commit to user 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembangunan Ekonomi
a. Pengertian dan Tujuan Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu
negara meningkat dalam jangka panjang Arsyad, 1999. Dari definisi tersebut pembangunan ekonomi mempunyai 3 tiga sifat penting
yaitu: i suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus-menerus, ii usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita, dan
iii kenaikan pendapatan perkapita dalam jangka panjang. Pembangunan
ekonomi
economic development
mempunyai pengertian yang berbeda dengan pertumbuhan ekonomi
economic growth
, pembangunan ekonomi sebagai Arsyad, 1999 :
1 Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat yaitu tingkat
pertambahan Produk Domestik Bruto PDB atau
Gross Domestic Product
GDP pada suatu tahun tertentu adalah melebihi tingkat pertambahan penduduk, atau
2 Perkembangan Produk Domestik Bruto PDB atau
Gross Domestic Product
GDP yang terjadi dalam suatu negara diikuti oleh perombakan dan
modernisasi struktur ekonominya.
commit to user 18
Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto PDB atau
Gross Domestic Product
GDP tanpa memandang
apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk, atau apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak.
Pembangunan bukan merupakan tujuan melainkan hanya alat sebagai proses instrumental untuk menurunkan kemiskinan, menyerap
tenaga kerja, dan menurunkan kesenjangan distribusi pendapatan. Todaro 2000 menekankan bahwa pembangunan adalah suatu proses
yang multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap masyarakat dan kelembagaan
nasional seperti
halnya percepatan
pertumbuhan ekonomi,
pengurangan ketimpangan dan pemberantasan kemiskinan absolut.
b. Pembangunan Ekonomi Daerah
1 Pengertian Daerah
Pengertian daerah berbeda-beda tergantung pada aspek tinjauannya. Dari aspek ekonomi daerah memiliki tiga pengertian
Arsyad, 1999, yaitu:
a Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan
ekonomi terjadi dan di dalam berbagi pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut
antara lain dari segi pendapatan per kapitanya, sosial- budayanya, geografisnya, dan sebagainya. Daerah dalam
pengertian ini disebut daerah homogen.
commit to user 19
b Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang
dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam pengertian ini disebut daerah nodal.
c Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada di
bawah suatu administrasi tertentu seperti satu provinsi, kabupaten, kecamatan, dan sebagainya. Jadi daerah disini
didasarkan pada pembagian administratif suatu negara. Daerah dalam pengertian ini dinamakan daerah administratif
atau daerah perencanaan. Dalam praktik, jika
kita membahas perencanaan pembangunan ekonomi daerah maka pengertian yang ketiga
tersebut diatas lebih banyak digunakan.
2 Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya–
sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi pertumbuhan ekonomi dalam wilayah
tersebut. Menurut
Arsyad 1999
masalah pokok
dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap
kebijakan-kebijakan pembangunan
yang didasarkan
pada kekhasan daerah yang bersangkutan
endogenous development
commit to user 20
dengan menggunakan
potensi sumber
daya manusia,
kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal daerah. Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-
inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan
merangsang peningkatan kegiatan ekonomi. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai
tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan
tersebut pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh
karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang ada
harus mampu menaksir potensi sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian
daerah.
3 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
Saat ini tidak ada satu teori pun yang mampu untuk menjelaskan pembangunan ekonomi daerah secara komprehensif.
Namun demikian, ada beberapa teori yang secara parsial dapat membantu untuk memahami arti penting pembangunan ekonomi
daerah. Pada hakikatnya, inti dari teori-teori tersebut berkisar pada dua hal, yaitu: i pembahasan yang berkisar antara metode
dalam menganalisis perekonomian suatu daerah, dan ii teori-
commit to user 21
teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu Arsyad, 1999.
a Teori Ekonomi Neo Klasik
Teori ekonomi Neo Klasik memberikan dua konsep pokok
dalam pembangunan
ekonomi daerah
yaitu keseimbangan
equilibrium
dan mobilitas faktor produksi. Artinya, sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan
alamiahnya jika modal bisa mengalir tanpa restriksi pembatasan. Oleh karena itu, modal akan mengalir dari
daerah yang berupah tinggi menuju ke daerah yang berupah
rendah. b
Teori Basis Ekonomi
Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah
berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang
menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan
daerah dan penciptaan peluang kerja
job crea tion
. Kelemahan model ini adalah pendasaran pada permintaan
eksternal bukan internal, sehingga pada akhirnya akan menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap
kekuatan-kekuatan pasar secara nasional maupun global.
commit to user 22
c Teori Lokasi
Para ekonom regional sering mengatakan bahwa ada 3 tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan daerah, yaitu:
lokasi, lokasi, dan lokasi. Pernyataan tersebut sangat masuk akal jika dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri.
Perusahaan cenderung untuk meminimumkan biayanya dengan cara memilih lokasi yang memaksimumkan
peluangnya untuk mendekati pasar. Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik adalah
biaya yang termurah antara bahan baku dengan pasar. Keterbatasan dari teori lokasi ini pada saat sekarang adalah
bahwa teknologi dan komunikasi modern telah mengubah signifikansi suatu lokasi tertentu untuk kegiatan produksi dan
distribusi barang. d
Teori Tempat Sentral
Teori tempat
sentral
centra l pla ce
theory
menganggap bahwa ada hierarki tempat
hiera rchy of pla ces
. Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya industri dan
bahan baku. Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyebabkan jasa-jasa bagi penduduk
daerah yang mendukungnya. Teori tempat sentral ini bisa diterapkan pada
pembangunan ekonomi daerah baik di daerah perkotaan
commit to user 23
maupun pedesaan. Misalnya, perlunya melakukan pembedaan fungsi antara daerah-daerah yang bertetangga berbatasan.
Beberapa daerah bisa menjadi wilayah penyedia jasa sedangkan lainnya hanya sebagai daerah pemukiman.
Seorang ahli pembangunan ekonomi daerah dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan peranan fungsional
mereka dalam sistem ekonomi daerah.
e Teori Kausasi Kumulatif
Kondisi daerah-daerah sekitar kota yang semakin buruk menunjukkan konsep dasar dari tesis kausasi kumulatif
cumula tive causation
ini. Kekuatan-kekuatan
pasar cenderung memperparah kesenjangan antara daerah-daerah
tersebut maju versus terbelakang. Daerah yang maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding
daerah-daerah lainnya. f
Teori Daya Tarik
Attraction
Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat.
Teori ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap
industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.
2. Ketimpangan Pembangunan