commit to user 49
Body image
Kohesivitas kelompok teman sebaya
Penyesuaian sosial tugas dengan baik, sehingga terkadang siswa akselerasi masih memiliki
kesempatan untuk dapat bermain dengan teman-teman sebaya dari kelas reguler Zuhdi, 2006.
Berdasarkan uraian di atas, semakin tinggi
body image
dan kohesivitas
peer group
pada siswa program akselerasi maka akan mempengaruhi bagaimana penyesuaian sosial siswa akselerasi, baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat. Kemampuan mengembangkan
body image
yang positif dan membina hubungan persahabatan yang kohesif dengan kelompok teman sebaya
peer group
akan meningkatkan kemampuan siswa akselerasi dalam melakukan penyesuaian sosial.
F. Kerangka Pikir
Gambar 1. Kerangka Pikir
commit to user 50
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, dapat diketahui bahwa
body image
dan kohesivitas kelompok teman sebaya, masing-masing memiliki hubungan dengan penyesuaian sosial pada seorang remaja. Hubungan yang terjadi adalah
hubungan positif, yaitu apabila remaja memiliki
body image
positif dan kohesivitas teman sebaya yang kuat, maka akan memiliki penyesuaian sosial
yang baik. Sebaliknya, apabila remaja memiliki
body image
negatif dan kohesivitas teman sebaya yang tidak kuat, maka remaja tersebut akan
mengalami gangguan atau hambatan dalam penyesuaian sosial.
G. Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah diuraikan tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan positif antara
body image
dan kohesivitas
peer group
dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VIII Program Akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta.
commit to user 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel tergantung
: Penyesuaian sosial 2. Variabel bebas
: a.
Body image
b. Kohesivitas kelompok teman sebaya
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Maksud definisi operasional yaitu untuk mengubah konsep-konsep pada variabel penelitian yang masih bersifat teoritik atau abstrak menjadi konsep yang
dapat diukur secara empirik Azwar, 2003. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Penyesuaian sosial
Penyesuaian sosial adalah kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan kelompok maupun lingkungan sosial, mereaksi secara tepat
terhadap realitas dan situasi sosial yang terjadi dengan mematuhi norma- norma peraturan sosial kemasyarakatan, yang merupakan kebutuhan
kehidupan sosial tanpa menimbulkan konflik bagi diri sendiri maupun lingkungan.
Penyesuaian sosial dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala penyesuaian sosial yang disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan aspek-aspek
commit to user 52
penyesuaian sosial yang dikemukakan oleh Hurlock 2004, yaitu aspek penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap kelompok, sikap sosial, dan
kepuasan pribadi. Seberapa tinggi penyesuaian sosial akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh subjek melalui alat ukur skala model Likert.
Semakin tinggi skor skala penyesuaian yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi penyesuaian sosial subjek, dan sebaliknya.
2.
Body image Body image
adalah gambaran mental, persepsi, pikiran, dan perasaan yang dimiliki individu terhadap ukuran tubuh, bentuk tubuh, serta berat tubuh
diri sendiri, yang mengarah kepada penampilan fisik berupa penilaian positif atau negatif.
Body image
dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala
body image
yang disusun oleh Yustisi 2009 berdasarkan aspek-aspek
body image
dari MBSRQ-AS
Multidimensional Body Self-Relation Questionnaire- Appearance Scales
yang dikemukakan oleh Cash dan Pruzinsky 2002, yaitu aspek evaluasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan
menjadi gemuk, dan pengkategorian ukuran tubuh. Seberapa tinggi
body image
akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh subjek melalui alat ukur skala model Likert. Semakin tinggi skor skala
body image
yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi
body image
subjek, dan sebaliknya.
commit to user 53
3. Kohesivitas kelompok teman sebaya
Kohesivitas kelompok teman sebaya adalah kekuatan dalam diri remaja sebagai bagian dari anggota suatu kelompok teman sebaya, sehingga
memunculkan tindakan saling menjaga dan mempertahankan keutuhan kelompok, serta mencegah anggota meninggalkan kelompok. Hal ini dapat
diwujudkan dalam bentuk persahabatan yang cukup erat. Kohesivitas kelompok teman sebaya dalam penelitian ini diungkap
menggunakan skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang disusun oleh Sakti 2008 berdasarkan aspek-aspek kohesivitas kelompok teman sebaya
yang dikemukakan oleh Shaw dan Costanzo 1989, yaitu aspek interaksi, pengaruh sosial, produktivitas kelompok, dan kepuasan. Seberapa tinggi
kohesivitas kelompok teman sebaya akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh subjek melalui alat ukur skala model Likert. Semakin tinggi skor
skala kohesivitas kelompok teman sebaya yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi kohesivitas kelompok teman sebaya subjek, dan sebaliknya.
C. Populasi dan Sampel