Implementasi komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa inggris pada TK Al-Fath cirendeu

(1)

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA TK AL-FATH

CIRENDEU SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam

Disusun Oleh: Kholisatul Fatchiyah

107051003147

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelas Strata satu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya asli saya merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 13 Juni 2011


(5)

ABSRTAK

KHOLISATUL FATCHIYAH

Implementasi Komunikasi Instruksional dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu

Komunikasi merupakan alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu dengan yang lain, sehingga manusia dapat saling mengenal dan saling silaturrahmi. Salah satu alat untuk berkomunikasi adalah dengan menggunakan bahasa. Komunikasi bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di dalam pendidikan yang sering disebut dengan komunikasi instruksional. Dalam hal ini TK Al-Fath mengajarkan dan mendidik murid-muridnya untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. TK Al-Fath adalah salah satu sekolah Islam yang menggunakan metode dwibahasa dan bernuansakan Islami. Di dalam komunikasi pendidikan (komunikasi instruksional) terdapat beberapa unsur yaitu guru, mata pelajaran, media atau alat untuk menyampaikan pesan atau mata pelajaran dan kemudian terjadi effek

atau feedback yang dihasilkan. Dalam proses belajar mengajar seorang guru haruslah dapat berkomunikasi dengan baik terhadap muridnya supaya murid dapat mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan. Apalagi murid yang diajarkan adalah murid yang bisa dibilang usianya masih sangat muda. Maka dari itu guru harus mengetahui berbagai metode yang dapat membantu dalam memahamkan muridnya. Karena pendidikan adalah kunci masa depan bagi individu.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui komunikasi instruksional yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Inggris, lalu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris, selain itu juga ingin mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan teori Laswell, bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan. Di dalam komunikasi terdapat lima unsur yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan effek.

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian menafsirkan data yang ada dari hasil observasi dan wawancara berupa kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku orang yang diamati.

Dari hasil penelitian ini, bahwa komunikasi instruksioanl yang digunakan guru TK Al-Fath Cirendeu adalah komunikasi instruksional secara verbal, komunikasi non verbal, komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah metode ceramah, tanya jawab, bermain, bernyanyi dan demonstrasi. Adapun faktor yang mendukung dalam pembelajaran bahasa Inggris yaitu kerjasama guru dengan guru asisten, guru yang profesional, dan juga tersedianya media yang dapat mendukung dalam proses belajar bahasa Inggris. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kurang pekanya beberapa guru asisten, semangat atau mood anak yang berkurang, dan juga adanya kesalahan teknis pada media yang sedang digunakan dalam proses belar mengajar.


(6)

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA TK AL-FATH

CIRENDEU SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam

Disusun Oleh: Kholisatul Fatchiyah

107051003147

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(7)

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INTRUKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA TK AL-FATH

CIRENDEU SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam

Oleh:

Kholisatul Fatchiyah 107051003147

Pembimbing

Drs. Yusra Kilun, M.Pd Nip: 19576051991031004

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(8)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelas Strata satu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya asli saya merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 13 Juni 2011


(9)

i

KATA PENGANTAR

Tak ada kata yang pantas penulis panjatkan kecuali rasa syukur kepada Allah SWT atas semua nikmat, maghfiroh serta inayah-Nya yang selalu dikaruniakan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Implementasi Komunikasi Instruksional Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath, Cirendeu”. Semoga syukur ini senantiasa melekat dalam kolbu,

berdetak pada setiap hembusan nafas dan menyertai di setiap langkah penulis hingga tercapainya tujuan akhir yaitu tercapainya keberhasilan yang selalu mendapat ridha Allah SWT. Penulisan skripsi ini bukanlah merupakan tugas akhir dalam perjalanan penulis, dan bukan pula hanya goresan tinta di atas lembaran kertas putih, melainkan penulisan skripsi ini merupakan pengabdian penulis dan rasa cinta penulis kepada Allah SWT.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada pejuang agama Islam yaitu nabi Muhammad SAW. Beliaulah yang selalu membela Islam dan menyelamatkan kita dari kejahiliahan.

Dalam proses penyusunan karya tulis ini, tentu saja banyak sekali pihak yang telah membantu dan mendukung, baik secara moril maupun material. Oleh karena itu penulis menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:


(10)

ii

1. Kedua orang tua penulis Bapak Supriyo dan Ibu Wiwi Khorimah yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayangnya, motivasi dan selalu setia menemani penulis saat suka maupun duka.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. Arief Subhan, MA, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku pudek 1, Bapak Drs. Mahmud Djalal, MA selaku pudek II, dan Bapak Drs. Study Rizal LK,MA selaku pudek III.

3. Drs. Jumroni, M.Si. selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Beliau selalu memberikan semangat dan motivasi supaya penulis menampilkan sebuah karya yang berkualitas

4. Drs. Yusra Kilun, M.Pd. Selaku pembimbing penulis. Beliau yang telah memberikan banyak ilmu, masukan, arahan dan memberikan waktunya di sela-sela kesibukan beliau kepada penulis. Masukan dan arahannya membuat penulis terus memperbaiki dan memberikan yang terbaik untuk penulis khususnya dan untuk jurusan umumnya

5. Seluruh dosen di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Beliau yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman dan motivasi belajar selama penulis menuntut ilmu di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

6. Seluruh jajaran staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah meminjamkan buku-buku kepada penulis dari awal sampai akhir


(11)

iii

7. Pihak sekolah TK Al-Fath Cirendeu khususnya Ibu Sudiariyati Sudarto S,Pd selaku kepala sekolah, dan ibu Fala Rimalah Mudin selaku guru bidang bahasa Inggris. yang telah bersedia membantu dan memberikan data-data yang dibutuhkan penulis dari awal sampai akhir dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh teman-teman anggota IMM cabang Ciputat, yang telah mengajarkan betapa pentingnya kebersamaan dalam sebuah kekeluargaan dan keorganisasian..

9. Calon suamiku Muhammad Rifakul Anwar yang selalu memberikan doa, motivasi, dukungan semangat, cinta dan kasih sayangnya kepada penulis 10.Adikku Ahmad Khorin Junaidi, yang telah memberikan doa, cinta dan

kasih sayangnya kepada penulis. Semoga Allah selalu mengabulkan cita-citamu adikku sayang.

11.Semua teman-teman penulis di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2007. Semoga Allah senantiasa membimbing dan memberikan kita kesuksesan, kemudahan dan kelancaran di setiap hal amiiin

Ciputat, 13 Juni 2011


(12)

iv


(13)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Implementasi………12

B. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi ... 13

2. Pengertian Komunikasi Instruksional ... 16

3. Unsur-unsur Komunikasi ... 19

4. Bentuk-bentuk Komunikasi ... 23

5. Jenis-Jenis Komunikasi ... 25

6. Metode Komunikasi Instruksional ... 27

7. Hambatan Komunikasi Instruksional ... 29 C. Pembelajaran


(14)

v

1. pengertian pembelajaran ... 33

2. Tujuan pembelajaran ... 33

D. Pengertian Bahasa ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM TK AL-FATH CIRENDEU A. Sejarah TK Al-Fath ... 36

B. Visi Misi ... 38

C. Sarana Prasarana ... 39

D. Program Pembelajaran Bahasa Inggris TK Al-Fath... 41

E. Struktur Organisasi TK Al-Fath ... 49

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Implementasi Komunikasi Instruksional Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu ... 50

B. Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu ... 67

C. Faktor Penunjang dan Penghambat Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu ... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran-Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sejak lahir sudah berkomunikasi dengan lingkungannya, gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar pada manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat melakukan hubungan, manusia adalah makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan antara individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan berkomunikasi. Komunikasi adalah sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial. Tanpa komunikasi kehidupan manusia tidak akan berkembang dan tidak akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Dengan berkomunikasi manusia mencoba mengekspresikan keinginannya dan dengan komunikasi manusia melaksanakan kewajibannya.

Dengan komunikasi manusia bisa saling mengenal dan dapat mempererat tali silaturrahmi antara satu dengan yang lainnya, baik antara individu, kelompok, kota, suku dan negara. Allah berfirman di dalam al-Qur’an yang artinya:

Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku


(16)

2

antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara

kamu.Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (Qs. Al-Hujarat:13).1

Komunikasi tidak lepas dari pengertian bahasa, bahasa merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kehidupan manusia. Harimurti mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang arbriter yang

dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.2

Dalam dunia pendidikan dikenal komunikasi instruksional sebagai salah satu aspek fungsi komunikasi untuk meningkatkan kualitas berfikir pelajar. Fungsi komunikasi dalam pendidikan adalah pengalihan ilmu pengetahuan yang mendorong perkembangan intelektual, membentuk watak dan pendidikan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi antara guru atau komunikator dan murid atau komunikan. Karena pendidikan melibatkan komunikasi antara guru dan murid, maka satu sama lain dapat menyampaikan pesan, maksud dan tujuan menurut caranya masing-masing. Pesan yang disampaikan guru dapat direncanakan terlebih dahulu kepada para murid selaku komunikan. Pihak komunikator atau guru dalam hal ini mengharapkan feed back

dari komunikan atas ide-ide dan pesan-pesan yang disampaikan, pesan-pesan

1

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: PT. Syamil Cipta Media). 2

Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa: Mengungkapkan Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) h. 22


(17)

3

yang disampaikan tersebut menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku ataupun potensi yang diharapkan. Seorang guru mengupayakan perubahan sikap peserta didik selaku komunikan dalam membentuk kepribadian berdasarkan nilai-nilali tertentu yang disampaikan melalui proses kegiatan belajar mengajar.

Proses belajar mengajar belakangan ini juga tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah banyak membawa murid-murid dalam mengembangkan minat dan bakatnya. Komunikasi juga memberikan respon yang sangat positif bagi perkembangan proses belajar-mengajar. Komunikasi yang baik akan menciptakan suatu komunikasi efektif bagi komunikator dan komunikan.

Faktor komunikasi sangat mendukung dalam perkembangan proses belajar mengajar. Komunikasi yang baik dan efektif akan menimbulkan hasil yang positif. Komunikasi yang baik antara guru dan murid akan menciptakan proses belajar mengajar yang efektif.

Proses belajar mengajar merupakan suatu komunikasi tatap muka dengan kelompok yang relatif kecil, meskipun komunikasi antar guru dan murid dalam kelas termasuk komunikasi kelompok, sang guru bisa mengubahnya menjadi komunikasi interpersonal dengan menggunakan metode komunikasi dua arah.

Pada komunikasi, terkadang guru tidak dapat menyampaikan pesannya dengan baik karenanya siswa sulit memahami apa yang disampaikan oleh guru. Kesulitan komunikan memahami pesan disebabkan oleh berbagai kendala yang terjadi dalam komunikasi.


(18)

4

Melihat perkembangan zaman seperti sekarang ini bahwa dunia pendidikan harus memperhatikan dan menyelaraskan antara IMTEK, IMTAQ, dan kemampuan berbahasa internasional guna mengantisipasi datangnya era globalisasi yang mana bahasa internasional telah menjadi bahasa dunia.

TK Al-Fath Cirendeu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk membantu anak-anak berusia dini menjadi bertaqwa, terampil dalam teknologi dan berbahasa Inggris. TK Al-Fath telah membuat murid-muridnya terampil berbahasa Inggris, walaupun mereka terbilang masih anak-anak usia dini.

Kita ketahui bahwa berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris merupakan hal yang cukup sulit. Walaupun terbilang sulit dalam berbicara bahasa Inggris, tapi TK Al-Fath telah berhasil menciptakan anak didik yang terampil berbahasa Inggris. Keberhasilan para pengajar atau guru-guru TK Al-Fath tidak terlepas dari peran komunikasi dan metode yang dirancang dan direncanakan dalam penerapan dan proses pengajaran berbahasa Inggris.

Dari uraian di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang “IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA TK AL-FATH CIRENDEU”.


(19)

5

B. Fokus dan Perumusan Masalah 1. Fokus Masalah

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan masalah pada komunikasi instruksional antara guru dengan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris pada TK B Al-Fath Cirendeu..

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan di atas, maka perumusan masalahnya adalah:

a. Bagaimana implementasi komunikasi instruksional yang digunaka guru dan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu. b. Bagaimana metode komunikasi instruksional yang digunakan guru dengan

murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu

c. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui implementasi komunikasi instruksional yang digunakan guru dan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu

b. Untuk mengetahui metode komunikasi instruksional yang digunakan guru dengan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu


(20)

6

c. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

Dalam penulisan skripsi ini diharapkan dapat berguna secara akademis yaitu dapat menambah wawasan keilmuan Islam, khususnya tentang komunikasi intrusional di sekolah TK Al-Fath Cirendeu

b. Secara Praktis

penelitian ini diharapkan supaya komunikasi instruksional dalam pengajaran bahasa Inggris dapat diterapkan di sekolah TK lainnya dan dapat meningkatkan wawasan pikiran dalam melaksanakan komunikasi dan penyiaran Islam.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, yakni mengungkapkan atau menggambarkan fenomena sosial tentang penerapan atau penggunaan komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath.

2. Jenis dan Sumber Data

Pembahasan mengenai hal ini akan menggunakan penelitian studi kasus dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pembahasan tersebut, baik data primer maupun data sekunder.


(21)

7

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden berupa hasil temuan dari observaasi serta wawancara dengan pihak instansi yang bersangkutan.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, jurnal, kutipan-kutipan, arsip atau dokumen.

Adapun sumber-sumber data dalam penelitian ini adalah

a. Sumber primer, yaitu peneliti mewawancarai guru bidang bahasa Inggris, kepala sekolah dan wali murid TK Al-Fath Cirendeu.

b. Sumber sekunder, yaitu peneliti menggunakan buku-buku atau arsip-arsip dan dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian tentang implementasi komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru bahasa Inggrtis TK B Al-Fath Cirendeu. Sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah implementasi komunikasi instruksinal yang digunakan guru bahasa Inggris TK B Al-Fath Cirendeu.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah TK Al-Fath Cirendeu, dan dimulai sejak tanggal 5 maret sampai 30 Mei 2011


(22)

8

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi dokumen.

a. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dengan observasi ini penulis mengamati langsung terhadap fenomena-fenomena tentang komunikasi instruksional yang dilakukan TK Al-Fath Cirendeu dalam pembelajaran bahasa Inggris, sehingga penulis mendapatkan data-data yang diperlukan.

b. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab, tatap muka antara penanya dan penjawab atau responden dengan menggunakan panduan wawancara. Dalam penelitian ini penulis mewawancarai guru bidang mata pelajaran bahasa Inggris, kepala sekolah, wali kelas TK Al-Fath Cirendeu.

c. Study dokumen

Untuk mendapatkan data-data yang lebih lengkap, penulis juga menggunakan dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pihak pengelola TK Al-Fath yang berkaitan dengan penelitian, baik melalui media maupun non media, yakni berupa, jadwal pelajaran, arsip-arsip dan majalah buletin yang telah dibuat oleh TK Al-Fath, dan penulis juga merekam hasil wawancara..


(23)

9

6. Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun metode yang penulis pakai dalam menganalisis data adalah menggunakan deskriptif analisis, maksudnya adalah cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.

Sedangkan penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press tahun 2010

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu beberapa skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul hampir sama dengan yang penulis teliti. Adapun tinjauan pustaka tersebut diantaranya: 1. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Falih dengan judul skripsi “Komunikasi

Instruksional dalam Pengajaran Islam di Sekolah Dasar Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan”. Skripsi ini menemukan bahwa komunikasi instruksional dikemas dengan menerapkan kompetensi untuk menarik perhatian siswa agar mereka tertarik dengan pelajaran agama. Skripsi ini terbitan jurusan komunikasi penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

2. Skripsi yang ditulis oleh Rahmi Isnaini yang berjudul “Komunikasi Instruksional Guru dan Murid autis di Sekolah Dasar Insania Jatiasih Bekasi”.


(24)

10

Skripsi ini meneliti tentang komunikasi instruksional yang dipakai oleh guru dalam proses belajar mengajar ketika mengajar murid autis dengan mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya. Skripsi ini terbitan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.

Dengan adanya beberapa skripsi yang menulis judul tentang komunikasi instruksional, pada penulisan skripsi kali ini berbeda dengan skripsi yang sudah ada, pada skripsi yang akan ditulis dibatasi pada komunikasi instruksional dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris, sedangkan objek yang diteliti adalah aktivitas komunikasi itu sendiri yang dilakukan oleh guru bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu. Jadi skripsi yang penulis tulis kali ini adalah komunikasi instruksional yang dikemas oleh guru dalam pembelajaran bahasa Inggris.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab. Dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Yang memuat: Latar belakang masalah, fokus dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.


(25)

11

BAB II Tinjauan Teoritis

Yang memuat: Implementasi, komunikasi yang meliputi: pengertian komunikasi, pengertian komunikasi instruksional, unsur-unsur komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, jenis-jenis komunikasi, metode komunikasi instruksional, hambatan komunikasi instruksional. Pengajaran yang meliputi: pengertian pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Pengertian bahasa.

BAB III Gambaran Umum TK Al-Fath Cirendeu

Meliputi: sejarah TK Al-Fath, visi, misi, sarana prasarana, program pembelajaran bahasa Inggris TK Al-Fath Cirendeu, struktur organisasi TK Al-Fath.

BAB IV Analisis Hasil Penelitian

Yang meliputi: Implementasi komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu, metode pembelajaran bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu, faktor penunjang dan penghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu..

BAB V Penutup: Kesimpulan dan Saran


(26)

(27)

12

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Implementasi

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Sedangkan menurut Brown dan Wildavsky (1983) mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa.

Implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikan. Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktifitas, tindakan atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktifitas tetapi juga kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh.1 Berdasarkan dalam kamus Ilmiah Populer bahwa implementasi diartikan dengan penerapan atau pelaksanaan.2

1

Syafruddun nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.70

2


(28)

13

B. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi terjemahan dari kata bahasa Inggris yaitu Communico,

secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cimmunicare yang

berarti “partisipasi atau pemberitahuan”.3

Menurut Onong Uchjana Effendi istilah komunikasi terjemahanan dari Bahasa Inggris yaitu communication. Kata ini berasal dari bahasa latin

communication yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pemikiran”.

Makna hakiki dari communication ini adalah communis yang berarti sama atau

kesamaan arti.4

Sedangkan secara terminology, para ahli mendefinisikan bahwa

“komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung melalui lisan maupun secara tidak langsung

melalui media”.5

Cherry Stuart, (1983) menyatakan bahwa komunikasi berpangkal dari perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun

3

Astrid. S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1947), h. 67

4

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), Cet ke-1, h. 4

5


(29)

14

kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico yang artinya membagi.6

Pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang dikatakan minimal. Kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tapi juga persuasif, yaitu agar orang lain mau menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (Human

Communication) menyatakan bahwa:

“Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antara sesama manusia (2) melalui pertukaran komunikasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”.7

Carl Hoveland (1953) menyatakan bahwa komunikasi adalah “proses bilamana seorang individu atau komunikator pengoperan stimuli yang biasanya

6

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998) Cet ke-1, h. 18

7


(30)

15

berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku individu lainnya atau

komunikan”.8

Menurut Wibur Schram dalam uraiannya seperti dikutip oleh T.A Lathief Rosyidi mengatakan bahwa sebenarnya definisi komunikasi berasal dari

bahasa latin yaitu”communis” bilamana kita mengadakan komunikasi, itu

artinya kita mencoba untuk berbagi informasi, ide atau sikap. Jadi esensi dari komunikasi itu adalah menjadikan si pengirim dapat berhubungan bersama dengan si penerima guna menyampaikan isi pesan.9

Menurut Harold Lasswell (1948) dalam karyanya, “The structure and function of communication in society ” menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut “Who says what in which channel to whom with what effect?”. Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yakni komunikator, pesan, komunikan, media dan efek. Jadi pada dasarnya Lasswell menyatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.10

Dari uraian beberapa tokoh di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengoperan atau pemindahan lambang-lambang informasi dari komunikator kepada komunikan untuk mencapai suatu tujuan

8

H.A.Wijaya. Komunikasi dan Hubungan Kemasyarakatan, (Jakarta:Bumi Aksara, 1997), h.11

9

T.A Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: 1985), h. 48

10

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), Cet ke-13, h. 10


(31)

16

yang diinginkan oleh komunikator. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan tujuan, harapan dari isi pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu diantara orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi harus memiliki kesamaan makna atau arti pada lambang-lambang yang digunakan untuk berkomunikasi, dan harus bersama-sama mengetahui hal yang dikomunikasikan.

2.Pengertian Komunikasi Instruksional

Komunikasi instruksional berarti komunikasi yang bersifat perintah. Pembicaraan komunikasi instruksional tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai kata atau instruksional itu sendiri. Apa dan bagaimana komunikasi instruksional serta tujuan-tujuan yang mungkin bisa dicapai dalam sistem komunikasi instruksional.

Istilah instruksional berasal dari kata instruction. Ini bisa berarti

pengajaran, pelajaran atau bahkan perintah atau intruksi. Weber’s third new

internasional dictionary of the English language mencantumkan kata

instruksional dari kata (to instruct) dengan arti “ memberikan pengetahuan atau

informasi khusus dengan maksud melatih dalam berbagai bidang khusus, memberikan keahlian atau pengetahuan dalam berbagai bidang seni atau

spesialisasi tertentu”. Disini juga dicantumkan dengan makna lain yang


(32)

17

Di dalam dunia pendidikan, kata instruksional tidak diartikan sebagai perintah, tetapi lebih mendekati kedua arti yang pertama, yakni pengajaran atau pelajaran. Bahkan akhir-akhir ini kata tersebut diartikan sebagai pembelajaran.11

Komunikasi instruksional merupakan kegiatan komunikasi dengan sasaran kelompok yang berisi pengajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu. Dalam komunikasi instruksional yang formal, tujuan utama yang harus dicapai di dalamnya adalah terjadinya perilaku pada peserta didik.12

Komunikasi instruksional berarti komunikasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Agar komunikasi bisa berjalan dengan efektif, maka dalam kegiatan berkomunikasi diharuskan adanya komunikator, komunikan dan pesan yang akan disampaikan. Pada komunikasi instruksional ini yang menjadi komunikator adalah guru mata pelajaran yang mampu mengajar dalam menggambarkan, menerangkan dan memberikan sebuah metode dalam menyampaikan materi kepada siswa, sehingga proses pendidikan yang disampaikan oleh guru dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan. Adapun yang berperan sebagai komunikannya adalah siswa itu sendiri yang menerima apapun yang diinstruksikan oleh gurunya di dalam kelas.

11

Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet ke-1 h. 57

12

Nina Winangsih Syam, M.S, Perencanaan Pesan Dan Media, (Pusat Penerbitan UT: 2002) Cet Ke-3. h-21


(33)

18

Istilah instruksional berasal dari kata instruction yang artinya

pengajaran, pelajaran atau bahkan perintah atau intruksi. Pengajaran yang bisa diartikan sebagai orang yang mengajarkan atau dalam istilah komunikasi pendidikan ialah guru. Sedangkan pelajaran adalah bahan pelajaran yang akan disampaikan atau disebut pesan pada komunikasi instruksional.13

Jadi pada dasarnya dalam komunikasi instruksional, pengajar (komunikator) dan pelajar (komunikan atau sasaran) sama-sama melakukan interaksi psikologis yang nantinya diharapkan bisa berdampak berubahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan di pihak komunikan. Pada kegiatan instruksional pada intinya juga adalah proses pembantuan agar terjadi perubahan perilaku pada anak didik.

Komunikasi instruksional mempunyai fungsi edukatif, atau tepatnya mengacu pada fungsi edukatif dari fungsi komunikasi secara keseluruhan, namun, bukan berarti fungsi-fungsi lain terabaikan. Komunikasi instruksional merupakan subset dan komunikasi secara keseluruhan. Bahkan apabila dikaitkan dengan bidang pendidikan sekalipun, ia merupakan subset dari komunikasi pendidikan. Ia bersifat metodis-teoretis. Artinya, kajian atau garapan-garapannya berpola tertentu sehingga akhirnya bisa diterapkan langsung untuk kepentingan di lapangan. Komunikasi pendidikan berarti sebagai proses komunikasi yang terjadi dalam lingkungan pendidikan, baik

13

Pawit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) Cet ke-1 h. 72


(34)

19

secara teoretis maupun secara praktis. Komunikasi instruksional lebih ditekankan kepada pola perencanaan dan pelaksanaan secara operasional yang didukung oleh teori untuk kepentingan keberhasilan efek perubahan perilaku pada pihak sasaran (komunikan). Efek perubahan perilaku inilah yang tampaknya merupakan tujuan pokok dari pelaksanaan komunikasi instruksional. Uraian di atas menunjukkan bahwa komunikasi intruksioanal adalah pembelajaran yang pada prinsipnya merupakan proses belajar yang terjadi akibat tindakan pengajar dalam melakukan fungsinya, yaitu fungsi yang memandang pihak belajar sebagai subjek yang sedang berproses menuju cita-citanya mencapai sesuatu yang bermanfaat kelak. Tujuan akhir proses belajar mengajar yang direncanakan pada sistem instruksional mengacu pada tujuan yang lebih luas, yaitu tujuan pendidikan.

3.Unsur-Unsur Komunikasi

a. Komunikator. Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film dan lain sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat menjadi komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator.14 Komunikator

14

H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) h. 11


(35)

20

berfungsi sebagai encoder yaitu sebagai orang yang memformulasikan

pesan yang kemudian menyampaikan kepada orang lain.15

Dalam proses komunikasi, komunikator (guru) sangat berperan penting untuk kelancaran komunikasi. Sebab komunikator (guru) sebagai

pioner membentuk komunikasi seperti apa yang akan dijalankan agar

tujuan komunikasi yang diharapkan tercapai. Komunikator (guru) yang baik dan pandai akan menghasilkan komunikasi yang baik. Sebaliknya jika komunikator (guru) yang semaunya tanpa diimbangi dengan ilmu yang memadai, maka hasil komunikasi yang diharapkan akan jauh didapatkan.

b. Pesan. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu penetahuan, hiburan informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris biasanya diterjemahkan dengan kata message,

content atau information.16 Pesan dalam dunia pendidikan adalah muatan

kurikulum yang disajikan oleh guru sebagai komunikator atau penyampai pesan kepada murid atau siswa selaku komunikan atau penerima pesan.

15

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga. Sebuah Perspektif Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004) Cet ke-1, h.12

16

H. Hafied Cangara, Pengantar ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998) cet ke-1, h. 23


(36)

21

Pesan dalam dunia pendidikan adalah muatan kurikulum yang disajikan oleh guru sebagai komunikator atau penyampai pesan kepada siswa atau murid selaku komunikan atau yang penerima pesan.

c. Media. Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media yang dimaksud disini adalah dapat mengandung pengertian: bentuk pesan yang disampaikan (verbal atau non verbal), media penerima pesan yaitu kelima indera manusia dan cara penyajian pesan secara langsung atau melalui media cetak (surat kabar, majalah) atau juga media elektronik ( TV, radio, OHP, sound system multimedia, LCD dan lainnya).17

Sedangkan menurut A.W. Widjaya, media adalah saluran penyampaian pesan yang diterima melalui panca indra atau menggunakan alat. Media komunikasi dapat dikatagorikan dalam dua bagian:

1) Media umum, ialah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya adalah TV, radio, OHP, dan lain-lain

2) Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa. Disebut demikian karena sifatnya yang massa, contohnya adalah pers, radio, film, dan televis.18

17

H. loyd goodall dan Christopher L. wagen, op.cit, h. 86 18

A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet ke-3 h. 13


(37)

22

d. Penerima/Komunikan. Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan berfungsi sebagai decoder yakni menerjemahkan

lambang-lambang pesan ke dalam konteks pengertiannya sendiri.19 Komunikan mempunyai peranan sebagai penerima pesan atau sebagai pihak yang menjadi sasaran komunikasi haruslah mengikuti dan menyesuaikan diri dengan proses komunikasi agar tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga tercapai tujuan komunikasi.20

Komunikan bisa juga disebut dengan penerima (receiver), sasaran (destination), kommunikate (communicate), penyandi balik (decoder), khalayak (audience), pendengar (listener), yaitu orang yang menerima pesan dari sumber.21

Penerima atau komunikan adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber atau komunikator. Penerima bisa dalam bentuk satu orang, kelompok, atau negara.22Seorang komunikan di dalam pendidikan adalah murid atau orang yang menjadi sasaran pada proses belajar mengajar.

e. Efek. De Fleur mengatakan bahwa pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima

19

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), cet ke-13, h. 59

20

Sasa Djuarsa Sendjaja. Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka 1993), cet. Ke-4. h. 30

21

H. loyd goodall jr dan Christopher L. wagen, op.cit, h. 157-158 22


(38)

23

sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.23

Pengaruh (effek) adalah perbedaan apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.24

Efek adalah apa yang terjadi pada penerima pesan setelah ia menerima pesan tersebut. Misalkan menambah pengetahuan, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan (dari tidak bersedia menjadi bersedia).25

Dalam proses belajar mengajar efek adalah hasil dari apa yang diajarkan oleh guru yang disampaikan kepada murid supaya murid tersebut dapat mengerti dan memahami pelajaran.

4. Bentuk-Bentuk Komunikasi a. Komunikasi Antarpribadi

Yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lain atau secara tatap muka (face to face).

23

H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998) Cet Ke-1, h. 25

24

Ibid, h. 26

25


(39)

24

Misalnya: percakapan secara tatap muka diantara dua orang seperti guru dengan murid ketika sedang konsultasi, surat menyurat pribadi dan percakapan melalui telepon. Corak komunikasinya juga bersifat pribadi, dalam arti pesan atau informasi yang disampaikan hanya ditujukan untuk kepentingan pribadi para pelaku komunikasi yang terlibat.

b. Komunikasi Kelompok

Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara anggota-anggota suatu kelompok. Pada tingkatan ini, tiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang dikomunikasikan juga menyangkut semua kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi misalnya: ngobrol-ngobrol dalam keluarga antar bapak, ibu dan anak-anaknya, diskusi dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan seorang guru dengan murid-muridnya di dalam kelas.26

c. Komunikasi Massa

Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Massa adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Komunikasi massa sangat efisien karena dapat menjangkau daerah yang luas dan audiensi yang praktis tak terbatas. Namun

26

Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka 1993), Cet ke-4. h. 39


(40)

25

komunikasi massa kurang efektif dalam pembentukan sifat persona karena komunikasi massa tidak dapat langsung diterima oleh massa, tetapi melalui opinion leader, ialah yang kemudian menerjemahkan apa yang

disampaikan dalam komunikasi massa itu kepada komunikan.27

5. Jenis-Jenis Komunikiasi a. Komunikasi Verbal

Yaitu komunikasi yang menggunakan bahasa dan tulisan. Menurut Paulette J. Thomas, komunikasi verbal adalah penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Lambang-lambang verbal adalah semua lambang yang digunakan untuk menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan kata-kata (bahasa). Dalam proses belajar mengajar komunikasi verbal dapat dilangsungkan dengan kata-kata, seperti: ceramah, bercerita, berdiskusi dan lain-lain. Bisa juga dilangsungkan dengan menggunakan tulisan surat, buku, majalah, koran dan lain-lain. Bahasa lisan dan tulisan adalah lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi seperti komunikasi yang terjadi antara guru dan murid. Sebabnya ialah karena bahasa selain dapat mewakili kenyataan yang konkrit dan obyektif dalam dunia sekeliling kita, juga dapat mewakili hal yang abstrak sekalipun. Yakni bahasa verbal

27


(41)

26

adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, gagasan, perasaan dan maksud kita.28

b. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah jenis komunikasi yang menggunakan symbol, lambang, gerakan-gerakan, sikap, ekspresi wajah dan isyarat yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Pelaksanaan komunikasi non verbal inipun tidak kalah pentingnya, namun dalam kenyataannya jika seseorang belum mengetahui lambang-lambang yang ada, maka akan salah arti, dan akibatnya akan fatal. Dalam prakteknya yang lebih efektif itu adalah komunikasi verbal dan non verbal saling mengisi. Seperti halnya jika ada gambar di surat kabar, maka akan lebih jelas jika ada keterangannya dengan verbal. Karena jika tidak ada keterangan, mungkin akan salah.29

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi non verbal ternyata jauh banyak dipakai dari pada komunikasi verbal, dengan kata-kata. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi non verbal ikut terpakai, karena itu komunikasi non verbal

28

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2007), Cet ke-1 h. 93

29


(42)

27

bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi non verbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau dianggap secara sepontan.30

6. Metode Komunikasi Instruksional

Metode yang digunakan oleh guru dalam komunikasi instruksional sangat penting sekali dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Adapun metode komunikasi instruksional yang bisa digunakan oleh guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas diantaranya adalah:31

a. Metode Ceramah

Metode ceramah pada mulanya banyak dipergunakan di kalangan dosen yang memberi kuliah kepada mahasiswa yang berjumlah banyak. Metode ceramah berbentuk penjelasan pengajar kepada siswa dan diakhiri dengan tanya jawab antara pengajar dan siswa tentang isi pelajaran yang kurang jelas.

b. Metode Demonstrasi

Penggunaan metode demonstrasi mempersyaratkan adanya suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru. Setelah

30

Agus M. Harjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003) cet ke-1, h.26

31

Mukhtar, dan Martinis Yamin, 10 (Sepuluh) Kiat Sukses Mengajar di Kelas, (Jakarta: PT. Nimas Multima, 2002), h. 96-105


(43)

28

didemonstrasikan, siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan atau proses yang sama di bawah bimbingan guru.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan interaksi siswa dengan siswa, atau siswi dengan guru untuk menganalisis, menggali, atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu

d. Metode Studi Mandiri

Metode studi mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh siswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus.

e. Metode Pemecahan Masalah

Metode ini mempergunakan pikiran atau wawasan tanpa melihat kualitas pikiran atau wawasan tersebut. Guru disarankan untuk tidak berorientasi pada metode, tetapi melihat jalan pikiran dan pendapat siswa serta mendorongnya untuk terus mengeluarkan pikiran dan pendapatnya. Begitu seterusnya para semua siswa. Pendapat para siswa lalu ditampung.

f. Metode Studi Kasus

Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi tertentu, kemudian siswa ditugaskan mencari alternatif pemecahannya. Metode studi kasus digunakan untuk menggambarkan kemampuan berpikir kritis dan menemukan prestasi baru dari suatu konsep dan masalah.


(44)

29

Metode ini dapat dilakukan bila siswa memiliki kemampuan dan latar belakang pengetahuan yang cukup dalam masalah yang dibicarakan.

g. Metode Bermain Peran

Metode ini berbentuk interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Dalam interaksi itu setiap siswa melakukan peran terbuka. Metode ini sering digunakan untuk memberikan kepada siswa untuk mempraktikkan isi pelajaran yang baru saja dipelajarinya dalam rangka menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi pada pelaksanaan sesungguhnya nanti.

Metode ini memerlukan observasi yang cermat dari guru untuk menunjukkan kekurangan setiap peran yang dilakukan siswa.

7. Hambatan-Hambatan Komunikasi Instruksional a. Hambatan Pada Sumber

Sumber disini maksudnya adalah pihak penggagas, komunikator, dan juga termasuk pengajar. Seorang komunikator adalah seorang pemimpin, manajer, dan organisator, setidaknya pemimpin dalam pengelolaan informasi yang sedang disampaikannya kepada orang lain. Tanpa dikelola dengan baik, sistematis dan terancana, informasi yang dikemukakannya tidak bisa diterima dengan efektif oleh pihak sasaran.

Beberapa kesalahan yang bisa terjadi pada pihak sumber sehingga keefektifan komunikasi terganggu meliputi beberapa faktor, antara lain


(45)

30

misalnya penggunaan bahasa, perbedaan pengalaman, keahlian, kondisi mental, sikap dan penampilan fisik. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kondisi sasaran, misalnya terlalu tinggi, bertele-tele, tidak sistematis dan tekanan suara lemah bisa menghambat penerimaan informasi oleh sasaran.

b. Hambatan Pada Saluran

Hambatan pada saluran terjadi karena adanya ketidakberesan pada saluran komunikasi. Hal ini juga dikatakan sebagai hambatan media karena media berarti alat untuk menyampaikan pesan. Gangguan-gangguan seperti ini disebut noise. Kabel telepon terputus, suara radio

tidak jelas, tulisan tak jelas, suara gaduh di ruang kelas, gambar pada layar televisi tidak jelas dan sejenisnya, itu semua menunjukkan ketidakberesan saluran komunikasi atau media tadi.

Hambatan-hambatan teknis seperti tersebut biasanya di luar kemampuan komunikator. Tugas komunikator atau dalam hal ini guru, atau instruktur dan sejenisnya, yang paling penting adalah persiapannya dalam menentukan atau memilih media yang akan digunakannya. Di samping itu mutu peralatan dan media yang akan digunakan harus baik, yang juga tidak kalah pentingnya ialah pemilihan media tersebut secara tepat dengan memperhatikan kesesuaiannya untuk kegiatan instruksional yang sedang dijalankannya. Suasana gaduh akibat audiens cukup banyak, setidaknya bisa dibatasi dengan menggunakan pengeras suara yang cukup


(46)

31

menjangkau ke seluruh ruangan, atau bisa juga menggunakan media komunikasi yang menarik seperti multimedia instruksional secara efektif.

c. Hambatan Pada Komunikan Atau Sasaran

Maksud komunikan disini adalah orang yang menerima pesan atau informasi dari komunikator, misalnya audiens, mahasiswa, peserta penataran dan sekelompok orang tertentu lainnya yang siap menerima sejumlah informasi dari komunikator. Di dalam sisitem instruksional, hambatan-hambatan yang mungkin terjadi sehingga mengganggu proses kelancarannya saluran, tetapi pihak sasaran pun bisa berpeluang untuk menghambat, bahkan kemungkinannya lebih besar dari lainnya cowley, 1982).

Sasaran adalah manusia dengan segala keunikannya, baik dilihat dari kacamata fisiologi maupun lebih-lebih lagi dari kacamata psikologi. Fisiologi banyak berkaitan dengan masalah-masalah fisik dengan segala jenis kebutuhan biologisnya seperti kondisi indra, lapar, kurang istirahat, dan haus. Sedangkan yang kedua banyak berhubungan dengan masalah kejiwaan seperti kemampuan dan kecerdasan, minat dan bakat, motifasi dan perhatian, sensasi dan persepsi, ingatan, retensi dan lupa, kemampuan mentransfer dan berfikir kognitif. Beberapa ciri khas tertentu, baik dari aspek fisiologis maupun dari aspek psikologis, memiliki potensi keunggulan dan kemampuan yang berbeda pada setiap manusia, dan hal itu ada kaitannya dengan kemampuan belajarnya. Karena itu, setiap


(47)

32

komunikator: dosen, guru, instruktur ataupun praktisi komunikasi lainnya, perlu memerhatikan hal-hal di atas sebelum dan dalam melaksanakan kegiatan instruksionalnya. Anak lapar mungkin tidak dapat menerima pelajaran secara optimal karena perhatiannya terganggu.

d. Hambatan Teknologis dan Literacy

Hambatan teknologis adalah semua hambatan yang secara sistem terjadi akibat dari unsur human error yang dilatarbelakangi oleh

faktor-faktor teknologi. Human error akibat literacy ini sekarang banyak

menimpa siapa pun yang tidak siap dengan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi.

Dalam dunia instruksional, adanya kesenjangan teknologi dan kesenjangan digital sebenarnya tidak terlalu mengganggu proses instruksional yang kita lakukan. Sebab teknologi hanyalah alat yang jika kita gunakan dengan benar bisa meningkatkan tingkat keberhasilannya dalam pelaksanaan instruksional. Namun, jika pada saat menggunakannya terjadi hambatan seperti teruraikan di atas, proses instruksional bisa terganggu, dengan demikian secara sistem, kegiatan instruksional tidak berjalan dengan lancar.32

32

Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, (Jakarta: BumiAksara, 2010) cet ke-1 h. 192-210


(48)

33

B. Pembelajaran

1. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran diambil dari kata “belajar”. Pengertian belajar sendiri

sangat bermacam-macam tergantung dari sudut mana pengertian itu ditinjau dan teori mana yang digunakan sebagai acuan, namun secara umum belajar bisa diartikan sebagai suatu upaya yang dimaksudkan untuk menguasai sejumlah pengetahuan.33

Pengertian pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan siswa.34Adapun pengertian pembelajaran menurut Gagne mendefinisikan sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal.35

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari pembelajaran adalah sebagai pengumpulan pengetahuan, penanaman konsep, keterampilan sikap dan perbuatan.36

Tujuan dalam pembelajaran merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses pembelajaran yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajar. Tujuan pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki murid setelah ia

33

Imron Ali, Belajar dan Membelajarkan, ( Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), h. 2 34

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 159 35

Margaret E.BEEL Gradler, belajar dan membelajarkan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1994), h.207

36

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), cet. Ke-1, h.30


(49)

34

menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar dalam proses pengajaran. Tujuan dari belajar mengajar pada hakikatnya adalah hasil belajar mengajar.37

C. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kehidupan manusia. Harimurti mendefinisikan bahasa adalah sebagai sistem lambang arbriter yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerjasama,

berinteraksi dan mengidentifikasi diri.

Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan

pengertian “bahasa” ke dalam tiga batasan yaitu: (1) sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang (arbriter, pen) dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. (2) perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, daerah, negara, dsb), (3) percakapan (perkataan) yang baik: sopan santun, tingkah laku yang baik.

Dua ilmuwan Barat, Bloch dan Trager, mendefinisikan bahasa adalah

“sistem simbol-simbol bunyi yang arbriter yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi (Language is a system of

arbitray vocal symbols by means of which a social group cooperates). Senada

37

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Al-Gesindo, 2000) cet ke5 h. 30


(50)

35

dengan Bloch dan Tragrer, Joseph Bram mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain (a language is a structured system of arbitrary vocal symbols by

means of which of social group interact). Ronald Wardhaugh, seorang linguis

Barat, dalam instruction to linguistcs mendefinisikan bahasa adalah suatu

sistem simbol-simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia.38

38

Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa: Mengungkapkan Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) h. 22


(51)

36

`BAB III

GAMBARAN UMUM TK AL-FATH CIRENDEU

A. Sejarah TK Al-Fath

Al-Fath berdiri pada tanggal 1 Febuari 2001 yang di bawah naungan yayasan Bina Insani Sakina yang diketuai oleh ibu Hj. Harsoyo. Sebelum didirikannya TK Al-Fath, ibu Hj. Harsoyo sudah membangun lembaga bahasa asing di kawasan Pondok Labu. Namun keinginan ibu Hj. Harsoyo tidak hanya sekedar mendirikan lembaga saja, tetapi beliau ingin mengembangkan keinginannya untuk mendirikan sebuah sekolahan formal dan kemudian didirikanlah sebuah sekolah formal yang dibantu oleh ibu Evita Mayanti dan sekolah tersebut diberi nama Al-Fath yang terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu SMP, SD dan TK.1

Pada awal berdirinya Al-Fath jumlah muridnya tidak sebanyak seperti sekarang ini yang hanya berjumlah 64 siswa, terdiri dari empat kelas, yaitu kelas buterflay, beetle, bear dan bee. Dan masing-masing kelas berjumlah kurang lebih 18 siswa. Kemudian ibu Hj. Harsoyo memilih ibu Sudiaryati Sudarto untuk menjadi kepala sekolah di TK Al-Fath tersebut. 2

Ibu Sudiaryati Sudarto menjabat sebagai kepala sekolah sejak awal berdirinya TK Al-Fath yakni sejak tahun 2001 hingga sekarang. Beliau adalah

1

Wawancara pribadi dengan ibu Diar, Cirendeu, 28 Maret 2011 2


(52)

37

sosok kepala sekolah yang sangat mencintai dunia anak-anak. Sebelum menjadi kepala sekolah di TK Al-Fath beliau mengawali karirnya sebagai seorang sekretaris, dan pernah mengajar di Star Bright Internasional Preschool. Beliau juga pernah mengajar di beberapa tempat yaitu Alfa Foundation English Center, YPII Annissa Bintaro, SD Madania dan ia juga sempat menjadi konsultan Evita Jakarta dan pusat pelatihan guru Al-Fath sebagai dosen, kemudian beliau menjadi kepala sekolah TK Al-Fath Cirendeu.

Langkah dan perjalanan Sudiaryati Sudarto untuk memajukan TK Al-Fath tidak selalu mulus. Dalam perjalanannya banyak sekali halangan dan rintangan, walau demikian beliau tidak lantas mengurungkan niatnya untuk memajukan sekolah dan potensi anak didiknya. Berjuang, bersabar dan berusaha itulah motto ibu kepala sekolah yang tidak bisa dihalangi oleh siapapun dan apapun. Beliau dapat memajukan TK Al-Fath yang dibantu oleh guru-guru professional, dan membuat TK tersebut menjadi TK yang berkonsepkan dwibahasa dan berwawasan islami.

Dengan membuat konsep dwibahasa dan berwawasan islami, kini TK Al-Fath sudah menjadi pelopor sekolah yang bermetode aktif learning di Ciputat dan sekitarnya. Tk Al-Fath adalah sekolah yang menggunakan kombinasi kurikulum nasional dan internasional dengan pendekatan bilingual dan bernafaskan islami.3

3


(53)

38

Berkat usaha dan perjuangan para guru, kini TK Al-Fath sudah mulai mengepakkan sayapnya yakni dari tahun ke tahun jumlah siswanya semakin bertambah. Pada tahun 2001-2002 hanya ada 64 siswa, kemudian pada tahun 2002-2003 jumlah siswanya meningkat drastis hingga hampir 200% menjadi 126 siswa, dan sekarang jumlah murid TK Al-Fath berjumlah 284 siswa yang terdiri dari dua tingkatan yaitu TK A dan TK B, dan masing-masing tingkatan mempunyai empat kelas. TK A terdiri dari kelas alligator, allosaurus, ant, antelope. TK B terdiri dari kelas buterflay, beetle, bear dan bee.4

B. Visi dan Misi 1. Visi

a. Membentuk lembaga pendidikan Islam yang moderat dan berwawasan internasional.

b. Menanamkan moral Islami dan pembiasaan beribadah setiap saat. c. Membangun anak Indonesia yang mandiri, kreatif, inovatif dan

berakhlakul karimah. 5

2. Misi

a. Membentuk kader pemimpin bangsa dan intelektual muslim berwawasan luas dan berjiwa akhlakul karimah.

b. Menjadikan Al-Fath sebagai sekolah yang mampu

mengembangkan potensi siswa dalam aspek intelektual, emosional dan spiritual

4

Ibid, Cirendeu, 8 Maret 2011 5


(54)

39

c. Membentuk siswa yang up to date seiring dengan perkembangan

IPTEK dengan menggunakan active learning sesuai yang

ditetapkan oleh sekolah

d. Membentuk sumber daya manusia yang profesional di bidangnya dalam lingkungan pendidikan. 6

C. Sarana Prasarana

1. Wifi

Lingkungan KB/TK Al-Fath Cirendeu adalah Zona wifi. Siswa atau parents dapat membawa personal laptop untuk mengakses internet di area sekolah.

2. Mini Sports

Mini sports ini meliputi fantastic swimming pool, mini siccer field, mini basketball court, mini hall

3. Library

TK Al-Fath memiliki lebih dari 3000 buku dan berbagai macam sumber belajar (resource)

4. Computer room

Lab komputer ini memiliki LCD monitor dan bekerjasama dengan program khusus computerkid.

5. Video room

Ruangan ini dilengkapi dengan peralatan audio-visual sebagai pendukung kegiatan belajar, terdiri dari layar TV LCD 39 INC, DVD player, sound

6


(55)

40

speaker dan audio tape, terhubung pula dengan internet sebagai tambahan sumber belajar

6. Musical instrument

Perkusi sederhana sebagai perlengkapan ensamble, gitar, keyboard dan angklung

7. Technology support

Teknologi ini yaitu peralatan soundsystem lengkap LCD projector dan screen, peralatan recording dan audio atau video editing.

8. Play area

Area ini meliputi outdoor playground, playing room, shared area.7 9. class room

kelas ini tempat murid-murid melakukan aktifitas belajar mengajar yang dilengkapi dengan peralatan belajar yaitu kursi dan meja belajar, rak tas, gambar-gambar hasil karya murid, komputer guru, locker anak, mesin air, pencuci tangan, karper belajar, white board. TK Al-Fath memiliki dua belas kelas yaitu TK A (alligator, allosaurus, ant, antelope), TK B (bee, bear, butterfly, dan beetle), KB (blue, purple, yellow dan red)

Mata Pelajaran TK Al-fath

1. Math Indonesian language 2. Science IPA

3. Islamic religion and iqra’ 4. Social science IPS

7


(56)

41

5. Computer 6. Performing art

7. English language ( in math/ fun games, cookery, video time) 8. Library

9. Swimming 10.Music

11.Physical education

Kegiatan ekstra kurikuler TK Al-Fath

1. Soccer 2. Choir/nasyid 3. Art drawing 4. Dance 5. Basketball 6. Fun musik 7. Fun English

D. Program Pembelajaran Bahasa Inggris TK Al-Fath 1. Video time

Adalah pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan media video, yakni guru memutarkan kaset-kaset menarik yang berbahasakan Inggris. dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris video time ini melalui: a. Listening, dalam hal ini murid-murid menyimak dan mendengarkan


(57)

42

b. Reading, setelah mendengarkan materi atau kaset yang telah diputar, selanjutnya murid membaca dan mengucapkan pronouncition secara benar

c. Latihan adalah guru bertanya kembali kepada murid tentang materi yang sudah didengar dari kaset video tersebut

2. Math

Adalah pembelajaran bahasa Inggris dengan konsep matematika yakni belajar berhitung dengan berbahasa Inggris, dan guru memperkenalkan angka-angka yang berbentuk jumlah, kurang dan lain lain yang disertai dengan gambar-gambar yang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar. Prosesnya melalui:

a. Listening adalah murid mendengarkan, menyimak materi yang disampaikan oleh guru dengan memperkenalkan angka dan tulisan yang benar dalam bahasa Inggris

b. Speaking adalah siswa dilatih untuk mengikuti guru dan mengucapkan angka-angka dalam bahasa Inggris yang telah diberikan oleh guru secara bersama-sama

c. Writing yaitu murid menulis angka dalam bahasa Inggris yang sesuai dengan angka yang diajarkan

d. Menghafal yaitu murid dituntut untuk menghafal urutan angka dan cara penulisan yang benar dalam bahasa Inggris.

e. Latihan yaitu guru memberikan tugas atau latihan dengan menggunakan media gambar, atau yang lainnya.


(58)

43

3. Cookery time

Adalah pembelajaran bahasa Inggris dengan mengenalkan cara dan resep-resep masakan. Dalam proses belajar mengajar melalui:

a. Listening, guru menjelaskan dan murid mendengarkan atau menyimak materi yang disampaikan oleh guru.

b. Watching, murid harus melihat dan memperhatikan cara masak dan resep-resep masakan tersebut.

c. Pengenalan vocabularies, guru mengenalkan kosa kata kepada siswa tentang bahan dan alat-alat masakan tersebut.

d. Testing, yaitu guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mencicipi hasil masakan yang telah dibuat.

4. Fun games

Adalah pembelajaran dengan cara permainan dan hal ini meliputi

a. Listening, guru menjelaskan materi dan murid mendengarkan atau menyimak

b. Latihan dan permainan, guru memberikan latihan kepada murid dengan memberikan media atau selembar gambar kepada setiap murid c. Intruksi, guru memberikan intruksi kepada murid dengan menghitung

waktu agar mereka tahu kapan waktu harus berhenti dan pindah dan kapan waktunya masih lanjut.8

8


(59)

44

Pengembangan Pembiasaan Bidang Bahasa Inggris KOMPETENSI

BELAJAR MENGAJAR

INDIKATOR BELAJAR MENGAJAR

Mendengarkan dan memahami kalimat sederhana serta

mengkomunikasikannya secara benar

Menirukan kembali kosa kata atau kalimat sederhana

Memperbendaharakan kata yang diperlukan untuk berkomunikasai sehari-hari

1. Berkomunikasi menggunakan kata saya, dia, kamu, kami, mereka

2. Menyebutkan kembali yang berhubungan dengan posisi atau keterangan tempa misalnya: inside, outside, front of, back dll 3. Mengelompokkan kata-kata yang sejenis

Memahami hubungan antara bahasa lisan dan tulisan

Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan symbol yang

melambangkannya. Memahami benda menurut bentuk,

jenis dan ukuran

1. Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut ciri-ciri tertentu. Misal menurut warna, bentuk dan ukuran

2. Mengenal perbedaan kosa kata pendek-panjang, jauh-dekat, bagus-jelek


(60)

45

Memasangkan benda sesuai dengan

pasangannya.

Memahami bilangan 1. Membilang atau menyebut bilangan dari satu

sampai sepuluh dengan bahasa Inggris

2. Membilang dan mengenal huruf penulisan bilangan

3. Membilang dengan menggunakan benda-benda

4. Menghubungkan dan memasangkan lambang bilangan dengan anak panah

Memahami konsep matematika 1. Memahami konsep matematika sederhana

2. Menambahkan atau mengurangi dan

menyebutkan hasilnya dengan menggunakan gambar atau benda yang disediakan.

Pengembangan Pembiasaan Bidang Kognitif PROSES BELAJAR

MENGAJAR

INDIKATOR

Memahami benda di sekitar menurut bentuk, jenis dan ukuran

1. Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut warna, bentuk, ukuran dll

2. Menunjuk dan mencari benda, benda, tanaman yang mempunyai


(61)

46

warna menurut cirri-ciri tertentu 3. Membedakan macam-macam suara 4. Menyebutkan dan menceritakan

perbedaan dua buah benda 5. Menunjukkan kejanggalan suatu

gambar

6. Menyusun benda dari besar-kecil atau sebaliknya

Memahami konsep sains sederhana 1. Menceritakan tentang apa yang terjadi; jika warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman dll 2. Mengungkapkan sebab akibat,

misalnya mengapa sakit gigi dan mengapa kita lapar, dll

Dapat memahami bilangan 1. Membilang dan menyebut urutan

dari satu sampai dua puluh 2. Mengenal konsep benda-benda

sampai 10

3. Membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda

4. Memasangkan bilangan dengan benda-benda


(62)

47

Memahami masalah sederhana 1. Mengisi cross word puzzle

2. Mengerjakan “maze” (mencari jejak) yang lebih kompleks

Memahami konsep waktu Mengetahui jumlah hari

Pengembangan Pembiasaan Bidang Fisik Atau Motorik KOMPETENSI

BELAJAR MENGAJAR

INDIKATOR

Menggerakan jari tangan untuk kelenturan dan kekuatan otot dan koordinasi

1. Mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain

2. Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan tanah liat, pasir dll 3. Meniru membuat garis tegak,

datar, miring dll

4. Meniru melipat kertas sederhana 5. Mencocokkan bentuk

6. Memegang pensil dengan benar dapat menggerakkan badan dan kaki

dalam rangka keseimbangan, kekuatan, koordinasi dan melatih keseimbangan

1. Berjalan maju pada garis lurus, berjalan dengan jinjit

2. Berjalan mundur, kesamping pada garis lurus

3. Memanjat dan bergantung dan berayun


(63)

48

4. Berlari sambil melompat dengan seimbang

5. Senam fantasi bentuk meniru . 9

9


(64)

49

STRUKTUR ORGANISASI

KB/TK Al-Fath Cirendeu

Kepala Sekolah TK/KB

Sudiaryati sudarto, S.pd

Supporting Staff

Siswa KB/TK

Asisten Guru

Kelas

Guru Kelas

Guru Bidang Strudi

Administrasi Staff

Diah palupi, SE

Yayasan Bina Insani Sakina

Hj. Harsoyo

Wakil kepala Sekolah Dra. Susy mahyudiarni


(65)

(66)

50

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A.

Implementasi Komunikasi Instruksional Dalam Pembelajaran

Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu

Proses pembelajaran merupakan inti dari pendidikan secara keseluruhan, dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan yaitu bahasa Inggris dari komunikator yang kemudian disampaikan melalui berbagai saluran atau media dan kemudian barulah sampai kepada komunikan atau penerima. Setelah komunikan menerima pesan atau materi barulah terjadi

feed back.

Berdasarkan hasil penelitian di sekolah TK Al-Fath Cirendeu, bahwa pelaksanaan komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris terdapat guru bidang bahasa Inggris (komunikator) yaitu Ms. Diar dan Ms. Fala. Beliau adalah guru bidang bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu. Selain guru juga terdapat siswa atau komunikan yaitu siswa kelas bee, bear,

buterflay dan beetle.

Sebelum guru memasuki kelas dan memberikan materi kepada murid, guru (komunikator) melakukan persiapan-persiapan, diantaranya adalah: pertama membuat rencana persiapan mengajar. kedua mempersiapkan


(67)

alat-51

alat pelajaran atau media (peraga, alat tulis, white board, video, worksheet dan

lain-lain). Ketiga mempersiapkan bahan materi yang diambil dari berbagai sumber, yaitu buku-buku bahasa Inggris import, dan sumber dari internet. Setelah semuanya sudah siap, maka guru (komunikator) memasuki kelas dan memberikan materi kepada siswa (komunikan). Pada tahap keempat ini guru menyajikan materi pelajaran yang disusun lengkap dengan persiapan model dan metode mengajar yang dianggap efektif. Ke lima adalah guru melakukan evaluasi dan tindak lanjut, guru melakukan penilaian keberhasilan belajar siswa yang berlangsung pada tahap instruksional yang bertujuan untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

Sebelum memasuki implementasi komunikasi instruksional, maka penulis memaparkan proses pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu terlebih dahulu.Yaitu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel. 1

Senin, 21 Maret 2011 (Pembelajaran English Math) NO TAHAP

BELAJAR KOMUNIKATOR KOMUNIKAN

1 Pembukaan

- Assalamu’alaikum Wr.wb - Good morning and How

are you this morning - I am very well thank you -

-Wa’alaikum salam Wr.wb - I am fine thank you, and

you,,,

2 Penyajian

- Anak soleh are you

ready….

- Oke. Now listen to me - Can you count number

one until ten?

- Oke now count together - Memorize now and I will

- Yes,,,

-One,,,two,,,three,,,,,,,,,ten -Murid-murid menghafalkan


(68)

52

give you time five minutes and I will erase the white board. Come on

- And than any body can whrite down number one

until ten in English….?

- Now Nindy whrite dowm at white board number one and whrite in

English oke…

- Is it right?

- Now you all go to your table and I give you the worksheet and you choose the number and find where is the number four in English example.

materi yang ditulis oleh guru

- Tidak ada yang menjawab (murid takut dan malu untuk menuliskan ke depan)

- Nindy maju ke depan dan menuliskan nomer satu di papan tulis

- Murid serentak menjawab

“yes….”

- Murid-murid kembali ke meja masing-masing dan mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh Ms. Fala

3. Penutup

- Oke our time is over and thank you so much - Anak soleh….. -Wassalamu’alaikum

Wr.wr

- Murid merapikan posisi duduk mereka

. Wa’alaikum salam,Wr.wb

Tabel 1 di atas menguraikan tentang pelaksanaan komunikasi instruksional dalam proses belajar-mengajar bahasa Inggris pada pelajaran English Math yaitu memperkenalkan urutan angka. Pada pelaksanaan komunikasi instruksional di atas yang menjadi komunikator (guru) adalah Ms. Fala.

Dalam pembelajaran English Math beliau mengawali dengan memberi


(69)

53

salam dan menanyakan kabar. Ketika guru memberikan salam dan menanyakan kabar, murid membalas salam dan menanyakan kabar kembali.

Sebelum memasuki materi, guru bertanya kepada murid terlebih dahulu apakah murid bisa menyebutkan urutan angka secara benar atau tidak. Setelah itu barulah guru menjelaskan tentang materi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Materi di atas adalah tentang pengenalan angka dari satu sampai sepuluh. Dalam penyampaian materi (pesan) guru menjelaskan sambil menulis angka satu demi satu yaitu dari angka satu sampai angka sepuluh dan menuliskan angka-angka tersebut dalam bahasa Inggris di white board

(media). Setelah itu beliau juga mengintruksikan murid untuk mengucapkan angka-angka yang telah ditulis di white board secara bersama-sama.

Kemudian guru meminta murid untuk menghafalnya dan memberikan waktu selama 5 menit. Jika sudah hafal, maka tulisan tersebut dihapus satu demi satu dan guru menunjuk beberapa murid untuk menuliskan kembali di white

board. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab atau diskusi untuk

mengoreksi bersama-sama tentang apa yang sudah ditulis oleh salah satu dari murid. Saat murid tersebut salah menuliskannya, maka guru bertanya kepada murid yang lain tentang bagaimana penulisan yang benar. Mereka pun ramai mengacungkan tangannya ingin memperbaiki tulisan yang salah.

Langkah selanjutnya adalah guru memberikan evaluasi dengan membagikan selembar worksheet atau selembar kertas tugas kepada setiap


(70)

54

pemahaman murid terhadap materi yang sudah diajarkan. Ternyata murid-murid tersebut terlihat paham dan hafal tentang materi yang sudah dijelaskan oleh guru. Setelah selesai barulah guru menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam “Wassalamu’alaikum w.br dan murid membalas salam

dengan mengucapkan “Wa’alaikumussalam w.br”

Tabel. 2

Selasa, 5 April 2011 (Pembelajaran English Video Time) NO KOMUNIKASI

INSTRUKSIONAL KOMUNIKAN KOMUNIKATOR

1 Pendahuluan

- Assalamu’alaikum Wr.wb -How are you this morning? - I am very well thank you

- Wa’alaikum salam Wr.wb

- I am fine thank you and you?

2 Penyajian

- Oke now I will swich on the video about Jevery does not live here

- Oke follow me.”hang up”. - Do you know what is hang up

in bahasa?

- Oke,,,when Ms. Diar’s telephon is ring, “ kring

kring kring” so Ms. Diar hang up the telephon. Do you understand?

- Oke now I ask you. What is hang up in bahasa?

- Hore,,,,,

- Hang up,,,,,, - No,,,,

- Murid menyimak dan

memperhatikan guru

- yes…

- Mengangkat,,,,,

3 Penutup

- Oke now we are enough and thank you - Assalamu’alaikum

Wr.wb

-Wa’alaikum salam Wr.wb. Thank you Ms. Diar


(71)

55

Pada tabel 2 bahwa komunikator (guru) dalam pelaksanaan komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris pada pelajaran

video time adalah Ms. Diar. Kali ini guru memberikan materi tentang Javery

does not live here, dan guru mengawali pelajaran dengan memberi sapaan

kepada komunikan (murid) dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar. Ketika guru memberikan salam dan menanyakan kabar, murid pun membalas salam dan menanyakan kembali kabar guru.

Untuk mengawali materi video time, guru memutarkan kaset video

tentang Jevery does not live here. Murid-murid terlihat sangat antusias melihat

dan mendengarkan isi kaset video yang sedang diputar. Ditengah-tengah pemutaran kaset, guru menghentikan DVD sebentar dan menceritakan tentang isi kaset tersebut. Ketika kaset menyebutkan vocabularies (kosa kata), maka

guru mengintruksikan murid untuk mengikutinya, misalnya kata “hang up

dan muridpun mengikutinya. Setelah itu guru memberi pertanyaan kepada murid apakah ada yang tahu arti hang up,do you know hang up in bahasa?”. Ketika mereka tidak tahu artinya, maka guru menjelaskan dengan memberikan contoh kalimat-kalimat sederhana dan disertai dengan gerakan tubuh. Adapun contoh yang diberikan guru adalah “When Ms. Diar’s telephon is ring, kring kring kring,,, so Ms. Diar hang up the telephone. Selain

menjelaskan dengan kata-kata, gurupun memperagakan tangannya dan mempraktekkan orang sedang mengangkat telephone. Setelah memberi contoh, guru bertanya kepada murid apakah sudah paham atau belum, “are


(1)

Murid sedang latihan tari korea

Ms. Diar sedang mengajar video time


(2)

Ms. Fala sedang

membuat jus straubery

Murid sedang praktek membuat jus straubery

Murid-murid

antusias menyimak guru menerangkan


(3)

Nama :Fala Rimala Mudin Jabatan : English Teacher Tanggal : 3 Mei 2011 Waktu : 10:43

Lokasi : Di dalam ruangan kepala sekolah TK Al-Fath

T : Siapa nama ibu J : Falah rimalah mudin T : Apa jabatan ibu

J : Saya di sini sebagai English teacher

T : Sejak kapan ibu menjabat sebagai English teacher J : Saya disini sudah delapan tahun, yaitu sejak tahun 2003 T : Apa tujuan ibu mengajar bahasa Inggris


(4)

ingin mengenalkan bahasa Inggris itu bagaimana dan kita lebih ke pengenalan vocab ya,,,

T : Apa yang ibu persiapkan sebelum mengajar

J : Ya dari membuat persiapan media sampai ke persiapan mental untuk ngajar ke anak-anak

T : Media apa yang ibu sering gunakan

J : Jadi semua media kita gunakan, tapi yang pasti seperti kertas workshit dan kaya cookery kan kita berarti ada alat-alatnya kan,,,

T : Apakah ada buku khusus dalam pembelajaran bahasa Inggris

J : Iya pembelajaran kita ini ada referensinya, dan kebanyakan buku-buku kita dari impor, foto copy dan trus kita juga nyari di internet kan,,

T : Bagaimana implementasi komunikasi intruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris

J : Pasti pendahuluan dulu lah ya,,,ketika udah pendahuluan baru kita activity, trus baru closing

T : Metode komunikasi apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris J : Ya metodenya ya itu tadi ceramah, diskusi dan lain lain ya,,,dan kadang-kadang

kita diskusi dulu dan setelah itu baru kita menjelaskan materi dan kemudian latihan untuk anak-anak. Ya intinya metode itu saya selalu gunakan

T : Apakah murid-murid ibu paham dengan yang ibu sampaikan

J : O iya paham,,,ka nada asisten kelas yang ketika dia tidak mengerti ada yang mentranslit apa yang aku ucapkan dan aku ajarkan ya,,,dan juga ketahuan ketika


(5)

menjawab “yes” itu kan udah kelihatan. Dan untuk melihat mereka benar-benar paham atau enggak, kita bisa lihat hasil latihan dia, apakah dia bisa

mengerjakan atau tidak itu kita bisa melihat anak itu paham atau tidak. T : Pendekatan komunikasi apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran bahasa

Inggris

J : Ya macam-macam ya cara kita mengajar. Pastinya enggak ketinggalan dengan pendekatan kelompok ya,,,dan soalnya kan kita ceramah menjelaskan ke anak anak otomatis kita secara kelompok kan. Dan ketika ada yang enggak paham, maka guru bidang atau asisten mengadakan pendekatan interpersonal dan kita mendatangi dan mengontrol ya,,,soalnya memang pendekatan seperti ini sangat membantu anak dalam pembelajaran. Dan memang masing-masing anak berbeda porsi kemampuannya

T : Model komunikasi apa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris J : Modelnya,,,di sini kan TK jadi metodenya ya kita menerangkan ke anak-anak

dan mereka dengerin, trus diskusi iya, bernyanyi dan permainan juga iya. Dan intinya kita make semua ya,,,agar mereka seneng dan paham,,,

T : Factor apa yang menghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris

J : Hambatannya yang pertama kalo asistennya enggak halp full. Ada asisten yang cuek. Trus hambatannya apa ya,,,.em,,,paling mut anak-anaknya ya,,misalnya

ketika anak itu lagi enggak sehat. Paling gitu aja…

T : Apa factor yang mendukung dalam pembelajaran bahasa Inggris

J : Ya kalo pendukungnya sih ketersediaan media yang dibutuhkan, dan juga adanya asisten yang membantu kita ya,,


(6)

Pewawancara Responden