Populasi dan Sampel Pembahasan

commit to user 53 3. Kohesivitas kelompok teman sebaya Kohesivitas kelompok teman sebaya adalah kekuatan dalam diri remaja sebagai bagian dari anggota suatu kelompok teman sebaya, sehingga memunculkan tindakan saling menjaga dan mempertahankan keutuhan kelompok, serta mencegah anggota meninggalkan kelompok. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk persahabatan yang cukup erat. Kohesivitas kelompok teman sebaya dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang disusun oleh Sakti 2008 berdasarkan aspek-aspek kohesivitas kelompok teman sebaya yang dikemukakan oleh Shaw dan Costanzo 1989, yaitu aspek interaksi, pengaruh sosial, produktivitas kelompok, dan kepuasan. Seberapa tinggi kohesivitas kelompok teman sebaya akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh subjek melalui alat ukur skala model Likert. Semakin tinggi skor skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi kohesivitas kelompok teman sebaya subjek, dan sebaliknya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan individu yang diselidiki paling sedikit mempunyai sifat atau arti sama Hadi, 2004. Populasi merupakan sejumlah individu yang akan digeneralisasikan dari penelitian terhadap sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII program akselerasi SMP commit to user 54 Negeri 2 Surakarta. Adapun jumlah populasi siswa kelas VIII program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 20102011 sebanyak 46 siswa. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki untuk menarik kesimpulan atau merumuskan generalisasi. Sampel merupakan contoh dari objek yang dipandang menggambarkan keadaan populasi Hadi, 2004. Pada penelitian ini digunakan seluruh populasi sebagai sampel, karena jumlah siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta yang sedikit, sehingga dalam penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian yang disebut sebagai penelitian populasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dipakai peneliti untuk memperoleh data yang diselidiki Suryabrata, 2004. Kualitas data ditentukan oleh kualitas metode pengumpulan data dan alat ukur pengukuran, yaitu antara lain:

1. Sumber data

a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dan merupakan data utama dalam penelitian. Data penelitian tersebut diperoleh dari skala psikologi yang digunakan dalam penelitian, yaitu skala penyesuaian sosial, skala body image , dan skala kohesivitas kelompok teman sebaya. commit to user 55 b. Data sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari tempat penelitian, berupa pengumpulan data dan informasi tentang profil sekolah, jumlah pelajaran, daftar presensi siswa, surat keterangan sudah melakukan penelitian, serta dokumentasi. Data sekunder diperoleh dengan cara observasi dan interview kepada pihak-pihak yang terkait, seperti: kepala sekolah, ketua program akselerasi, dan juga siswa akselerasi yang menjadi subjek penelitian.

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Baik dan buruknya hasil suatu penelitian, bergantung pada teknik pengumpulan data, kualitas data, serta alat pengukuran data Suryabrata, 2004. a. Data primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari alat pengumpulan data berupa skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini meliputi skala penyesuaian sosial, skala body image , dan skala kohesivitas kelompok teman sebaya. Skala yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dan berpedoman pada skala model Likert yang telah dimodifikasi, yaitu menghilangkan pilihan ragu-ragu, sehingga subjek akan memilih jawaban yang pasti ke arah yang sesuai atau tidak sesuai dengan diri subjek. Menurut Hadi commit to user 56 1995 bahwa modifikasi skala model Likert dengan meniadakan kategori jawaban yang di tengah, berdasarkan beberapa alasan yaitu: 1 Kategori undecided mempunyai arti ganda, dapat diartikan belum mempunyai jawaban, atau belum memberikan keputusan, bisa juga diartikan netral, setuju, tidak setuju, atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban ganda multi interpretable ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrumen. 2 Tersedianya jawaban yang di tengah dapat menimbulkan kecenderungan jawaban ke tengah central tendency effect , terutama bagi subjek yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawaban ke arah setuju ataukah ke arah tidak setuju. 3 Maksud kategori jawaban Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju terutama untuk melihat kecenderungan pendapat subjek ke arah setuju atau ke arah tidak setuju. Jika disediakan kategori jawaban tengah, akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga dapat mengurangi sejumlah informasi yang dapat dijaring dari subjek. Hal senada juga diungkapkan oleh Arikunto 2007 bahwa kemungkinan jawaban di tengah sedapat mungkin dihindari. Pada penelitian ini subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan diri subjek. Penyusunan aitem dalam skala ini dikelompokkan menjadi aitem favourable dan aitem unfavourable dibuat dalam empat alternatif jawaban. Cara penyekorannya adalah sebagai berikut: commit to user 57 Tabel 1. Penilaian Pernyataan Favourable dan Unfavourable Kategori Jawaban Penilaian Aitem Favourable F Unfavourable UF Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 a Skala body image Body image dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala body image yang disusun oleh Yustisi 2009 berdasarkan aspek-aspek body image dari MBSRQ-AS Multidimensional Body Self-Relation Questionnaire-Appearance Scales yang dikemukakan oleh Cash dan Pruzinsky 2002, yaitu aspek evaluasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk, dan pengkategorian ukuran tubuh. Jumlah aitem total skala body image ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 30 aitem favourable dan 30 aitem unfavourable. Skala body image ini memiliki koefisien validitas bergerak dari 0,325 sampai dengan 0,768 dengan p 0,05 dan memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,960. Skala body image ini dimodifikasi oleh peneliti dengan memperbaiki tata bahasa ataupun makna aitem-aitem, serta dengan mengurangi jumlah aitem skala pada penelitian sebelumnya. Perbaikan aitem dimaksudkan agar sesuai dengan kondisi subjek penelitian. Skala body image ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan- pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. commit to user 58 Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju. Penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial subjek tersebut, dan sebaliknya. Tabel 2. Blue Print Skala Body Image No. Aspek Indikator Perilaku Nomor Aitem Jumlah Persen F UF 1. Evaluasi Penampilan 1. Evaluasi terhadap penampilan dari diri pribadi dan dari orang lain 3, 7, 10, 11, 18, 20, 30, 36, 37, 39, 56 1, 4, 5, 13, 16, 25, 32, 48, 51, 50, 52, 58 23 38,33 2. Kepuasan terhadap Bagian Tubuh 1. Kepuasan terhadap wajah dan kulit 42, 55 12, 22, 35 11 18,33 2. Kepuasan terhadap tubuh bagian bawahtengahatas 40, 41, 45 19, 31, 33 3. Kecemasan Menjadi Gemuk 1. Ketakutan atau kewaspadaan individu terhadap kegemukan dan berat badan 2, 6, 8, 17 44, 60 12 20 2. Kecenderungan melakukan diet dan membatasi pola makan 9, 27, 54 15, 34, 46 4. Pengkategorian Ukuran Tubuh 1. Berat badan 14, 43, 53, 57 21, 23, 26, 29 14 23,33 2. Tinggi badan 47, 49, 59 24, 28, 38 Jumlah Persen 30 50 30 50 60 100 commit to user 59 b Skala kohesivitas kelompok teman sebaya Kohesivitas kelompok teman sebaya dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang disusun oleh Sakti 2008 berdasarkan aspek-aspek kohesivitas kelompok teman sebaya yang dikemukakan oleh Shaw dan Costanzo 1989, yaitu aspek interaksi, pengaruh sosial, produktivitas kelompok, dan kepuasan. Jumlah aitem total skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 32 aitem favourable dan 28 aitem unfavourable. Skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini memiliki koefisien validitas bergerak dari 0,260 sampai dengan 0,868 dengan p 0,05 dan memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,963. Skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini dimodifikasi oleh peneliti dengan memperbaiki tata bahasa ataupun makna aitem-aitem, serta dengan menambah jumlah aitem skala pada penelitian sebelumnya. Perbaikan aitem juga dimaksudkan agar sesuai dengan kondisi subjek penelitian. Skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan- pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju, sedangkan penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, commit to user 60 semakin tinggi pula kohesivitas kelompok teman sebaya subjek tersebut, dan sebaliknya. Tabel 3. Blue Print Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya No. Aspek Indikator Perilaku Nomor Aitem Jumlah Persen F UF 1. Interaksi Aktivitas saling mempengaruhi antardua individu atau lebih 1, 2, 3, 4, 5, 41, 42, 57 6, 7, 8, 9, 10, 43, 44 15 25 2. Pengaruh Sosial Penyesuaian dan penerimaan dengan kondisi sosial 21, 22, 23, 24, 25, 49, 50, 58 26, 27, 28, 29, 30, 51, 52 15 25 3. Produktivitas Kelompok Kuantitas dan kualitas aktivitas suatu kelompok 11, 12, 13, 14, 15, 45, 46, 59 16, 17, 18, 19, 20, 47, 48 15 25 4. Kepuasan Perasaan puas dan bangga terhadap kelompok 31, 32, 33, 34, 35, 53, 54, 60 36, 37, 38, 39, 40, 55, 56 15 25 Jumlah Persen 32 53,33 28 46,67 60 100 c Skala penyesuaian sosial Penyesuaian sosial dalam penelitian ini diungkapkan menggunakan skala penyesuaian sosial yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek penyesuaian sosial yang dikemukakan oleh Hurlock 2004, yaitu aspek penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap kelompok, sikap sosial, dan kepuasan pribadi. Jumlah aitem total skala penyesuaian sosial ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 32 aitem favourable dan 28 aitem unfavourable. commit to user 61 Skala penyesuaian sosial ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju, sedangkan penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial subjek tersebut dan sebaliknya. Tabel 4. Blue print Skala Penyesuaian Sosial No. Aspek Indikator Perilaku Nomor Aitem Jumlah Persen F UF 1. Penampilan Nyata Tingkah laku yang memenuhi harapan kelompok 1, 9, 17, 25, 28, 31, 49 5, 13, 21, 37, 41, 45, 50 14 23,33 2. Penyesuaian Diri terhadap Kelompok Kemampuan menyesuaiakan diri secara baik dengan setiap kelompok yang dimasuki, baik kelompok teman sebaya ataupun kelompok orang dewasa lainnya 2, 10, 18, 26, 29, 32, 38, 51, 57 6, 14, 22, 42, 46, 52, 58 16 26,67 3. Sikap Sosial Sikap menyenangkan orang lain serta berpartisipasi menjalankan peran dengan baik dalam kegiatan sosial 3, 11, 19, 27, 30, 33, 53 7, 15, 23, 39, 43, 47, 54 14 23,33 commit to user 62 4. Kepuasan Pribadi Kepuasan ikut ambil bagian dalam aktivitas kelompok serta mampu menerima diri sendri apa adanya 4, 12, 20, 24, 35, 36, 48, 55, 59 8, 16, 34, 40, 44, 56, 60 16 26,67 Jumlah Persen 32 53,33 28 46,67 60 100 b. Data sekunder Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi dan interview kepada kepala sekolah SMP Negeri 2 Surakarta mengenai orientasi kancah dan gambaran umum tentang profil SMP Negeri 2 Surakarta. Interview juga dilaksanakan terhadap ketua program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi tentang siswa akselerasi yang merupakan subjek penelitian. Selain itu, data sekunder yang dikumpulkan berupa dokumentasi tentang lokasi dan pelaksanaan penelitian, serta data lainnya yang dapat mendukung kelengkapan ataupun kesempurnaan penelitian ini.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dalam rangka menguji kebenaran hipotesis dan selanjutnya memberikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh Hadi, 2004. Penelitian ini menggunakan metode statistik dalam menganalisis data yang diperoleh, artinya bahwa metode ini memakai cara ilmiah untuk pengumpulan commit to user 63 data, penyusunan, penyajian, serta menganalisis data penyelidikan yang berbentuk angka-angka. Keseluruhan perhitungan dalam penelitian ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, dan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16. Metode statistik menurut Hadi 2004 mempunyai tiga ciri pokok, yaitu: 1. Bekerja dengan angka-angka yang mempunyai dua arti yaitu sebagai jumlah dan nilai. 2. Bersifat objektif, sehingga unsur-unsur subjektif dapat dihindari. 3. Bersifat universal, dalam arti dapat digunakan hampir dalam semua bidang penelitian.

