a. Karung plastik yang digunakan untuk mengarungi gula. Karung plastik ini
merupakan karung plastik yang sudah diberikan label pabrik gula Kwala Madu.
b. Benang jahit digunakan untuk menjahit karung plastik. Bahan penolong ini
diperlukan saat produksi gula selesai, yaitu untuk sebagai tempat penampungan gula sehingga siap untuk disimpan ke gudang produk jadi dan
juga siap untuk dipasarkan.
2.6.2. Uraian Proses Produksi
Adapun uraian proses pembuatan gula dari tebu pada pabrik gula Kwala Madu dibagi menjadi beberapa stasiun, yaitu stasiun gilingan, stasiun pemurnian,
stasiun penguapan, stasiun masakan, stasiun putaran dan penyelesaian. 1.
Stasiun gilingan Mill Station Tebu yang telah halus dipotong-potong dari Cane Cutter I dan Cane Cutter II
selanjutnya masuk ke dalam mesin giling agar lebih halus lagi sehingga mudah untuk diperas dan memperbesar kapasitas pemerasan. Fungsi dan
tujuan dari penggilingan ini adalah untuk mendapatkan air nira sebanyak mungkin. Penggilingan atau pemerasan dilakukan lima kali dengan lima unit
mesin gilingan five set three roller mill yang disusun seri dengan memakai tekanan hidrolik yang berbeda-beda.
Adapun mekanisme kerja dari stasiun pengilinggan ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Tebu halus setelah dicacah dibawa cane carrier elevator ke gilingan
pertama. Nira dari gilingan I ditampung pada bak penampungan I dan ampas tebu dari gilingan I masuk pada gilingan II untuk diperas lagi.
b. Nira atau air perasan dari gilingan I dan II masih terdapat ampas yang
nantinya sama-sama ditampung pada bak penampungan I, nira pada bak penampungan I disaring pada juice strainer kemudian ampasnya
dimasukkan pada gilinggan II dan nira yang disaring ditampung dalam satu tangki Raw Juice Tank dan kemudian disalurkan pada stasiun pemurnian
melalui pompa. c.
Ampas tebu bagasse dari gilingan II masuk ke gilingan III untuk diperas lagi. Kemudian nira air perasan ditampung pada bak penampung II dan
digunakan untuk menyiram ampas pada gilingan I. Demikian seterusnya sampai gilingan V.
d. Ampas tebu dari gilingan V kemudian diangkut melalui 1 unit konveyor,
dimana ampas kasar dibawa ke boiler untuk bahan bakar dan dipisahkan dengan ampas halus yang akan digunakan untuk membantu proses
penyaringan pada alat vacum filter. 2.
Stasiun pemurnian Nira yang diperoleh dari stasiun gilingan dipompakan menuju stasiun
pemurnian.Tujuan proses pada stasiun pemurnian adalah untuk memisahkan kotoran dari dalam nira sehingga nira yang dihasilkan lebih murni
mengandung sukrosa. Di dalam proses pemurnian ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Timbangan nira mentah Juice Weighting Scale
b. Pemanasannira 1 Juice Heater 1
c. Tangki defekasi Defecator
d. Tangki sulfitas
e. Tangki tunggu
f. Tangki netralisasi
g. Pemanasan nira 2 Juice Heater 2
h. Tangki pengembang Flash Tank
i. Tangki pengendapan Door Clalifier
3. Stasiun penguapan Evaporator Station
Stasiun penguapan pada proses pengolahan gula di Pabrik Gula Kwala Madu menggunakan empat unit evaporator yang disebut quadruple evaporator yang
bertujuan untuk menguapkan air dan nira yang menggunakan proses vakum. Tujuan dari stasiun penguapan adalah untuk menguapkan air yang terkandung
dalam nira encer, sehingga nira lebih mudah dikristalkan.Penguapan dilakukan pada temperatur 50
C-110 C dan penurunan tekanan di dalam evaporator
dilakukan untuk
menghindari kerusakan
sakarosa maupun
monosakaridanya.Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit beroperasi dan satu unit sebagai cadangan bila ada pembersihan.
