Uji asumsi dasar Hasil Analisis Data dan Interpretasi

commit to user 91

B. Hasil Analisis Data dan Interpretasi

Penghitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi dasar, yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas, serta uji asumsi klasik, yang meliputi uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Penghitungan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16.

1. Uji asumsi dasar

a. Uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi Priyatno, 2009. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar 5 atau 0,05. Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Penyesuaian Sosial .122 46 .084 .934 46 .012 Body Image .104 46 .200 .965 46 .184 Kohesivitas KTS .089 46 .200 .978 46 .511 a. Lilliefors Significance Correction . This is a lower bound of the true significance. commit to user 92 Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi penyesuaian sosial sebesar 0,084 0,05 ; nilai signifikansi body image sebesar 0,200 0,05 ; serta nilai signifikansi kohesivitas kelompok teman sebaya sebesar 0,200 0,05. Karena nilai signifikansi untuk seluruh variable lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel penyesuaian sosial, body image, dan kohesivitas kelompok teman sebaya berdistribusi normal. Angka statistik menunjukkan semakin kecil nilainya, maka distribusi data semakin normal. b. Uji linearitas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16 menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila nilai signifikansi Linearity kurang dari 0,05 Priyatno, 2009. commit to user 93 Tabel 18. Hasil Uji Linearitas antara Penyesuaian Sosial dengan Body Image ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Penyesuaian Sosial Body Image Between Groups Combined 6233.942 30 207.798 1.723 .133 Linearity 670.615 1 670.615 5.562 .032 Deviation from Linearity 5563.327 29 191.839 1.591 .173 Within Groups 1808.667 15 120.578 Total 8042.609 45 Tabel 19. Hasil Uji Linearitas antara Penyesuaian Sosial dengan Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Penyesuaian Sosial Kohesivitas KTS Between Groups Combined 7360.275 28 262.867 6.549 .000 Linearity 5929.762 1 5929.762 147.737 .000 Deviation from Linearity 1430.513 27 52.982 1.320 .279 Within Groups 682.333 17 40.137 Total 8042.609 45 commit to user 94 Tabel tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara body image dengan penyesuaian sosial menghasilkan nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,032. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel body image dengan penyesuaian sosial terdapat hubungan yang linear. Selain itu, diantara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial juga menghasilkan nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara kohesivitas kelompok teman sebaya dengan penyesuaian sosial juga terdapat hubungan yang linier.

2. Uji asumsi klasik