1. Validitas instrumen penelitian

Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen dalam mengukur atribut yang seharusnya diukur Azwar, 2003. Uji validitas didasarkan pada validitas isi, yakni telaah dan revisi butir pernyataan berdasarkan pendapat profesional professional judgement , yaitu pembimbing. Langkah selanjutnya adalah mencari korelasi antara tiap-tiap skor aitem dengan skor total aitemnya yang disebut dengan model uji validitas internal Suryabrata, 2004. Validitas internal adalah prosedur seleksi aitem berdasarkan data empiris dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter aitem. Pada tahap ini dilakukan seleksi aitem berdasarkan daya diskriminasinya. Daya diskriminasi aitem adalah tingkat kemampuan aitem dalam membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki commit to user 64 dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total Azwar, 2003. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi yang bernilai positif antara skor aitem dengan skor skala, berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti makin tiggi daya bedanya. Apabila koefisien korelasi rendah mendekati nol, berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik. Apabila koefisien korelasi yang dimaksud ternyata berharga negatif, artinya terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan. Uji validitas internal dalam penelitian ini menggunakan teknik Bivariate Pearson atau sering disebut sebagai korelasi Product Moment Pearson , yaitu dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor aitem dengan skor total Priyatno, 2009. Pengujian validitas internal menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. Jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05, maka aitem tersebut berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan valid. commit to user 65 b. Jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05, maka aitem tersebut tidak berkorelsi signifikan terhadap skor total dinyatakan tidak valid. Guna mempermudah perhitungan, digunakan program Statistical Product and Sevice Solution SPSS versi 16.

2. Reliabilitas instrumen penelitian

Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat kestabilan hasil suatu pengukuran. Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas, sebaliknya koefisien reliabilitas yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitas Azwar, 2003. Batasan lain mengenai besarnya nilai koefisien reliabilitas yakni apabila nilai koefisien reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik Priyatno, 2009. Penelitian ini menggunakan batasan reliabilitas menurut Arikunto 2007 commit to user 66 bahwa reliabilitas suatu skala dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,6. Penentuan kriteria indeks reliabilitas sebagai berikut: Tabel. 5 Penentuan Kriteria Indeks Reliabilitas No. Interval Kriteria 1. 0,200 Sangat Rendah 2. 0,200 – 0,399 Rendah 3. 0,400 – 0,599 Cukup 4. 0,600 – 0,799 Tinggi 5. 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formula Alpha Cronbach yaitu dengan membelah aitem-aitem sebanyak dua atau tiga bagian, sehingga setiap belahan berisi aitem dengan jumlah yang sama banyak Azwar, 2005. Teknik Alpha yang dikembangkan Cronbach dipilih untuk mengukur reliabilitas antaraitem, karena teknik ini dinilai mampu menunjukkan indeks konsistensi yang cukup sempurna. Guna mempermudah perhitungan digunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16.

3. Uji hipotesis

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu untuk mengetahui hubungan antara body image dan kohesivitas peer group dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda atau disebut juga analisis regresi dua prediktor, dengan alasan karena penelitian ini commit to user 67 terdiri atas dua variabel bebas yaitu body image dan kohesivitas peer group , serta satu variabel tergantung yaitu penyesuaian sosial. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas satu dan variabel bebas lainnya secara bersama-sama dengan variabel tergantung Hadi, 2004. Guna mempermudah perhitungan digunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16. commit to user 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi kancah penelitian