4. Stasiun masakan
Pada stasiun masakan ini terjadi proses kristalisasi dengan tujuan untuk mencapai kualitas gula dalam nira kental. Nira dipanaskan dengan temperatur
masakan 50-65 C dengan cara menguapkan sampai berbentuk kristal. Proses
Universitas Sumatera Utara
produksi gula di Pabrik Gula Kwala Madu tergolong pada sistem 3 tiga tingkat ABD karena mempunyai HK gula sekitar 80, pada masakan A dan B
diusahakan harkat kemurnian HK yang tertinggi. Masakan D diusahakan HK gula sekitar 58-60, sedangkan untuk gula tetes HK 30. Proses masakan harus
dilakukan pada tekanan hampa supaya pemecahan sukrosa tidak terjadi, karena akan membentuk caramel yang berwarna gelap pada suhu yang tinggi
sehingga mutu gula rendah. Titik didih larutan gula lebih besar dari titik didih air murni karena adanya zat yang terlarut. Adapun langkah-langkah yang
harus yang dilaksanakan dalam proses masakan adalah sebagai berikut: a.
Menarik hampa b.
Pembuatan bibit c.
Memperbesarkristal d.
Masakan tua e.
Palung pendingin f.
Pemisahan masakan D g.
Pemisahan masakan A dan B 5.
Stasiun pemutaran pemisahan Hasil dari proses pengkristalan adalah campuran antara kristal gula, stroop
dan tetes. Stasiun pemutaran berfungsi untuk memisahkan kristal gula dari stroop dan tetes tersebut dengan menggunakan saringan sehingga dapat
mengasilkan kristal dalam bentuk murni. Alat ini bekerja berdasarkan gaya sentrifugal. Saringan untuk massa campuran ini menggunakan kekuatan
pusing. Massa dimasukan dalam alat sentrifugal, maka massa akan terlempar
Universitas Sumatera Utara
menjauhi sumbuh proses. Karena ada saringan, kristal akan tertahan, sedangkan larutan akan menembus lubang-lubang saringan. Dengan demikian
terpisahlah antara larutan dengan kristalnya. 6.
Stasiun penyelesaian Kristal gula yang diturunkan pada putaran SHS langsung ke grasshopper
conveyor untuk
penampungan, mendinginkan
kemudian disalurkan
kegrasshopper conveyoruntuk memperbesararea pendinginan dan meratakan gula SHS terhadap gula elevator.Pengeringan pendinginan perlu dilakukan
untuk mendapatkan gula SHS yang terstandar. Gula SHS tersebut dimasukkan ke dalam sugar dryfer dan cooler dimana sistem pemanasan dan pengeringan
dilakukan dengan cara mekanis dengan udara panas dan suhu kira-kira 80- 90
C yang dialirkan melalui air dryer langsung ke dryer cooler. Setelah itu gula tersebut dimasukan ke bucket elevator dan diteruskan ke vibrating
screen. Pada vibrating screen, kristal gula SHS telah mencapai kekeringan dan pendinginan.
7. Pengemasan dan penggudangan gula produksi
Penampungan gula berlangsung secara otomatis, dimana penampungan gula ini terdapat dua alat pengisi, dimana setiap alat pengisi mempunyai timbangan
dengan ketentuan 50 kgkarung.Badan metrologi danBULOG bekerjasama untuk menjamin keamanan dan keselamatan produksi gula SHS dengan
standar yang ditetapkan oleh pihak direksi.Gula produksi SHS dikemas dan dikirim ke gudang untuk penyimpanan sementara dengan suhu gudang 30-
35 C dan dengan kelembapan udara dalam ruang sekitar 73-82.Kapasitas
Universitas Sumatera Utara
gudang 12.740 ton, namun kapasitas optimum yang dipakai adalah 10.056 ton untuk pendistribusian dan pemasaran.
2.7. Mesin dan Peralatan