Identifikasi Sumber Bahaya Hazard

Tabel 5.5. Penyebab adanya potensi bahaya Lanjutan

5.2.2. Identifikasi Sumber Bahaya Hazard

Dalam melakukan identifikasi bahaya hazard yang harus diperhatikan adalah aliran proses produksi pada PT. Perkebunan Nusantara Kwala Madu, kemudian pada setiap stasiun kerja dan unit kerja dimana data-data informasi 11. Karyawan Operator Kurang disiplin dalam menjaga kebersinhan lingkungan kerja Terpleset karena banyaknya cipratan air dilantai 12. Mesin yang sudah tua, mengakibatkan banyaknya kebocoran oli Terpleset karena banyaknya cipratan oli dilantai No Penyebab timbulnya potensi bahaya Resiko 13. Pihak belum berencana penambahan sumber pencahayaan, walaupun opertor karyawan sudah mengajukan penambahan sumber cahaya. Kurangnya kondisi pencahayaan, seringkali mengakibatkan kaki karyawan tersandung benda benda yang luput dari pengelihatan dan jari tangan karyawan tertusuk jarum jahit kemasan. 14. Penumpukan Karung gula yang terlalu tinggi. Karung dapat terjatuh dan menimpa organ tubuh. 15. Tidak adanya alat bantu pengangkatan seperti forklift atau angkongsorongan. Posisi pengangkutan yang salah berakibat cidera otot tangan dan kaki. Universitas Sumatera Utara diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dilokasi kerja maupun dengan metode brainstorming dengan pihak-pihak yang terkait. Setelah semua potensi- potensi bahaya teridentifikasi maka langkah selanjutnya adalah dengan memberikan rangking bahaya hazard dengan mempertimbangkan severity keparahan dan probability kemungkinan munculnya bahaya hazard tersebut. Berdasarkan pengamatan dan brainstorming yang dilakukan di bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu, maka diperoleh stasiun kerja dan unit kerja yang memiliki aktivitas yang mengandung bahaya hazard atau berpotensi menimbulkan bahaya.Potensi bahaya pada tiap-tiap stasiun kerja tersebut terdapat pada tabel 5.6.adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara V-155 Tabel 5.6 Potensi bahaya pada tiap-tiap stasiun kerja Stasiun Kerja Kegiatan Produksi Resiko Kecelakaan Yang Mungkin Terjadi Stasiun Penggiilingan - Tebu halus setelah dicacah dibawa ke cane carrier elevator ke gilingan pertama - Nira air perasan dari gilingan I dan II ditampung pada bak penampungan I kemudian disaring dengan juice Stainer dan ditampung dengan Raw Juice Tank - Ampas Tebu diperas kembali dan ditampung pada bak enampung II, demikian seterusnya hingga gilingan V. - Ampas tebu dari gilingan V kemudian diangkut dengan conveyor . Ampas kasar dibawa keboiler untuk bahan bakar dan yang halus digunakan untuk membantu proses penyaringan pada alat vacuum filter. - Permukaan lantai licin dikarenakan air yang berceceran dalam penggilingan tebu - Banyak peralatan yang berserakan dan tidak dibutuhkan dilokasi, sehingga dapat menyebabkan tersandung - Tangan dapat terluka dikarenakan terdapat benda yang tajam pada mesin cane cutter. Universitas Sumatera Utara V-26 Tabel 5.6.Potensi bahaya pada tiap-tiap stasiun kerja Lanjutan Stasiun Kerja Kegiatan Produksi Resiko Kecelakaan Yang Mungkin Terjadi Stasiun Pemurnian - Timbangan nira mentah - Pemanasan nira I - Tangki defekasi - Tangki Sulfitas - Tangki Tunggu - Tangki Netralisasi - Pemanasan Nira II - Tangki Pengembang - Tangki Pengendapan - Operator naik turun tangga yang terlalu curam. - Terdapat banyak zat dan gas yang berbahaya bagi tubuh karyawan seperti kapur tohor dan SO2. - Iritasi kulit saat penambahan konsentrat dan larutan lainnya. - Kebisingan yang berlebihan dapat membuat tuli Stasiun Penguapan - Penguapan air yang terkandung dalam nira encer. Demikian seterusnya dimulai dari evaporator I sampai evaporator IV - Suhu yang panas dapat menyebabkan karyawan mengalami dehidrasi. - Operator naik turun tangga yang terlalu curam. - Kebisingan yang berlebihan dapat membuat tuli Stasiun Masakan - Menarik hampa - Pembuatan bibit - Memperbesar Kristal - Suhu yang panas dapat menyebabkan karyawan mengalami dehidrasi. Universitas Sumatera Utara V-27 Tabel 5.6.Potensi bahaya pada tiap-tiap stasiun kerja Lanjutan Stasiun Kerja Kegiatan Produksi Resiko Kecelakaan Yang Mungkin Terjadi Stasiun Pemasakan - Masakan tua - Palung pendingin - Pemisahan masakan D - Pemisahan maskan A dan B - Kurang rapatnya tungku pemanas, sehingga dapat terkena nira panas pada tubuh karyawan - Kurangnya ventilasi udara, sehingga karyawan mengalami kesulitan untuk bernafas. - Terpleset karena banyaknya cipratan air dilantai Stasiun Putaran dan Pemisahan - Proses pemisahan kristal gula dari stroop dan tetes dengan menggunakan saringan sehingga dapat menghasilkan Kristal dalam bentuk murni - Kebisingan yang berlebihan dapat membuat tuli - Terpleset karena banyaknya cipratan oli dilantai Stasiun Penyelesaian - Proses pengeringan dan pendinginan - Proses pembersihan gula secara bertahap - Proses pengeringan dan pendinginan - Proses pembersihan gula secara bertahap - Kebisingan yang berlebihan dapat membuat tuli - Terpleset karena banyaknya cipratan oli dilantai Universitas Sumatera Utara V-28 Tabel 5.6. Potensi bahaya pada tiap-tiap stasiun kerja Lanjutan Stasiun Kerja Kegiatan Produksi Resiko Kecelakaan Yang Mungkin Terjadi Stasiun Pengemasan dan Penggudangan gula produksi - Penampungan gula secara otomatis, dimana terdapat dua alta pengisi, dimana setiap alat pengisi mempunyai timbangan dengan ketentuan 50kg karung. - Gula produksi SHS dikemas dan dikirim kegudang untuk penyimpanan - Kurangnya kondisi pencahayaan, seringkali mengakibatkan kaki karyawan tersandung benda benda yang luput dari pengelihatan dan jari tangan karyawan tertusuk jarum jahit kemasan. - Karung dapat terjatuh dan menimpa organ tubuh. - Posisi pengangkutan yang salah berakibat cidera otot tangan dan kaki. Universitas Sumatera Utara V-29

5.2.3. Pemetaan Bahaya