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Surakarta Alamat Sekolah : Jalan Apel 3, Jajar, Laweyan, Surakarta, 57144 No. Telepon : 0271 712942 Status Sekolah : Negeri Akreditasi : A Visi Sekolah : ”Unggul dalam Prestasi Berwawasan Imtaq dan Iptek” Misi Sekolah : a. Melaksanakan pembelajaran dan pembinaan secara efektif dalam meningkatkan prestasi ujian nasional dan ujian sekolah. b. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan prestasi ulangan umum bagi siswa kelas VII dan VIII. c. Melaksanakan pembinaan kepada siswa untuk meningkatkan prestasi olahraga, kreatifitas, dan seni. d. Melaksanakan pembinaan kepada siswa dalam bidang keagamaan, pengetahuan, kepribadian, dan budi pekerti luhur. e. Melaksanakan pembinaan kepada siswa dalam bidang ketrampilan teknologi elektronika, sesuai dengan tuntutan jaman. commit to user 69 Selain menyelenggarakan program reguler, pada tahun 2005, SMP Negeri 2 Surakarta juga mulai membuka program khusus, yaitu program akselerasi. Peneliti memilih SMP Negeri 2 Surakarta sebagai lokasi penelitian terhadap siswa akselerasi, karena saat ini di Kota Surakarta hanya terdapat dua SMP yang menyelenggarakan program akselerasi, yaitu salah satu diantaranya ialah SMP Negeri 2 Surakarta. Sebelum melakukan penelitiian, terlebih dahulu dilakukan survey awal untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan subjek penelitian. Orientasi awal dilakukan peneliti pada bulan April 2010 dengan menanyakan kepada pihak sekolah mengenai jadwal akademik pembelajaran siswa kelas VIII program akselerasi agar tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar siswa kelas VIII program akselerasi sebagai subjek penelitian. SMP Negeri 2 Surakarta terletak di Jalan Apel nomor 3, Kelurahan Jajar, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Berdasarkan hasil survey awal tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Surakarta. Pemilihan SMP Negeri 2 Surakarta sebagai lokasi penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu sebagai berikut: a. Penelitian terhadap siswa program akselerasi, khususnya penelitian mengenai body image dan kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. b. Jumlah siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta memenuhi syarat untuk dilaksakannya suatu penelitian. commit to user 70 c. Adanya ijin dari pihak SMP Negeri 2 Surakarta yang diperoleh peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Berdasarkan Panduan Akselerasi 2009 menjelaskan bahwa kurikulum program akselerasi apabila dilihat dari tata urutan penyajian, satuan pelajaran, analisis program, serta jumlah jam pelajaran adalah sama seperti yang diterapkan pada program reguler. Perbedaannya ialah bahwa pada program reguler, satu semester ditempuh selama enam bulan, sedangkan pada program akselerasi, satu semester harus diselesaikan dalam waktu empat bulan. Waktu tiga tahun pada program reguler akan diselesaikan selama dua tahun pada program akselerasi. Kurikulum program akselerasi dikembangkan secara berdiferensiasi. Isi pelajaran berupa konsep dan proses kognitif tingkat tinggi, strategi instruksional yang akomodatif dengan gaya belajar anak berbakat, dan rencana yang memfasilitasi kinerja siswa. Komponen kurikulum berdiferensiasi meliputi: a. Materi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreativitas. b. Pengembangan dinamisasi mental dan tindakan kreatif. c. Berorientasi pada proses, kegiatan aktif, penerapan tugas, serta memberi peluang kepada siswa untuk memilih sendiri kegiatan belajar yang sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. d. Komponen teknis, seperti: fasilitas, komposisi guru, pendekatan proses belajar mengajar, dan penggunaan metode mengajar yang bervariasi. Berdasarkan Panduan Akselerasi 2009 menyebutkan bahwa program akselerasi dibuka untuk memberikan kesempatan kepada siswa berbakat agar commit to user 71 dapat menyelesaikan pedidikan dalam waktu yang lebih cepat daripada program reguler. Tujuan dibukanya program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta adalah sebagai berikut: a. Memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor. b. Memenuhi hak asasi siswa berbakat sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang dibutuhkan. c. Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan siswa. d. Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri siswa. e. Menimbang peran siswa sebagai aset masyarakat dan kebutuhan masyarakat untuk pengisian peran. f. Memberikan penghargaan kepada siswa berbakat untuk dapat menyelesaikan program pendidikan secara lebih cepat. g. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran bagi siswa berbakat. h. Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung berkembangnya potensi keunggulan siswa berbakat. i. Memacu mutu siswa berbakat untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosional, emosional secara seimbang. SMP Negeri 2 Surakarta memiliki kondisi fisik yang cukup baik dilengkapi dengan sarana prasarana yang menunjang keberlangsungan sistem belajar mengajar. Fasilitas-fasilitas yang tersedia di SMP Negeri 2 Surakarta antara lain: commit to user 72 a. Fasilitas administrasi, satu ruang kepala sekolah, satu ruang wakil kepala sekolah, satu ruang guru, dan satu ruang tata usaha. b. Fasilitas untuk kegiatan belajar mengajar, 25 ruang kelas, satu perpustakaan, satu laboratorium IPA, satu laboratorium IPS, satu laboratorium bahasa, satu laboratorium komputer, satu ruang ketrampilan, 25 unit laptop, 25 buah LCD, dan komputer sebanyak 40 unit. c. Fasilitas penunjang pendidikan, satu ruang OSIS, satu ruang koperasi, satu ruang kegiatan ekstrakurikuler, satu ruang Bimbingan Konseling BK, satu ruang fotokopi, dan satu ruang UKS. d. Fasilitas penunjang lainnya, satu masjid, satu ruang aula, satu lapangan basket, satu lapangan voli, area hotspot, dua gardu satpam, tiga kantin sekolah, satu ruang gudang, satu rumah penjaga, serta sepuluh toilet. Siswa program reguler ataupun siswa program akselerasi mempunyai kesempatan yang sama dalam penggunaan fasilitas sekolah. Fasilitas khusus yang disediakan bagi siswa program akselerasi ialah ruang multimedia, internet, AC, LCD, laptop, TV, VCD, dan kipas angin. Tenaga pendidik yang disediakan untuk siswa program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta diwajibkan memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Berpendidikan minimal S1. b. Mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki. c. Memiliki pengalaman mengajar pada program reguler sekurang-kurangnya tiga tahun dengan prestasi yang baik. commit to user 73 d. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang anak berkemampuan khusus serta memahami mengenai program akselerasi. Kriteria siswa yang berhak mengikuti program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta antara lain: a. Memiliki kemampuan intelektual umum dengan IQ 125, ditunjang adanya kreativitas terhadap tugas, dan memiliki kecerdasan tinggi. b. Memiliki nilai rapor Sekolah Dasar SD minimal 7,0 untuk semua mata pelajaran. c. Lulus Tes Kemampuan Akademik Tertulis, khusus bidang matematika, bahasa indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam IPA, dan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS dengan nilai sekurang-kurangnya 7,0. d. Lulus Tes Psikologi yang dilaksanakan oleh tim psikolog yang ditunjuk panitia, meliputi: Tes Inteligensi Umum, Tes Kreativitas, Tes Inventori Ketertarikan Terhadap Tugas, serta Tes Potensi Akademik. e. Lulus Tes Kesehatan yang dilaksanakan oleh dokter yang ditunjuk panitia. f. Lulus Tes Wawancara yang dilaksanakan oleh panitia. g. Informasi data subjek yang diperoleh dari calon siswa, orang tua, dan teman sebaya. h. Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua. Standar kompetensi lulusan program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta, yaitu siswa diharapkan memiliki: a. Kualifikasi perilaku kognitif, daya tangkap cepat, kritis, cepat menyelesaikan setiap masalah yang dimiliki. commit to user 74 b. Kualifikasi perilaku kreatif, rasa ingin tahu, imajinatif, suka akan tantangan, berani mengambil resiko. c. Kualifikasi perilaku kecerdasan emosi, pemahaman diri sendiri dan orang lain, pengendalian diri, kemandirian, penyesuaian diri, harkat diri, budi pekerti luhur. d. Kualifikasi perilaku kecerdasan spiritual, pemahaman apa yang harus dilakukan untuk mencapai kebahagiaan.

