commit to user 44
tingkat kemiskinan jumlah penduduk miskin di Indonesia antara lain jumlah penduduk, Produk Domestik Bruto PDB, tingkat melek huruf,
tingkat kesehatan masyarakat angka harapan hidup, tingkat penggunaan listrik di rumah tangga, dan tingkat konsumsi makanan penduduk
Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Log Y
i
= β + β
1
Log X1
i
+ β
2
Log X2
i
+ β
3
Log X3
i
+ β
4
Log X4
i
+ β5 Log X5
i
+ β6 Log X6
i
+ εi. Di mana Y
i
adalah jumlah penduduk miskin, X1
i
adalah jumlah penduduk Indonesia per tahun, X2
i
adalah PDB yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi, X3
i
adalah angka harapan hidup, X4
i
adalah persentase angka melek huruf, X5
i
adalah persentase penggunaan listrik, X6
i
adalah persentase konsumsi makanan. Hasil dari penelitian ini adalah variabel jumlah penduduk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Variabel pertumbuhan ekonomi dan variabel angka melek huruf berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Variabel angka harapan hidup, penggunaan listrik, dan konsumsi makanan tidak signifikan
berpengaruh terhadap penduduk miskin.
3. Diana Wijayanti dan Heri Wahono
Diana Wijayanti dan Heri Wahono 2005 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Konsentasi Kemiskinan di Indonesia Periode
Tahun 1999-2003”. Penelitian ini didasari adanya kenyataan bahwa masalah kemiskinan tidak hanya terkait dengan jumlah populasi orang
miskin saja tetapi juga terkait dengan konsentrasi kemiskinan yang ada
commit to user 45
pada area tertentu. Wilayah Jawa, yang selama ini merupakan wilayah yang relatif lebih maju dibandingkan dengan wilayah lainnya, ternyata
tidak terlepas dari persoalan kemiskinan. Tahun 1999, sebanyak 60 penduduk miskin tinggal di Jawa. Pada tahun berikutnya persentase
penduduk miskin yang tinggal di Jawa mengalami sedikit penurunan, yaitu sebanyak 58 ada tahun 2000 dan tahun 2003 sebanyak 57.
Meskipun mengalami penurunan, terlihat bahwa penduduk miskin dari tahun 1999-2003, masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Obyek penelitian meliputi seluruh penduduk miskin di 26 provinsi yang ada di Indonesia tahun 1999-2003. Penggunaan 26 provinsi
ini, atas pertimbangan konsistensi data, mengingat beberapa provinsi baru terbentuk setelah tahun 1999. Penelitian ini menggunakan indeks
Entropy Theil untuk melihat pola konsentrasi kemiskinan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a. Dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 menunjukkan bahwa
distribusi penduduk miskin yang masuk dalam klasifikasi sangat tinggi terjadi ada 3 tiga provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Provinsi-provinsi ini dikenal sebagai wilayah yang mempunyai pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
perkapita relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Provinsi Lampung pada tahun 2000 masuk dalam klasifikasi tinggi
tapi pada tahun berikutnya masuk dalam klasifikasi sedang. Tahun 2000 dan 2001, wilayah yang masuk dalam klasifikasi tinggi adalah
commit to user 46
Sumatera Utara. Sedangkan yang lainnya, masuk dalam kategori sedang.
b. Kesenjangan dalam pulau
within region
di Indonesia relatif stabil, tetapi pada tahun 2000 terjadi kenaikan sebesar 0,03 dari tahun 1999
yaitu sebesar 0,12. Penyebabnya adalah adanya provinsi-provinsi yang mengalami kenaikan persentase penduduk miskin, yaitu di
Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Di Pulau Sumatera terdapat Provinsi DI Aceh dari 14,75 menjadi 18,37 dan Provinsi
Lampung dari 29,11 menjadi 30,43 dan di Provinsi Kalimantan Barat dari 26,17 menjadi 29,42. Kenaikan persentase penduduk
miskin di provinsi-provinsi tersebut tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, melainkan perubahan standar kemiskinan yang
digunakan BPS bersifat dinamis, menyesuaikan perubahan atau pergeseran pola konsumsi. Dari hasil pengamatan tahun 1999-2003,
yang memiliki tingkat kesenjangan dalam pulau tertinggi atau memiliki tingkat kesenjangan antar provinsi tertinggi adalah
kelompok pulau lainnya yang terdiri dari Provinsi Bali, NTB, NTT, Maluku, dan Papua, karena di provinsi tersebut terdapat konsentrasi
persentase penduduk miskin terbanyak. Terdapatnya konsentrasi persentase penduduk miskin terbanyak dikarenakan banyak hal
antara lain pendidikan dalam hal ini pendidikan formal di pulau lainnya masih tertinggal atau mempunyai rata-rata terendah
dibandingkan pulau-pulau lainnya. Jumlah rata-rata penduduk melek huruf sebanyak 85,4, dengan lama pendidikan rata-rata 7 tahun.
commit to user 47
c. Kesenjangan antar pulau
between region
relatif tidak ada perubahan berkisar antara 36,94 sampai 36,90 dan cenderung
mengalami penurunan. Dari hasil pengamatan dari tahun 1999-2003, pulau yang memiliki tingkat kesenjangan antar pulau tertinggi adalah
Pulau Jawa. Hal ini disebabkan karena terdapat konsentrasi jumlah penduduk miskin terbanyak mencapai 28.603,9 ribu jiwa pada tahun
1999 dan mengalami penurunan, sehingga pada tahun 2003 sebanyak 21244,1 ribu jiwa. Terjadinya konsentrasi jumlah penduduk miskin
terbanyak diikuti oleh tingkat kepadatan jumlah penduduk yang tinggi, mencapai 997 jiwakm
2
. Selain itu. Pulau Jawa juga merupakan pusat dari kegiatan perekonomian di Indonesia.
Sedangkan pulau yang memiliki tingkat kesenjangan terendah adalah Pulau Kalimantan karena konsentrasi jumlah penduduk miskinnya
paling kecil yaitu sebanyak 2.227,3 ribu jiwa pada tahun 1999 dan mengalami penurunan, menjadi 1.379 ribu jiwa pada tahun 2003. Di
Pulau Kalimantan terdapat konsentrasi penduduk miskin terkecil dengan tingkat kepadatan penduduk terendah sekitar 20 jiwakm
2
. Selain itu di Pulau Kalimantan mempunyai tingkat PDRB per kapita
terbesar dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya. d.
Hasil perhitungan dengan indeks Entropy Theil secara total menunjukkan bahwa kesenjangan antar pulau mendominasi
kesenjangan total Indonesia, dimana kesenjangan antar pulau menyumbangkan rata-rata lebih dari 99 selama periode yang
diamati.
commit to user 48
4. Sunarwan Arif Wicaksana