Samsubar Saleh Wongdesmiwati Penelitian Terdahulu

commit to user 42 Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya. Keadaan pendapatan menyebabkan para penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya. Apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang Sadono, 2004. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara pengangguran dan tingkat kemiskinan, di mana hubungan tersebut berlangsung secara positif atau searah.

B. Penelitian Terdahulu

1. Samsubar Saleh

Samsubar Saleh 2002 melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Penentu Tingkat Kemiskinan Regional Di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan per propinsi di Indonesia tahun 1996 dan 1999. Penggunaan kurun waktu 1996 dan 1999 mempunyai beberapa keuntungan karena pada tahun-tahun tersebut perhitungan tingkat kemiskinan mempunyai standar yang sama. Selain itu, tahun 1996 dapat mencerminkan keadaan sebelum terjadinya krisis dan tahun 1999 mencerminkan keadaan setelah krisis moneter tahun 1997. Penelitian ini menggunakan 2 dua buah model analisis, pertama model estimasi dengan menggunakan data cross section commit to user 43 sedangkan model kedua merupakan model estimasi dengan menggunakan data panel. Variabel-variabel penjelas dalam penelitian ini pada umumnya berasal dari model penelitian Levernier, et al 2002 dan model Ravallion dan Wodon 1999. Variabel-variabel tersebut adalah YPC, IMP, IFP, HH, MH, RS, HDI, GEI, RG, PNH, PNW, dan DT. Berdasarkan hasil-hasil empirik dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan per propinsi di Indonesia adalah indeks pembangunan manusia terdiri dari pendapatan perkapita, angka harapan hidup, rata-rata bersekolah, investasi fisik pemerintah daerah, tingkat kesenjangan pendapatan, tingkat partisipasi ekonomi dan politik perempuan, populasi penduduk tanpa akses terhadp fasilitas kesehatan, populasi penduduk tanpa akses terhadap air bersih, dan krisis ekonomi.

2. Wongdesmiwati

Dalam penelitiannya Wongdesmiwati 2009 mengambil judul “Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia: Analisis Ekonometrika”. Penelitian ini didasari keinginan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan atau mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kemiskinan jumlah penduduk miskin di Indonesia sehingga kedepannya dapat diformulasikan sebuah kebijakan publik yang efektif untuk mengurangi tingkat kemiskinan di negara ini dan tidak hanya sekedar penurunan angka-angka saja melainkan secara kualitatif juga. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap commit to user 44 tingkat kemiskinan jumlah penduduk miskin di Indonesia antara lain jumlah penduduk, Produk Domestik Bruto PDB, tingkat melek huruf, tingkat kesehatan masyarakat angka harapan hidup, tingkat penggunaan listrik di rumah tangga, dan tingkat konsumsi makanan penduduk Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Log Y i = β + β 1 Log X1 i + β 2 Log X2 i + β 3 Log X3 i + β 4 Log X4 i + β5 Log X5 i + β6 Log X6 i + εi. Di mana Y i adalah jumlah penduduk miskin, X1 i adalah jumlah penduduk Indonesia per tahun, X2 i adalah PDB yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi, X3 i adalah angka harapan hidup, X4 i adalah persentase angka melek huruf, X5 i adalah persentase penggunaan listrik, X6 i adalah persentase konsumsi makanan. Hasil dari penelitian ini adalah variabel jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Variabel pertumbuhan ekonomi dan variabel angka melek huruf berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Variabel angka harapan hidup, penggunaan listrik, dan konsumsi makanan tidak signifikan berpengaruh terhadap penduduk miskin.

3. Diana Wijayanti dan Heri Wahono