2. Persiapan penelitian

Persiapan penelitian dilakukan agar penelitian berjalan lancar dan terarah. Hal-hal yang dipersiapkan adalah berkaitan dengan perijinan dan penyusunan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. a. Persiapan administrasi Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang diajukan pada pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. Peneliti meminta surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada kepala sekolah SMP Negeri 2 Surakata dengan nomor 786H27.1.17.3TU2010 agar dapat melaksanakan penelitian di SMP Negeri 2 Surakarta. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah, peneliti baru bisa melakukan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. b. Persiapan alat ukur commit to user 75 Penelitian ini menggunakan tiga skala psikologi, yaitu skala body image , skala kohesivitas kelompok teman sebaya, dan skala penyesuaian sosial. Diperlukan persiapan yang matang agar alat ukur dalam penelitian ini layak dan siap untuk digunakan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini telah melalui prosedur validitas alat ukur yaitu melalui pengujian validitas isi. Pengujian validitas isi dilakukan dengan melihat kesesuaian antara butir-butir aitem dalam alat ukur dengan blue print yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu pengujian validitas isi juga melihat kesesuaian antara aitem-aitem dengan definisi operasional yang hendak diungkap. Pengujian validitas isi dilakukan secara rasional oleh professional judgement , yaitu pembimbing. 1. Skala body image Skala body image dalam penelitian ini dimodifikasi dari skala body image yang disusun oleh Yustisi 2009 berdasarkan aspek-aspek body image dari MBSRQ-AS Multidimensional Body Self-Relation Questionnaire-Appearance Scales yang dikemukakan oleh Cash dan Pruzinsky 2002, yaitu aspek evaluasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk, dan pengkategorian ukuran tubuh. Jumlah aitem total skala body image ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 30 aitem favourable dan 30 aitem unfavourable. Skala body image ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan commit to user 76 sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju. Penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial subjek tersebut, dan sebaliknya. Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Body Image No. Aspek Indikator Perilaku Nomor Aitem Jumlah Persen F UF 1. Evaluasi Penampilan 2. Evaluasi terhadap penampilan dari diri pribadi dan dari orang lain 3, 7, 10, 11, 18, 20, 30, 36, 37, 39, 56 1, 4, 5, 13, 16, 25, 32 48, 51, 50, 52, , 58 23 38,33 2. Kepuasan terhadap Bagian Tubuh 3. Kepuasan terhadap wajah dan kulit 42, 55 12, 22, 35 11 18,33 4. Kepuasan terhadap tubuh bagian bawahtengahatas 40, 41, 45 19, 31, 33 3. Kecemasan Menjadi Gemuk 3. Ketakutan atau kewaspadaan individu terhadap kegemukan dan berat badan 2, 6, 8, 17 44, 60 12 20 4. Kecenderunga n melakukan diet dan membatasi pola makan 9, 27, 54 15, 34, 46 4. Pengkategorian Ukuran Tubuh 2. Berat badan 14, 43, 53, 57 21, 23, 26, 29 14 23,33 2. Tinggi badan 47, 49, 59 24, 28, 38 Jumlah Persen 30 50 30 50 60 100 commit to user 77 3. Skala kohesivitas kelompok teman sebaya Skala kohesivitas kelompok teman sebaya dalam penelitian ini dimodifikasi dari skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang disusun oleh Sakti 2008 berdasarkan aspek-aspek kohesivitas kelompok teman sebaya yang dikemukakan oleh Shaw dan Costanzo 1989, yaitu aspek interaksi, pengaruh sosial, produktivitas kelompok, dan kepuasan. Jumlah aitem total skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 32 aitem favourable dan 28 aitem unfavourable. Skala kohesivitas kelompok teman sebaya ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju, sedangkan penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, semakin tinggi pula kohesivitas kelompok teman sebaya subjek tersebut, dan sebaliknya. Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya No. Aspek Indikator Perilaku Nomor Aitem Jumlah Persen F UF 1. Interaksi Aktivitas saling mempengaruhi antardua individu atau 1, 2, 3, 4, 5, 41, 42, 57 6, 7, 8, 9, 10, 43, 44 15 25 commit to user 78 lebih 2. Pengaruh Sosial Penyesuaian dan penerimaan dengan kondisi sosial 21, 22, 23, 24, 25, 49, 50, 58 26, 27, 28, 29, 30, 51, 52 15 25 3. Produktivitas Kelompok Kuantitas dan kualitas aktivitas suatu kelompok 11, 12, 13, 14, 15, 45, 46, 59 16, 17, 18, 19, 20, 47, 48 15 25 4. Kepuasan Perasaan puas dan bangga terhadap kelompok 31, 32, 33, 34, 35, 53, 54, 60 36, 37, 38, 39, 40, 55, 56 15 25 Jumlah Persen 32 53,33 28 46,67 60 100 4. Skala penyesuaian sosial Skala penyesuaian sosial dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek penyesuaian sosial yang dikemukakan oleh Hurlock 2004, yaitu aspek penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap kelompok, sikap sosial, dan kepuasan pribadi. Jumlah aitem total skala penyesuaian sosial ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 32 aitem favourable dan 28 aitem unfavourable. Skala penyesuaian sosial ini merupakan skala model Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju, sedangkan penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 tidak setuju, 4 sangat tidak setuju. commit to user 79 Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial subjek tersebut, dan sebaliknya Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Penyesuaian Sosial No. Aspek Indikator Perilaku Nomor Aitem Jumlah Persen F UF 1. Penampilan Nyata Tingkah laku yang memenuhi harapan kelompok 1, 9, 17, 25, 28, 31, 49 5, 13, 21, 37, 41, 45, 50 14 23,33 2. Penyesuaian Diri terhadap Kelompok Kemampuan menyesuaiakan diri secara baik dengan setiap kelompok yang dimasuki, baik kelompok teman sebaya ataupun kelompok orang dewasa lainnya 2, 10, 18, 26, 29, 32, 38, 51, 57 6, 14, 22, 42, 46, 52, 58 16 26,67 3. Sikap Sosial Sikap menyenangkan orang lain serta berpartisipasi menjalankan peran dengan baik dalam kegiatan sosial 3, 11, 19, 27, 30, 33, 53 7, 15, 23, 39, 43, 47, 54 14 23,33 4. Kepuasan Pribadi Kepuasan ikut ambil bagian dalam aktivitas kelompok serta mampu menerima diri sendri apa adanya 4, 12, 20, 24, 35, 36, 48, 55, 59 8, 16, 34, 40, 44, 56, 60 16 26,67 Jumlah Persen 32 53,33 28 46,67 60 100

3. Pelaksanaan uji coba

Skala yang digunakan dalam penelitian harus dilakukan uji coba terlebih dahulu agar memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik, yakni commit to user 80 valid dan reliabel. Uji coba dilaksanakan hari Senin, tanggal 20 September 2010 pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB dengan memberikan skala body image , skala kohesivitas kelompok teman sebaya, dan skala penyesuaian sosial kepada 46 siswa kelas VIII Program Akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini menggunakan try out terpakai, sehingga pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan satu kali, yaitu pada saat pelaksanaan uji coba try out . Data yang diperoleh pada saat pelaksanaan uji coba akan digunakan untuk penghitungan uji validitas dan reliabilitas, yang selanjutnya langsung digunakan untuk penghitungan analisis data uji hipotesisi. Sebanyak 46 eksemplar skala yang dibagikan, kesemuanya dapat terkumpul kembali dan memenuhi syarat untuk diberikan skor serta dianalisis. Data skoring kemudian ditabulasikan untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas ketiga skala dilakukan dengan bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui aitem-aitem valid dan aitem-aitem gugur. Setelah diketahui aitem-aitem valid, selanjutnya dilakukan penyusunan kembali nomor aitem baru. Data skoring dari aitem- aitem valid inilah yang akan digunakan dalam penghitungan analisis data dan interpretasi.

4. Uji validitas dan reliabilitas

commit to user 81 Setelah dilakukan pemberian skor pada hasil pengisian skala, selanjutnya dilakukan seleksi aitem skala psikologi untuk mendapatkan aitem valid dari masing-masing skala yang akan dipergunakan dalam proses analisis data. Data yang diperoleh kemudian ditabulasikan dan dianalisis untuk mengetahui indeks daya beda aitem dan reliabilitas alat ukur. Uji validitas internal dalam penelitian ini menggunakan teknik Bivariate Pearson atau sering disebut sebagai korelasi Product Moment Pearson , yaitu dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor aitem dengan skor total. Pengujian validitas internal menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: c. Jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05 maka aitem tersebut berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan valid. d. Jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05 maka aitem tersebut tidak berkorelsi signifikan terhadap skor total dinyatakan tidak valid. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat kestabilan hasil suatu pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas, sebaliknya koefisien reliabilitas yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitas Azwar, 2003. Penelitian ini menggunakan batasan reliabilitas menurut Arikunto 2007 bahwa reliabilitas suatu skala dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,6. commit to user 82 1. Skala body image Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 46 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,291. Hasil uji validitas skala body image dapat diketahui bahwa dari 60 aitem, terdapat 27 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 1, 3, 4, 5, 11, 12, 13, 16, 24, 25, 28, 30, 32, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 45, 48, 49, 50, 54, 56, 58 dan 60. Adapun aitem yang dinyatakan valid sebanyak 33 aitem dengan indeks daya beda berkisar antara 0,301 sampai dengan 0,676 yaitu aitem 2, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 42, 43, 44, 46, 47, 52, 52, 53, 55, 57, dan 59. Rincian distribusi aitem valid dan gugur skala body image dapat dilihat pada tabel 9. Indeks daya beda masing-masing aitem skala body image terlampir. Tabel 9. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Body Image No. Aspek Favourable Unfavourable Jumlah Aitem Valid Gugur Valid Gugur Valid Gugur 1. Evaluasi Penampilan 7, 10, 18, 20 3, 11, 30, 36, 56, 37, 39 51, 52 1, 4, 5, 13, 16, 25, 32, 48, 50, 58 6 17 2. Kepuasan terhadap Bagian Tubuh 42, 55 40,41, 45 19, 22, 31, 33, 35 12 8 3 3. Kecemasan Menjadi Gemuk 2, 6, 8, 9, 17, 27 54 15, 34, 44, 46 60 9 3 4. Pengkategorian Ukuran Tubuh 14, 43, 47, 53, 57, 59 49 21, 23, 26, 29 24, 28, 38 10 4 Jumlah 18 12 15 15 33 27 commit to user 83 Hasil uji reliabilitas skala body image menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,828. Hal ini berarti bahwa koefisien reliabilitas skala body image termasuk dalam kaegori sangat tinggi, sehingga skala body image dianggap cukup handal untuk digunakan sebagai alat ukur suatu penelitian. Penghitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2. Skala kohesivitas kelompok teman sebaya Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 46 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,291. Hasil uji validitas skala kohesivitas kelompok teman sebaya dapat diketahui bahwa dari 60 aitem, terdapat 16 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 10, 12, 13, 16, 17, 18, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 36, 42, 46, dan 48. Adapun aitem yang dinyatakan valid sebanyak 44 aitem dengan indeks daya beda berkisar antara 0,292 sampai dengan 0,710 yaitu aitem 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 19, 20, 21, 23, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, dan 60. Rincian distribusi aitem valid dan gugur skala kohesivitas kelompok teman sebaya dapat dilihat pada tabel 10. Indeks daya beda masing-masing aitem skala kohesivitas kelompok teman sebaya. commit to user 84 Tabel 10. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya No. Aspek Favourable Unfavourable Jumlah Aitem Valid Gugur Valid Gugur Valid Gugur 1. Interaksi 1, 2, 3, 4, 5, 41, 57 42 6, 7, 8, 9, 43, 44 10 13 2 2. Pengaruh Sosial 21, 23, 49, 50, 58 22, 24, 25 29, 30, 51, 52 26, 27, 28 9 6 3. Produktivitas Kelompok 11, 14, 15, 45, 59 12, 13, 46 19, 20, 47 16, 17, 18, 48 8 7 4. Kepuasan 31, 32, 33, 34, 35, 53, 54, 60 - 37, 38, 39, 40, 55, 56 36 14 1 Jumlah 25 7 19 9 44 16 Hasil uji reliabilitas skala kohesivitas kelompok teman sebaya menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,890. Hal ini berarti bahwa koefisien reliabilitas skala kohesivitas kelompok teman sebaya termasuk dalam kategori sangat tinggi sehingga skala kohesivitas kelompok teman sebaya dianggap cukup handal untuk dipergunakan sebagai alat ukur suatu penelitian. Penghitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 3. Skala penyesuaian sosial Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 46 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,291. Hasil uji validitas skala penyesuaian sosial dapat diketahui bahwa dari 60 commit to user 85 aitem, terdapat 15 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 3, 5, 6, 7, 14, 25, 41, 42, 46, 50, 52, 54, 55, 56, dan 57. Adapun aitem yang dinyatakan valid sebanyak 45 aitem dengan indeks daya beda berkisar antara 0,306 sampai dengan 0,636 yaitu aitem 1, 2, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 51, 53, 58, 59, dan 60. Rincian distribusi aitem valid dan gugur skala penyesuaian sosial dapat dilihat pada tabel 11. Indeks daya beda masing-masing aitem skala penyesuaian sosial terlampir. Tabel 11. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Penyesuaian Sosial No. Aspek Favourable Unfavourable Jumlah Aitem Valid Gugur Valid Gugur Valid Gugur 1. Penampilan Nyata 1, 9, 17, 28, 31, 49 25 13, 21, 37, 45 5, 41, 50 10 4 2. Penyesuaian Diri terhadap Kelompok 2, 10, 18, 26, 29, 32, 38, 51 57 22, 58 6, 14, 42, 46, 52 10 6 3. Sikap Sosial 11, 19, 27, 30, 33, 53 3 15, 23, 39, 43, 47 7, 54 11 3 4. Kepuasan Pribadi 4, 12, 20, 24, 35, 36, 48, 59 55 8, 16, 34, 40, 44, 60 56 14 2 Jumlah 28 4 17 11 45 15 Hasil uji reliabilitas skala penyesuaian sosial menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,914. Hal ini berarti bahwa koefisien reliabilitas skala penyesuaian sosial termasuk dalam kategoori sangat tinggi, sehingga skala penyesuaian sosial dianggap cukup handal dipergunakan sebagai alat ukur commit to user 86 suatu penelitian. Penghitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan subjek penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta. Jumlah populasi siswa kelas VIII program akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 20102011 sebanyak 46 siswa. Pada penelitian ini digunakan seluruh populasi sebagai sampel, karena jumlah siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta yang sedikit, sehingga dalam penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian yang disebut sebagai penelitian populasi. Alasan penggunaan subjek siswa SMP kelas VIII karena siswa SMP kelas VIII pada umumnya berada pada rentang usia antara 13-15 tahun dan dimasukkan dalam kelompok remaja awal. Tabel 12. Jumlah Siswa Kelas VIII Program Akselerasi SMP Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 20092010 Kelas Jenis Kelamin Jumlah Putra Putri VIII Akselerasi 1 10 12 22 VIII Akselerasi 2 5 19 24 Jumlah 15 31 46 Penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian yang disebut sebagai penelitian populasi, sehingga dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik pengambilan sampel sampling. Penelitian ini menggunakan try out terpakai, yaitu pengambilan dan pengumpulan data commit to user 87 dilakukan satu kali, yakni pada saat pelaksanaan uji coba try out . Data yang terkumpul digunakan untuk dua kepentingan atau dua uji, yakni penghitungan uji validitas dan reliabilitas seluruh aitem pada masing-masnig skala psikologi, serta digunakan untuk penghitungan alaisis data uji hipotesis. Tabel 13. Tingkat Body Image Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Tingkat Body Image Subjek Penelitian Frekuensi Persentase Putra Putri Putra Putri Tinggi 8 13 53,333 41,935 Rendah 7 18 46,667 58,065 Jumlah 15 31 100 100

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada saat yang sama dengan pelaksanaan uji coba try out yaitu pada hari Senin, tanggal 20 September 2010, karena dalam penelitian ini menggunakan try out terpakai, artinya pengambilan dan pengumpulan data dilakukan satu kali dan digunakan untuk dua kepentingan atau dua uji, yakni penghitungan uji validitas dan reliabilitas seluruh aitem pada tiap-tiap skala psikologi, serta digunakan untuk penghitungan alaisis data uji hipotesis. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa skala body image yang terdiri dari 60 aitem, skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang terdiri dari 60 aitem, dan skala penyesuaian sosial yang terdiri dari 60 aitem. Pembagian dan pengisian skala dilakukan secara klasikal dengan menggunakan dua jam pelajaran setelah mendapatkan ijin dan tercapainya kesepakatan antara ketua program akselerasi, guru commit to user 88 pengampu mata pelajaran, serta peneliti. Pengumpulan data dilaksanakan di kelas VIII Akselerasi 2 pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB. Dilanjutkan pengumpulan data di kelas VIII Akselerasi 1 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB. Sebelum siswa mengerjakan skala penelitian yang diberikan, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan serta tujuan kegiatan yang akan dilakukan. Setelah subjek penelitian menyatakan kesediaan untuk membantu, kemudian peneliti menjelaskan tentang tata cara dan petunjuk pengisian skala serta memberikan contoh cara mengerjakan skala tersebut. Selama subjek mengerjakan skala penelitian, peneliti tetap berada di dalam kelas sampai subjek selesai mengerjakan, dan mengumpulkan kembali skala yang telah diisi kepada peneliti. Pengambilan skala dilakukan pada saat itu juga setelah skala selesai diisi oleh subjek. Skala yang dibagikan sebanyak 46 eksemplar yang kesemuanya dapat kembali kepada peneliti dan memenuhi syarat untuk diskor dan dianalisis.

3. Pelaksanaan skoring

Setelah data terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan pemberian skor pada hasil pengisian skala untuk keperluan analisis data. Ketiga skala menggunakan sistem penilaian dengan kategori Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Aitem-aitem dalam ketiga skala ini terdiri dari aitem favourable dan aitem unfavourable . Skor setiap aitem valid yang diperoleh subjek penelitian dijumlahkan untuk commit to user 89 masing-masing skala. Skor total setiap aitem valid dari masing-masing skala inilah yang akan digunakan dalam penghitungan analisis data.

4. Penyusunan nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya adalah menyusun kembali aitem-aitem valid yang digunakan untuk penghitungan analisis data dan interpretasi. Tabel 14. Distribusi Nomor Aitem Baru Skala Body Image No. Aspek Nomor Aitem Valid Jumlah Favourable Unfavourable 1. Penampilan Nyata 73, 106, 1810, 2012 5128, 5229 6 2. Penyesuaian Diri terhadap Kelompok 4223, 5531 1911, 2214, 3119, 3320, 3522 8 3. Sikap Sosial 21, 62, 84, 95, 179, 2717 158, 3421, 4425, 4626 9 4. Kepuasan Pribadi 147, 4324, 4727, 5330, 5732, 5933 2113, 2315, 2616, 2918 10 Jumlah 18 15 33 Keterangan: nomor dalam tanda kurung adalah nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data dan interpretasi. commit to user 90 Tabel 15. Distribusi Nomor Aitem Baru Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya No. Aspek Nomor Aitem Jumlah Favourable Unfavourable 1. Interaksi 11, 22, 33, 44, 55, 4128, 5741 66, 77, 88, 99, 4329, 4430 13 2. Pengaruh Sosial 2115, 2316, 4933, 5034, 5842 2917, 3018, 5135, 5236 9 3. Produktivitas Kelompok 1110, 1411, 1512, 4531, 5943 1913, 2014, 4732 8 4. Kepuasan 3119, 3220, 3321, 3422, 3523, 5337, 5438, 6044 3724, 3825, 3926, 4027, 5539, 5640 14 Jumlah 25 19 44 Keterangan: nomor dalam tanda kurung adalah nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data dan interpretasi. Tabel 16. Distribusi Nomor Aitem Baru Skala Penyesuaian Sosial No. Aspek Nomor Aitem Jumlah Favourable Unfavourable 1. Penampilan Nyata 11, 95, 1712, 2822, 3125, 4940 139, 2116, 3731, 4537 10 2. Penyesuaian Diri terhadap Kelompok 22, 106, 1813, 2620, 2923, 3226, 3832, 5141 2217, 5843 10 3. Sikap Sosial 117, 1914, 2721, 3024, 3327, 5342 1510, 2318, 3933, 4335, 4738 11 4. Kepuasan Pribadi 43, 128, 2015, 2419, 3529, 3630, 4839, 5944 84, 1611, 3428, 4034, 4436, 6045 14 Jumlah 28 17 45 Keterangan: nomor dalam tanda kurung adalah nomor aitem baru untuk penghitungan analisis data dan interpretasi. commit to user 91

B. Hasil Analisis Data dan Interpretasi

Penghitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi dasar, yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas, serta uji asumsi klasik, yang meliputi uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Penghitungan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16.

1. Uji asumsi dasar

a. Uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi Priyatno, 2009. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar 5 atau 0,05. Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Penyesuaian Sosial .122 46 .084 .934 46 .012 Body Image .104 46 .200 .965 46 .184 Kohesivitas KTS .089 46 .200 .978 46 .511 a. Lilliefors Significance Correction . This is a lower bound of the true significance. commit to user 92 Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi penyesuaian sosial sebesar 0,084 0,05 ; nilai signifikansi body image sebesar 0,200 0,05 ; serta nilai signifikansi kohesivitas kelompok teman sebaya sebesar 0,200 0,05. Karena nilai signifikansi untuk seluruh variable lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel penyesuaian sosial, body image, dan kohesivitas kelompok teman sebaya berdistribusi normal. Angka statistik menunjukkan semakin kecil nilainya, maka distribusi data semakin normal. b. Uji linearitas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16 menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila nilai signifikansi Linearity kurang dari 0,05 Priyatno, 2009. commit to user 93 Tabel 18. Hasil Uji Linearitas antara Penyesuaian Sosial dengan Body Image ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Penyesuaian Sosial Body Image Between Groups Combined 6233.942 30 207.798 1.723 .133 Linearity 670.615 1 670.615 5.562 .032 Deviation from Linearity 5563.327 29 191.839 1.591 .173 Within Groups 1808.667 15 120.578 Total 8042.609 45 Tabel 19. Hasil Uji Linearitas antara Penyesuaian Sosial dengan Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Penyesuaian Sosial Kohesivitas KTS Between Groups Combined 7360.275 28 262.867 6.549 .000 Linearity 5929.762 1 5929.762 147.737 .000 Deviation from Linearity 1430.513 27 52.982 1.320 .279 Within Groups 682.333 17 40.137 Total 8042.609 45 commit to user 94 Tabel tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara body image dengan penyesuaian sosial menghasilkan nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,032. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel body image dengan penyesuaian sosial terdapat hubungan yang linear. Selain itu, diantara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial juga menghasilkan nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial juga terdapat hubungan yang linier.

2. Uji asumsi klasik

a. Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linier antara variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai inflation factor VIF pada model regresi. Pada umumnya, apabila nilai VIF lebih besar dari 5, maka suatu variabel bebas mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lain Priyatno, 2009. commit to user 95 Tabel 20. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 6.583 11.849 .556 .581 Body Image .189 .076 .183 2.478 .017 .984 1.016 Kohesivitas KTS .859 .076 .835 11.334 .000 .984 1.016 a. Dependent Variable: Penyesuaian Sosial Berdasarkan hasil penghitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai variance inflation factor VIF kedua variabel bebas, yaitu variabel body image dan kohesivitas kelompok teman sebaya adalah 1,016. Hal tersebut menunjukkan bahwa antarvariabel independen tidak terdapat persoalan multikolinearitas, karena nilai VIF yang didapat kurang dari 5. b. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterosedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas Priyatno, 2009. Metode pengujian untuk uji heteroskedastisitas pada penelitian ini commit to user 96 menggunakan uji Park, yaitu meregresikan nilai residual Lnei 2 dengan masing-masing variabel independen LnX1 dan LnX2. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1. Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas 2. Ha : ada gejala heteroskedastisitas 3. Ho diterima apabila –t tabel t hitung t tabel yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dan Ho ditolak apabila t hitung t tabel atau –t hitung –t tabel, yang berarti terdapat heteroskedastisitas. Tabel 21. Hasil Uji Heteroskedastisitas antara Penyesuaian Sosial dengan Body Image Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.368 13.338 .178 .860 lnx1 -.035 2.954 -.002 -.012 .991 a. Dependent Variable: lnei2 commit to user 97 Tabel 22. Hasil Uji Heteroskedastisitas antara Penyesuaian Sosial dengan Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -26.007 21.272 -1.223 .228 lnx2 5.736 4.323 .196 1.327 .191 a. Dependent Variable: lnei2 Hasil penghitungan di atas menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah -0,012 dan 1,327. Nilai t tabel dapat dicari dengan df = n – 2 atau df = 46 – 2 = 44 pada pengujian dua sisi signifikansi 0,025, didapat nilai tabel sebesar 2,015. Karena t hitung -0,012 dan 1,327 berada pada –t tabel t hitung t tabel, sehingga -2,015 -0,012 dan 1,327 2,015 maka Ho diterima, artinya pengujian antara Lnei 2 dengan LnX1 dan Lnei 2 dengan LnX2 tidak ada gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini. commit to user 98 c. Uji otokorelasi Uji otokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Pengujian otokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji DW Durbin-Watson. Cara membaca hasil analisis yaitu dengan kriteria pengambilan jika nilai DW = 2, maka tidak terjadi otokorelasi sempurna sebagai rule of tumb aturan ringkas. Jika nilai DW diantara 1,5 sampai dengan 2,5 maka data tidak mengalami otokorelasi. Apabila nilai DW 1,5 disebut memiliki otokorelasi positif, dan apabila nilai DW 2,5 sampai dengan 4 disebut otokorelasi negatif Priyatno, 2009. Tabel 23. Hasil Uji Otokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .878 a .770 .759 6.55728 2.261 a. Predictors: Constant, Kohesivitas KTS, Body Image b. Dependent Variable: Penyesuaian Sosial Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,216. Hasil tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat masalah otokorelasi dalam penelitian ini, karena nilai DW sebesar 2,216 berada diantara 1,5 sampai dengan 2,5 maka data tidak mengalami otokorelasi. commit to user 99

3. Uji hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik, langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan untuk menguji hipotesisi yang diajukan dengan teknik analisis regresi linear berganda atau analisis dua prediktor. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan F-test yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan bersama-sama. Hasil F-test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen jika nilai p-value pada kolom Sig. lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, yaitu taraf signifikansi 0,05 atau nilai F hitung pada kolom F lebih besar dari nilai F tabel. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi, atau dengan kata lain dapat digeneralisasikan. Hasil F-test dari output program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel Anova. Nilai koefisien korelasi ganda R pada Model Summary digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen X1 dan X2 secara serentak terhadap variabel dependen Y. commit to user 100 Nilai R berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya apabila nilai r semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah Priyatno, 2009. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ganda, adalah sebagai berikut: Tabel 24. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Ganda R No. Interval Nilai R Interpretasi 1. 0,000 – 0,199 Sangat Rendah 2. 0,200 – 0,399 Rendah 3. 0,400 – 0,599 Sedang 4. 0,600 – 0,799 Kuat 5. 0,800 – 1,000 Sangat Kuat Pada Model Summary juga didapatkan nilai koefisien determinasi R 2 untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen X1 dan X2 secara serentak terhadap variabel dependen Y. apabila nilai R 2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, sebaliknya apabila nilai R 2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna. commit to user 101 Tabel 25. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 6193.698 2 3096.849 72.023 .000 a Residual 1848.911 43 42.998 Total 8042.609 45 a. Predictors: Constant, Kohesivitas KTS, Body Image b. Dependent Variable: Penyesuaian Sosial Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .878 a .770 .759 6.55728 a. Predictors: Constant, Kohesivitas KTS, Body Image b. Dependent Variable: Penyesuaian Sosial Berdasarkan hasil penghitungan di atas, didapatkan nilai p-value pada kolom Sig. sebesar 0,000 dari nilai taraf signifikansi 0,05 sedangkan nilai F hitung sebesar 72,023 dari nilai F tabel sebesar 3,124. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara body image dan kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial. commit to user 102 Nilai koefisien korelasi ganda R yang dihasilkan sebesar 0,878 menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara body image dan kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial. Hasil penghitungan tersebut juga menunjukkan nilai koefisien determinasi R 2 . Nilai ini digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen X1 dan X2 secara serentak terhadap variabel dependen Y. Nilai R 2 R Square sebesar 0,770 atau 77, yang berari bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen yakni body image dan kohesivitas kelompok teman sebaya terhadap variabel dependen yakni penyesuaian sosial sebesar 77. Sisanya sebesar 23 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

4. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif

Sumbangan relatif dan sumbangan efektif memberikan informasi tentang besarnya sumbangan pengaruh masing-masing variabel independen atau prediktor terhadap variabel dependen dalam model regresi. Perbedaan antara sumbangan relatif dengan sumbangan efektif yaitu sumbangan relatif menunjukkan ukuran besarnya sumbangan suatu variabel independen terhadap junlah kuadrat regresi, sedangkan sumbangan efektif menunjukkan besarnya sumbangan suatu variabel independen terhadap keseluruhan efektifitas garis regresi yang digunakan sebagai dasar prediksi. Hasil penghitungan menunjukkan: commit to user 103 a. Sumbangan relatif body image terhadap penyesuaian sosial sebesar 6,84 dan sumbangan relatif kohesivitas kelompok teman sebaya terhadap penyesuaian sosial sebesar 93,16. b. Sumbangan efektif body image terhadap penyesuaian sosial sebesar 5,2668 dan sumbangan efektif kohesivitas kelompok teman sebaya terhadap penyesuaian sosial sebesar 71,7332. Total sumbangan efektif body image dan kohesivitas kelompok teman sebaya terhadap penyesuaian sosial ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,770 atau 77.

5. Uji korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui besarnya korelasi antarvariabel dan untuk menguji keeratan kekuatan hubungan antara dua variabel Priyatno, 2009. Keeratan hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi r. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ganda, adalah sebagai berikut: Tabel 27. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi r No. Interval Koefisien Korelasi r Interpretasi 1. 0,000 – 0,199 Sangat Rendah 2. 0,200 – 0,399 Rendah 3. 0,400 – 0,599 Sedang 4. 0,600 – 0,799 Kuat 5. 0,800 – 1,000 Sangat Kuat commit to user 104 Tabel 28. Korelasi Tiap-Tiap Variabel Bebas dengan Variabel Tergantung Correlations Penyesuaian Sosial Body Image Kohesivitas KTS Penyesuaian Sosial Pearson Correlation 1 .289 .859 Sig. 2-tailed .052 .000 N 46 46 46 Body Image Pearson Correlation .289 1 .127 Sig. 2-tailed .052 .400 N 46 46 46 Kohesivitas KTS Pearson Correlation .859 .127 1 Sig. 2-tailed .000 .400 N 46 46 46 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan penghitungan didapatkan hasil sebagai berikut: a. Nilai korelasi antara body image dengan penyesuaian sosial adalah sebesar 0,289 dengan tingkat signifikansi p = 0,052 p 0,05 menunjukkan hubungan yang kurang signifikan artinya ada hubungan yang rendah antara body image dengan penyesuaian sosial. Arah hubungan yang terjadi adalah positif, karena nilai r positif, artinya semakin tinggi body image maka akan semakin meningkatkan penyesuaian sosial. b. Nilai korelasi antara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial sebesar 0,859 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 p commit to user 105 0,05 menunjukkan hubungan yang signifikan artinya ada hubungan yang sangat kuat antara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial. Arah hubungan yang terjadi adalah positif, karena nilai r positif, artinya semakin tinggi kohesivitas kelompok teman sebaya maka akan semakin meningkatkan penyesuaian sosial.

6. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi body image, kohesivitas kelompok teman sebaya, dan penyesuaian sosial pada subjek yang diteliti. Tabel 29. Deskripsi Data Empirik Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Penyesuaian Sosial 46 123.00 178.00 1.4217E2 13.36879 Body Image 46 68.00 124.00 92.0217 12.91079 Kohesivitas KTS 46 114.00 171.00 1.3757E2 13.00026 Valid N listwise 46 commit to user 106 Tabel 30. Deskripsi Data Penelitian Skala Jml Sbjk Data Hipotetik M SD Data Empirik M SD Skor Min Skor Maks Skor Min Skor Maks PS 46 45 180 112,5 22,5 123 178 142,1739 13,36879 BI 46 44 132 82,5 16,5 68 124 137,5652 12,91079 Koh KTS 46 33 176 110 22 114 171 92,0217 13,00026 Keterangan: Jml Sbjk : Jumlah Subjek Min : Minimal Maks : Maksimal M : Rerata SD : Standar Deviasi

a. Kategorisasi tingkat penyesuaian sosial berdasarkan nilai subjek

Skala penyesuaian sosial akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar, 2003. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 45 x 1 = 45 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 45 x 4 = 180. Maka jarak sebarannya adalah 180 – 45 = 135 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 135 : 6 = 22,5 sedangkan rerata hipotetiknya adalah 45 x 2,5 = 112,5. Apabila subjek digolongkan dalam lima kategorisasi, maka akan didapat kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel 31. commit to user 107 Tabel 31. Kriteria Kategori Skala Penyesuaian Sosial dan Distribusi Skor Subjek Standar Deviasi Skor Kategorisasi Subjek Rerata Empirik Frek ∑N Persentase MH-3SD X MH-1,8SD 45 X 72 Sangat Rendah _ _ MH-1,8SD X MH-0,6SD 72 X 99 Rendah _ _ MH-0,6SD X MH+0,6SD 99 X 126 Sedang 2 4,35 MH+0,6SD X MH+1,8SD 126 X 153 Tinggi 33 71,74 142,1739 MH+1,8SD X MH+3SD 153 X 180 Sangat Tinggi 11 23,91 Jumlah 46 100 Berdasarkan kategorisasi skala penyesuaian sosial seperti yang terlihat pada tabel, dapat diketahui bahwa subjek secara umum memiliki tingkat penyesuaian sosial yang tinggi.

b. Kategorisasi tingkat

body image berdasarkan nilai subjek Skala body image akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar, 2003. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 33 x 1 = 33 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 33 x 4 = 132. Maka jarak sebarannya adalah 132 – 33 = 99 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 99 : 6 = 16,5 sedangkan rerata hipotetiknya adalah 33 x 2,5 = 82,5. Apabila subjek commit to user 108 digolongkan dalam lima kategorisasi, maka akan didapat kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel 32. Tabel 32. Kriteria Kategori Skala Body Image dan Distribusi Skor Subjek Standar Deviasi Skor Kategorisasi Subjek Rerata Empirik Frek ∑N Persentase MH-3SD X MH-1,8SD 33 X 52,8 Sangat Rendah _ _ MH-1,8SD X MH-0,6SD 52,8 X 72,6 Rendah 2 4,35 MH-0,6SD X MH+0,6SD 72,6 X 92,4 Sedang 23 50 92,0217 MH+0,6SD X MH+1,8SD 92,4 X 112,2 Tinggi 18 39,13 MH+1,8SD X MH+3SD 112,2 X 132 Sangat Tinggi 3 6,52 Jumlah 46 100 Berdasarkan kategorisasi skala body image seperti yang terlihat pada tabel, dapat diketahui bahwa subjek secara umum memiliki tingkat body image yang sedang.

c. Kategorisasi tingkat kohesivitas kelompok teman sebaya berdasarkan

nilai subjek Skala kohesivitas kelompok teman sebaya akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar, 2003. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 44 x 1 = 44 dan skor commit to user 109 maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 44 x 4 = 176. Maka jarak sebarannya adalah 176 – 44 = 132 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 132 : 6 = 22 sedangkan rerata hipotetiknya adalah 44 x 2,5 = 110. Apabila subjek digolongkan dalam lima kategorisasi, maka akan didapat kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel 33. Tabel 33. Kriteria Kategori Skala Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya dan Distribusi Skor Subjek Standar Deviasi Skor Kategorisasi Subjek Rerata Empirik Frek ∑N Persentase MH-3SD X MH-1,8SD 44 X 70,4 Sangat Rendah _ _ MH-1,8SD X MH-0,6SD 70,4 X 96,8 Rendah _ _ MH-0,6SD X MH+0,6SD 96,8 X 123,2 Sedang 5 10,87 MH+0,6SD X MH+1,8SD 123,2 X 149,6 Tinggi 33 71,74 137,5652 MH+1,8SD X MH+3SD 149,6 X 176 Sangat Tinggi 8 17,39 Jumlah 46 100 Berdasarkan kategorisasi skala kohesivitas kelompok teman sebaya seperti yang terlihat pada tabel, dapat diketahui bahwa subjek secara umum memiliki tingkat penyesuaian sosial yang tinggi.

C. Pembahasan

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara body image dan kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta. Hal tersebut commit to user 110 berdasarkan hasil output program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16 dengan menggunakan penghitungan analisis regresi linier berganda, yakni nilai p-value sebesar 0,000 dari nilai taraf signifikansi 0,05 sedangkan nilai F hitung sebesar 72,023 dari nilai F tabel sebesar 3,124 serta nilai koefisien korelasi ganda R yang dihasilkan sebesar 0,878. Nilai R Square sebesar 0,770 menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh dari body image dan kohesivitas kelompok teman sebaya secara bersama-sama terhadap penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta yaitu sebesar 77. Nilai R Square yang didapat juga merupakan hasil penjumlahan dari sumbangan efektif. Sumbangan efektif dari body image terhadap penyesuaian sosial sebesar 5,2668 sedangkan sumbangan efektif dari kohesivitas kelompok teman sebaya terhadap penyesuaian sosial sebesar 71,7332. Terlihat bahwa kohesivitas kelompok teman sebaya memberikan pengaruh yang lebih besar daripada pengaruh yang diberikan body image terhadap penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta. Berdasarkan hasil kategorisasi skala penyesuaian sosial, diketahui bahwa subjek penelitian memiliki tingkat penyesuaian sosial yang tinggi dengan nilai mean empirik sebesar 142,1739 berada pada rentang nilai antara 126 – 153. Hal ini diasumsikan karena subjek telah mengenal lingkungan sekolah dan teman sebaya selama kurang lebih satu tahun di kelas VII, serta dapat di terima oleh lingkungan, sehingga penyesuaian sosial dapat terbentuk dengan baik. commit to user 111 Sesuai dengan pendapat Hurlock 2004 bahwa penyesuaian dikatakan baik apabila lingkungan di sekitar individu berada, dapat menerima individu tersebut dengan baik pula. Selain itu, kenyataaan di lapangan menunjukkan bahwa subjek penelitian yaitu siswa program akselerasi, pada umumnya merupakan anak-anak yang berada di kelas sosial ekonomi atas atau menengah ke atas, sehingga kemungkinan besar tidak memiliki permasalahan penyesuaian sosial. Sebagaimana pendapat yang diungkapkan Zulkifli 2006 bahwa individu dengan tingkat ekonomi rendah cenderung memilki permasalahan penyesuaian sosial. Hasil koefisien korelasi antara body image dan penyesuaian sosial yakni sebesar 0,289 dengan tingkat signifikansi p = 0,052 p 0,05 menunjukkan hubungan yang kurang signifikan artinya ada hubungan yang rendah antara body image dengan penyesuaian sosial. Tingkat body image pada subjek penelitian termasuk dalam kategori sedang dengan nilai mean empirik sebesar 92,0217 berada pada rentang nilai antara 72,6 – 92,4 artinya sebagian subjek memiliki body image positif, dan sebagian yang lain memiliki body image negatif. Meskipun tingkat body image subjek dalam penelitian ini berada dalam kategori sedang, namun tingkat penyesuaian sosial subjek berada dalam kategori tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena subjek mampu menerima keadaan diri dan tubuh apa adanya, sehingga subjek memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Kepercayaan diri yang tinggi akan membentuk konsep diri positif yang mampu mangarahkan individu untuk berpikir optimis dalam pergaulan, mampu mengekspresikan seluruh potensi dihadapan teman-teman sebaya, sehingga individu tersebut tidak akan menemukan kesulitan dalam penyesuaian sosial. commit to user 112 Sesuai dengan pendapat Hurlock 2004 bahwa salah satu faktor yang turut mempengaruhi penyesuaian sosial adalah konsep diri, yaitu cara pandang dan penilaian individu pada diri sendiri yang akan berpengaruh pada kehidupan sosial individu, terutama pada proses penyesuaian sosial yang dialami individu tersebut. Body image adalah bagian dari konsep diri yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik Mappiare, 1982. Pendapat ini dibuktikan melalui hasil dari suatu penelitian yang dilakukan oleh Ary 2005 yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan penyesuaian sosial. Nilai korelasi antara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial sebesar 0,859 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 p 0,05 menunjukkan hubungan yang signifikan artinya ada hubungan yang sangat kuat antara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial. Tingkat kohesivitas kelompok teman sebaya yang dimiliki subjek termasuk dalam kategori tinggi, dengan nilai mean empirik sebesar 137,5652 berada pada rentang nilai antara 123,2 – 149,6 begitu juga dengan tingkat penyesuaian sosial yang diperoleh subjek dapat digolongkan dalam kategori tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa individu yang mampu menyesuaikan diri dalam suatu kelompok sosial, cenderung memiliki penyesuaian sosial yang positif serta dapat menjalin relasi sosial pada lingkungan yang lebih luas. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hurlock 2004 bahwa penyesuaian sosial merupakan kemampuan yang dimiliki individu untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Individu dengan teman yang sesuai taraf perkembangan dan usia relatif sama, commit to user 113 mampu melakukan penyesuaian yang baik karena individu tersebut memiliki peluang yang sama untuk mempelajari berbagai ketrampilan sosial dan berpartisipasi dalam kelompok. Penelitian yang dilakukan oleh Green dan Wentzel dalam Sawitri dkk., 2005 menemukan bahwa ada hubungan positif antara penerimaan sosial teman sebaya dengan penyesuaian sosial. Total sumbangan efektif dalam penelitian ini adalah sebesar 77, sisanya sebesar 23 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Pada dasarnya, banyak faktor yang turut mempengaruhi penyesuaian sosial seperti yang diungkapkan oleh Schneiders 1985, antara lain yakni faktor internal; meliputi emosi, rasa aman, penerimaan diri, ciri pribadi, inteligensi, jenis kelamin, dan karakteristik individu dalam merespon pengalaman hidup, serta faktor eksternal; meliputi keluarga, teman sebaya, lingkungan masyarakat, dan budaya. Selain itu, masih terdapat banyak faktor menurut para ahli lainnya yang dapat mempengaruhi penyesuaian sosial seorang individu. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara body image dan kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII program akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini memiliki kelemahan dan keterbatasan, antara lain hanya dapat digeneralisasikan secara terbatas pada populasi penelitian saja, sedangkan penerapan penelitian untuk populasi yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda, memerlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan atau menambah variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini. commit to user 114 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan