabel mempunyai  hubungan  yang  linier  atau  tidak  secara  signifikan.  Uji
linieritas biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi  linier.  Pengujian  pada  program
Statistical  Product  and  Service Solution  SPSS
versi 16  menggunakan
Test  for  Linearity
dengan  taraf signifikansi  0,05.  Dua  variabel  dikatakan  mempunyai  hubungan  yang
linier bila nilai signifikansi
Linearity
kurang dari 0,05 Priyatno, 2009.
commit to user 93
Tabel 18. Hasil Uji Linearitas antara Penyesuaian Sosial dengan
Body Image
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. Penyesuaian
Sosial  Body Image
Between Groups  Combined 6233.942
30  207.798 1.723
.133 Linearity
670.615 1  670.615
5.562 .032
Deviation from Linearity
5563.327 29  191.839
1.591 .173
Within Groups 1808.667
15  120.578 Total
8042.609 45
Tabel 19. Hasil Uji Linearitas antara Penyesuaian Sosial dengan Kohesivitas
Kelompok Teman Sebaya
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. Penyesuaian
Sosial Kohesivitas
KTS Between Groups  Combined
7360.275 28  262.867
6.549 .000
Linearity 5929.762
1  5929.762  147.737 .000
Deviation from
Linearity 1430.513
27 52.982
1.320 .279
Within Groups 682.333
17 40.137
Total 8042.609
45
commit to user 94
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara
body image
dengan penyesuaian  sosial  menghasilkan  nilai  signifikansi  pada
Linearity
sebesar 0,032.  Karena  nilai  signifikansi  yang  dihasilkan  kurang  dari  0,05  maka  dapat
disimpulkan  bahwa  antara  variabel
body  image
dengan  penyesuaian  sosial terdapat  hubungan  yang  linear.    Selain  itu,  diantara  kohesivitas  kelompok
teman sebaya dengan penyesuaian sosial  juga menghasilkan nilai signifikansi pada
Linearity
sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan kurang dari  0,05  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  antara  kohesivitas  kelompok  teman
sebaya dengan penyesuaian sosial juga terdapat hubungan yang linier.
2. Uji asumsi klasik
a. Uji multikolinearitas
Uji  multikolinearitas  digunakan  untuk  mengetahui  ada  atau tidaknya  penyimpangan  asumsi  klasik  multikolinearitas,  yaitu  adanya
hubungan  linier  antara  variabel  independen  dalam  model  regresi. Prasyarat  yang harus terpenuhi  dalam model  regresi  adalah tidak  adanya
multikolinearitas.  Pada  pembahasan  ini  uji  multikolinearitas  dilakukan dengan  melihat  nilai
inflation  factor
VIF  pada  model  regresi.  Pada umumnya, apabila nilai VIF lebih besar dari 5, maka suatu variabel bebas
mempunyai  persoalan  multikolinearitas  dengan  variabel  bebas  yang  lain Priyatno, 2009.
commit to user 95
Tabel 20. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
6.583 11.849
.556  .581 Body Image
.189 .076
.183 2.478  .017
.984  1.016 Kohesivitas
KTS .859
.076 .835  11.334  .000
.984  1.016 a. Dependent Variable: Penyesuaian
Sosial
Berdasarkan  hasil  penghitungan  di  atas,  dapat  diketahui  bahwa nilai
variance inflation factor
VIF kedua variabel bebas, yaitu variabel
body  image
dan  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  adalah  1,016.  Hal tersebut  menunjukkan  bahwa  antarvariabel  independen  tidak  terdapat
persoalan multikolinearitas, karena nilai VIF yang didapat kurang dari 5.
b. Uji heteroskedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  digunakan  untuk  mengetahui  ada  atau tidaknya    penyimpangan  asumsi  klasik    heterosedastisitas,  yaitu  adanya
ketidaksamaan    varian  dari    residual  untuk  semua  pengamatan  pada model  regresi.    Prasyarat  yang    harus  terpenuhi    dalam  model    regresi
adalah    tidak  adanya  gejala    heteroskedastisitas  Priyatno,  2009. Metode   pengujian   untuk uji   heteroskedastisitas  pada   penelitian  ini
commit to user 96
menggunakan    uji  Park,  yaitu    meregresikan    nilai  residual  Lnei
2
dengan masing-masing variabel  independen LnX1 dan LnX2. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1. Ho
: tidak ada gejala heteroskedastisitas 2.
Ha : ada gejala heteroskedastisitas
3. Ho diterima apabila
–t tabel   t hitung   t tabel yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dan Ho ditolak apabila t hitung   t tabel
atau –t hitung   –t tabel, yang berarti terdapat heteroskedastisitas.
Tabel 21. Hasil Uji Heteroskedastisitas antara Penyesuaian Sosial
dengan
Body Image
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.368 13.338
.178 .860
lnx1 -.035
2.954 -.002
-.012 .991
a. Dependent Variable: lnei2
commit to user 97
Tabel 22. Hasil Uji Heteroskedastisitas antara Penyesuaian Sosial dengan
Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-26.007 21.272
-1.223 .228
lnx2 5.736
4.323 .196
1.327 .191
a. Dependent Variable: lnei2
Hasil  penghitungan  di  atas  menunjukkan  bahwa  nilai  t  hitung adalah -0,012 dan 1,327. Nilai t tabel dapat dicari dengan df = n
– 2 atau df  =  46
–  2  =  44  pada  pengujian  dua  sisi  signifikansi  0,025,  didapat nilai tabel sebesar 2,015. Karena t hitung -0,012 dan 1,327 berada pada
–t tabel   t hitung   t tabel, sehingga -2,015   -0,012 dan 1,327   2,015 maka  Ho  diterima,  artinya  pengujian  antara  Lnei
2
dengan  LnX1  dan Lnei
2
dengan  LnX2  tidak  ada  gejala  heteroskedastisitas.  Berdasarkan penjelasan  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  ditemukan  masalah
heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.
commit to user 98
c. Uji otokorelasi
Uji  otokorelasi  digunakan  untuk  mendeteksi  apakah  variabel dependen  tidak  berkorelasi  dengan  dirinya  sendiri,  baik  nilai  periode
sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah  tidak  adanya  autokorelasi  dalam  model  regresi.  Pengujian
otokorelasi  dalam  penelitian  ini  menggunakan  uji  DW  Durbin-Watson. Cara membaca hasil analisis yaitu dengan kriteria pengambilan jika nilai
DW  =  2,  maka  tidak  terjadi  otokorelasi  sempurna  sebagai
rule  of  tumb
aturan ringkas. Jika nilai DW diantara 1,5 sampai dengan 2,5 maka data tidak  mengalami  otokorelasi.  Apabila  nilai  DW
1,5  disebut  memiliki otokorelasi positif, dan apabila nilai DW   2,5 sampai dengan 4 disebut
otokorelasi  negatif Priyatno, 2009.
Tabel 23. Hasil Uji Otokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .878
a
.770 .759
6.55728 2.261
a. Predictors: Constant, Kohesivitas KTS, Body Image b. Dependent Variable: Penyesuaian Sosial
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai  DW sebesar 2,216. Hasil  tersebut  menjelaskan  bahwa  tidak  terdapat  masalah  otokorelasi
dalam penelitian ini, karena nilai  DW sebesar 2,216 berada diantara 1,5 sampai dengan 2,5 maka data tidak mengalami otokorelasi.
commit to user 99
3. Uji hipotesis
Setelah  dilakukan  uji  asumsi  dasar  dan  uji  asumsi  klasik,  langkah selanjutnya   adalah  melakukan  penghitungan untuk menguji hipotesisi yang
diajukan  dengan  teknik  analisis  regresi  linear  berganda  atau  analisis  dua prediktor. Pengujian hipotesis  dapat dilakukan dengan  F-test yang bertujuan
untuk  mengetahui  hubungan  antara variabel  independen  terhadap variabel dependen secara simultan bersama-sama.
Hasil  F-test  menunjukkan  variabel  independen  secara  bersama-sama berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  variabel  dependen  jika  nilai
p-value
pada  kolom  Sig.  lebih  kecil  dari
level  of  significant
yang      ditentukan, yaitu  taraf  signifikansi  0,05    atau  nilai  F  hitung  pada  kolom  F  lebih  besar
dari  nilai  F  tabel.  Signifikan  berarti  hubungan  yang    terjadi    dapat  berlaku untuk  populasi,  atau  dengan  kata  lain  dapat  digeneralisasikan.  Hasil  F-test
dari
output
program
Statistical    Product  and  Service  Solution  SPSS
versi 16 dapat dilihat pada tabel Anova.
Nilai  koefisien  korelasi  ganda  R  pada
Model  Summary
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel independen terhadap variabel
dependen  secara  serentak.  Koefisien  ini  menunjukkan  seberapa  besar hubungan  yang  terjadi  antara  variabel  independen  X1  dan  X2  secara
serentak terhadap variabel dependen Y.
commit to user 100
Nilai  R  berkisar  antara  0  sampai  dengan  1.  Apabila  nilai  R  semakin mendekati  1  berarti  hubungan  yang  terjadi  semakin  kuat,  sebaliknya  apabila
nilai  r  semakin  mendekati  0  maka  hubungan  yang  terjadi  semakin  lemah Priyatno,  2009.  Pedoman  untuk  memberikan  interpretasi  koefisien  korelasi
ganda, adalah sebagai berikut:
Tabel 24. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Ganda R
No. Interval Nilai R
Interpretasi
1. 0,000
– 0,199 Sangat Rendah
2. 0,200
– 0,399 Rendah
3. 0,400
– 0,599 Sedang
4. 0,600
– 0,799 Kuat
5. 0,800
– 1,000 Sangat Kuat
Pada
Model Summary
juga didapatkan nilai koefisien determinasi R
2
untuk  mengetahui  persentase  sumbangan  pengaruh  variabel  independen  X1 dan  X2  secara  serentak  terhadap  variabel  dependen  Y.  apabila  nilai  R
2
sama  dengan  0,  maka  tidak  ada  sedikitpun  persentase  sumbangan  pengaruh yang  diberikan  variabel  independen  terhadap  variabel  dependen,  sebaliknya
apabila nilai  R
2
sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh  yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna.
commit to user 101
Tabel 25. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 6193.698
2 3096.849
72.023 .000
a
Residual 1848.911
43 42.998
Total 8042.609
45 a. Predictors: Constant, Kohesivitas KTS, Body Image
b. Dependent Variable: Penyesuaian Sosial
Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.878
a
.770 .759
6.55728 a. Predictors: Constant, Kohesivitas KTS, Body Image
b. Dependent Variable: Penyesuaian Sosial
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, didapatkan nilai
p-value
pada kolom Sig. sebesar 0,000   dari nilai taraf signifikansi 0,05 sedangkan nilai
F  hitung  sebesar  72,023 dari  nilai  F  tabel  sebesar  3,124.  Hal  ini  berarti
bahwa  hipotesis  yang  diajukan  dalam  penelitian  ini  dapat  diterima,  yaitu terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara
body  image
dan  kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial.
commit to user 102
Nilai  koefisien  korelasi  ganda  R  yang  dihasilkan  sebesar  0,878 menunjukkan  bahwa  terjadi  hubungan  yang  sangat  kuat  antara
body  image
dan  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  dengan  penyesuaian  sosial.  Hasil penghitungan  tersebut  juga  menunjukkan  nilai  koefisien  determinasi  R
2
. Nilai  ini  digunakan  untuk  mengetahui  persentase  sumbangan  pengaruh
variabel independen X1 dan X2 secara serentak terhadap variabel dependen Y.  Nilai  R
2
R
Square
sebesar  0,770  atau  77,  yang  berari  bahwa persentase  sumbangan  pengaruh  variabel  independen  yakni
body  image
dan kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  terhadap  variabel  dependen  yakni
penyesuaian  sosial  sebesar  77.  Sisanya  sebesar  23  dipengaruhi  atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
4. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif
Sumbangan  relatif  dan  sumbangan  efektif  memberikan  informasi tentang  besarnya  sumbangan  pengaruh  masing-masing  variabel  independen
atau  prediktor  terhadap  variabel  dependen  dalam  model  regresi.  Perbedaan antara  sumbangan  relatif  dengan  sumbangan  efektif  yaitu  sumbangan  relatif
menunjukkan  ukuran  besarnya  sumbangan  suatu  variabel  independen terhadap  junlah  kuadrat  regresi,  sedangkan  sumbangan  efektif  menunjukkan
besarnya  sumbangan  suatu  variabel  independen  terhadap  keseluruhan efektifitas  garis  regresi  yang  digunakan  sebagai  dasar  prediksi.  Hasil
penghitungan menunjukkan:
commit to user 103
a. Sumbangan relatif
body image
terhadap penyesuaian sosial sebesar 6,84 dan  sumbangan  relatif    kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  terhadap
penyesuaian sosial sebesar 93,16. b.
Sumbangan  efektif
body  image
terhadap  penyesuaian  sosial  sebesar 5,2668  dan  sumbangan  efektif    kohesivitas  kelompok  teman  sebaya
terhadap  penyesuaian  sosial  sebesar  71,7332.  Total  sumbangan  efektif
body  image
dan  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  terhadap penyesuaian  sosial  ditunjukkan  oleh  nilai  koefisien  determinasi  R
2
sebesar 0,770 atau 77.
5. Uji korelasi
Uji korelasi  dilakukan  untuk
mengetahui  besarnya  korelasi antarvariabel  dan  untuk  menguji  keeratan  kekuatan  hubungan  antara  dua
variabel  Priyatno,  2009.  Keeratan  hubungan  dinyatakan  dalam  bentuk koefisien  korelasi  r.  Pedoman  untuk  memberikan  interpretasi  koefisien
korelasi ganda, adalah sebagai berikut:
Tabel 27. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi r
No. Interval Koefisien
Korelasi r Interpretasi
1. 0,000
– 0,199 Sangat Rendah
2. 0,200
– 0,399 Rendah
3. 0,400
– 0,599 Sedang
4. 0,600
– 0,799 Kuat
5. 0,800
– 1,000 Sangat Kuat
commit to user 104
Tabel 28. Korelasi Tiap-Tiap Variabel Bebas dengan Variabel Tergantung
Correlations
Penyesuaian Sosial
Body Image
Kohesivitas KTS
Penyesuaian Sosial  Pearson Correlation 1
.289 .859
Sig. 2-tailed .052
.000 N
46 46
46 Body Image
Pearson Correlation .289
1 .127
Sig. 2-tailed .052
.400 N
46 46
46 Kohesivitas KTS
Pearson Correlation .859
.127 1
Sig. 2-tailed .000
.400 N
46 46
46 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan penghitungan didapatkan hasil sebagai berikut: a.
Nilai korelasi antara
body image
dengan penyesuaian sosial adalah sebesar 0,289  dengan  tingkat  signifikansi  p  =  0,052  p
0,05  menunjukkan hubungan  yang  kurang  signifikan  artinya  ada  hubungan  yang  rendah
antara
body  image
dengan  penyesuaian  sosial.  Arah  hubungan  yang terjadi  adalah  positif,  karena  nilai  r  positif,  artinya  semakin  tinggi
body image
maka akan semakin meningkatkan penyesuaian sosial.
b. Nilai  korelasi  antara  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  dengan
penyesuaian sosial sebesar 0,859 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 p
commit to user 105
0,05  menunjukkan  hubungan  yang  signifikan  artinya  ada  hubungan yang  sangat  kuat  antara  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  dengan
penyesuaian  sosial.  Arah  hubungan  yang  terjadi  adalah  positif,  karena nilai r positif, artinya semakin tinggi kohesivitas kelompok teman sebaya
maka akan semakin meningkatkan penyesuaian sosial.
6. Analisis deskriptif
Analisis  deskriptif  dimaksudkan  untuk  memberikan  gambaran  umum mengenai  kondisi
body  image,
kohesivitas  kelompok  teman  sebaya,  dan penyesuaian sosial pada subjek yang diteliti.
Tabel 29. Deskripsi Data Empirik
Descriptive Statistics
N Minimum  Maximum
Mean Std.
Deviation Penyesuaian Sosial
46 123.00
178.00  1.4217E2 13.36879
Body Image 46
68.00 124.00  92.0217
12.91079 Kohesivitas KTS
46 114.00
171.00  1.3757E2 13.00026
Valid N listwise 46
commit to user 106
Tabel 30. Deskripsi Data Penelitian
Skala Jml
Sbjk Data
Hipotetik M
SD Data
Empirik M
SD Skor
Min Skor
Maks Skor
Min Skor
Maks
PS 46
45 180
112,5 22,5
123 178
142,1739 13,36879
BI 46
44 132
82,5 16,5
68 124
137,5652 12,91079
Koh KTS
46 33
176 110
22 114
171 92,0217
13,00026
Keterangan: Jml Sbjk
: Jumlah Subjek Min
: Minimal Maks
: Maksimal M
: Rerata SD
: Standar Deviasi
a. Kategorisasi tingkat penyesuaian sosial berdasarkan nilai subjek
Skala  penyesuaian  sosial  akan  dikategorikan  untuk  mengetahui  tinggi rendahnya  nilai  subjek.  Kategorisasi  yang  dilakukan  adalah  dengan
mengasumsikan  bahwa  skor  populasi  subjek  terdistribusi  secara  normal, sehingga  skor  hipotetik  didistribusi  menurut  model  normal  Azwar,  2003.
Skor  minimal  yang  diperoleh  subjek  adalah  45  x  1  =  45  dan  skor  maksimal yang  dapat  diperoleh  subjek  adalah  45  x  4  =  180.  Maka  jarak  sebarannya
adalah 180 – 45 = 135 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 135 : 6 =
22,5  sedangkan  rerata  hipotetiknya  adalah  45  x  2,5  =  112,5.  Apabila  subjek digolongkan  dalam  lima  kategorisasi,  maka  akan  didapat  kategorisasi  serta
distribusi skor subjek seperti pada tabel 31.
commit to user 107
Tabel 31. Kriteria Kategori Skala Penyesuaian Sosial dan Distribusi Skor Subjek
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata Empirik
Frek ∑N  Persentase
MH-3SD   X   MH-1,8SD 45   X   72
Sangat Rendah
_ _
MH-1,8SD   X   MH-0,6SD 72   X   99
Rendah _
_ MH-0,6SD   X   MH+0,6SD
99   X   126 Sedang
2 4,35
MH+0,6SD   X   MH+1,8SD 126   X   153
Tinggi 33
71,74 142,1739
MH+1,8SD   X   MH+3SD 153   X   180
Sangat Tinggi 11
23,91
Jumlah 46
100
Berdasarkan  kategorisasi  skala  penyesuaian  sosial  seperti  yang  terlihat pada  tabel,  dapat  diketahui  bahwa  subjek  secara  umum  memiliki  tingkat
penyesuaian sosial yang tinggi.
b. Kategorisasi tingkat
body image
berdasarkan nilai subjek
Skala
body  image
akan  dikategorikan  untuk  mengetahui  tinggi rendahnya  nilai  subjek.  Kategorisasi  yang  dilakukan  adalah  dengan
mengasumsikan  bahwa  skor  populasi  subjek  terdistribusi  secara  normal, sehingga  skor  hipotetik  didistribusi  menurut  model  normal  Azwar,  2003.
Skor  minimal  yang  diperoleh  subjek  adalah  33  x  1  =  33  dan  skor  maksimal yang  dapat  diperoleh  subjek  adalah  33  x  4  =  132.  Maka  jarak  sebarannya
adalah 132 – 33 = 99 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 99 : 6 = 16,5
sedangkan  rerata  hipotetiknya  adalah  33  x  2,5  =    82,5.  Apabila  subjek
commit to user 108
digolongkan  dalam  lima  kategorisasi,  maka  akan  didapat  kategorisasi  serta distribusi skor subjek seperti pada tabel 32.
Tabel 32. Kriteria Kategori Skala
Body Image
dan Distribusi Skor Subjek
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata Empirik
Frek ∑N  Persentase
MH-3SD   X   MH-1,8SD 33   X   52,8
Sangat Rendah
_ _
MH-1,8SD   X   MH-0,6SD 52,8   X   72,6
Rendah 2
4,35 MH-0,6SD   X   MH+0,6SD
72,6   X   92,4 Sedang
23 50
92,0217 MH+0,6SD   X   MH+1,8SD
92,4   X   112,2 Tinggi
18 39,13
MH+1,8SD   X   MH+3SD 112,2   X   132
Sangat Tinggi 3
6,52
Jumlah 46
100
Berdasarkan  kategorisasi  skala
body  image
seperti  yang  terlihat  pada tabel,  dapat  diketahui  bahwa  subjek  secara  umum  memiliki  tingkat
body image
yang sedang.
c. Kategorisasi  tingkat  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  berdasarkan
nilai subjek
Skala  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  akan  dikategorikan  untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah
dengan  mengasumsikan  bahwa  skor  populasi  subjek  terdistribusi  secara normal,  sehingga  skor  hipotetik  didistribusi  menurut  model  normal  Azwar,
2003.  Skor  minimal  yang  diperoleh  subjek  adalah  44  x  1  =  44  dan  skor
commit to user 109
maksimal    yang  dapat  diperoleh  subjek  adalah  44  x  4  =  176.  Maka  jarak sebarannya  adalah  176
–  44  =  132  dan  setiap  satuan  deviasi  standarnya bernilai  132  :  6  =  22  sedangkan  rerata  hipotetiknya  adalah  44  x  2,5  =  110.
Apabila  subjek  digolongkan  dalam  lima  kategorisasi,  maka  akan  didapat kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel 33.
Tabel 33. Kriteria Kategori Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya dan Distribusi
Skor Subjek
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata Empirik
Frek ∑N  Persentase
MH-3SD   X   MH-1,8SD 44   X   70,4
Sangat Rendah
_ _
MH-1,8SD   X   MH-0,6SD 70,4   X   96,8
Rendah _
_ MH-0,6SD   X   MH+0,6SD
96,8   X   123,2 Sedang
5 10,87
MH+0,6SD   X   MH+1,8SD 123,2   X   149,6
Tinggi 33
71,74 137,5652
MH+1,8SD   X   MH+3SD 149,6   X   176
Sangat Tinggi 8
17,39
Jumlah 46
100
Berdasarkan kategorisasi skala kohesivitas kelompok teman sebaya seperti yang  terlihat  pada  tabel,  dapat  diketahui  bahwa  subjek  secara  umum  memiliki
tingkat penyesuaian sosial yang tinggi.
C. Pembahasan
Hasil  uji  hipotesis  menunjukkan  bahwa  hipotesis  yang  diajukan  dalam penelitian  ini  dapat  diterima,  yaitu  ada  hubungan  yang  signifikan  antara
body image
dan  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  dengan  penyesuaian  sosial  pada siswa  kelas  VIII  program  akselerasi  di  SMP  Negeri  2  Surakarta.  Hal  tersebut
commit to user 110
berdasarkan  hasil
output
program
Statistical    Product  and  Service  Solution SPSS
versi 16  dengan  menggunakan  penghitungan  analisis  regresi  linier
berganda,  yakni  nilai
p-value
sebesar  0,000 dari  nilai  taraf  signifikansi  0,05
sedangkan  nilai  F  hitung  sebesar  72,023    dari  nilai  F  tabel  sebesar  3,124  serta nilai koefisien korelasi ganda R yang dihasilkan sebesar 0,878.
Nilai  R
Square
sebesar  0,770  menunjukkan  bahwa  sumbangan  pengaruh dari
body  image
dan  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  secara  bersama-sama terhadap  penyesuaian  sosial  pada  siswa  kelas  VIII  program  akselerasi  di  SMP
Negeri  2  Surakarta  yaitu  sebesar  77.  Nilai  R
Square
yang  didapat  juga merupakan  hasil  penjumlahan  dari  sumbangan  efektif.  Sumbangan  efektif  dari
body  image
terhadap penyesuaian sosial  sebesar 5,2668 sedangkan sumbangan efektif  dari  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  terhadap  penyesuaian  sosial
sebesar  71,7332.  Terlihat  bahwa  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya memberikan  pengaruh  yang  lebih  besar  daripada  pengaruh  yang  diberikan
body image
terhadap  penyesuaian  sosial  pada  siswa  kelas  VIII  program  akselerasi  di SMP Negeri 2 Surakarta.
Berdasarkan  hasil  kategorisasi  skala  penyesuaian  sosial,  diketahui  bahwa subjek  penelitian  memiliki  tingkat  penyesuaian  sosial  yang  tinggi  dengan  nilai
mean
empirik  sebesar  142,1739  berada  pada  rentang  nilai  antara  126 – 153. Hal
ini  diasumsikan  karena  subjek  telah  mengenal  lingkungan  sekolah  dan  teman sebaya  selama  kurang  lebih  satu  tahun  di  kelas  VII,  serta  dapat  di  terima  oleh
lingkungan, sehingga penyesuaian sosial dapat terbentuk dengan baik.
commit to user 111
Sesuai  dengan  pendapat  Hurlock  2004  bahwa  penyesuaian  dikatakan baik  apabila  lingkungan  di  sekitar  individu  berada,  dapat  menerima  individu
tersebut dengan baik pula. Selain itu, kenyataaan di lapangan menunjukkan bahwa subjek  penelitian  yaitu  siswa  program  akselerasi,  pada    umumnya  merupakan
anak-anak  yang  berada  di  kelas  sosial  ekonomi  atas  atau    menengah  ke  atas, sehingga  kemungkinan  besar  tidak  memiliki  permasalahan  penyesuaian  sosial.
Sebagaimana pendapat yang diungkapkan Zulkifli 2006 bahwa individu dengan tingkat ekonomi rendah cenderung memilki permasalahan penyesuaian sosial.
Hasil  koefisien  korelasi  antara
body  image
dan  penyesuaian  sosial  yakni sebesar  0,289  dengan  tingkat  signifikansi  p  =  0,052  p
0,05  menunjukkan hubungan  yang kurang signifikan artinya ada hubungan  yang rendah antara
body image
dengan  penyesuaian  sosial.  Tingkat
body  image
pada  subjek  penelitian termasuk  dalam  kategori  sedang  dengan  nilai
mean
empirik  sebesar  92,0217 berada  pada  rentang  nilai  antara  72,6
–  92,4  artinya  sebagian  subjek  memiliki
body  image
positif,  dan  sebagian  yang  lain  memiliki
body  image
negatif. Meskipun  tingkat
body  image
subjek  dalam  penelitian  ini  berada  dalam  kategori sedang, namun tingkat penyesuaian sosial subjek berada dalam kategori tinggi.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena subjek mampu menerima keadaan diri dan tubuh apa adanya, sehingga subjek memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Kepercayaan  diri  yang  tinggi  akan  membentuk  konsep  diri  positif  yang  mampu mangarahkan  individu  untuk  berpikir  optimis  dalam  pergaulan,  mampu
mengekspresikan  seluruh  potensi  dihadapan  teman-teman  sebaya,  sehingga individu  tersebut  tidak  akan  menemukan  kesulitan  dalam  penyesuaian  sosial.
commit to user 112
Sesuai  dengan  pendapat  Hurlock  2004  bahwa  salah  satu  faktor  yang  turut mempengaruhi  penyesuaian  sosial  adalah  konsep  diri,  yaitu  cara  pandang  dan
penilaian individu pada diri sendiri yang akan berpengaruh pada kehidupan sosial individu, terutama pada proses penyesuaian sosial yang dialami individu tersebut.
Body image
adalah bagian dari konsep diri yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik Mappiare, 1982. Pendapat ini dibuktikan melalui hasil dari suatu penelitian yang
dilakukan oleh Ary 2005 yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan penyesuaian sosial.
Nilai  korelasi  antara  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  dengan penyesuaian sosial sebesar 0,859 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 p   0,05
menunjukkan  hubungan  yang  signifikan  artinya  ada  hubungan  yang  sangat  kuat antara  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  dengan  penyesuaian  sosial.  Tingkat
kohesivitas kelompok teman sebaya yang dimiliki subjek termasuk dalam kategori tinggi,  dengan  nilai
mean
empirik  sebesar  137,5652  berada  pada  rentang  nilai antara 123,2
– 149,6 begitu juga dengan tingkat penyesuaian sosial yang diperoleh subjek dapat digolongkan dalam kategori tinggi.
Hal tersebut membuktikan bahwa individu yang mampu menyesuaikan diri dalam suatu kelompok sosial, cenderung memiliki penyesuaian sosial yang positif
serta  dapat  menjalin  relasi  sosial  pada  lingkungan  yang  lebih  luas.  Sebagaimana yang  dijelaskan  oleh  Hurlock  2004  bahwa  penyesuaian  sosial  merupakan
kemampuan  yang  dimiliki  individu  untuk  beradaptasi  dan  menyesuaikan  diri terhadap  orang  lain  pada  umumnya  dan  terhadap  kelompok  pada  khususnya.
Individu  dengan  teman  yang  sesuai  taraf  perkembangan  dan  usia  relatif  sama,
commit to user 113
mampu  melakukan  penyesuaian  yang  baik  karena  individu  tersebut  memiliki peluang  yang  sama  untuk  mempelajari  berbagai  ketrampilan  sosial  dan
berpartisipasi  dalam  kelompok.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Green  dan Wentzel  dalam  Sawitri  dkk.,  2005  menemukan  bahwa  ada  hubungan  positif
antara penerimaan sosial teman sebaya dengan penyesuaian sosial. Total sumbangan efektif dalam penelitian ini adalah sebesar 77, sisanya
sebesar 23 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam  penelitian  ini.  Pada  dasarnya,  banyak  faktor  yang  turut  mempengaruhi
penyesuaian  sosial  seperti  yang  diungkapkan  oleh  Schneiders  1985,  antara  lain yakni  faktor  internal;  meliputi  emosi,  rasa  aman,  penerimaan  diri,  ciri  pribadi,
inteligensi, jenis kelamin, dan karakteristik individu dalam merespon pengalaman hidup,  serta  faktor  eksternal;  meliputi  keluarga,  teman  sebaya,  lingkungan
masyarakat,  dan  budaya.  Selain  itu,  masih  terdapat  banyak  faktor  menurut  para ahli lainnya yang dapat mempengaruhi penyesuaian sosial seorang individu.
Secara  umum,  hasil  penelitian  menunjukkan  adanya  hubungan  yang signifikan  antara
body  image
dan  kohesivitas  kelompok  teman  sebaya  dengan penyesuaian  sosial  pada  siswa  kelas  VIII  program  akselerasi  di  SMP  Negeri  2
Surakarta. Penelitian ini memiliki kelemahan dan keterbatasan, antara lain hanya dapat  digeneralisasikan  secara  terbatas  pada  populasi  penelitian  saja,  sedangkan
penerapan  penelitian  untuk  populasi  yang  lebih  luas  dengan  karakteristik  yang berbeda,  memerlukan  penelitian  lebih  lanjut  dengan  menggunakan  atau
menambah variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini.
commit to user 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan